“Siapa model tampan itu?”
Seorang wanita separuh baya dengan gaya angkuh memanggil seorang pria klemar-klemer.
Mata sang wanita sedari tadi tidak lepas dari sosok tampan dan kekar yang sedang menyulut rokoknya.
“Namanya Reynaldhy, Nyonyah, panggilannya Rey! Ganteng kan, Nyah? Blasteran loh yaahh!” sahut si pria kemayu ini dengan gaya lincahnya.
“Hemm… aturkan dia ke kamarku setelah acara ini!”
Wanita highclass dengan body mulus ini lalu keluarkan segepok uang 5 juta yang diterima dengan semringah oleh si kemayu ini.
Dia pun melengos pergi dengan cuek, menghampiri si anak buah yang diminati tadi. “Rey…!”
Model tampan yang belum terlalu lama jadi peragawan ini langsung menoleh dan dia menghela nafas panjang, saat si pria kemayu ini mendatanginya. “Ada apa Mami Meni?” sahut si model ini dingin, lalu asyik merokok lagi.
“Sini deh, aku bisikin,” kata Meni dan dahi Rey ini mengeryit.
Wajahnya langsung merengut setelah Mami Meni selesai membisikkannya sesuatu. “Aku bukan pria seperti itu, cari yang lain saja!”
Rey pun pergi begitu saja dan Meni terperangah. Rey ternyata menolak rayuan untuk layani si tante angkuh tadi dan siap membayar mahal sang model tampannya ini.
Meni tak mau menyerah begitu saja, dia jejeri langkah Rey. “Jangan menolak honey. Dia wanita terhormat loh! Walaupun usianya sudah 40 tahun, tapi bodynya… wowww bak masih 25 tahun lohh! Lagian, kan kamu lagi butuh uang buat—”
“Mami Meni, aku jadi model ini profesional, bukan merangkap jadi gigolo, paham!”
Mami Meni melongo, penolakan Rey membuatnya terdiam sejenak. Anak asuhnya ini memang rada lain. Selain pendiam, tetapi sekalinya bicara suka nyelekit hati.
Rey langsung ngeloyor pergi. Dia keluar dari gedung ini, menuju ke pinggir jalan raya, untuk mencegat taksi. Sementara, Mami Meni terus menatapnya dengan tatapan yang culas.
Rey yang sudah tiba di pinggir jalan, terkejut ketika tiba-tiba ada sebuah mobil mewah menyampirinya.
Seraut wajah jelita membuka jendela mobil mewahnya. “Ikut aku yuk?” kata si empunya mobil menawarkan tumpangan.
“Makasih, Chikita.” Rey tak menolak, dia pun duduk di sisi gadis yang dipanggil Chikita, dan rekan sesama model di bawah asuhan Mami Meni.
“Kenapa manyun begitu, Rey? Disuruh layanin tante-tante girang lagi sama si mami, ya?” Chikita tertawa sambil tetap konsen ke setiran.
“Begitulah, Mami masih nggak menyerah!” sahut Rey pendek, sambil menoleh ke kiri melihat jalanan Jakarta yang makin malam tetap ramai.
Chikita tertawa, Rey tetap dengan gaya coolnya. Semenjak bergabung dengan Agensi Mami Meni 5 bulanan yang lalu, Chikita inilah sahabat dekat Rey.
Rey tahu, Chikita adalah model papan atas andalan Mami Meni, sekaligus simpanan seorang pengusaha terkenal merangkap politikus di Senayan.
“Kamu hebat Rey, tapi… apakah kamu tetap akan bertahan, sementara kebutuhan ekonomi makin gila-gilaan?” pancing Chikita sambil melirik pemuda tampan jangkung ini di sisinya.
“Entahlah Chiki… aku tetap ingin berjalan begini saja. Kamu tahu, kan, jadi model ini sekedar batu loncatan saja, sambil menunggu panggilan wawancara dari sebuah stasiun TV,” sahut Rey terkesan pasrah.
Chikita menganggukkan kepala. Dia tahu, Rey memang bercita-cita jadi news anchor, seperti profesi ibunya dulu, yang kini sudah lama pensiun.
“Kamu mau nggak aku kenalkan dengan sahabatku? Dia bos skincare, loh…janda, masih muda. Usianya baru 30 tahunan, tapi punya anak satu berusia 8 tahun!”
Rey menoleh ke arah Chikita, yang dilirik tetap konsen ke jalan. “Kamu lagi mau jual aku? Atau gimana sih?” cetus Rey.
Cittt…!
Chikita langsung injak rem, kebetulan juga lampu merah.
