REMARRIED EX-HUSBAND

REMARRIED EX-HUSBAND

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-09
Oleh:  Di_evilOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
7Bab
5.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

"Mommy dan Daddy mau ke mana?" "Daddy dan Mommy akan bicara soal adik bayi dulu, Nak. BJ tunggu di sini. Oke?" "Oke, Daddyyy!" Xevia kian menarik cepat tangan Argon. "Apa maksudnya soal Jevon ingin punya adik? Kau tidak memengaruhi anak kita bukan?" Xevia langsung saja mencerca dengan pertanyaan, ketika mereka baru tiba di dalam kamar. "Tidak mungkin Jevon bisa punya ide un--" Xevia tak bisa melanjutkan ucapan karena Argon mendorongnya ke dinding. Lalu, mantan suaminya itu mengungkung dengan tubuh kokoh nan atletis. Xevia tidak bisa leluasa bergerak. "Aku sudah cukup bersabar selama ini, Xe. Aku tidak bisa menolerir lagi ketidakadilan yang aku terima." "Ketidakadilan apa yang kau maksud?” tanya Xevia kesal. "Ketidakadilan soal anak." Argon tetap mempertahankan seringai di wajah. "Setelah kita bercerai, kau bisa setiap hari dengan Jevon. Sedangkan aku? Hanya sendiri tanpa anak yang hidup bersamaku." "Aku ingin kau memberikanku seorang bayi lagi, Xe. Aku kira kita akan impas." Xevia membeliakkan mata lebar-lebar. "Apa yang kau mau? Bayi? Dariku? Bagaimana bisa?" "Kenapa tidak? Kau pernah mengandung anakku bukan? Tidak mustahil memberikanku satu bayi lagi." "Aku cuma ingin punya anak darimu, Xe. Aku tidak mau wanita lain. Apa kau bersedia satu kali lagi memberikanku seorang bayi?" imbuh Argon mantap. …………………… Walau sudah bercerai dengan Argon Davis, nyatanya perasaan Xevia untuk sang mantan suami masih ada. Begitu juga Argon yang hanya ingin mencintai Xevia sepanjang hidupnya. Perpisahan mereka bukan akhir bagi Argon, sebab sekembalinya Xevia ke California dengan anak mereka. Maka, kesempatan untuk bisa bersama Xevia terbuka lebar. Argon sudah menyiapkan beberapa trik kotor agar sang mantan istri mau menikah lagi dengannya. Argon yakin Xevia masih menyukainya. Sebab, wanita itu tak pernah menolak sentuhannya. Dan, ternyata mereka tetap cocok menjadi partner di ranjang. Setiap sentuhan terasa membakar untuk satu sama lain. Tak hanya kepuasaan tercipta, melainkan juga misi untuk menghasilkan seorang bayi. …………..

Lihat lebih banyak

Bab 1

1 - Menolak Menikah

Sejak bangun dari tidur, Xevia hanya sendiri dan tak ada Argon bersamanya. Kasur serta kamarnya kosong. Terasa begitu sunyi.

Xevia jelas ingin tahu dimana keberadaan Argon, tapi lebih dulu ia bergegas untuk mandi karena lengket oleh keringat hasil dari percintaan panas mereka selamat.

Xevia mandi kilat saja. Tak ingin lama-lama di kamar mandi. Lalu, berganti baju dan juga berias. Lebih, tepat memakai sedikit pelembab wajah serta bibir.

Barulah, Xevia keluar dari kamar. Suasana sepi menyambut saat pintu dibukanya. Tak tampak sang kekasih. Tapi, tetap dicari.

"Selamat pagi, Sayang."

Xevia langsung menyunggingkan senyuman lebar dan terbaik yang bisa pamerkan pada sang kekasih hati, Argon Davis.

Sementara, kedua kakinya belum berhenti berjalan. Masih ada jarak empat meter lagi yang harus dipangkas untuk bisa berdiri dekat dengan sang kekasih.

"Selamat pagi juga." Xevia membalas.

"Maafkan aku bangun lebih siang dibanding kau. Aku tidak menyiapkan sarapan," lanjut Xevia dengan nada yang lirih.

