Rahasia antara aku dan suamimu

Rahasia antara aku dan suamimu

last updateLast Updated : 2023-08-18
By:  Ucii Kaze Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
787views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Alin, suamiku mengidap infertilitas, jadi kami tidak bisa mendapatkan keturunan." Itulah penggalan pesan masuk sebelum tersadar atas kejadian yang mengubah hidup gadis berusia 22 tahun bernama lengkap Zaylin Aimee. Malam laknat setelah menyaksikan langsung sang pacar berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri berhasil membuat Alin sakit hati dan tidak sengaja meminum minuman beralkohol sehingga membuatnya dalam keadaan setengah mabuk. Kaizen Calix yang tidak sengaja berpapasan dengan Alin pun menolong gadis yang hampir kehilangan kesadaran itu dan membawanya ke hotel karena tidak tahu rumah Alin. Namun, saat di hotel, Alin yang masih setengah sadar dan begitu sangat sakit hati, terus saja menangis, Zen yang tidak tega pun menemaninya sepanjang malam hingga kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi. Alin pikir itu hanya kesalahan dan dirinya tidak akan hamil karena Gaurika mengatakan bahwa suaminya tidak bisa menghasilkan keturunan, tapi ternyata tidak. Secara tiba-tiba tanda-tanda kehamilan mulai muncul! Alin yang tidak bisa percaya dengan apa yang dialaminya itu membuatnya harus berjuang untuk menutupi semuanya baik dari keluarga, sahabatnya dan sang ayah dari bayi dalam kandungannya. Hingga akhirnya perut yang semakin membesar membuatnya tidak bisa mengelak dengan apa yang terjadi. Alin yang menolak untuk menggugurkan kandungannya karena dia pikir bayi itu tidak bersalah atas apa yang dilakukannya, membuatnya harus pergi dari rumah dan memulai kehidupan baru seorang diri di desa yang baru. Namun takdir berkata lain, Zen secar tiba-tiba harus pindah tempat kerja dan bertemu kembali dengan Alin dan anak lelakinya yang telah berusia 5 tahun, hingga mengubah segalanya.

View More

Chapter 1

Berharap malam itu tidak pernah ada

"Tidak ada wanita baik yang akan merebut suami orang lain, terlebih itu adalah suami dari sahabatnya sendiri." Kata-kata itu seolah terus teringat dipikiran dan bergema di dalam telinga gadis berusia 22 tahun yang dalam keadaan tengah tersadar dari tidurnya.

Walaupun keadaan di sana dalam keadaan gelap, tapi mata cokelat gadis itu terus terbelalak dan tangan kirinya meremas selimut putih yang menutupi dadanya. Gadis berambut panjang berwarna light brown yang tengah duduk diatas ranjang berukuran double itu seolah tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Kepalanya terasa masih sakit dan ingatannya tentang apa yang terjadi semalam seakan memudar. Yang dia rasakan saat itu tubuhnya seakan remuk, bahkan pinggangnya pun sangat sakit. Tangan kanannya masih memegangi ponsel yang ditempelkan pada telinganya.

Ya, gadis itu terbangun karena suara deringan ponsel.

"Zen! Apa yang kau lakukan hingga tidak pulang semalaman?" tanya seorang dari balik telepon dengan nada khawatir. Suara itu benar-benar tidak asing di telinga gadis bernama Zaylin Aimee. Saat itu bibirnya seakan membeku dan lidahnya kelu, hingga tidak bisa mengatakan ap pun. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya si penelpon memutuskan panggilan itu.

Dalam keadaan masih gemetar dengan berlahan, tangan kanan Zaylin Aimee menjauhkan ponsel itu dari telinganya, lalu sengaja menghadapkan ponselnya itu di depannya. Manik matanya tertuju pada layar ponsel yang menyala tersebut, terlihat foto dari seseorang wanita berambut panjang berwarna hitam sedang tersenyum bersama seorang pria.

Zaylin Aimee menyadari, bahwa yang digenggamnya bukanlah ponsel miliknya, melainkan milik seorang yang bersama dengannya malam itu. Walaupun masih syok dan tidak percaya dengan apa yang terjadi, Zaylin Aimee berusaha bangkit dari ranjang tanpa memedulikan tubuhnya yang terasa tidak nyaman dan bergegas merapikan pakaiannya yang terlepas dari tubuhnya itu.

***

Dengan napas terengah-engah, Zaylin Aimee terus melangkahkan kakinya dengan cepat tanpa henti menjauhi hotel tempatnya menginap semalam menuju jalan raya. Dia benar-benar berharap apa yang dialaminya itu semua hanya mimpi. Langkah kakinya berhenti tepat dipinggir jalan, tapi saat dirinya hendak menghentikan sebuah taksi, lagi-lagi ponselnya kembali berdering. Namun Zaylin Aimee tidak menghiraukannya dan segera naik taxi yang berhenti tepat di hadapannya.

Tubuh putih yang terbalut kaos pendek  garis hitam putih dilapis cardigan panjang putih dan jeans hitam itu terus saja gemetaran. Kedua tangannya berusaha terus menutupi wajahnya. Ponsel yang ada di kantong celananya terus saja berdering tanpa henti dan terlihat nama kontak yang bertuliskan Gaurika di sana. Setelah deringan ponsel itu berhenti, tidak lama kemudian terlihat ada pesan masuk.

