"Jadi, dia bisa menyalakan lampu hanya dengan menepukkan tangannya. Wah, dia benar-benar sulit ditebak," batin Tania dalam hati."Kau akan berdiri di situ sampai pagi?" tegur Ray, melihat Tania hanya berdiri di dekat saklar lampu."Tidur! Jangan memancing aku untuk membuatmu tidur selamanya!" dengus Ray, namun ia tidak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari Tania, membuat Tania semakin gugup.Tania menelan ludahnya. Mulai sekarang Tania harus selalu siap dengan segala ancaman yang akan ia dapatkan. Dan, Tania benar-benar benci netra gelap Ray yang selalu menatapnya tajam, seolah ingin menerkamnya."Aku akan tidur di sofa," ucap Tania."Sepertinya sofa ini sangat empuk, aku pasti akan tidur nyenyak," ucap Tania dengan tawa canggung yang mengiringi, ia duduk di sofa sembari menepuk-nepuk permukaan sofa yang memang begitu empuk."Sofa ini benar-benar nyaman." Tania bahkan sudah berbaring di atas sofa, mencoba memejamkan matanya, menghindari tatapan Ray yang seolah dapat mengulitinya h
Tania berdiri di depan pintu kamar Rose, satu tangannya telah memegang gagang pintu. Saat Tania memutar gagang pintu tersebut dan mendorongnya, maka pintu akan segera terbuka dan Tania bisa melihat Rose."Aku tidak akan melakukannya, bagaimana jika aku hanya akan membuat Rose harus ikut menanggung akibat dari apa yang aku lakukan."Pada akhirnya Tania berbalik. Ia tidak akan membuat Rose dalam kesulitan, cukup Tania saja yang merasakannya."Benarkah, Rose akan baik-baik saja tanpaku? Tapi, bagaimana dengan aku? Aku tidak bisa baik-baik saja tanpa Rose." Tania menghela napas berat."Kami sudah menjalani kehidupan yang begitu rumit hingga sejauh ini, tidakkah ada sedikit titik terang untuk kami?"Tania hanya terus bermain dengan pikirannya, melupakan bahwa sekarang adalah waktunya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Jarum jam sudah akan menunjuk pada angka empat dini hari, namun Tania belum sedikitpun memejamkan matanya."Aku merindukan Ayah!" Tiba-tiba Tania teringat akan sosok Ayahnya,
"Mengapa dia seperti peduli, membuat aku kepikiran saja.""Apa sebenarnya yang dia lihat dariku? Keuntungan seperti apa yang bisa dia dapatkan, sehingga rela membantuku?"Tania berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Ia bahkan belum keluar sejak ia bangun beberapa jam yang lalu. Tania mulai kepikiran beberapa hal usai percakapannya dengan Ma Cee."Mengapa juga aku jadi memikirkannya.""Sadarlah, Tania.""Dia memang hanya ingin memanfaatkan kamu. Mungkin dia bosan dengan hidupnya, sehingga butuh sedikit pengacau sepertiku."Tania menepuk kedua pipinya, seolah berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Lagipula, Ray tidak mungkin menikahinya karena memiliki perasaan terhadap Tania. Itu sangat mustahil.Tania menghela napas, "aku ingin bertemu Rose, aku belum melihat putriku seharian ini."Karena hukuman yang harus dijalani Tania, ia jadi tidak bisa bertemu dengan Rose. Tania jadi khawatir, bagaimana jika Rose mencarinya."Nona Tania, ini saya, bisakah saya masuk?" Suara Ma Cee yang bersumber
