Suzy tidak tahu bagaimana Robert menyelamatkannya. Begitu sadarkan diri, Suzy sudah di dalam perjalanan kembali ke ibu kota.Suzy mengenakan pakaian kering dan seluruh lukanya sudah diobati.Ketika menoleh ke samping, Robert terlihat sedang tertunduk dan memejamkan mata. Bulu matanya yang panjang bergetar sesekali, raut wajahnya terlihat lesu, dia pasti kelelahan.Robert tidur sambil memeluk Suzy. Dia pasti sangat mencemaskan wanita yang paling dicintainya ini.Sesaat Suzy bergerak, Robert langsung terbangun dari tidurnya. Dia melirik Suzy, lalu berkata dengan antusias, "Kamu sudah sadar!"Suara Robert dengar serak, apa yang terjadi dengannya?"Kamu kenapa?" tanya Suzy sambil membelai wajah Robert.Sebenarnya, Suzy ingin bertanya apakah Robert terluka saat menyelamatkannya? Bagaimana dengan para preman itu? Hanya saja, kondisi Suzy masih lemah, dia tidak sanggup berbicara terlalu banyak."Aku tidak apa-apa," jawab Robert."Uhuk, uhuk, uhuk." Setelah menjawab Suzy, Robert malah batuk-ba
Suzy termenung selama beberapa saat. Sepertinya dia bisa menebak apa yang ingin disampaikan sopir.Suzy tidak tega melihat Robert yang tampak tersiksa dan batuk parah.Suzy mengusap dada Robert secara perlahan-lahan untuk membantu pernapasannya.Setelah Robert berhenti batuk, Suzy menggenggam tangannya dan berkata, "Robert, coba berbalik sebentar."Robert mengerutkan alis dan tampak enggan.Suzy tidak sekeras sebelumnya. Sebaliknya, dia justru berbicara dengan lembut dan memohon, "Berbalik sebentar, ya?"Robert tidak tega melihat tatapan Suzy yang lembut. Seketika, Robert pun luluh dan pertahanannya runtuh. Akhirnya, dia mengalah dan membalikkan badan.Dari belakang, Suzy dapat melihat aliran napas Robert yang tampak tegang. Kemudian, Suzy membuka kemeja Robert secara perlahan-lahan agar dia tidak kesakitan.Begitu kemeja dibuka, Suzy melihat sebuah memar yang sangat besar dan berwarna keunguan. Apalagi, memar itu berada di dekat jantung dan paru-paru. Pantas saja napas Robert terdenga
Begitu melihat keberadaan Lance dan Gollda yang disiarkan melalui televisi, Suzy pun langsung merasa lega. Semoga persidangan berjalan lancar dan nama baik Keluarga Xin bisa dipulihkan.Televisi menyiarkan wajah tokoh-tokoh penting yang menghadiri persidangan. Tidak disangka, mereka melihat Thomas yang duduk di bangku hadirin."Thomas! Ada Thomas di sana!" Robert agak terkejut."Periksa kondisimu dulu." Suzy terus memaksa Robert sambil menyeretnya turun dari mobil.Suzy sendiri juga takut kalau Thomas akan mengacaukan persidangan. Namun, sekarang kondisi Robert terlihat cukup parah, Suzy tidak berani mempertaruhkan keselamatan Robert.Sembari menunggu hasil CT-Scan, Suzy mengeluarkan ponsel untuk menonton siaran persidangan yang sedang berlangsung.Suzy hanya fokus memperhatikan Thomas, tetapi sayangnya Thomas hanya disorot beberapa kali. Dari yang Suzy lihat, Thomas terlihat tenang dan tetap tersenyum ramah.Thomas memang pria yang licik, dia pintar menyembunyikan kebusukannya.Ketika
Dokter yang memeriksa Robert keluar dan menghampiri Suzy. "Anda adalah keluarga pasien?""Benar." Suzy bangkit berdiri sambil menahan rasa sakitnya.Dokter agak terkejut saat melihat luka di sekujur tubuh Suzy. Untungnya, luka Suzy sudah diobati sehingga dokter tidak banyak berkomentar.Kemudian, dokter menjelaskan keadaan Robert sambil menghela napas, "Kondisi pasien cukup parah. Organ dalamnya berdarah dan bengkak, dia harus segera dioperasi. Tapi aku kagum, dia masih bisa bertahan sejauh ini. Kalau orang lain, jangankan bertahan, berjalan pun aku rasa sudah sulit."Sesaat dokter selesai menjelaskan, Robert keluar dan menolak tegas untuk dioperasi. "Aku ada urusan, tidak bisa operasi sekarang."Robert mengambil ponsel yang dipegang Suzy, lalu berkata, "Ayo, kita pulang.""Organ dalammu berdarah. Kamu bisa mati kapan saja!" Suzy menarik tangan Robert sambil memelototinya. "Kamu harus dioperasi sekarang juga!"Robert tidak berdaya melihat Suzy yang bersikeras memaksanya. Setelah berpik
