Home / Fantasi / Pewaris Langit Ketujuh / Bab 67 – Dunia Tanpa Dewa

Share

Bab 67 – Dunia Tanpa Dewa

Author: Andi Iwa
last update Last Updated: 2025-08-24 08:30:19

Suara retakan itu tidak berasal dari batu atau kayu, melainkan dari sesuatu yang jauh lebih halus. Ruang itu sendiri. Gohan merasa tanah di bawah kakinya lenyap, dan seluruh tubuhnya seperti ditelan pusaran gelap yang tak berujung.

“Aku sudah menunggumu… dan kau akan kalah.” Suara versi dirinya yang berlumur aura iblis masih terngiang di telinga. Sesaat kemudian, semua suara menghilang.

Cahaya terakhir yang ia lihat hanyalah semburat merah di mata lawannya.

Lalu… sunyi.

Udara yang dihirupnya terasa aneh, ringan, terlalu ringan, seperti tak ada energi sama sekali di dalamnya. Tubuhnya terpental keras ke tanah. Tanah yang kering, berdebu, dan dingin bagai abu. Ia terbatuk, matanya mencari tanda-tanda kehidupan.

Tak ada.

Tidak ada langit berwarna emas. Tidak ada arus energi yang biasa menari di udara. Bahkan langitnya… kosong. Hanya abu-abu yang membentang sejau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 67 – Dunia Tanpa Dewa

    Suara retakan itu tidak berasal dari batu atau kayu, melainkan dari sesuatu yang jauh lebih halus. Ruang itu sendiri. Gohan merasa tanah di bawah kakinya lenyap, dan seluruh tubuhnya seperti ditelan pusaran gelap yang tak berujung. “Aku sudah menunggumu… dan kau akan kalah.” Suara versi dirinya yang berlumur aura iblis masih terngiang di telinga. Sesaat kemudian, semua suara menghilang. Cahaya terakhir yang ia lihat hanyalah semburat merah di mata lawannya. Lalu… sunyi. Udara yang dihirupnya terasa aneh, ringan, terlalu ringan, seperti tak ada energi sama sekali di dalamnya. Tubuhnya terpental keras ke tanah. Tanah yang kering, berdebu, dan dingin bagai abu. Ia terbatuk, matanya mencari tanda-tanda kehidupan. Tak ada. Tidak ada langit berwarna emas. Tidak ada arus energi yang biasa menari di udara. Bahkan langitnya… kosong. Hanya abu-abu yang membentang sejau

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 66 – Istana Hitam dan Mata Iblis

    Udara di sekitar Gohan berubah menjadi pekat sesaat setelah ia melangkah keluar dari gua altar tua itu. Langkahnya berat, bukan hanya oleh bayi yang masih tidur pulas di pelukannya, tapi juga oleh beban takdir yang terus membayang di pikirannya. Leluhur Darakthos sudah memberinya ujian brutal, tapi perjalanan sebenarnya baru dimulai. Di kejauhan, kabut gelap mulai berkumpul di langit, membentuk siluet besar yang semakin nyata. Gohan menatap sosok itu dengan tatapan tegas sekaligus penuh waspada. Di sanalah, konon, berdiri Istana Hitam yang langka, tempat yang hanya muncul sekali setiap sepuluh ribu tahun. Tempat di mana langit dan bumi seakan berhenti berputar, dan rahasia terdalam jiwa manusia akan diungkap tanpa ampun. Reruntuhan batu hitam menjulang, membentuk gerbang besar dengan ukiran-ukiran aneh yang berkilat samar di bawah sinar bulan purnama. Suara angin berbisik pelan membawa cerita kelam dari masa lalu. Dikatakan, siapapun yang memasuki istan

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 65 – Leluhur yang Terbangun dari Tulang

