Share

Bab 2

Author: Zaina Aulia
Andini tertegun. Dia mengira dirinya sudah mati rasa. Siapa sangka, jantungnya berdebar saat mendengar suara yang familier itu.

Andini memandang pria yang duduk di kereta kuda. Dia adalah jenderal yang berprestasi dan mantan tunangan Andini, Rangga Maheswara. Andini langsung berlutut sambil menyapa, "Salam, Jenderal Rangga."

Rangga mengernyit, lalu melihat pergelangan kaki Andini dan bertanya, "Kamu mau pulang ke Kediaman Adipati?"

Andini menunduk. Dia menjawab sembari mengangguk, "Iya."

Kemudian, suasana menjadi hening. Rangga menunggu Andini melanjutkan perkataannya. Bagaimanapun, dulu Andini sangat cerewet.

Rangga tidak suka orang yang cerewet. Namun, dia tidak pernah menegur Andini karena menghargai hubungan keluarga mereka. Hanya saja, Rangga juga tidak menyembunyikan kegusarannya.

Terkadang, Rangga yang pusing akan menyodorkan kue kepada Andini untuk menutup mulutnya. Andini akan terlihat gembira, tetapi sebentar lagi Andini kembali mengoceh.

Tidak disangka, Andini hanya melontarkan satu kata setelah 3 tahun berlalu. Rangga turun dari kereta kuda. Akan tetapi, dia tidak memapah Andini. Rangga berucap dengan dingin, "Kebetulan aku mau masuk ke istana untuk membuat laporan. Kamu boleh pulang naik kereta kudaku."

Andini ingin menolak, tetapi Rangga melanjutkan, "Kamu terluka, jangan sok kuat lagi. Biarpun kamu nggak memikirkan diri sendiri, seharusnya kamu memikirkan nenekmu."

Nada bicara Rangga sangat tegas. Andini teringat dengan Ainun yang sangat menyayanginya. Dia tahu sekarang dirinya bisa meninggalkan penatu istana pasti karena Ainun memohon kepada Permaisuri. Ainun pasti sedih jika melihat Andini pulang dengan terpincang-pincang.

Jadi, Andini tidak menolak Rangga lagi. Dia menyahut, "Hamba berterima kasih atas kebaikan Jenderal Rangga."

Selesai bicara, Andini berdiri dan berjalan ke kereta kuda. Tubuh Andini menegang saat berjalan melewati Rangga. Dibandingkan 3 tahun yang lalu, sekarang Rangga lebih tinggi dan kekar.

Andini mendengar Rangga baru kembali setelah memenangkan perang. Aura Rangga sangat mengintimidasi sehingga Andini merasa gugup ketika berjalan di sampingnya.

Dulu Andini sangat mencintai Rangga, tetapi Rangga tidak pernah membalas perasaannya. Kala itu, Andini merasa sikap Rangga sangat dingin kepada semua orang. Andini yakin asalkan dia berusaha memberi perhatian kepada Rangga, cepat atau lambat hati Rangga pasti luluh.

Namun, sewaktu Andini melihat Rangga memandang Dianti dengan ekspresi lembut, dia baru paham tidak semua hal bisa membuahkan hasil setelah diperjuangkan. Sebagian orang bisa mendapatkan hal yang diidamkan orang lain dengan mudah.

Waktu itu, Andini melihat Rangga melindungi Dianti dan memperingatkannya dengan ekspresi galak. Alhasil, Andini pun mengurungkan niatnya untuk membela diri sendiri.

Orang tua, kakak, dan pria yang dicintai Andini memilih untuk membela Dianti. Mereka semua berharap Andini menggantikan Dianti dihukum.

Sebenarnya ucapan Abimana benar. Andini sudah menggantikan Dianti hidup senang selama 15 tahun, jadi anggap saja Andini membayar Dianti dengan mengalami penderitaan selama 3 tahun. Namun, tentu saja Andini merasa sedih.

Jelas-jelas, Andini tidak melakukan apa pun. Akan tetapi, semua orang yang pernah mencintai Andini malah menyakitinya. Mana mungkin Andini tidak sedih?

Di dalam kereta kuda terasa lebih hangat. Andini mencium wewangian yang sering digunakan Rangga. Terdapat sebuah penghangat dan sekotak kue di atas meja kecil.