"Dimana dia, Ma Cee?" tanya Ray, tatapan matanya melirik ke segala sudut kamar, sejak memasuki rumah dia belum melihatnya."Ada di ruang belakang, Tuan Ray," jawab Ma Cee."Haruskah saya memanggilnya?" Ray diam beberapa saat, mempertimbangkan tawaran Ma Cee."Tidak perlu, biarkan dia berkeliling hingga terbiasa di rumah ini."Ray berbalik, melepas dua kancing jasnya, lalu duduk. Seorang asisten yang memang memiliki tugas membantu Ray, segera menjalankan tugasnya. Melepaskan sepatu Ray.Saat akan membuka jas yang dikenakan Ray, sontak Ray menolak. "Tidak perlu, kau bisa keluar sekarang.""Ma Cee, apa saja yang dia lakukan hari ini?" tanya Ray."Pagi tadi, sewaktu saya bangun. Saya mendapati Nona Tania menangis di sofa-""Menangis?"Belum selesai Ma Cee berbicara, Ray sudah lebih dulu memotong perkataan Ma Cee. Dia menatap Ma Cee tajam, sebelah alisnya terangkat ke atas."Kenapa dia menangis?""Bagaimana kau mengurusnya, bukankah sudah kukatakan. Jangan membuat dia sampai merasa tidak
โMengapa dia memanggilku?โโApa aku melakukan kesalahan lagi?โJantung Tania terus berdebar sepanjang jalan, pikirannya berputar, mengingat apa saja yang ia lakukan hari ini. Apakah dia telah melanggar aturan tanpa ia sadari?Namun, sekeras apa pun Tania berpikir, ia merasa tidak melanggar aturan yang ada dalam lampiran surat perjanjian. Tania tidak tahu lagi kalau ia melanggar menurut pandangan Ray yang sesuka hatinya.Karena memikirkan semua itu, membuat Tania tidak bisa fokus. Hingga ia nyaris menabrak Ma Cee yang berjalan di depannya.โNona, Anda baik-baik saja?โ tanya Ma Cee khawatir, melihat wajah pucat Tania.โAku baik-baik saja, tidak apa-apa,โ jawab Tania, menggerakkan kedua tangannya di depan dada. Namun ia malah tidak bisa menutupi keadaan kedua tangannya yang gemetaran.โAsh, aku takut Ma Cee,โ desah Tania, akhirnya mencurahkan keresahan hatinya. โMengapa dia ingin menemui aku, apa aku melakukan kesalahan?โ tanya Tania dengan wajah cemasnya, napasnya memburu hingga terdeng
โSial!โ gerutu Tania.Ray benar-benar telah menodai penglihatannya. Tania bahkan menatap nanar kedua tangannya yang tidak lagi suci. โDia benar-benar tidak tahu malu, bagaimana bisa dia mempertontonkan tubuhnya di depan seorang wanita. Tidak tahu malu.โ โTentu saja, dia sudah terbiasa melakukan itu. Tapi, apakah dia tidak memikirkan aku?โ Tania terus mengomel pelan. Masih tidak terima dengan apa yang dilakukan Ray. Meski sedang mengomel, Tania berusaha memelankan suaranya sepelan mungkin. Agar Ray yang sedang memakai pakaian di ruang ganti, tidak mendengarnya.โMengapa tidak sekalian saja dia meminta aku memakaikannya pakai-โ Tania membekap mulutnya. Ia mengalami semua ini karena mulutnya yang sering ceplas-ceplos dalam berbicara. Mulai sekarang Tania harus berhati-hati saat hendak mengatakan sesuatu.โJaga perkataanmu Tania!โโMulutmu adalah harimaumu!โโApa kau masih belum sadar juga, haruskah harimau itu menerkam dulu baru sadar.โ Tania terus menepuk bibirnya sebagai tanda per
Karena kepanikan Ray, semua orang akhirnya terbangun dan berkumpul pada waktu dini hari. Waktu dimana seharusnya orang-orang masih beristirahat, namun Ray memberikan informasi yang tidak jelas, sehingga yang lain ikut panik.โAnda tidak perlu khawatir, Nona Tania akan baik-baik saja, dokter sedang memeriksanya,โ jelas Juan.Juan bahkan datang hanya dengan celana tidur dan baju kaos polos. Saat Ray menghubunginya, ia ikutan panik dan khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Ray.โCih, aku tidak khawatir,โ ucap Ray โAku pikir dia mati, makanya aku menghubungimu. Tidak mungkin aku menguburnya sendiri, jika ternyata dia benar-benar mati,โ elaknya.โMerepotkan saja.โJuan hanya tersenyum tipis mendengar apa yang dikatakan Ray. Andai saja dia bisa merekam wajah Ray, saat ia baru sampai bersama para dokter. Pasti tidak akan ada yang mengira bahwa itu adalah Ray, wajah paniknya jauh berbeda dengan wajah tegas yang ia tampilkan setiap hari.Ray jelas menunjukkan sisi lainnya hari ini, sisi la