“Rey, jangan samakan aku dengan Mami Meni!” Chikita menoleh dan menunjukkan wajah masamnya. “Sahabatku itu bukan tante girang loh, dia hanya butuh… pacar! Tapi, ya udah kalau kamu tidak mau tak apa, sebel!”
Wanita itu jengkel disamakan dengan Mami Meni, seorang manajer yang merangkap sebagai mucikari.
“Maaf.” Rey buru-buru minta maaf, sambil tangannya elus paha mulus Chikita. “Maafin aku, ya….”
Chikita langsung menepuk keras lengan nakal Rey.
Pemuda ini tertawa saja.
Kesalahpahaman mereka hilang begitu saja, berganti dengan celoteh tawa. Saat mobil Chikita sampai di indekos Rey, wanita itu kembali menghentikan mobilnya.
“Yakin nih, nggak pingin mampir, Chiki…?” kata Rey yang turun di depan kosnya.
“Nggak!” sahutnya langsung, dengan wajah ketusnya. “Masih bad mood, gara-gara ucapan kamu tadi. Malas juga ladeni perkutut gede kamu itu malam ini!”
Rey senyum dan kaca mobil ditutup, Chikita pun tancap gas meninggalkan Rey yang hanya angkat bahu bidangnya.
Tepat saat mobil Chikita menghilang, Rey dikejutkan dengan deheman seseorang di belakangnya.
“Ehem!!!” kontan Rey menoleh.
**
Pembaca Novel Aku Sang Pria Pemuas, inilah Aku Sang Pria Pemuas Chapter 2'Pria Shif Malam' yang di tunggu-tunggu, author akan tuntaskan rasa penasaran semua pembaca di ASPP sebelumnya, ceritanya tetap asyik dan bisa bikin pembaca berselancar dalam keasyikan cerita ini, selamat membaca, semoga terhibur, salam MRD_BB
Perpaduan Langga dan Romi, di bantu Anca dan Toni, serta dua rekannnya yang lain bikin tim-tim dari sekolah lain bertekuk lutut.Tiga pertandingan di group penyisihan dengan mudah mereka menangkan, rata-rata dengan skor menyolok. Langga dan Romi jadi pendulang poin yang saling kejar-kejaran jadi yang terbanyak.Langga makin matang dan bagus mainnya, tak kalah dari Romi, pa Bandi sang pelatih sampai bergumam, kelak setelah Romi lulus, maka Langga-lah sang Kapten berikutnya.Kini SMUN 15 masuk 16 besar atau perdelapan final, kali ini sistem gugur, siapa yang kalah akan pulang.Kekompakan Langga dan Romi jadi momok di topang Toni dan Anca serta dua pemain lain, perdelapan final sukses mereka lewati dan masuk perempat final.Di sini juga sama, lagi-lagi Langga dan Romi tak terbendung dan sukses masuk semifinal.Dari babak gugur ke babak gugur berikutnya, hanya jeda satu hari saja.Perlawanan sangat sengit dan alot, saat mereka berhadapan dengan juara bertahan SMUN 2 Banjarmasin di babak s
Begitu mobil ini mengaum dan keluar dari pagar rumah mewah, Tante Melly langsung dekati anak gadisnya.“Gitu dong cari pacar, jangan kayak yang dulu, udah gayanya songong, sok kaya pula, biarpun ganteng, tapi attitudenya jelek. Yang ini menang segalanya, kamu itu cantik sayang, cari kekasih yang harus di atas kita…!” ceplos Tante Melly senyum sendiri, sekaligus singgung si Romi, eksnya Julia.“Langga Kasela…namanya kayak familiar?” gumam Bram Haruna tanpa nyadar.“Papanya mantan panglima militer pah, Jenderal Rey Sulaimin. Namanya sama dengan mendiang kakek buyutnya, Langga Kasela Sulaimin,” sahut Julia, sebutkan secara lengkap siapa Langga.“Whatsss…klan Sulaimin...hemm..pantas!” sahut Bram lalu sesaat wajahnya dikit berubah mendengar ucapan anaknya.“Apaa…keluarga Sulaimin?” wajah Tante Melly juga kontan berubah. Julia jadi terheran-heran, kenapa ayah dan ibunya kini kayak terkejut begitu?“Julia…sebaiknya, jangan terlalu dekat dengan si Langga itu deehh!” ceplos Tante Melly tiba-ti
