Share

Terdampar

Auteur: Emmy Liana
last update Dernière mise à jour: 2023-01-01 21:10:52

Byuurrrrr

Tubuh Zaneta mendarat dengan sempurna di air laut.

"Kau apa yang kamu lakukan di sini," gertak seorang pria pada Sarah.

"Maaf tuan, aku sudah berusaha untuk mencegahnya, namun dia masih berusaha untuk melompat." Sarah memberi alasan yang masuk akal.

"Ya sudah, kembalilah bekerja, mungkin gadis itu sudah bosan hidup, dia terjun ke laut."

Diamond Cruises telah berlabuh kembali. Sememtara Zanet berusaha berenang ke tepi.

Zanet berusaha berenang sebisa mungkin. Berenang memang kesukaannya sejak kecil. Namun berenang dengan tenaga yang masih belum pulih sepenuhnya membuat dia hanya bisa menggerakkan tanganya ke atas dan kebawah. Lama-lama tenaganya semakin lemah dan kemudian berhenti bergerak.

****

Di sebuah restoran di pinggir pantai seorang wanita paruh baya, berpenampilan cantik dan anggun sedang duduk menikamati kopinya.

Dia menyesap capucino miliknya dengan perlahan.

"Hai mom, apa sudah lama menungguku?"

Seorarng pria tampan datang menghampiri wanita paruh baya tadi yang masih terlihat cantik di usia senjanya. Dia terlihat memeluk lalu mencium kedua pipi wanita itu dengan sangat manis.

"Kenapa kau begitu lama sayang, apa mommy harus menunggu lama seperti ini baru kau akan muncul?"

"Oh mommy, kesayanganku. Aku sangat sibuk mengurus bisnis daddy."

"Katakan itu hanya alasanmu, untuk menghindari mommy," ucap

wanita paruh baya itu memanyunkan bibirnya.

Pria itu hanya tersenyun sambil melambaikan tangannya pada seorang pelayan. Segera dia memesan minuman dan kudapan kecil.

"Ini pertama kalinya sejak satu tahun yang lalu, kamu bisa menyempatkan diri bertemu ibu. Pulanglah nak, bila perlu bawalah di hadapan mommy seorang gadis untuk menjadi mempelaimu," mohon wanita itu.

"Mommy, aku tahu kerinduanmu. Tapi belum ada wanita yabg berhasil mengisi hatiku. Aku tak bisa gegabah memilih seorang wanita untuk tujuan hidupku."

"Terus mau sampai kapan ibu akan menunggu, sedang usia mommy sudah tak muda lagi sayang."

"Tenanglah mom, semuanya akan terwujud seperti keinginanmu, maka tetaplah bersabar," jawab pria bernama Edric itu menenangkan hati ibunya.

"Kini minumlah kopi bersamaku,

Jika suatu saat nanti aku memiliki pasangan aku tak memiliki waktu seperti ini lagi bersama mommy," goda Edric pada ibunya.

Dia sangat senang jika ibunya memayunkan bibirnya.

Drtt drtt drttt

Ponsel nyonnya Grasia berdering.

[Halo]

[Baiklah aku mengerti, aku akan segera pulang sekarang]

"Maafkan mommy Edric, mommy harus pulang."

"Apa ada masalah mom?"

"Ya, seorang pekerja menemukan seorang gadis terdampar di tepi pantai di belakang vila kita. Mereka takut untuk menghubungi polisi, dan meminta mommy untuk memeriksanya agar bisa mengambil keputusan."

"Kalau begitu biar aku antarkan mommy pulang ke vila."

"Baiklah, ibu berharap juga begitu. Agar kau bisa bertemu dengan daddymu."

Keduanya lalu naik sebuah mobil mewah BMW hitam keluaran terbaru milik Edric.

Tak sampai tiga puluh menit, mobil Edric masuk ke pelataran parkir sebuah vila mewah di tepi pantai. Sengaja nyonya Grasia dan suaminya memilih vila ini untuk menghabiskan masa tua mereka, dan membiarkan Edric untuk meneruskan bisnis keluarganya.

"Nyonya di sini," seorang pelayan berteriak dan menuntun mereka di mana wanita itu ditemukan.

Saat mereka tiba, nyonya Grasia mengerutkan keningnya.

"Apa ibu mengenalnya?"

Nyonya Grasia menggeleng.

"Siapa gadis ini, kenapa dia bisa berakhir seperti ini "

Edric mendekati gadis itu dan memeriksa denyut nadinya.

"Dia masih hidup, segera angkat dia dan bawa masuk ke vila."

"Baik tuan."

Beberapa pekerja pria di sana langsung mengangkat tubuh gadis malang itu yang sudah pucat dan bibirnya membiru karena terlalu lama berada di air.

"Bawa dia ke kamar tamu!" Perintah Edric.

"Mommy tolong hubungi uncle Bily, agar dia segera pulang dan memeriksa gadis malang ini."

Tanpa menunggu waktu lama, seorang pria bertubuh tambun masuk ke vila milik keluarga Edric.

Semua orang menunggu di ruang keluarga.

Saat uncle Bily keluar dari kamar tamu, wajahnya terlihat berat sekali.