Tania akhirnya bisa bernapas lega, saat alat penyangga di tangannya sudah dilepas. Tania bisa menggunakan tangannya kembali, tanpa merasa sakit ataupun nyeri.โIni menyegarkan,โ ucap Tania. Merasa bersyukur saat masih bisa menghirup udara segar setelah terkurung hampir sepekan di dalam kamar. โDia benar-benar berlebihan,โ gumam Tania, mengingat perlakuan Ray saat ia belum dinyatakan benar-benar sembuh.Tania hanya bisa berada di dalam kamar, tidak boleh banyak bergerak. Hanya makan dan tidur. Untung saja ia bebas bertemu dengan Rose, meskipun tidak memiliki waktu banyak. Sepertinya Rose lebih senang bermain dengan asistennya, juga Ray.โDia tidak mengancam Rose โkan?โโBisa saja dia melakukan itu, agar Rose tidak menggangguku. Dasar kejam, licik.โTania bahkan masih mengingat perkataan Ray, saat Tania hendak keluar dari kamar untuk menemui Rose yang baru pulang dari taman belajar.โSekali kau melangkahkan kakimu melewati batas kamar, maka aku akan mematahkannya. Agar kau tidak kemana
โTania,โ tegur Ray saat Tania tidak memperhatikannya.โIya, ada apa sayang?โ tanya Tania. Ia keasikan bertukar pesan dengan Maudy, membuat Tania tidak memperhatikan apa yang dikatakan Ray.โKamu dengar tidak apa yang aku katakan?โTania kebingungan, ia bahkan tidak ingat kalau Ray berbicara sesuatu padanya. Namun untuk menyelamatkan dirinya, Tania hanya mengangguk pelan, tampak jelas kalau ia sendiri ragu.โCoba jelaskan ulang apa yang aku katakan tadi.โTania jadi diam seribu bahasa, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Ia bahkan tidak tahu apa saja yang dikatakan Ray.โKau tidak tahu โkan.โ Ray menyentil dahi Tania, membuat Tania meringis.โSayang,โ rengeknya, mengusap dahinya.โMakanya kalau aku bicara itu dengarkan. Jangan hanya fokus pada ponselmu. Jika kau terus seperti ini, aku akan mematahkan ponselmu.โTania langsung meletakkan ponselnya di meja. Ia tersenyum menatap Ray, seolah bersikap manis. Menunjukkan bahwa dirinya akan berperilaku baik.โApa yang tadi kamu katakan, sayan
Tania merasa aneh, Juan tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. Juan seolah menghilang begitu saja. Ray juga tidak pernah membahas tentang Juan, bahkan saat Tania bertanya, tidak ada yang memberikan jawaban.โSayang, aku tidak pernah lagi melihat Juan. Apakah dia sakit?โ tanya Tania pada suaminya, Ray.โTania, sudah berapa kali aku katakan. Jangan pernah membahas tentang laki-laki lain. Aku tidak suka,โ jawab Ray, mendengus kesal. Iya bahkan melepaskan pelukannya dan menatap Tania tajam.โAku โkan hanya bertanya karena khawatir, lagipula dia sahabat kamu โkan.โTania bergumam pelan, namun masih bisa didengarkan oleh Ray. Hal itu membuat Ray semakin kesal.โSayang, kamu marah?โ Melihat Ray yang langsung memutar tubuhnya, berbaring membelakangi Tania, membuat Tania menyadari kalau Ray benar-benar kesal. Tania lalu memeluk Ray dari belakang. Tania tidak bisa membiarkan Ray kesal, karena itu bisa berdampak pada hal lainnya juga. Jadi kunci segalanya berjalan baik adalah membuat
