Share

Cara Unik Elaine

Mendengar ucapan pria yang masih membelakanginya penuh dengan penolakan membuat Elaine kaku.

‘Ia butuh pendekatan secara moril.’

Tina datang sambil membawa sarapan untuk Zachary. Nampan yang dibawa diletakkan di atas meja.

“Tuan muda, ini nona Elaine yang akan merawat Anda,” Zachary tidak menoleh sama sekali.

“Aku ingin sendiri, Tina, katakan pada orang asing itu.” ucapan Zachary sangat ketus. Elaine hanya diam dan memperhatikannya.

“Tuan muda, waktunya Anda sarapan. Miss Tina, bisa tinggalkan kami berdua?” Elaine masih tidak putus asa. Tina hanya mengangguk, dan keluar dari kamar itu.

“Aku tidak ingin makan.”

“Bagaimana anda ada kekuatan jika tidak mau makan?”

Elaine mendekati Zachary, ia menatap lekat wajah pria itu, wajahnya cekung dan persis seperti di foto yang ia lihat kemarin, tatapannya seolah tidak ada gairah hidup lagi.

Elaine tahu, cara mendekati Zachary adalah dengan berteman dengannya. Mengajaknya bicara dari hati ke hati.

“Kenalkan nama saya Elaine Diaz, bisa panggil saya Ella,” Elaine Diaz mengulurkan tangannya. Tapi Zachary tidak menyambutnya sama sekali. Elaine menunjukkan wajah melasnya di depan pria angkuh itu.

“Nasib saya memang selalu seperti ini tuan, tidak ada yang sudi berteman dengan saya, apa mungkin karena saya tidak cantik, atau kulit tangan berkudis, sehingga tidak ada yang sudi salaman dengan saya, tidak tahu.” mendengar itu Zachary segera mengangkat wajahnya, menatap tangan Elaine yang sedang diangkat di depan wajah dengan penuh tanda tanya.

‘Sial! Kenapa Mommy ambil perawat berkudis, pengotor sekali.’ Zachary yang dulunya terkenal pembersih, dan perfeksionis menatap penuh selidik pada kedua tangan gadis yang sekarang sudah ada di sampingnya. Ia tidak akan mau dirawat oleh orang berpenyakit kulit. Enak saja.

Elaine menurunkan kedua telapak tangannya. Otomatis tatapan mereka bertemu. Dengan cepat pria itu membuang muka.

“Jangan khawatir Tuan Zachary, ulat kudis saya tidak ikut, ia bilang rumah ini bukan tempatnya, karena rumah ini bersih, ia suka tinggal dengan orang yang malas mandi, jadi saya tinggalkan sama orang gila di simpang jalan dekat rumah saya. Di sana pengap dan gelap, biar mereka pesta setiap hari bersama para penghuni kumuh itu.” Zachary terkesiap.

Kumuh? Pengap dan gelap? Kamarnya sudah lama tanpa cahaya terang, lama juga jendela tanpa dibuka lebar. Berarti kuman-kuman itu bisa saja datang padanya. Zachary dari dulu memang paling anti dan jijik dengan penyakit kulit. Itu akan membuatnya mual karena mencium bau nanah. Tampak jorok dan kotor.

Elaine memutar kursi roda Zachary dengan perlahan. Tadi sebelum masuk ke kamar ini, ia sempat bertanya pada Tina, hal apa yang paling membuat Zachary jijik dan phobia. Sepertinya usahanya kali ini berhasil. Melihat Zachary tidak lagi melawan, dengan cepat Elaine Diaz membuka jendela. Cahaya yang masuk membuat Zachary silau, ia melindungi matanya dengan tangan kanan.

“Maaf Tuan muda, ini harus saya lakukan. Karena udara pengap sangat disukai oleh penyakit. Saya tidak mau Tuan akan terkena penyakit kulit.” Zachary hanya diam.

“Tuan muda harus sarapan, tapi sebelum itu harus mandi dulu, karena air hangat akan merangsang syaraf motorik di tubuh anda.”

Entah benar atau tidak, yang penting Zachary mau tergerak hatinya untuk mandi.

“Untuk apa? Aku tidak akan bisa bergerak lagi seumur hidupku.” rasa putus asa tercetak jelas pada wajah pria di depannya. Elaine tersenyum. Ia sudah mengerti apa yang harus dilakukan berikutnya.

“Tapi saya yakin Tuan Zachary akan bisa berjalan lagi, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.”

“Jangan sok tahu, kamu!” Zachary membuang muka, ia menatap keluar jendela, ternyata pemandangan di luar sangat bagus, taman bunga dan air terjun buatan di depannya sangat menenangkan. Sudah lama ia tidak menyaksikan pemandangan indah itu.

“Ini data laporan dari dokter yang memeriksa Tuan Zach terakhir kali.”

“Dokter itu hanya ingin menyenangkan hati saya. Kalau memang benar, saya tidak mungkin bertahan selama 3 tahun di atas kursi roda.”

