Masuk"Alin, suamiku mengidap infertilitas, jadi kami tidak bisa mendapatkan keturunan." Itulah penggalan pesan masuk sebelum tersadar atas kejadian yang mengubah hidup gadis berusia 22 tahun bernama lengkap Zaylin Aimee. Malam laknat setelah menyaksikan langsung sang pacar berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri berhasil membuat Alin sakit hati dan tidak sengaja meminum minuman beralkohol sehingga membuatnya dalam keadaan setengah mabuk. Kaizen Calix yang tidak sengaja berpapasan dengan Alin pun menolong gadis yang hampir kehilangan kesadaran itu dan membawanya ke hotel karena tidak tahu rumah Alin. Namun, saat di hotel, Alin yang masih setengah sadar dan begitu sangat sakit hati, terus saja menangis, Zen yang tidak tega pun menemaninya sepanjang malam hingga kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi. Alin pikir itu hanya kesalahan dan dirinya tidak akan hamil karena Gaurika mengatakan bahwa suaminya tidak bisa menghasilkan keturunan, tapi ternyata tidak. Secara tiba-tiba tanda-tanda kehamilan mulai muncul! Alin yang tidak bisa percaya dengan apa yang dialaminya itu membuatnya harus berjuang untuk menutupi semuanya baik dari keluarga, sahabatnya dan sang ayah dari bayi dalam kandungannya. Hingga akhirnya perut yang semakin membesar membuatnya tidak bisa mengelak dengan apa yang terjadi. Alin yang menolak untuk menggugurkan kandungannya karena dia pikir bayi itu tidak bersalah atas apa yang dilakukannya, membuatnya harus pergi dari rumah dan memulai kehidupan baru seorang diri di desa yang baru. Namun takdir berkata lain, Zen secar tiba-tiba harus pindah tempat kerja dan bertemu kembali dengan Alin dan anak lelakinya yang telah berusia 5 tahun, hingga mengubah segalanya.
Lihat lebih banyakSetelah mendapatkan pesan singkat itu, Alin hanya terdiam dan tidak berniat untuk menjawabnya.Karena sedari pagi Alin belum makan, akhirnya dia pun keluar kamar. Dengan sangat berlahan kakinya melangkah menuju dapur. Erin yang berada di ruang keluarga yang berdekatan dengan kamar Alin pun tidak sengaja melihat kakaknya yang lewat. Melihat cara jalan Alin yang seperti sedang menahan sakit, membuat sang adik bertanya, "Kak Alin, kenapa? Kok jalannya seperti anak yang baru belajar jalan? Apa kakak sakit?"Pertanyaan yang dilontarkan itu bersamaan dengan terbukanya pintu depan dan tanpa sengaja bisa terdengar jelas oleh sang Ibu."Siapa yang sakit?" tanya sang Ibu yang membawa kantong belanja di tangan kirinya karena sepulang dari warung dan terlihat bingung.Erin yang sedang menonton televisi langsung bangkit dari tempatnya duduk dan bergegas berlari keluar dari ruang keluarga."Kak Alin, Bu. Kak Alin berjalan seperti sedang menahan sakit," lontar sang adik.Ibu Alin bergegas masuk ruma
Alin berusaha mencari banyak alasan agar tidak bertemu dengan Gaurika. Karena dirinya tidak tahu, mau memasang ekspresi wajah seperti apa saat bertemu langsung oleh istri dari pria yang bersamanya semalam."Kenapa kau keras kepala sekali sih, Alin? Gaurika jauh-jauh datang ke sini, tapi kau malah seperti itu!" keluh sang Ibu.Untuk sesaat Alin terdiam tepat di depan pintu dan suara sang Ibu tidak lagi terdengar. Alin pikir, Ibunya menyerah dan bisa meminta Gaurika untuk pergi. Dengan sangat berlahan gadis berambut panjang yang belum sempat berganti pakaian itu melangkah kembali menuju ranjangnya. Kemudian dia kembali duduk dipinggirnya."Uh! Kenapa pinggangku rasanya mau copot begini?! Jalan pun terasa ngilu! Bahkan untuk mengganti pakaian saja belum sempat!" keluhnya.Saat Alin menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu. Dengan cepat Alin berteriak, "Pergilah! Aku sedang tidak ingin diganggu!"Ketukan pintu itu
Masih dalam ingatan Alin.Firasat Alin pun mulai tidak enak."Hei! Kami di sini bukan untuk melihat drama kalian. Kamu di sini untuk merayakan anniversary Ricky. Jadi duduklah dan ikutlah sampai selesai," ucap teman Ricky yang menyentuh tangan kanan Alin."Anniversary siapa?"Namun Ricky seolah tidak mempedulikannya, dia justru duduk disebelah Rinny. Alin yang melihatnya pun naik pitam."Aku tidak ada hubungannya dengan perayaan ini. Jadi, biarkan aku pergi!" pinta Alin."Tidak boleh, sebelum kau meminum ini. Kau tidak boleh pergi," bujuk teman Ricky yang menyodorkan gelas bening yang berisi minuman yang tidak berwarna.Alin tidak ingin meminumnya, tapi tetap saja dipaksa."Ini hanya air putih, kau bisa melihatnya 'kan? Air ini bening."Memang jika dilihat air itu bening seperti air putih, Alin yang tidak mau berlama-lama di sana pun segera mengambil gelas itu."Aku ingin seorang yang ada di pintu itu pergi terleb
Wanita berambut panjang hitam lurus itu pun mengambil ponsel milik Zen yang sedari tadi diletakkan di meja rias miliknya yang berdekatan dengan ranjang tempatnya berada. Dengan cepat dia membuka ponsel milik suaminya itu. Zen merupakan tipikal suami yang tidak terlalu mementingkan ponsel, bahkan ponselnya itu sama sekali tidak diberi sandi seperti kebanyakan orang, jadi siap pun bisa mengaksesnya tanpa sepengetahuan pemiliknya. Manik mata berwarna hitam milik Gaurika hanya melihat banyak panggilan tidak terjawab dan pesan darinya yang tidak di buka sama sekali. Dan terlihat panggilan masuk terakhir dari Gaurika sekitar pukul empat lewat lima puluh pagi tadi."Saat terakhir dia mengangkat panggilanku tadi, dia tidak mengatakan ap pun. Sampai pulang dalam keadaan aneh. Tapi di ponselnya tidak ada yang mencurigakan. Bahkan semua panggilan dan pesan masuk hanya dariku. Apa dia seperti itu hanya karena lelah bekerja? Dia bekerja sebagai warehouse staff disebuah perusahaan besar, p












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.