โSayang, lihat bukankah ini sangat lucu.โ Tania yang antusias, jadi terkejut saat melihat bukan Ray yang ada di sebelahnya.โIya, itu menggemaskan, cocok untuk Rose,โ jawab Juan dengan senyuman tulus yang ia tunjukkan.โDi mana, Ray?โ tanya Tania yang langsung menyadari ketidakhadiran Ray di dekatnya.Tania mengedarkan pandangan matanya, mencari keberadaan Ray. Namun, Ray tidak ada di mana pun. Saat ini hanya ada Tania dan juga Juan.โMau ke mana? Bukankah kau ingin melihat pakaian untuk Rose?โ Juan menarik tangan Tania yang hendak pergi. Hal itu membuat Tania menatap Juan heran, ini kali pertama Juan bersikap seperti ini.โLepaskan.โ Tania menarik tangannya yang digenggam oleh Juan.Tania benar-benar merasa tidak nyaman di dekat Juan. Tania merasa ada yang mengganjal dari sikap Juan. Dia tidak seperti biasanya.โRay harus kembali ke kantor, karena itulah aku yang menemani kamu di sini,โ jelas Juan.โMengapa dia tidak mengatakannya padaku?โ protes Tania, seharusnya Ray mengatakannya p
Tani duduk dengan gelisah di atas tempat tidur, ia tidak bisa turun atau bahkan meninggalkan tempat tidur tanpa izin Ray. Kecuali jika Tania sanggup menerima hukuman dua kali lipat, maka ia bisa bebas membangkang.โDia kemana sih,โ gerutu Tania, kesal. Ray sudah pergi sejak tadi dan belum kembali juga. Padahal Ray mengatakan kalau ia tidak akan lama.Karena penasaran, Tania akhirnya memberanikan diri untuk membangkang. Ia harus turun ke bawah dan melihat apa yang terjadi.Tania merasa tidak bisa tenang. Ia sangat yakin kalau Ray dan Juan akan menghukum pengawal dan mungkin juga asisten rumah. Padahal ini tidak ada hubungannya dengan mereka, semua ini murni kesalahan Tania. โJangan sampai mereka menghukum orang yang tidak bersalah,โ gumam Tania pelan.Dan seperti dugaan Tania, saat ia sampai di bawah. Juan sedang mendisiplinkan para pengawal dan seluruh asisten rumah, termasuk Ma Cee. Tania segera menghampirinya, meskipun harus dengan tertatih-tatih karena kakinya yang sedang sakit.
Rapat sedang berlangsung saat telepon Juan terus berdering, sehingga ia terpaksa meninggalkan rapat.Juan mulai curiga saat melihat banyak panggilan tidak terjawab dari telepon rumah, pengawal dan sekarang telpon dari Ma Cee menggunakan nomor pribadinya. Biasanya Ma Cee tidak menggunakan nomor pribadinya untuk menelpon.โAda apa Ma Cee?โ tanya Juan.โNona Tania โฆ Nona Tania tidak sadarkan diri, Nona Tania terluka, kakinya terluka dan mengeluarkan banyak darah.โJantung Juan terasa berhenti berdetak mendengar suara ketakutan Ma Cee. Dalam keadaan darurat apa pun itu, Ma Cee biasanya selalu tenang. Namun, sekarang terdengar jelas suara Ma Cee yang bergetar disertai napasnya yang memburu, menunjukkan dengan jelas betapa takut dan khawatirnya Ma Cee.Juan memutar tubuhnya menatap pintu ruang rapat. Jika ia memberitahukan pada Ray sekarang, maka rapat akan terhenti dan semuanya harus ia susun kembali dari awal. Namun jika Juan tidak memberitahukan pada Ray sekarang, maka Juan tidak bisa me
โApakah kamu ingin ikut ke kantor?โ tanya Ray. Tania yang baru bangun dibuat terkejut dengan pertanyaan Ray. Yang benar saja, bagaimana mungkin Tania tiba-tiba muncul di kantor setelah semua yang terjadi. โTidak, aku di rumah saja,โ jawab Tania cepat.โAku takut jika kau akan bosan di rumah,โ ujar Ray, berjalan mendekati Tania yang masih duduk di tempat tidur.โSudah tidak ada Rose yang akan mengganggumu,โ ujar Ray lagi, mengusap wajah Tania yang memerah.Rose kembali ke luar negeri untuk melanjutkan akademik. Sebelumnya Rose memang tidak dikeluarkan, sehingga ia masih terdaftar sebagai siswa di sana. Meskipun berat, Tania tidak punya pilihan lain selain melepas Rose. Lagipula itu juga permintaan Rose yang ingin kembali belajar dan bermain bersama teman-temanya.โAku bisa pergi ke pantai yang di depan rumah, apakah boleh?โ tanya Tania.โBoleh, pergilah bersama asisten rumah dan beberapa pengawal.โโRay,โ ujar Tania memelas. Tania tahu, hubungannya dengan Ray sudah berubah, bukan l