Andini tahu itu kue kesukaan Dianti. Dia ingat Kirana mencarinya setelah Dianti kembali. Kirana memohon kepada Andini untuk mengembalikan pernikahannya dengan Rangga kepada Dianti.

Itu adalah perjanjian pernikahan antara putri sah Keluarga Biantara dengan putra sah Keluarga Maheswara. Memang seharusnya Dianti yang menikah dengan Rangga.

Saat itu, sebenarnya Andini menolak. Hanya saja, Kirana bersikeras meminta Andini mengalah. Jadi, Andini terpaksa menyetujuinya.

Tiga tahun sudah berlalu, apa Rangga dan Dianti belum menikah? Hati Andini terasa sakit. Entah karena merasa cemburu atau tidak rela. Akhirnya, Andini bergumam, "Semuanya nggak penting lagi."

Tak lama kemudian, kereta kuda berhenti di depan Kediaman Adipati. Andini turun dari kereta kuda dengan bantuan kusir. Sebelum berdiri dengan stabil, Andini mendengar seseorang memanggilnya dengan lembut, "Andin."

Orang yang memanggil adalah Kirana. Andini berbalik. Dia melihat Kirana yang dipapah Abimana dan Dianti menghampirinya. Kirana merentangkan kedua tangannya, sudah jelas dia ingin memeluk Andini.

Andini langsung berlutut sebelum Kirana memeluknya dan menyapa, "Andini Gatari memberi salam kepada Nyonya Kirana."

Kirana terpaku di tempat. Hari ini, Abimana dan Rangga masih memanggil "Andini Biantara". Mungkin mereka tidak tahu pada hari ketiga Andini dihukum masuk ke penatu istana, pelayan senior mengatakan Kresna sudah mengakui di depan Kaisar bahwa Andini bukan putri Keluarga Biantara. Marga Andini adalah Gatari.

Jadi, sudah lama Andini mengubah marganya. Kirana tentu mengetahui hal ini. Entah karena merasa bersalah atau kasihan, air mata Kirana mengalir.

Kirana memapah Andini, lalu membelai wajahnya dan berkomentar dengan ekspresi lembut, "Kamu makin kurus dan kulitmu makin gelap."

Putri yang dibesarkan Kirana dengan penuh kasih sayang tampak terpuruk setelah 3 tahun. Dianti menceletuk, "Bu, jangan sedih. Yang penting Kak Andini sudah pulang."

Dibandingkan 3 tahun yang lalu, sekarang tubuh Dianti lebih berisi. Dia memandang Andini dengan gugup, sama seperti 3 tahun yang lalu.

Andini mengabaikan Dianti dan menunduk. Kirana yang terhibur menimpali, "Iya, yang penting kamu sudah pulang."

Selesai bicara, Kirana melihat kereta kuda di samping. Dia tentu tahu itu adalah kereta kuda Keluarga Maheswara.

Kirana teringat tadi Abimana terlihat marah saat pulang ke Kediaman Adipati. Dia memelototi Abimana, lalu menarik tangan Andini dan menghibur, "Kakakmu memang berengsek! Ibu sudah memberinya pelajaran. Kamu tenang saja, ke depannya Ibu nggak akan membiarkan kamu menderita lagi."

Kirana berlinang air mata. Sepertinya dia memang benar-benar merasa kasihan pada Andini. Namun, Andini malah menarik tangannya.

Tindakan Andini membuat Abimana makin marah. Dia membentak, "Andini, jangan nggak tahu diri!"

Andini hanya melihat Abimana sekilas dan tidak berbicara. Kirana menegur Abimana, "Adikmu baru pulang. Kenapa kamu marah-marah?"

"Bu, kamu lihat sikapnya dulu!" sergah Abimana. Dia menatap Andini lekat-lekat seraya meneruskan, "Sudah kubilang, kamu kembali saja ke penatu istana kalau nggak mau pulang! Keluarga Adipati membesarkan kamu selama 15 tahun dan nggak berutang padamu!"

Abimana menambahkan, "Nggak masalah kalau kamu bersikap dingin padaku! Tapi, hampir setiap hari Ibu menangis karena kamu! Bisa-bisanya kamu marah kepada Ibu! Jangan berlagak seperti nona besar!"

