Share

Empat Puluh Tujuh

Entah berapa lama, saat mereka berhenti hanya untuk mengambil nafas. Kemudian melanjutkan lagi dengan cara yang lebih manis dan indah. Raya menempelkan keningnya pada kening Fajar, menetralkan detak jantungnya yang menggila.

Ringisan Fajar menyadarkannya, bahwa memadu kasih tidak tepat saat ini. Suaminya itu baru saja selamat dari maut.

"Apa aku menyakitimu?" tanya Raya cemas. Mengamati wajah Fajar yang terssenyum hangat. Laki-laki itu menggeleng, tadi lukanya sempat tertekan ke bantal karena Raya menumpukan badannya ke tubuhnya, hal itu membuat luka itu terasa nyeri kembali.

"Kau baik-baik saja?" Raya mengusap pipi Fajar berlahan, menikmati kasarnya bakal janggut yang belum sempat dicukur.

"Aku sangat baik."

"Syukurlah." Raya mengehela nafas lega, saat Raya menjauh, Fajar menahan pergelangan tangannya.

"Jangan menjauh, tetaplah di sini." Fajar menunjuk dadanya. Raya mengamati wajah Fajar, tidak ada jaminan baginya untuk tidak melakukan apa apa dengan laki-laki itu jika mereka terus s
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Keni Sihyanti
Hahaha,suka dgn sikap fajar kali ini
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status