โRay, apa yang kamu lakukan? Aku tidak membutuhkan semua ini.โ Tania menatap Ray yang seolah tidak merasa bersalah. Padahal Ray sudah benar-benar kelewatan. Bagaimana tidak, Ray membeli semua barang yang di sentuh Tania.Bukan hanya barang yang disentuhnya, Ray bahkan membeli setiap barang yang dilirim Tania. โKamu tidak akan membeli seluruh isi mall ini โkan?โโMall ini milik aku. Kamu ingin memilikinya? Aku bisa menggunakan namamu sebagai pemilik mall ini, juga menggunakan namamu sebagai nama baru mall ini.โโSepertinya mall ini memang perlu pembaruan.โTania sampai terdiam mendengar apa yang dikatakan Ray. Yang benar saja. Bagaimana bisa Ray dengan mudahnya mengatakan itu.โApalagi yang kamu inginkan?โ tanya Ray, sedangkan Tania masih bungkam dan hanya menatap Ray dengan kedua matanya yang berkedip-kedip.โSeharusnya Rose ikut bersama kita. Dia pasti ingin membeli banyak mainan,โ ujar Ray lagi.Rose memang tidak ikut bersama mereka. Ia pulang dengan asistennya setelah Rose tertid
โRay,โ panggil Tania.โHm,โ jawab Ray.โAku benar-benar tidak terbiasa dengan semua ini. Bisa lepaskan aku?โTania berusaha melepaskan lilitan tangan Ray di tubuhnya. Ia masih tidak terbiasa dengan perubahan secepat ini. Sekarang mereka akan benar-benar menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri. Bukankah itu melegakan. Tania tidak perlu lagi merasa takut dengan segala kemungkinan yang tidak pasti.โAku merindukanmu, Tania,โ bisik Ray lirih. Suaranya begitu pelan hingga membuat Tania merinding mendengarnya.โTapi, ini sudah siang, Ray. Kita harus menjemput Rose, dia pasti sudah mencari aku.โRay tidak menjawab, ia masih nyaman dalam posisinya. Mencari kehangatan dari tubuh Tania. Terus merapatkan tubuhnya, membuat kulit mereka saling menempel tanpa penghalang.โRay. Kau tidak lupa dengan Rose โkan?โโTidak, sayang.โ Ray segera bangun. โDia putri aku, bagaimana bisa aku melupakannya.โRay segera bangun, ia harus membersihkan diri sekarang. Ini kali pertama ia bangun telat. Sekar
Tania duduk termenung, mendengar semua perkataan Raka membuat Tania semakin bimbang. Apakah keputusannya untuk berpisah sudah benar atau tidak.Tania menatap kosong ke depan, ia tidak menyangka kalau Ray akan seserius ini. โAyah, apakah Rose sudah tidur?โ tanya Tania. Ia menelpon Ayahnya, berharap bisa mendapatkan solusi setelah berbicara dengan Ayahnya.โDia sudah tidur sejak tadi, sepertinya dia kelelahan.โ โBagaimana denganmu, Nak? Apakah kau akan menginap di sana?โTania diam. Sekarang sudah pukul sembilan malam. Hanya Tania sendirian di sini. Raka dan Ali sudah pergi. Ma Cee dan para asisten rumah sudah berisitirahat sembari menunggu Ray kembali.โAyah, bagaimana ini?โ โNak, tetapkan pilihanmu. Ayah akan selalu mendukung kamu apa pun pilihan yang kamu putuskan. Namun, kamu harus ingat. Terkadang kita terlalu sering mencari kesalahan pasangan kita, hingga kita tidak menyadari segala kebaikannya.โโMeskipun Ayah mengatakan kalau Ayah mendukung kamu apa pun itu keputusan kamu, na