Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Bertemu Aruna Dirga

Share

Bertemu Aruna Dirga

last update Last Updated: 2024-07-24 07:37:50

‘Dimana letak kewarasanmu, Claudia?!’

Sepanjang jalan menyusuri koridor, Claudia tak berhenti merutuki dirinya sendiri mengingat kebodohan apa yang dia lakukan bersama Ryuga di bawah tangga darurat beberapa saat yang lalu.

Bagaimana kalau seseorang masuk dan memergoki keduanya sedang melakukan hal tidak senonoh di lingkungan kampus?

Claudia merinding membayangkannya.

Setelah tautan saliva keduanya terlepas tadi, Claudia meraup oksigen sebanyak mungkin. Ryuga melakukan hal yang sama dengan posisi kening dan hidung yang masih bergesekan dengan Claudia.

Tidak, sebenarnya Ryuga melakukannya dengan sengaja. Kepalanya terasa pening. Tapi, detik berikutnya Ryuga membubuhi kecupan-kecupan kecil di bibir cherry Claudia.

Ada senyum di bibir tipisnya yang menggoda.

“Aku rasa, kamu tidak terlalu amatir lagi, Claudia.” Ryuga bisa merasakan Claudia mulai membalas, tidak pasif seperti yang sudah-sudah.

Claudia membuang wajah ke sisi kiri. Malu sendiri mendengarnya. Apa Ryuga secara tidak langsung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
......... dirga dirga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Bersebelahan

    ‘Sialan!’Dirga menggertakan giginya kesal mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya sindiran Aruna padanya.“Lo merasa tersakiti selama jadi cewek gue, Aruna?” tanya Dirga disertai dengusan. Padahal Dirga tahu betul dia cukup buruk memperlakukan Aruna selama ini.Keduanya saling bertatapan satu sama lain.“Ya menurut kamu, gimana?” Aruna menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Sekon berikutnya, Aruna mempertanyakan itu pada dirinya sendiri. Dirga memang banyak menyakiti perasaannya, tapi Aruna yang memilih mengabaikan rasa sakit itu ‘kan?Sepertinya baik Aruna dan Dirga melupakan kehadiran Ryuga dan Claudia yang masih berada di sini.Selesai membeli minuman untuk dirinya dan Claudia, Ryuga mengajaknya duduk di salah satu meja yang kosong, terpaut dua meja dari Aruna dan Dirga.“Apa yang mereka bicarakan sebenarnya?” tanya Ryuga menekuk alisnya kesal setelah menghabiskan setengah air di botolnya.Masih dengan satu tangannya, Ryuga meremas botol tersebut. Claudia hanya bisa meneguk ludah

    Last Updated : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Serba Mengejutkan

    Belum sempat menyemprotkan inhaler, tubuh Aruna mendadak oleng dan jatuh di pundak Claudia. Semendadak itu Aruna jatuh pingsan!“Aruna!”Ketiga orang di dekat Aruna jelas panik. Claudia dengan cepat memegangi tubuh Aruna agar tidak jatuh terjengkang.Penjaga kios di kantin yang melihat itu pun sampai ada yang mendekat untuk melihat.“Ryuga,” panggil Claudia menatapnya panik.Sementara Ryuga yang melihat putrinya tidak sadarkan diri bergegas memutar langkahnya agar tiba di sampingnya. Begitu pula dengan apa yang dilakukan Dirga.“Bantu aku supaya Aruna naik di punggungku, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas.“Tangan kamu–“Biar gue aja yang bawa, Mbak,” sela Dirga. Ekspresinya benar-benar datar. Berbeda dengan Ryuga yang tampak kesulitan.Suasana di kantin tampak sepi. Mungkin karena tidak ada jadwal kelas di akhir Jum’at ini. Sebagian mahasiswa lebih tertarik berada di Gymnasium untuk menonton perlombaan.“Mau saya bantu, Mas?” tawar seorang Bapak penjaga kios tersebut.“Tidak, terima

    Last Updated : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Rektor dan Ternyata ... Ups!~ Kejutan Lagi

    Claudia jelas memilih pergi sendirian setelah meminta maaf pada Ryuga karena tak bisa ikut menemani.“Aku menyerahkan semuanya padamu, Ryuga. Tapi … tolong, jangan terlalu ketus dengan Dirga. Selain dia pacar dari putrimu, dia juga adikku.”Dengan kata lain, Claudia seperti memperingati Ryuga. Itu yang dikatakannya sebelum pergi.Kini Claudia melangkahkan kakinya cepat ke arah gedung rektorat. Jaraknya lumayan agak jauh dari kantin keberadaan Claudia tadi.‘Nggak, Claudia, ayo berpikir positif!’ ucapnya keras-keras dalam hati.Claudia sudah bertekad, dia tidak akan membiarkan pikiran-pikiran buruk menguasai isi kepalanya. Itu penyakit dan tentu tidak sehat!Kurang lebih setelah hampir lima menitan, Claudia tiba di gedung rektorat. Gedung itu berada paling depan, tidak jauh letaknya dari gerbang depan kampus.Huft~Sebelum masuk ke dalam, Claudia mengatur napasnya agar jauh lebih tenang. Dia juga ingin menetralisir detak jantungnya yang berdebar sangat kencang.“Oke, tarik napas … buan

