Lahir di keluarga kaya yang berpengaruh pada negara, memiliki banyak saudara laki-laki yang tangguh dan jenius, putri tunggal yang sangat dijaga oleh ayahnya dan keluarganya, tidak membuat Lyorna Graves aman.
"Dimana Sereia?" Lyorna Graves turun tangga dengan anggun. Dia memiliki rambut panjang berwarna zaitun, kulitnya putih dan halus tanpa cacat. Kedua matanya berwarna coklat keemasan. Dia mengenakan celana panjang dan blazer. "Sereia tidak akan kembali nona Lyorna." Lyorna berhenti di tangga, menatap pelayan yang menjawab pertanyaannya dengan dingin. Sereia adalah pengawal Lyorna Graves yang kesetiaannya sudah tidak diragukan lagi oleh Lyorna Graves. "Kenapa? Pantas saja aku merasa ada yang aneh dengannya karena tidak terlihat sejak aku bangun tidur. Apakah dia kabur atau bagaimana? Kalau memang dia kabur, cepat cari dia sampai ketemu dan bawa dia ke hadapanku!" Lyorna melanjutkan menuruni tangga. "Itu mustahil nona Lyorna." "Mustahil?" "Karena ayah nona yang telah memecatnya." Lyorna langsung menyibak rambut panjangnya ke belakang. "Ini pasti gara-gara waktu acara amal kemarin." Lyorna Graves kerap mendatangi acara amal bersama Ishaan, saudara sepupunya. Kemarin dia tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan yang berisi ancaman pembunuhan. Saat akan pulang dia diserang oleh sekelompok orang yang memakai masker. Untungnya Ishaan berhasil menyelamatkannya tetapi dia tidak membeberkan soal pesan misterius itu. Dia tidak menganggapnya sepenting itu karena dia pikir itu ulah lelaki yang tergila-gila padanya. Lyorna menghela nafas. "Hubungi Sereia! Aku tidak bisa meneirma dia pergi begitu saja tanpa bilang kepadaku dulu meski dia dipaksa oleh ayahku, setidaknya ayah seharusnya membiarkanku bicara dulu dengannya!" Lyorna berangkat ke kantor dengan kekesalahan di hatinya. Lyorna langsung menemui Ishaan di kantor. "Hey, apa yang kamu katakan kepada ayahku soal penyerangan itu? Sudah kubilang jangan menganggapnya serius dan menyebarkannya. Kenapa kamu tidak bisa menjaga rahasia? Kamu sudah merusak kepercayaanku Ishaan." "Aku memang merahasiakannya dari yang lain tetapi ayahmu harus tahu soal ini. Kita tidak tahu siapa yang ada dibalik penyerangan itu. Kalau saja saat itu aku tidak menyelamatkanmu, mungkin kamu sudah tidak ada di dunia ini." "Aku yakin dalang dibalik penyerangan itu adalah lelaki yang suka kepadaku tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa sehingga dia memilih jalan ini." "Kenapa kamu percaya diri sekali?" "Aku beberapa kali mengalami hal seperti itu." Ishaan terkejut. "Lyorna Graves, kamu harus sering-sering dikawal untuk keselamatanmu." "Aku tidak pernah mencolok sebagai Lyorna Graves. Dibandingkan kalian, aku tidak cukup terkenal kan?" Ishaan lelah menghadapi Lyorna Graves. Dia mengambil beberapa berkas dan mulai bekerja. Lyorna Graves juga melakukan hal yang sama. Lyorna Graves senang bekerja di kantornya. Kehidupan yang monoton menurutnya tidak buruk. Di tengah-tengah dia menikmati pekerjaannya, ponselnya berdering. Itu adalah ayahnya, Nolan, yang protektif. "Lyorna, kenapa kamu berangkat bekerja? Sudah ayah bilang untuk mengambil cuti sampai keadaan benar-benar aman." Lyorna langsung protes mengenai dipecatnya bodyguard kesayangannya. "Ayah kenapa memecat Sereia begitu saja tanpa berdiskusi dulu denganku? Dan apa itu? Keadaan benar-benar aman? Bagaimana cara memastikannya? Kita tidak pernah tahu hal seperti itu akan terjadi lagi atau tidak. Aku tidak menganggapnya serius. Aku kesal pada ayah karena sudah memecat Sereia. Aku tidak mau tahu pokoknya aku mau Sereia kembali!" "Tidak