"Gollda, kamu pasti terkejut. Aku tahu, kamu tidak ingin melihatku, tapi ... apa daya? Saat kamu menonton rekaman ini, aku mungkin sudah mati. Kamu tidak perlu bersembunyi dariku lagi."Ini adalah kata-kata terakhir yang khusus disampaikan kepada Gollda."Sejak kecil, aku selalu merasa Ayah pilih kasih. Kamu tidak sepintar maupun setampan aku, tapi Ayah hanya menyayangimu seorang, padahal aku juga anak kandungnya. Kalian pasti tidak tahu, selama ini aku sudah merancang ribuan cara untuk membunuh kalian."Ketika membahas hal ini, "Jose" menyeringai licik. Suzy tidak heran setelah mengetahui isi pikiran Jose."Sayangnya, Ayah sudah mati sebelum aku turun tangan.""Sebelum mati, Ayah masih sempat berpesan. Katanya, kamu adalah satu-satunya pewaris keturunan Keluarga Yan. Dia memintaku untuk melindungimu, hahaha. Konyol! Memangnya aku bukan keturunan Keluarga Yan? Bodohnya, aku malah melaksanakan perintah Ayah. Tapi tenang saja, aku akan menemuinya di neraka dan membuat perhitungan dengann
"Kalau tidak mengenalnya, kenapa Jose menyebut namamu? Aneh juga?" Ucapan Nolan lebih terdengar seperti sindiran."Mungkin aku dijebak? Aku rasa tidak adil memercayai ucapan Jose begitu saja. Apalagi, itu hanya sebuah rekaman? Bagaimana cara memastikan kebenarannya? Apakah aku dituduh sebagai orang yang menghasut Jose untuk membunuh Raja?" Thomas menjawab dengan tenang.Kemudian, Thomas menatap ke arah Lance dan berkata, "Sejak Keluarga Xin terjerat masalah, Lance kabur dan menjadi buronan, tidak ada mengetahui keberadaannya. Tapi ... begitu persidangan terakhir digelar, dia malah muncul dan membawa Gollda? Apakah ini tidak terasa aneh?'"Thomas!" Lance memelototi Thomas dan berkata, "Kamu masih mau membela diri? Selama perjalanan pulang, kami dikejar dan hampir terbunuh. Kalau Suzy tidak melindungi aku dan Gollda, mungkin kami sudah mati. Aku dan Gollda tidak akan ada di sini untuk memberikan kesaksian."Thomas mengerutkan alis dan menyangkal. "Aku baru kembali ke ibu kota. Kalian bis
Tanpa sungkan, Gilbert melirik Thomas dengan sinis, lalu mendengus dingin dan berkata, “Oh? Kamu mau bukti?”Sejak awal, Gilbert sudah mempersiapkan semuanya. Dia tidak datang dengan tangan kosong, terlihat sebuah amplop besar yang dipegangnya.Kemudian, Gilbert membuka amplop tersebut dan mengeluarkan selembar kertas yang berisi laporan hasil tes DNA. Gilbert melambaikan kertas itu di depan wajah Royi sambil berbicara dengan lantang, “Lihat baik-baik! Ini adalah hasil tes DNA Thomas dan Barbie. Tertulis jelas, Thomas adalah ayah kandungnya Barbie.”Royi tertegun melihat kertas yang dipegang Gilbert. “Itu ….”Ketika Royi mau merebut kertas itu, Gilbert langsung menarik kembali dan memperlihatkannya ke arah kamera. Setelah itu, Gilbert menatap Thomas sambil menjelaskan kepada semua orang, “Aku mengawasi berlangsungnya tes DNA yang dilakukan kemarin. Begitu hasil tes DNA keluar, aku langsung mengambilnya untuk jaga-jaga. Aku yakin, pasti ada sebagian orang yang akan berbuat curang. Sesua
Nolan tidak mau melihat perkelahian Gilbert dan Thomas. Nolan bergegas mengangkat tangan dan berkata, “Semuanya, diam!”Nolan berpikir sejenak, lalu berkata dengan lantang, “Thomas, orang yang berada di dalam rekaman tadi adalah bawahanku. Segera bawa dia kemari, aku ingin mendengar penjelasannya.”“Baik.” Thomas menganggukkan kepala, lalu memanggil salah seorang anak buah yang berdiri tidak jauh dari sana.“Komandan, Jodi belum pulang sejak kemarin. Sampai sekarang dia juga belum bisa dihubungi,” jawab anak buahnya.Suara anak buahnya Thomas tidak nyaring, tetapi semua orang bisa mendengarnya.“Hem, sekalinya ada masalah, pelaku tiba-tiba menghilang begitu saja?” Nada bicara Gilbert terdengar menyindir.Nolan mengerutkan alisnya, dia berpikir sejenak dan memerintahkan beberapa pengawal, “Cari Jodi sampai ketemu! Oh iya, bawa Barbie ke sini, sekarang juga!”Nolan merasa Thomas dan Barbie harus dipertemukan, mereka sudah berbuat terlalu jauh.Namun, tiba-tiba Gilbert tersenyum sinis dan