Andini merasa tidak berdaya. Dia bukan nona di Kediaman Adipati lagi, mana mungkin dia berlagak?

Melihat Andini tidak berbicara, Kirana mengernyit. Namun, dia tetap menyalahkan Abimana, "Adikmu cuma nggak terbiasa. Jangan salahkan dia!"

Kemudian, Kirana melambaikan tangan kepada pelayan dan berkata kepada Andini, "Nenekmu tahu hari ini kamu pulang. Dia menunggumu dari tadi. Kamu kembali ke Paviliun Ayana dulu untuk mandi sebelum mencari nenekmu."

Kirana menambahkan, "Ke depannya, kamu tetap nona besar di Kediaman Adipati. Tenang saja, semuanya nggak akan berubah."

Andini mengangguk, lalu berpamitan dengan Kirana. Dia merasa lucu. Kirana mengatakan semuanya tidak akan berubah, tetapi Andini tidak bisa tinggal di paviliunnya dulu selamanya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Satya Ika Rini
good banget
goodnovel comment avatar
Niken Sawitri
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1187

    Putra Mahkota menurunkan pandangan menatap Andini, lalu mendengus dingin. "Kamu tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?"Andini mengangguk sopan. "Saya tahu, ini tentang urusan pertukaran darah untuk Putri Safira."Nada suara Putra Mahkota menjadi lebih berat. "Aku dengar dari Permaisuri, katanya kamu menjamin dengan nyawamu sendiri bahwa hal ini sama sekali nggak berbahaya?"Mendengar itu, Andini tampak sedikit terkejut. Dia mendongak cepat, menatap Putra Mahkota.Putra Mahkota menyadari perubahan ekspresinya, lalu mengernyit. "Kenapa?"Andini akhirnya menjawab pelan, "Saya nggak berani menipu. Yang saya katakan sebenarnya adalah pertukaran darah ini memang berisiko, tapi saya memiliki 90% keyakinan kalau semua akan berjalan lancar."Sisa 10% yang tersisa adalah kemungkinan kecelakaan. Bagi Putra Mahkota, bagaimana mungkin dia bisa menerima adanya kemungkinan kecelakaan? Wajahnya langsung menegang.Andini melanjutkan, "Tapi benar, saya memang berkata akan menjamin dengan nyawa sendiri. P

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1186

    Mendengar itu, wajah Putra Mahkota seketika menunjukkan ketidakpercayaan. Dia menatap Permaisuri untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya bertanya dengan suara rendah, "Jadi, di hati Ibu, aku nggak sebanding dengan Safira?"Permaisuri tertegun, seolah-olah baru menyadari apa yang telah dia katakan barusan. Dia menarik napas dalam-dalam, suaranya pun melembut tanpa sadar. "Anakku, Ibu nggak bermaksud begitu. Tapi Andini telah bersumpah dengan nyawanya sendiri bahwa pertukaran darah itu aman! Masa kamu tega melihat Safira mati begitu saja?""Nggak perlu Ibu lanjutkan!" Putra Mahkota memotong ucapan Permaisuri, memalingkan wajahnya tanpa menatap sang ibu lagi. "Aku ingin bertemu dengan Andini."Permaisuri paham, Putra Mahkota telah setuju untuk melakukan pertukaran darah. Hanya saja, dia ingin menemui Andini terlebih dahulu untuk memastikan semuanya. Permaisuri pun perlahan mengangguk. "Baiklah."Setelah itu, dia berbalik dan pergi. Pintu ruang kerja kekaisaran terbuka, lalu kembali tertut

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1185

    Mendengar itu, Permaisuri tak kuasa mendengus. "Apa lagi yang bisa menjadi pertimbangannya? Baru beberapa hari duduk di posisi itu, dia sudah merasa hebat sampai berani melawanku?"Selesai berkata, Permaisuri tiba-tiba berdiri. "Aku ingin lihat seberapa sibuk dia sebenarnya!"Tak lama kemudian, Permaisuri beserta orang-orangnya datang ke ruang kerja kekaisaran. Tanpa menunggu pengumuman, mereka langsung mendorong pintu masuk.Suara mendadak itu mengejutkan "Kaisar" yang sedang mengurusi urusan negara. Harko yang melayani di samping juga tercengang, lalu secara naluriah menoleh ke arah Kaisar dan mundur ke samping."Kaisar" berdiri, dahinya berkerut tidak senang. Permaisuri hanya membawa pelayan senior masuk, meninggalkan yang lain di luar ruang kerja. Karena itu, keempat orang di dalam ruangan itu tahu bahwa "Kaisar" sebenarnya adalah Putra Mahkota.Meskipun begitu, Putra Mahkota tetap bertanya dengan nada berat, "Permaisuri, apa maksud kedatanganmu?"Mendengar panggilan itu, kemarahan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1184