bisa!" "Ayah bisakah kamu berhenti?" "Kalau kamu menempatkan Sereia disampingmu, sama saja kamu menempatkannya dalam bahaya. Tidak hanya dirimu, Sereia juga hampir terluka. Dia tidak bisa melindungimu. Aku sudah menemukan penggantinya. Cepat pulang dalam waktu lima belas menit!" "Ayah kamu tidak bisa seenaknya!" Sambungan telepon langsung dimatikan oleh Nolan. Lyorna Graves mendesah kasar. Dia memutuskan untuk mencari Sereia sendiri. Saat dia meninggalkan kantor, dia berpas-pasan dengan Ishaan. "Pasti ayahmu menyuruhmu pulang?" Lyorna Graves tidak menjawab pertanyaan Ishaan. Ekspresi wajahnya sangat dingin. Lyorna Graves tidak suka dikawal oleh beberapa orang karena itu membuatnya risih. Dia sudah cukup dengan Sereia disampingnya. Saat usia Lyorna Graves sepuluh tahun, ibunya meninggal. Dibandingkan sepupunya yang lain, dia tidak memiliki saudara. Dia sangat akrab dengan Ishaan. Dia kerap dicap sebagai anak yang manja dan rakus terhadap warisan kakeknya. Dia memang kesayangan kakeknya tetapi sebenarnya dia tidak pernah menyukai itu. Dia yakin beberapa sepupunya membencinya. Sesampainya di rumah, Lyorna Graves yang masih marah berjalan terburu-buru ke dalam rumah untuk menemui ayahnya. Dia tidak langsung mencari Sereia karena jika dia tidak segera menemui ayahnya, ayahnya pasti akan marah besar dan melaporkannya ke kakeknya. Dia bisa dikurung selama beberapa hari. Banyak orang menganggap bahwa anak-anak di keluarga Rainhold memiliki karakter yang baik karena mereka mendapatkan pendidikan karakter dari orang tua mereka yang dari kecil mendapatkan pendidikan karakter dan guru khusus. Tetapi menurut Lyorna Graves, dirinya tidak mendapatkan pendidikan karakter itu. Dia memang memiliki seorang guru yang mengajarinya banyak hal dari kecil sampai usia dia lima belas tahun tetapi tampaknya semua itu sia-sia karena dia tidak mendalaminya. Menurutnya yang berhasil adalah Ishaan. Dia mengakui sifat bijaksana dan baiknya Ishaan. Saat sepupunya yang lain kelihatan menjaga jarak dengannya, tetapi Ishaan tidak pernah melakukan itu. Lyorna Graves membuka pintu dan langsung bertatapan dengan ayahnya yang sedang duduk di sebuah kursi mewah. Ayahnya berdiri dan menghampirinya. "Ayah mengirim Sereia ke rumah lain atau mengantarnya pulang?" "Sereia tidak akan kembali! Jangan terlibat emosional dengannya! Dia itu hanya seorang pelayanmu. Tidak lebih dan tidak kurang." "Dia sudah menemaniku dari lama. Kami seperti tumbuh bersama. Dia sudah seperti temanku sendiri. Tidak. Bahkan seperti keluarga. Apalagi aku tidak memiliki saudara seperti sepupuku yang lain tetapi kenapa ayah tega memecatnya begitu saja tanpa memberitahuku dulu?" "Kamu harus lebih melatih hatimu supaya tidak goyah akan hal-hal seperti ini Lyorna Graves! Kamu diancam dibunuh! Itu yang terpenting. Oleh karena itu ayah sudah menyiapkan seseorang yang pantas untuk menjadi pengawalmu." Nolan berbalik. Lyorna Graves menyipitkan kedua matanya. Dia tidak sadar bahwa disana sejak tadi ada orang. Orang itu menghampiri Lyorna Graves dan ayahnya dengan langkah tegas. Kesan pertama orang itu adalah dingin atau kaku. Wajah tampannya mendukung kesan tersebut. "Perkenalkan dirimu!" Orang itu mendekat ke Lyorna Graves dan berlutut di bawahnya. "Saya bernama Akash Norville. Mulai sekarang, saya akan bekerja dibawah nona Lyorna Graves untuk melindungi anda dengan sepenuh hati. Saya sudah siap untuk mempertaruhkan hidup saya untuk keselamatan nona Lyorna Graves. Saya bersumpah untuk kesetiaan kepada nona Lyorna Graves." Lyorna Graves tidak tahu harus berkata apa. "Dia cukup ahli soal bela diri, dia juga cerdas. Dia mampu untuk melindungimu. Ayah yakin soal itu." Lyorna Graves menarik nafas. "Ayah benar-benar berlebihan. Ayah pikir aku menginginkan ini?" "Lyorna Graves, apakah kamu masih belum menyadari bahaya yang menimpamu? Jika kamu masih memiliki waktu, maka gunakan sebaik mungkin untuk melakukan berbagai cara untuk melindungi dirimu sendiri! Ayah juga akan menyelidiki soal ini. Intinya jangan sampai anggota keluarga yang lain mengetahuinya!" Nolan keluar dari rumah meninggalkan Lyorna Graves yang masih diam di tempat. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Sampai akhirnya dia menteskan air mata.Entah berapa kali Lyorna Graves mencoba membuka ponsel ayahnya, tetap tidak berhasil. Dia tidak tahu kata sandinya. AKhirnya Rian membawa ke pabrik ponsel untuk memecahkan masalah tersebut. "Paman, aku ingin pergi ke makam ibuku, tidak masalah bukan?" tanya Lyorna Graves. "Kenapa kamu mau kesana di situasi seperti ini?" tanya Rian cukup marah. "Ayahmu sedang tidak sadarkan diri jadi aku yang menggantikan ayahmu sekarang. Jangan menyusahkan pekerjaanku, Lyorna." "Aku akan baik-baik saja," elak Lyorna Graves. "Ini sangat penting. Aku ingin pergi ke makam ibuku sebelum pikiranku semakin tidak waras." "Nona..." AKash Norville menatap Lyorna Graves dengan tatapan khawatir. "Baiklah. Akash Norville, pastikan kau membawanya kembali kesini dengan selamat!" ucap Rian. Akash Norville menganggukkan kepalanya. Lyorna Graves pergi berdua saja dengan AKash Norville ke tempat pemakaman keluarga Rainhold. Mereka membeli bunga terlebih dahulu kemudian melanjutkan perjalanan ke ma
Nolan mendapatkan pesan dari pemilik panti asuhan dan meminta izin untuk pergi. Rune curiga jadi dia menyuruh orang untuk mengikuti Nolan dan Nolan mengalami kecelakaan. Hal itu menyebabkan Lyorna zgraves syok dan menangis sejadi-jadinya. Penyelidikan dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil karena mobil yang ditumpanhi itu ilegal. ** Setelah Ishaan pergi, Rune menuju ke ruangan Lyorna Graves. "Rune, bagaimana? Apakah Kavish sudah ditemukan?" tanya Nolan. Rune menggelengkan kepalanya. "Belum paman. Erash dan yang lain sedang mencarinya. Semoga dia masih hidup." Rune menghampiri Lyorna Graves yang memperhatikannya lekat-lekat. "Lyorna, bagaimana keadaanmu?" tanya Rune. "Ya, tidak begitu baik. Katanya kamu yang mengawasi Kavish. Kenapa dia bisa hilang?" tanya Lyorna Graves. "Kalau aku tahu, sudah pasti aku akan memberitahu semua orang. Aku baru saja berbicara dengan orang tuanya Kavish kemudian tiba-tiba Ishaan datang dan dia memeriksa kamar Kavish, tetapi pria itu s
Lyorna Graves menangis histeris begitu sadar. Akash Norville langsung mendekat dan berusaha menenangkannya. "Nona, tenanglah. Sudah tidak apa-apa. Kamu sudah aman," kata Akash Norville. Nolan memeluk putrinya erat. Wajahnya yang menunjukkan kekhawatiran berubah menjadi lega luar biasa. Kedua matanya berkaca-kaca. Anggota keluarga Rainhold yang lain menyaksikan pemandangan itu. "Lyorna, tidak apa-apa. Ayah disini. Kamu sudah di tempat yang aman," bisik Nolan. Lyorna Graves berhenti menangis. Dia menyadari dirinya dipeluk oleh ayahnya. Dia pun langsung membalas pelukan ayahnya. "Ayah," panggil Lyorna Graves lirih. "Ya nak? Kamu tenanglah. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi," kata Nolan. Lyorna Graves menyembunyikan wajahnya di pundak ayahnya saat bertatapan dengan Akash Norville. "Lyorna, ceritakan pada kami apa saja yang sudah kamu alami?" tanya Gavin. Nolan menarik diri dan menatap ke Gavin. "Jangan mulai. Lyorna Graves baru saja sadar. Dia trauma."
