Share

REMARRIED EX-HUSBAND
REMARRIED EX-HUSBAND
Penulis: Di_evil

1 - Menolak Menikah

Sejak bangun dari tidur, Xevia hanya sendiri dan tak ada Argon bersamanya. Kasur serta kamarnya kosong. Terasa begitu sunyi.

Xevia jelas ingin tahu dimana keberadaan Argon, tapi lebih dulu ia bergegas untuk mandi karena lengket oleh keringat hasil dari percintaan panas mereka selamat.

Xevia mandi kilat saja. Tak ingin lama-lama di kamar mandi. Lalu, berganti baju dan juga berias. Lebih, tepat memakai sedikit pelembab wajah serta bibir.

Barulah, Xevia keluar dari kamar. Suasana sepi menyambut saat pintu dibukanya. Tak tampak sang kekasih. Tapi, tetap dicari.

"Selamat pagi, Sayang."

Xevia langsung menyunggingkan senyuman lebar dan terbaik yang bisa pamerkan pada sang kekasih hati, Argon Davis.

Sementara, kedua kakinya belum berhenti berjalan. Masih ada jarak empat meter lagi yang harus dipangkas untuk bisa berdiri dekat dengan sang kekasih.

"Selamat pagi juga." Xevia membalas.

"Maafkan aku bangun lebih siang dibanding kau. Aku tidak menyiapkan sarapan," lanjut Xevia dengan nada yang lirih.

"Haha. Bukan masalah, Sayang. Aku tahu kau lelah akibat perang kita semalam."

Xevia pun ikut tertawa. Ia pun tak katakan apa-apa atas guyonan Argon.

Beberapa langkah lagi, akan bisa dijangkau sang kekasih. Ingin segera memeluk Argon dan merasakan kehangatan tubuh pria itu.

Namun kemudian, Xevia tiba-tiba berhenti berjalan. Berhenti tepat di depan meja makan. Dua benda menarik perhatiannya.

Buket bunga dan kotak kecil warna merah.

"Bagaimana? Apa kau suka?"

Pertanyaan dari sang kekasih, langsung saja membuat atensi Xevia terarah pada Argon. Mata mereka saling bersitatap. Ia senang melihat cara pria itu memandangnya.

Xevia pun semakin suka, saat beberapa detik kemudian, Argon memberikan pelukan dari belakang. Xevia merasa lebih nyaman.

"Kau suka tidak, Sayang?"

Bisikan mesra dilakukan oleh Argon pada telinga kanannya, menimbulkan kegelian. Xevia pun meloloskan tawa. 

Lalu, kepala sedikit mendongak supaya bisa bertemu pandang dengan sang kekasih. Tak ada perubahan dari cara Argon menatap.

"Suka? Kau menyiapkan semua untukku?"

Giliran Argon yang tertawa. Pertanyaan dari Xevia jelas saja sedikit konyol baginya. Tapi, segera diberikan balasan. Kepala terangguk dengan gerakan yang mantap.

"Untuk siapa lagi? Aku hanya mau siapkan hadiah dan kejutan untukmu, Sayang."

"Apa kau benar-benar suka dengan bunga mawar dan cincin yang aku siapkan?"

"Kau menyiapkan apa? Cincin?" Xevia pun mengonfirmasi ulang sembari sudah alihkan atensi ke kotak kecil merah di atas meja.

"Iya, Sayang. Benar."

Beberapa detik kemudian, Xevia mendapati dirinya sudah tak berada dalam dekapan Argon. Melainkan, telah duduk di kursi meja makan. Sang kekasih yang melakukannya.

"Maafkan aku, cincin ini aku beli dengan harga tidak terlalu mahal. Semoga suka."

Rasanya pergerakan Argon lumayan cepat untuk Xevia lihat. Dimulai dari mengambil kotak kecil. Lalu, membukanya.

Sebuah cincin emas putih tampak berkilau. 

Xevia terkagum melihatnya. Begitu indah dan berkelas. Xevia pun tak yakin jika Argon membeli dengan biaya yang murah seperti sang kekasih katakan tadi padanya.

"Kau suka tidak?"

Tepat setelah sang kekasih menyelesaikan ucapan, Xevia mendapati cincin di dalam kotak sudah berpindah ke salah satu jari di tangan kirinya. Begitu cepat Argon lakukan.

"Aku suka." Xevia menjawab, saat kekasih hatinya itu menunggu balasan darinya.

"Kenapa kau memberikanku cincin? Aku sedang tidak berulang tahun." Xevia perlu tahu alasan dibalik tindakan Argon ini.

"Aku ingin mengajakmu menikah, Sayang. Bisa dibilang aku melamarmu sekarang."

Mata Xevia membulat. Ia jelas mengalami rasa terkejut yang besar akan jawaban yang dilontarkan oleh Argon. Bahkan, tak ingin dipercayai semua didengarnya.

Lalu, Xevia tersadar bahwa ia tengah tidak mengalami mimpi. Reaksi atas perkataan Argon ditunjukkan lewat gelengan.

"Tidak." Xevia menjawab mantap seraya melepaskan cincin dari jarinya.

"Aku tidak bisa menikah denganmu."

"Kau sudah tahu bukan? Tujuanku saat ini bukan menikah. Tapi, ingin merintis bisnis di London." Xevia menjelaskan.

"Maafkan aku, Argon. Aku tidak bisa menikah denganmu."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zanele Zwane
Can this book be in English so that I can read it please
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status