"Bagaimana uncle, apa gadis itu masih hidup."

Uncle Bily mengangguk.

"Gadis itu masih hidup, sayangnya sebelum dia terjun ke laut, dia pasti sudah mendapatkan pelecehan dan penganiayaan. Jika kalian berkenan untuk memeriksanya lebih lanjut, dia boleh diantar ke rumah sakit besok."

"Apa maksud uncle dengan pelecehan dan penganiayaan."

"Aku sudah memeriksanya Edric, seluruh tubuhnya dipenuhi luka lebam karena penganiaayan, lalu sepertinya dia juga telah diperkosa secara paksa."

Tenggorokan Edric tercekat, bagaimana bisa gadis malang itu mendapatkan perlakuan buruk dari seseorang yang begitu sangat kejam tak berperasaan.

Ada rasa iba menggelayar di hati Edric, saat melihat wajah gadis yang pucat itu terbaring tak sadarkan diri.

"Pasti kamu merasa kesulitan, karena sudah melalui hari terburuknmu," lirih Edric.

Nyonya Grasia memegang pundak putranya.

"Kasiahan sekali gadis ini, sayang."

"Ya mommy, kasihan sekali. Lihatlah wajahnya penuh dengan luka dan lebam, pastilah seseorang yang melakukannya tak memiliki hati nurani dan tak memiliki rasa kasihan.."

"Begitulah sayang, tidak.semua orang di dunia ini memmiliki kesempurnaan."

Edric mengangguk.

"Bagaimana gadis ini mom, apa sudah menemukan keluarganya?" Tanya Edric.

"Entahlah nak, gadis ini.tak memiliki identitas," jawab nyonya Grasia lirih, semakin menaruh iba pada gadis yang belum juga membuka matanya.

"Apa kita harus melaporkannya ke polisi?" Tanya Edric.

"Bagaimana kalau kita menunggunya hingga dia sadar, barulah kita mencari keluarganya. Jika terjadi sesuatu, barulah kita melaporkannya pada polisi," ucap nyonya Grasia memberi ide.

"Biarkan dia beristirahat di kamar tamu, sampai pulih. Urus semua keperluannya saat dia sadar nanti," perintah nyonya Grasia pada seorang pelayannya. Dan dijawab anggukan patuh oleh sang pelayan.

"Kalau begitu, aku kembali dulu mom. Sampai jumpa lagi, aku akan sering mengunjungimu. Aku khawatir bisa saja gadis itu adalah seorang penjahat."

Nyonya Grasia tersenyum mendengar perkataan putranya.

"Mana ada seorang yang terluka parah adalah penjahat nak, yang ada dia adalah korbannya."

"Hm," Edric mengangguk.

Lalu pergi meninggalkan vila orang tuanya.

Tapi sebuah perasaan tak menentu masuk ke dalam pikirannya. Edric sendiri tak bisa menerka apa itu. Yang jelas dia merasa iba pada gadis yang terbaring tak sadarkan diri di vila milik keluarganya. Dan yang lebih pasti, perasaannya mengatakan besok dia ingin kembali lagi ke vila.

"Perasaan apa ini?"

Edric memegang jantungnya yang berdegup kencang tak karuan.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Aku Tertarik

    Zanet berusaha melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bukan saja pada pribadi sang pemiliknya, bagaimana mobil yang dia buat aman dan nyaman bagi keluarga. Edric membiarkan Zanet bekerja sendiri di ruangannya. Dia memilih tak menganggu Zanet. Sesekali dia mengunjungi Zanet untuk melihat sejauh apa yang sudah dia kerjakan."Bagaimana Zayn?""Aku sangat suka melakukan pekerjaan ini Edric, ini sangat menyenangkan bagiku."Zanet memulai memilih dan membentuk mesin-mesin. Di tangan Zanet yang begitu cekatan melakukannya, walau sudah lama tak memegang mesin lagi.Tapi bagi Zanet, semuanya begitu sangat mudah. Edric tak henti menggelengkan kepala. Bagaimana seorang wanita seperti Zanet lebih menyukai mesin dari pada menyukai barang-barang fashion pada umumnya. Sebuah hal langka.Setiap hari, nyonya Grasia dan tuan Marko bergantian datang melihat perkembangan pekerjaan Zanet. Keduanya sangat takjub, bagaimana Zanet begitu sangat senang dengan pekerjaannya. Beberapa barang juga didatangkan dar

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Mulai bekerja

    "Tapi kau tak bercanda kan, Zayn?"Edric masih tak percaya dengan pendengarannya barusan."Jika kau tak percaya, kau bisa menghubungi kampusku dahulu. Aku yakin informasi tentangku masih ada di sana.".Tanpa berpikir panjang, Edric mengetikkan nama kampus yang disebut oleh Zanet. Dan meminta seseorang mencari tahu.TringLima belas menit kemudian seseorang mengirimkan informasi data lengkap milik Zanet dari kampusnya dahulu. Semuanya membuat Edric benar-benar tercengang. Tak menyangka jika Zanet memang lulusan terbaik seperti apa yang dikatakan olehnya."Kau benar Zayn, maaf jika aku sempat meragukanmu.""Tak apa-apa Edric, memang seharusnya begitu," jawab Zanet."Bagaimana kalau kau ikut dengan aku memulai sebuah bisnis yang tidak saja akan menyenangkan bagimu, tapi memang karena kau lulusan terbaik dan buktikan dirimu."Zanet terlihat berpikir sebentar, memandang langit malam yang semakin gelap, dan hanya api unggun di depan mereka yang masih menyala sebagai penerangan bagi mereka.