"Alin, kau di mana? Kenapa tidak menjawab panggilanku? Apa kau sibuk? Padahal aku ingin bercerita. Aku sangat cemas, untuk pertama kalinya suamiku semalam tidak pulang tanpa memberikan kabar padaku."

Dalam keheningan, Alin yang belum melihat pesan dari sahabatnya itu pun hanya bisa meneteskan air matanya.

***

Di tempat lain.

Satu jam berlalu setelahnya, tepatnya pukul enam pagi. Seorang pria yang mengenakan jaket kulit berwarna denim mengetuk pintu, tanpa menunggu lama seorang wanita berambut hitam panjang berpakaian daster model kerah seukuran di atas lutut berwarna merah jambu membuka pintu dan tanpa pikir panjang menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat.

"Kamu dari mana saja, Zen? Kenapa baru pulang? Padahal dari semalam aku mencemaskanmu," ucap wanita tersebut.

Namun pria berambut hitam berponi, bermata cokelat terbalut kacamata itu terdiam sejenak dan menghela nafas panjang.

Seperti mempunyai firasat, wanita itu pun kembali bertanya, "Apa ada yang terjadi? Bahkan saat aku telepon, kau hanya mengangkatnya tanpa mengatakan ap pun!" Sambil melepaskan pelukannya, mata hitam wanita itu pun mulai tertuju pada suami yang ada dihadapannya. Spontan suaminya itu pun memalingkan wajahnya. Gaurika yang melihat gelagat suaminya aneh langsung mengerutkan kedua alisnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ada yang kau sembunyikan dariku? Ini kali pertamanya kau tidak mengabariku sama sekali!" pekik Gaurika dengan curiga.

Dengan cepat sang suami menggelengkan kepalanya dan tangan kirinya menutup matanya.

"Tidak. Aku hanya lelah dan ingin istirahat. Tolong beri aku waktu untuk istirahat," pinta Zen dengan suara khasnya yang rendah dan agak berat. Tanpa pikir panjang, Zen menjauhkan tubuh istrinya yang terus menempel padanya. Kemudian kaki Zen melangkah masuk ke dalam rumah. Gaurika hanya terus menatap suaminya dari belakang hingga sosoknya menghilang karena masuk ke dalam kamar.

Tangan kanan Gaurika menyentuh dadanya yang terbalut daster dan meremasnya sembari bergumam, "Kenapa firasatku tidak enak? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa dia seolah menghindariku? Kalau memang tidak terjadi apa-apa, kenapa dia diam saja saat tadi aku telepon harusnya 'kan jawab saja jika memang dia harus lembur bekerja."

***

Di tempat lain di sebuah rumah yang berada di dekat taman pada sebuah kompleks. Tepatnya di rumah itu ada sebuah kamar yang berdekatan dengan ruang tamu. Ada tulisan Alin tepat di depan pintu kamar tersebut, sang adik yang berselisih umur 6 tahun dengan Alin terus saja mengetuk pintu dengan sangat keras hingga mengganggu seisi rumah.

"Erin! Apa yang kau lakukan?" tanya sang Ibu yang mendengar anak perempuannya itu terus saja mengendor pintu kamar sang Kakak dari arah dapur.

"Kakak tidak mau keluar, Bu! Padahal aku ingin bermain dengannya," keluh gadis berusia 16 tahun itu.

"Tapi kau lihat sendiri kan, kakakmu baru saja pulang. Biarkanlah dia istirahat dahulu," bujuk sang Ibu yang sibuk mencuci piring.

"Dari pada kau sibuk mengganggu Kakakmu, lebih baik kau bantu Ibu membereskan meja makan. Nanti Kakakmu pasti keluar kok."

Mendengar hal itu, Erin pun menghentikankan tangannya dan bergegas menjauhi kamar sang Kakak menuju dapur mendekati Ibunya.

Dari balik kamar, Alin yang bisa mendengar percakapan Ibu dan adiknya pun hanya bisa terus meneteskan air mata di atas ranjang sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Kepala Alin yang tadinya sakit pun mulai pulih dan dirinya dapat mengingat kembali apa yang terjadi.

Kejadian malam itu benar-benar tidak diinginkan Alin. Jika dia mengetahui semua itu akan terjadi, gadis itu pasti akan memilih untuk tidak hadir pada acara semalam. Dirinya menyadari bahwa dia bukanlah gadis yang benar-benar baik, tapi dia pun tidak akan pernah mau menjadi gadis jahat yang akan hadir dalam rumah tangga orang lain terlebih itu sahabatnya sendiri.

Dalam kesendirian meratapi kejadian semalam, ponsel Alin kembali berdering. Dan lagi-lagi itu panggilan dari Gaurika. Padahal sedari tadi, Alin belum melihat ponselnya sama sekali, tapi sahabat SMAnya itu terus saja menelpon dan mengiriminya pesan terus menerus.

"Sekujur tubuhku terasa sangat sakit. Bahkan saat berjalan pun rasanya sangat sakit. Aku tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang terjadi saat di dalam kamar hotel itu, tapi aku ingat kejadian sebelumnya. Bila bisa lenyap, lebih baik aku lenyap sekarang juga," lirih Alin.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status