    Permaisuri tiba-tiba mengerutkan kening. "Lalu, bagaimana? Pelayan senior memang nggak paham ilmu pengobatan, juga nggak mungkin bisa membuat racun yang mirip dengan Racun Klenik! Apa pun yang kamu katakan, aku nggak akan percaya kalau pelayan senior akan berkhianat padaku!"Berbeda dari kemarahan Permaisuri, Andini tampak sangat tenang. Ditambah lagi dengan sikapnya yang tampak lemah, justru membuat Permaisuri merasa Andini sama sekali tidak bersedih atas kejadian ini.Andini perlahan mengangguk dan berkata, "Permaisuri memiliki seseorang yang begitu bisa dipercaya, tentu itu hal yang baik. Hanya saja, saya nggak mengerti hubungan kepercayaan antara Permaisuri dan pelayan senior. Tapi di saat genting seperti ini, berhati-hati sedikit lebih baik daripada menyesal di kemudian hari."Kemarahan Permaisuri sedikit mereda. Dia mengangguk pelan. "Aku mengerti maksudmu. Insiden keracunan yang menimpa sang Putri pasti akan kuselidiki. Tapi sekarang yang paling penting adalah kesehatan sang Put

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1183

    Andini menghela napas pelan. "Hamba sudah memikirkannya semalaman. Putri Safira memang keras kepala dan manja, tapi racun dari Lembah Raja Obat bukanlah sesuatu yang mudah diperoleh.""Siapakah orang yang mampu mendapatkan racun seperti itu dan sekaligus memiliki kebencian begitu dalam terhadap sang Putri, sampai tega ingin menghabisi nyawanya? Atau ... mungkinkah tujuan orang itu sebenarnya bukan sang Putri?"Mendengar perkataan itu, mata Permaisuri yang semula letih tiba-tiba memancarkan cahaya tajam. Nada bicaranya berubah, menyiratkan bahaya yang tersembunyi. "Maksudmu, orang yang meracuni Putri sebenarnya menargetkanku?"Andini mengangguk perlahan, berpura-pura berwibawa sambil melirik sekeliling. Permaisuri segera mengerti maksud pandangannya dan mengisyaratkan semua pelayan untuk mundur. Namun, dia tetap membiarkan pelayan senior yang selalu berada di sisinya tetap tinggal.Andini pun menatap pelayan senior itu dengan sengaja. Pelayan itu langsung menunjukkan wajah tak senang da

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1182

    Malam itu, Andini bersandar di tempat tidur. Dia menatap ke luar jendela sembari mendengarkan langkah tergesa-gesa yang sesekali lewat di luar, hingga fajar menyingsing.Ketika Andini keluar dari kamar, barulah dia mendengar kabar bahwa Hasan telah dihukum mati oleh Permaisuri pada malam sebelumnya.Semuanya karena penawar racun yang diberikan kepada Racun Klenik adalah hasil bujukan Hasan kepada Permaisuri. Meskipun di antara yang membujuk juga ada seorang pelayan senior, pelayan itu dibawa langsung oleh Permaisuri dari Keluarga Wiryono. Bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan Hasan?Terlebih lagi, pelayan itu tidak mengerti ilmu pengobatan, kata-katanya bisa dianggap sebagai omong kosong. Sedangkan Hasan seharusnya tahu jelas. Justru karena statusnya sebagai "tabib istana", Permaisuri jadi percaya pada perkataannya.Maka dari itu, Permaisuri menimpakan seluruh kesalahan kepadanya.Ketika Andini tiba di tempat itu, dia masih melihat darah berceceran di lantai. Dikabarkan bahwa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status