“Pantessss…turunan klan Sulaimin ternyata!” batinnya lagi dan dia pun merasa minder jadinya, apalagi ingat mantannya si Romi, nggak ada seujung kuku-nya si Langga ini.“Langga…ooo ini tuh pacar kamu, cakep nih,” tiba-tiba nenek Qawiya muncul dan dia senyum senang menatap wajah cantik Julia.“B-bukan nek, ini Julia teman sekolahnya aku,” sahut Langga ralat, tak enak dengan Julia. Si cantik ini justru tertawa kecil saja, malah diam-diam senang si nenek menyukainya.“Eh ini neneknya Langga yaa, nenek juga masih cantik kok?” sahut Julia dan mencium tangan si nenek ini, yang makin lebar tawanya.“Aku nenek buyutnya cantik, kakek-nenek dan ortunya si Langga ada di Jakarta. Dia di sini menemani aku, soalnya sepupu-sepupu dan om-tantenya tak ada yang mau tinggal di sini. Makanya rumah dan semua isinya di wariskan kakek buyutnya pada si Langga ini, termasuk saham-saham perusahaan, jadi nenek kini numpang sama si Langga jadinya,” sahut nenek Qawiya lalu terkekeh, sekaligus buka siapa si cicit be
“Julia jangan heran ya, sepupu si Langga ini kaya raya pakai banget, malah si Langga pernah di pinjamin Lexu* lainnya, yang tak kalah mehongnya, rupanya sepupu si Langga penggemar mobil mehong itu,” sela Toni.Si cantik yang sepintas mirip artis Raisa ini malah penasaran.“Oh yaa…masa sih, ahh bohong paling, pasti ini milik kamu! Mana ada sepupu begitu baiknya pinjamin mobil se-mehong ini” sela Raisa eh Julia.Mang Ujang tiba-tiba terbatuk-batuk, hingga mata Langga langsung membulat dan Langga tak sadar Julia menatapnya lewat spion 3 dimensi di mobil ini dan senyum aneh merekah di bibirnya.“Tuan...eh Mas Langga kita antar siapa dulu?” Mang Ujang menatap Langga lewat spion.“Emm….si Toni dulu karena rumahnya paling dekat, baru Anca, eh rumah kamu di mana Julia?” tanya Langga.Julia lalu sebutkan alamatnya, ternyata rumahnya memang agak jauh dan dia bilang sopir ayahnya tak bisa jemput dia, karena sedang ke Bandara jemput ortunya tersebut.“Aku belum 17 tahun, masih 16 tahun 11 bulan, j
Bandi sang pelatih kini sudah bisa menentukan 6 pemain inti. Langga, Romi, Anca dan Toni jadi andalan, di tambah dua pemain lainnya, sisanya pemain lapis ke 2.Ke empat pemain ini kalau sudah kerjasama sangat hebat permainannya, di tambah dua orang lainnya.“Ini dia The Dream Team-nya SMUN 15 ini,” batin Bandi sumringah.Tapi, bila Romi bertingkah dan egonya keluar, permainan tim ini akan kacau balau dan sulit cetak angka.Seorang Langga pun tak akan sanggup banyak cetak angka, kalau Romi sudah begitu. Langga harus akui, Romi yang masuk tim PON Kalimantan Selatan dan di incar beberapa klub Liga Basket Indonesia dan juga bakalan masuk seleksi Timnas ini menang pengalaman dan juga ahli atur permainan.Dan...stok pemain seperti Romi di SMU 15 ini sampai saat ini belum ada!Kejuaraan Basket antar SMU se Kalsel tinggal satu minggu lagi, latihan pun makin di genjot pa Bandi, para pemain terpaksa pulang jelang senja saban hari, karena sepulang sekolah wajib latihan. Sepert hari ini...Usai
Tiba-tiba Julia, Sekretaris OSIS datang mendatangi ke empatnya di kantin ini.“Langga, Toni, dan Anca, kalian ikut tes untuk jadi pemain basket sekolah kita yaa. Nanti setelah pulang sekolah yaa. Soalnya 3 bulan lagi ada kejuaraan basket antar sekolah se Kalimantan Selatan, kita masih kurang 3 pemain yang tingginya di atas 170 centimeteran, soalnya pemain lama pada lulus!” SMUN 15 ini lolos bersama 32 SMU se Kalsel, karena jadi runner up di kejuaraan Basket se Kota Banjarmasin 4,5 bulan lalu.Diam-diam Julia ternyata sudah dapat info, kalau personel 4 Sekawan ini jago basket di SMP masing-masing.“Siap Julia, eyke jamin mereka bertiga lulus dan bakalan jadi andalan sekolah kita,” sahut Susi Ngondek yang dulu satu kelas dengan Julia di kelas 10, dia justru ingin lanjut jadi chearleaders-nya."Oke...di tunggu yaa, jangan lupa, kita kumpul di lapangan basket ini nanti," sahut Julia lagi.“Beres Julia,” sahut Toni sambil kedipkan mata ke Julia, gadis cantik ini geleng-geleng kepala sambi