    Last Updated : 2024-07-24
  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Pilihan yang Sulit

    Tidak banyak yang Claudia ingat soal kakek dari pihak Sang Mama. Dia hanya pernah bertemu satu atau dua kali. Itu pun seperti sembunyi-sembunyi. Pun, dari pihak keluarga besar ibunya sendiri maupun Sang ayah. “Tidak, Prof. Malik,” jawab Claudia sedikit ragu-ragu. Jari-jari tangan Claudia saling bertaut, dia hanya bisa menjawab pendek. Claudia enggan memberitahu jika sebenarnya baru-baru kemarin dia menghubungi orang kepercayaan kakeknya. Untuk suatu hal, tentu saja. “Meskipun begitu, aku selalu berharap Kakek berumur panjang dan sehat,” bubuh Claudia berikutnya. Ketika menghadiri pemakaman Lani, Kakek Claudia datang dan itulah pertemuan keduanya. Claudia tidak begitu mempedulikan karena saat itu dia masih sangat berduka. “Saya kira beliau tampak sehat ketika dua bulan lalu kami tidak sengaja bertemu,” beritahu Prof. Malik. Dia paham posisi Claudia mengapa tidak berkomunikasi dengan kakeknya. Dan tentu, sejak dulu Malik lebih memilih mundur dan tidak ikut campur. “Syukurlah, itu

    Last Updated : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy jadi Om?!

    Sementara di sisi lain, Dirga yang membopong Aruna dari kantin berhasil tiba di parkiran. Dia celingukan mencari keberadaan Ryuga dan Claudia yang tidak terpantau oleh manik hitamnya yang tajam.“Mbak Claudia sama pria itu nggak mungkin nyasar ‘kan?” dengus Dirga menarik napasnya.Rasanya tidak mungkin Dirga terlalu cepat berjalan. Lagipula tidak mudah berjalan sambil membopong seseorang. Belum lagi Dirga harus mengabaikan tatapan-tatapan mahasiswa lain padanya.Samar-samar Dirga mendengar apa yang orang-orang itu katakan.“Ihh, itu bukannya Kak Dirga Disastra, ya? Dia gendong siapa? Kak Aruna?”“Eh, itu Kak Aruna kenapa?”Begitulah kira-kira. Rata-rata adik tingkatnya yang berkomentar.Pandangan Dirga turun, menatap Aruna yang kepalanya bersandar di bahu kirinya. Sebagian rambutnya menutupi wajah cantik Aruna.“Lo kelihatan mungil, tapi berat juga,” ucap Dirga disertai dengusan. Dia tidak mengeluh, hanya heran saja.Ini kali kedua Dirga membopong Aruna setelah dulu membopongnya ke UK

    Last Updated : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Solusi untuk Claire

    Ya, Daksa.Nama itu akhir-akhir ini sangat meresahkan bagi keluarga Lee. Nama keluarga yang cukup disegani bahkan oleh pihak media.Ketika Liam mencoba memberikan berita mengenai Claire, salah satu jurnalis yang sempat beberapa kali bekerja sama di bawahnya menolak.“Saya bisa membuat berita ini naik, Pak Liam. Tapi, dengan syarat tidak boleh ada nama keluarga Daksa.” Begitu katanya.Mendengar Liam menceritakan itu membuat Claire tentu kesal bukan main. Dia sudah membaca artikel yang pada akhirnya direvisi.Itu jauh dari apa yang Claire inginkan. Sialan!“ARGHHHH!” Claire berteriak marah sembari membanting ponselnya ke lantai sehingga ponsel tersebut berakhir mengenaskan di pojokan sofa.“Claire!” tegur Liam melihat kelakuan sang adik. “Tenangkan dirimu!” Tanpa sadar, suara Liam meninggi.Napasnya naik turun, berusaha agar bisa mengontrol emosinya. Karena sekarang ini Liam sedang mengunjungi Claire yang masih harus tetap mendekam dibalik jeruji besi.Keduanya sedang berada di ruangan

    Last Updated : 2024-07-25
  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Sam

    Entah sejak kapan kebencian di antara Claire dan Claudia mengakar. Namun, Sam kini sepenuhnya menyadari jika hubungan kedua wanita tersebut sudah benar-benar berakhir.Sekali lagi Sam berusaha menghubungi Claudia. Sembari satu tangannya memegangi ponsel yang ditempelkan di telinga, pandangan Sam mengedar untuk memperhatikan area kampus.“Ayolah, Clau. Kakak mohon angkat,” gumamnya yang terdengar putus asa.Tetap tidak diangkat. Sam mengembuskan napas berat. Dia tak punya pilihan lain selain turun dari mobil mewahnya.Selepas menjenguk Claire, Sam bergegas menuju kampus. Masih mengenakan topi hitam, kacamata, serta masker, Sam melangkahkan kaki ke luar dari parkiran.Dia tahu betul area kampus Tunggal Utama. Meskipun beberapa bangunan tampak berubah, Sam tidak perlu khawatir karena ada papan penunjuk jalan.Namun, seolah berjodoh, Sam tidak perlu repot-repot mencari Claudia karena wanita itu muncul sendiri. Claudia baru saja ke luar dari gedung rektorat.Sedikit berlari-lari kecil, Sam