"Darimana kau tahu soal itu? Aku bahkan tidak pernah mengungkitnya," kata Ishaan. "Kau ternyata bodoh Ishaan. Kavish selalu di rumah sementara kau selalu meinggalkan istrimu sendirian di rumah. Mereka punya banyak kesempatan dibelakangmu. Mereka jalan-jalan ke beberapa tempat dan aku tidak sengaja melihat mereka," kata Rune. "Dan kau mengambil kesimpulan seperti itu?" tanya Ishaan tajam. "Logika saja. Kau sangat membenci Kavish dan aku tahu kau mencintai Phione. Kira-kira siapa yang akan kau benci diantara mereka berdua? Keduanya. Tetapi kau sangat membenci Kavish. Lalu aku juga mendengar beberapa pendapat dari para sepupu kita mengenai hubunganmu dengan Phione yang tidak seperti saat awal-awal baru menikah," kata Rune. Ishaan langsung lemas dan jatuh terduduk sambil menyandarkan tubuh belakangnya ke tembok. "Aku mencoba memahami kedua belah pihak. Mengingat bagaimana sikap dan perilaku Kavish. Dia adalah pria yang membutuhkan kasih sayang. Dia pasti terlena oleh kebaik
Ketika mereka dalam misi penyelamatan, tiba-tiba tempat itu diledakkan. Akash Norville pingsan, Lyrona Garves juga pingsan, Kavish apalagi. Semuanya langsung dilarikan ke rumah sakit. Penyelidikan besar-besaran langsung dilakukan terhadap tempat tersebut. Para pelaku terdiri dari orang-orang yang bekerja dibawah perusahaan Artie, mereka berkhianat karena dibayar tinggi oleh seseorang, tetapi kebanyakan orang-orang yang tidak dikenal. Tampaknya mereka berasal dari negara lain tetapi menurut informasi, mereka adalah buronan. Sayangnya, masih belum diketahui siapa bos mereka. Pemilik panti asuhan tempat Akash Norville dibesarkan alias ayah Akash Norville menjenguk putranya. Dia telah mendengar beritanya yang tersebar dimana-mana. "Aku tidak menyangka dia akan membunuh lagi. Tetapi kali ini dia berhasil. Jika dia mati, dia pasti akan merasa lega," kata pemilik panti asuhan. Nolan menghela nafas. "Saya akan mengurus sisanya. Saya sangat berterima kasih pada putra anda." "Ak
"Meskipun begitu, aku tetap tidak bisa menempatkan orang seperti itu disamping cucuku," kata Kakek Karl. "Kakek benar, dia orang yang sangat berbahaya. Monster," ketus Kavish. "Aku juga sudah mendengar dari Paman Nolan kalau dia menolak dipecat Lyorna Graves. Pasti sulit untuk menyingkirkannya kalau sudah seperti itu." Setelah Rian sadar, Kavish izin pada Rian untuk pergi ke suatu tempat. "Menyelidiki hilangnya Lyorna Graves?" tanya Rian. Kavish menganggukkan kepalanya. "Menyerah saja Kavish. Sepertinya Lyorna Graves sudah mati. Sekarang giliran kita yang diserang. Mungkin Akash Norville sengaja bergabung dengan mereka untuk berkhianat pada kita. Dia telah membuat banyak kekacauan. Dia pasti dibantu oleh mereka," ucap Luna. "Aku akan membawanya ke daerah terlarang di negara ini. Hanya tempat itu yang belum kita selidiki," kata Kavish. "Itu terlalu berbahaya!" tukas Rian. "Ibumu pasti tidak akan mengizinkannya." "Benar. Untuk apa repot-repot mencari orang yang sudah ma