"Haha. Bukan masalah, Sayang. Aku tahu kau lelah akibat perang kita semalam."

Xevia pun ikut tertawa. Ia pun tak katakan apa-apa atas guyonan Argon.

Beberapa langkah lagi, akan bisa dijangkau sang kekasih. Ingin segera memeluk Argon dan merasakan kehangatan tubuh pria itu.

Namun kemudian, Xevia tiba-tiba berhenti berjalan. Berhenti tepat di depan meja makan. Dua benda menarik perhatiannya.

Buket bunga dan kotak kecil warna merah.

"Bagaimana? Apa kau suka?"

Pertanyaan dari sang kekasih, langsung saja membuat atensi Xevia terarah pada Argon. Mata mereka saling bersitatap. Ia senang melihat cara pria itu memandangnya.

Xevia pun semakin suka, saat beberapa detik kemudian, Argon memberikan pelukan dari belakang. Xevia merasa lebih nyaman.

"Kau suka tidak, Sayang?"

Bisikan mesra dilakukan oleh Argon pada telinga kanannya, menimbulkan kegelian. Xevia pun meloloskan tawa. 

Lalu, kepala sedikit mendongak supaya bisa bertemu pandang dengan sang kekasih. Tak ada perubahan dari cara Argon menatap.

"Suka? Kau menyiapkan semua untukku?"

Giliran Argon yang tertawa. Pertanyaan dari Xevia jelas saja sedikit konyol baginya. Tapi, segera diberikan balasan. Kepala terangguk dengan gerakan yang mantap.

"Untuk siapa lagi? Aku hanya mau siapkan hadiah dan kejutan untukmu, Sayang."

"Apa kau benar-benar suka dengan bunga mawar dan cincin yang aku siapkan?"

"Kau menyiapkan apa? Cincin?" Xevia pun mengonfirmasi ulang sembari sudah alihkan atensi ke kotak kecil merah di atas meja.

"Iya, Sayang. Benar."

Beberapa detik kemudian, Xevia mendapati dirinya sudah tak berada dalam dekapan Argon. Melainkan, telah duduk di kursi meja makan. Sang kekasih yang melakukannya.

"Maafkan aku, cincin ini aku beli dengan harga tidak terlalu mahal. Semoga suka."

Rasanya pergerakan Argon lumayan cepat untuk Xevia lihat. Dimulai dari mengambil kotak kecil. Lalu, membukanya.

Sebuah cincin emas putih tampak berkilau. 

Xevia terkagum melihatnya. Begitu indah dan berkelas. Xevia pun tak yakin jika Argon membeli dengan biaya yang murah seperti sang kekasih katakan tadi padanya.

"Kau suka tidak?"

Tepat setelah sang kekasih menyelesaikan ucapan, Xevia mendapati cincin di dalam kotak sudah berpindah ke salah satu jari di tangan kirinya. Begitu cepat Argon lakukan.

"Aku suka." Xevia menjawab, saat kekasih hatinya itu menunggu balasan darinya.

"Kenapa kau memberikanku cincin? Aku sedang tidak berulang tahun." Xevia perlu tahu alasan dibalik tindakan Argon ini.

"Aku ingin mengajakmu menikah, Sayang. Bisa dibilang aku melamarmu sekarang."

Mata Xevia membulat. Ia jelas mengalami rasa terkejut yang besar akan jawaban yang dilontarkan oleh Argon. Bahkan, tak ingin dipercayai semua didengarnya.

Lalu, Xevia tersadar bahwa ia tengah tidak mengalami mimpi. Reaksi atas perkataan Argon ditunjukkan lewat gelengan.

"Tidak." Xevia menjawab mantap seraya melepaskan cincin dari jarinya.

"Aku tidak bisa menikah denganmu."

"Kau sudah tahu bukan? Tujuanku saat ini bukan menikah. Tapi, ingin merintis bisnis di London." Xevia menjelaskan.

"Maafkan aku, Argon. Aku tidak bisa menikah denganmu."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Fredoline Dubis JC
good novel
2021-08-20 21:51:06
0
user avatar
Nazivania Dias
eu queria ver essa história tem como traduzir para português para mim por favor
2022-02-11 21:12:02
0
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status