    Udara di dalam gua altar kuno itu pekat dan berat, berbeda jauh dari dingin menusuk di reruntuhan tadi malam. Kegelapan disibak oleh kilatan cahaya biru keperakan yang memancar dari lantai batu berlapis retak. Gohan berdiri tegap di tengah altar, napasnya masih berat dari perjalanan panjang bersama bayi yang kini tertidur pulas di pelukannya. Di depan altar, tumpukan tulang naga putih pucat bergetar pelan, seolah merasakan getaran hidup yang baru saja menyentuh dunia ini. Energi dari bayi itu, warisan langit yang tak terduga, telah membangunkan sesuatu yang lama tertidur di kedalaman gua. Gemuruh dalam tanah terdengar perlahan, menggema memenuhi ruang tersembunyi ini. Retakan di lantai altar mulai memancarkan cahaya biru yang semakin terang, sampai akhirnya potongan tulang naga yang berserakan itu bergerak sendiri, bergesekan dan menyatu membentuk kerangka naga raksasa. Bentuknya yang besar dan anggun memenuhi gua, denga

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 64 - Bayi yang Bisa Menelan Langit

    Udara malam yang dingin menusuk tulang, membalut reruntuhan kuil tua yang sudah berabad-abad terlupakan. Kabut tipis melayang di antara puing-puing batu, berkilauan seperti serpihan kristal di bawah sinar rembulan yang samar. Gohan terengah-engah, badannya gemetar tak terkendali bukan hanya karena dingin, tapi sesuatu yang jauh lebih dalam dan membebani.Dia terjatuh terduduk di tanah yang retak, napasnya menghembuskan uap putih kecil di udara yang membeku. Matanya menyapu reruntuhan yang sunyi itu, hati dan pikirannya bergejolak. Ada sesuatu di sini—sesuatu yang tak seperti biasanya.Tiba-tiba, suara lirih bergema di antara keheningan itu. Suara bayi.“Ada bayi di sini?” gumam Gohan dengan suara serak, tubuhnya hampir tak mampu berdiri. Dia merangkak mendekati sumber suara yang datang dari balik reruntuhan.Di tengah-tengah reruntuhan, terbaring sebuah sosok kecil. Bayi itu tak lebih dari setengah tangan Gohan. Wajahnya pucat, matanya besar dan m

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 63 - Ratu Salju dan Cermin Kebenaran

    Gohan merasakan tubuhnya bergetar hebat, seolah diseret oleh arus energi yang bukan miliknya. Ruang di sekelilingnya berubah menjadi kabut putih pekat, dingin menusuk sampai ke tulang. Napasnya membeku, tak ada lagi hangat di dalam dada. Matanya terbuka tapi tak mampu melihat apa pun selain lapisan es yang memantulkan cahaya redup. Suara gemerisik es dan angin menusuk datang dari segala arah. Sesuatu yang asing sekaligus menakutkan menariknya ke kedalaman yang tak pernah dia tahu ada. “Ah!” teriaknya dalam batin. Ia berusaha melawan, menolak terhisap oleh dunia baru yang menggeliat di antara celah-celah es yang rapuh. Namun, kekuatan yang lebih besar menyeretnya tanpa ampun. Rasa sakitnya bukan lagi luka fisik, melainkan kedinginan yang menembus jiwa. Ia kehilangan pijakan, kehilangan kendali, dan akhirnya jatuh terduduk di sebuah ruang yang dihiasi kristal es berkilauan. Di sana berdiri sosok yang mempesona sekaligus menak

  • Pewaris Langit Ketujuh   Bab 62 - Luka yang Tak Bisa Disembuhkan

    Gelap. Sunyi. Dingin menggigit sampai ke tulang. Gohan terbangun dengan kepala yang seperti dihantam palu, matanya sulit terbuka. Namun lebih dari itu, ada rasa yang jauh lebih menakutkan: tubuhnya terasa berbeda, asing, seolah-olah ada sesuatu yang memakan dari dalam. Ia menggeliat pelan, mencoba menggerakkan tangan, tetapi setiap otot berteriak kesakitan. Kulitnya, yang dulu berkilau seperti baja tempa, kini memudar menjadi kelabu, tampak rapuh seperti daun kering yang siap gugur. “Ini... apa...?” batinnya kalut. Napasnya tersengal, dadanya sesak. Pedang langit yang setia di sisinya bergetar samar, seolah merasakan penderitaan sang pemilik. Namun, kekuatan pedang yang biasa memberi semangat kini hanya melemah, tidak mampu menahan kegelapan yang merambat dalam tubuh Gohan. Ia memejamkan mata sejenak, menahan rasa sakit yang menjalar, menundukkan kepala dan berusaha fokus. Tubuhnya tak lagi menjadi benteng, melain

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status