Share

97. Berharap Semesta Memberkati

Lintang Timoer menengadah, menatap Ramangga Kala yang telah menyelesaikan isapan.

Hati Lintang Timoer tercabik menyaksikan bagaimana kepala Renata terkulai dengan wajah menghadap ke arahnya.

Pandangan keduanya terkunci.

Air mata bergulir dari kedua mata Renata.

Lintang Timoer menggeleng. Mengisyaratkan agar gadis itu tidak menangis.

Bibir Renata bergerak, berusaha menyampaikan sesuatu namun pada akhirnya gelap lebih dulu menjemput.

Semua terjadi terlalu cepat hingga Lintang Timoer hanya bisa terdiam putus asa, menertawakan nasib yang seolah membencinya.

“Srettt!” Ramangga Kala menarik kuku.

Tubuh Lintang Timoer jatuh ke atas tanah berbatu.

Darah memancar, mengalir seperti sungai kecil.

“Tidakkk!!! Kenzio meraung. Merangkak, menyeret tubuh sekuat tenaga, mendekati Lintang Timoer yang sekarat.

“Ka ... Kakak, tidak, kau tidak boleh mati tanpa seizinku,” Kenzio meratap dengan terbata. Pemuda polos itu terus bergerak sampai berhasil meraup Lintang Timoer ke dalam pelukan dengan susah pay
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status