    Last Updated : 2024-07-26
  • Pesona Presdir Posesif   Menagih Cerita

    Selepas mengakhiri pembicaraannya dengan Sam, Claudia kembali ke ruangan dosen untuk bertemu rekan-rekan volinya.Pikirannya bercabang dan itu sedikit membuat kepala Claudia berdenyut sakit. Jadi Claudia menghentikkan langkahnya untuk duduk di bangku terdekat, sekadar menghela napas dan memijat pangkal hidungnya.“Mbak.”Demi mendengar panggilan itu, Claudia tidak langsung mengangkat kepalanya. Justru karena sudah familier, Claudia membalas panggilan itu tanpa menatap sosoknya.“Mmm, kenapa, Dir?” tanya Claudia dengan suaranya yang tidak bertenaga.Dirga ikut duduk di sebelah Claudia. Beberapa saat lalu Dirga mencari-cari keberadaan Claudia. Namun, karena tidak mau membuat Aruna kelelahan, Dirga menyuruh gadis itu pulang agar bisa istirahat di rumah.Untungnya Aruna segera menurut. Jadi, Dirga bisa mencari Claudia dengan cepat. Syukurlah dia bisa bertemu Claudia di sini.“Mau gue belikan obat pusing, Mbak?” tawar Dirga kemudian.Ujung bibir Claudia terangkat, membentuk senyuman kecil.

    Last Updated : 2024-07-27

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Serahkan Padaku

    Kabar mengenai proses persalinan Lilia belum sampai di telinga Claudia. Karena saat ini, wanita yang juga tengah hamil itu masih tampak santai bahkan merasa tidak sabar untuk menghadiri festival di dekat tempat tinggalnya. Dia mengetuk pintu kamar tamu. “Aruna,” panggil Claudia. “Siap-siapnya sudah atau belum?” sambungnya. Claudia sudah siap dengan gaun di bawah lutut berwarna hitam yang dikenakan. Sebelum Ryuga berpamitan pergi karena Aji membutuhkan bantuannya, suaminya itu sudah menyiapkan gaun tersebut dan menaruhnya di tempat yang bisa Claudia jangkau dengan mudah. “Tunggu sebentar, Mom!” Bibir cherry Claudia menyunggingkan senyum ketika pintu kamar di hadapannya terbuka. Namun, dia mengernyit kebingungan mendapati Aruna ke luar dengan menggendong tas ransel pink miliknya. “Na … kita hanya mau ke festival, kenapa kamu membawa ransel segala?” tanya Claudia memperhatikan putrinya lamat-lamat. Ditodong dengan pertanyaan itu, seketika membuat Aruna tidak memiliki pilihan selain

  • Pesona Presdir Posesif   Tolong Cintai Aku

    “Jangan mengebut, santai saja, Yel.” Mendengar ucapan perintah itu, Riel melirik wanita yang duduk di kursi penumpang dengan tatapan horror. Bisa-bisanya dalam kondisi genting seperti sekarang, dia menyuruh Riel untuk mengemudi dengan santai?! “Kamu akan melahirkan, Lilia.” Dengan suaranya yang dalam, Riel mengingatkan. Keseluruhan tangannya mencengkram setir erat-erat. Di sampingnya, Lilia memasang wajah tenang. Tampak kesakitan, akan tetapi Lilia menunjukkan seolah sakit yang dia rasakan bukan sesuatu yang besar. “Aku tahu dan aku tidak akan melahirkan di sini kok, aku tidak akan mengotori mobil mewahmu,” kata Lilia. Dia sedikit meringis, “Hanya saja, maaf, celanaku sekarang basah.” Ya, cairan yang tampak membasahi kaki Lilia adalah air ketuban yang pecah. “Apa masalah itu penting?” sindir Riel kentara menunjukkan perasaan kesalnya. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Lilia? Riel hanya ingin tiba lebih cepat supaya dia bisa segera ditangani. Melihat ketuban Lilia pecah, Ri

  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Riel

    “–Akan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.” Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. “Ayo, angkatlah,” gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. “Katakan saja.” Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. “Aku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.” Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li

  • Pesona Presdir Posesif   Muak (Revisi Besok)

    Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.“Tidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?”Istri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri … ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.“Membatalkannya?” ulang Riel lantas menggelengkan kepala. “Itu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.”Setelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung … mengabaikannya tanpa sadar.“Bagaimana dengan aku, Yel?” tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status