“Saya akan bersama dan menemani Tuan, sampai nanti Tuan bisa sembuh total. Dan bisa pulih lagi seperti sedia kala.” mendengar kalimat dari gadis yang baru dikenalnya membuat Zachary tersenyum sinis.

“Bahkan kamu ini orang ke 7 yang akan segera meninggalkan saya.”

“Kita akan buktikan itu nanti. Sekarang Waktunya Tuan mandi.” Zachary tidak menjawab lagi ucapan dari Elaine, tidak mudah ia percaya pada siapapun sekarang kecuali ibunya. Tina mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam kamar majikannya.

“Nona, mau saya siapkan air untuk mandi Tuan Muda?”

“Tidak perlu, saya bisa lakukan itu, mmmm, bantu saya siapkan baju ganti tuan muda saja ya.”

“Baik, Nona.”

“Maksudnya saya harus mandi gitu? Tidak! Tidak mau!”

“Kenapa, Tuan? Saya akan bantu Tuan Muda untuk membersihkan diri.” wajah Zachary pucat serta merta.

“Saya mandi besok saja. Sebelum Leo antar Mommy pergi kerja, dia yang akan bantu saya. Kamu tidak akan bisa membantu saya apapun.”

“Tuan percaya saja sama saya, dan beri saya kesempatan sekali saja, beri saya kesempatan untuk melakukan kerja saya tanpa perlu melawan kali ini, setelah itu saya serahkan semua sama Tuan Zach.”

“Baiklah, tapi tidak perlu mandi total, hanya bersihkan mana yang saya mau.” sepertinya Zachary malu untuk telanjang bulat di depan Elaine.

“Baik, Tuan. Kita bersihkan mana yang perlu dulu.” Elaine akhirnya setuju, semakin mereka tawar menawar akan semakin memakan waktu lama, pria itu tidak akan sarapan pagi nanti.

“Baiklah. Tapi kalau saya tidak puas dengan kerja kamu, sore nanti kamu harus pergi dari sini. Berhenti kerja.”

“Baiklah saya setuju, saya panggil Tina dulu.” Zachary akhirnya menyerah dengan gadis banyak mulut yang tidak mengenal putus asa itu.

Elaine keluar dari kamar dan memanggil Tina.

“Ada apa, Nona?”

“Tolong bersihkan kamar Tuan Zachary, saya akan bantu ia membersihkan diri. Ganti seprei juga kordennya. Ganti dengan warna sedikit cerah ya.”

“Baik, Nona.”

Setelah mendapat jawaban dari Tina, Elaine segera kembali ke kamar Zachary, ia mengambil satu set alat cukur di laci meja pria itu. Gadis cantik berpenampilan layaknya pria, dan memiliki tenaga yang kuat itu mulai menyiapkan air hangat untuk mandi bos barunya. Ia membawa Zachary ke dalam kamar mandi.

“Kau mau apa, Nona?”

“Saya lihat, Tuan akan lebih rapi jika dicukur bersih.”

“Jangan berani potong rambut, Nona. Saya ada tukang potong rambut yang bisa dipanggil kapan saja!”

“Baik, Tuan. Saya hanya bantu Tuan cukur jambang yang menutupi ketampanan wajah Tuan.” mendengar sedikit pujian membuat wajah Zachary memerah. Kegiatan mencukur sudah selesai. Elaine ingin sekali memotong rambut Zachary yang panjang bahu itu, tapi sudah mendapat penolakan jadi ia urungkan.

Setelah Zachary rapi dengan setelan kimono Elaine segera menyuapinya makan. Elaine sering mengajak Zachary bercanda dengan lelucon-lelucon yang berhasil membuat pria itu terhibur. Ternyata di balik wajah murung dan galaknya ada sifat manis yang disembunyikan. Wajah tampannya sekarang lebih jelas terlihat meskipun masih cekung dan tirus seolah kurang asupan makanan.

Rambut pria itu diikat ke atas.

“Sekarang sudah wangi dan rapi, kenyang juga, Tuan Zach mau temani saya jalan-jalan? Saya ingin sekali melihat dan berkeliling di halaman belakang, sepertinya banyak bunga yang saya belum pernah lihat.”

“Tapi ada syaratnya, siang ini saya tidak mau makan masakan Tina, saya mau kamu yang masak. Kalau masakanmu tidak cocok di lidah saya, kamu akan berhenti kerja, Nona.”

“Tidak masalah, saya setuju dengan syarat Tuan.” Elaine membawa Zachary keluar dari kamar, menuju ke pintu samping dan Tina yang melihat itu, mengangkat jempolnya. Ia tersenyum pada Elaine. Gadis tomboy itu bisa dengan mudah membuat Zachary mengikuti ucapannya.

****

Margaret Stewart melangkah masuk ke dalam rumah besarnya, Leo ikut masuk ke dalam, sudah menjadi tugasnya untuk membantu mengangkat Zachary untuk pindah ke tempat tidur. Margaret kaget melihat putranya sudah tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Sedangkan Elaine sedang mengeluarkan baju-baju wanita dari dalam lemari.

“Apa yang kau lakukan, Ella?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status