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tawaran Edric

    "Lelucon apa yang kalian buat? Sepertinya mommy sangat cemburu pada kalian," ucap Zanet berpura-pura memicingkan matanya."Ini urusan pria, mommy dilarang masuk."Axel tertawa bersama Edric. Keduanya sangat menikmati permainan yang mereka lakukan setengah jam yang lalu..Zanet sudah menyiapkan teh untuk Edric, dan segelas susu coklat untuk putranya. Ditambah biskuit kacang, buatan nyonya Grasia. Mereka menikmati senja di balkon vila . Dia tersenyum melihat ke dia pria di hadapannya. Rasanya sudah sempurna kebahagian yang dia rasakan."Bagaimana akhir pekan besok kita berkemah?" Usul Edric membuat Axel langsung antusias."Berkemah daddy? Aku suka. Kapan kita akan berangkat."Axel adalah anak laki-laki yang penuh kreatif. Dia suka jika di akhir pekan Edric mengajaknya dan Zanet untuk ke hutan yang tak jauh dari vila mereka. Di sana Axel bisa mengenal beberapa tumbuhan liar, dan jika beruntung mereka bisa melihat dengan jarak yang sangat dekat hewan hewan liar berkeliaran.Zanet menggele

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Kejutan

    Setiap bulan rutinitas Edric kini ada perubahan. Mengantar Zanet ke praktek dokter Gina. Menemaninya berjalan-jalan. Dan juga selalu mengawasi Zanet. Khawatir traumanya akan kambuh lagi, sesekali Edric membawa Zanet ke tempat Katy. Awalnya Zanet merasa canggung. Sesekali sikapnya berubah-ubah. Kadang dia menjadi Zanet yang penurut dan lembut. Tapi tiba-tiba akan berubah menjadi ganas dan mengamuk, lalu ketakutan sendiri. Edric sudah terbiasa dengan semua yang dilalui oleh Zanet. Dengan sabar dia menemani Zanet. Khawatir jika terjadi sesuatu pada kandungan Zanet.Dan kini kandungan Zanet masuk minggu yang ke 37. Kesehatannya stabil, dan semuanya berkat mommy Grasia yang selalu mengawasi perkembangan kandungannya. Jika dia tak bisa ikut memeriksakan kandungan Zanet, Dia akan bertanya pada Edric bahkan tak jarang menelpon dokter Gina. Apa yang harus dimakan dan yang tidak harus dimakan oleh Zanet. Hingga sedetail itu, mommy Grasia tak ingin kandungan Zanet bermasalah.Jadi Zanet tak me

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Tak merasa lapar

    "Alden?""Apa ada yang bisa aku bantu?"Alden mendekati kamar itu dan melihat ke dalam. Entah kenapa Alden sangat tertarik terus memperhatikan kamar itu. Seperti daya tarik seseorang yang tanpa sengaja dilihatnya saat itu sangat mengganggu pikirannya."Apa ada orang yang menempati kamar ini?"Alden menyusuri semua sudut di ruangan kamar ini. Tak ada apa-apa, apa yang dia inginkan dari kamar ini, dia juga tak mengerti."Ayo kita makan, perutku sudah sangat lapar," ajak Edric mengalihkan pembicaraan agar Alden tak berusaha masuk ke dalam kamar itu. Di dalam hati Edric merasa ingin sekali melindungi wanita di dalam kamar itu dari orang luar. Mengingat dia mulai trauma dengan keberadaan pria di hadapannya."Tidak Edric, aku hanya ingin mengatakan padamu, jadwal penerbangan sudah disiapkan oleh Robert untukku, satu jam lagi aku akan kembali pulang."Edric mengernyitkan dahinya."Secepat ini, apa kau sadar kita belum menyelesaikan urusan bisnis kita.""Aku memiliki urusan lain saat ini Ed

  • Rantai Cinta sang Taipan Arogan   Merasa lega

    "Zanet sayang, jangan takut. Katy adalah sahabat mommy," ucap nyonya Grasia yang melihat kekhawatiran di mata Zanet."Mari kita mulai," ajak Katy mulai mendekati Zanet.Nyonya Grasia memilih mundur dan duduk agak jauh dari mereka."Mommy," lirih Zanet."Tak apa-apa sayang, percayalah Katy tak akan menyakitimu."Walau pun Zanet duduk tenang, tapi dalam hatinya dia sangat ketakutan. Tapi karena nyonya Grasia selalu tersenyum ke arahnya, Zanet mencoba lebih tenang lagi.Katy memulai mendekati Zanet, dan mengajaknya berbicara. Sebisa mungkin, Katy berusaha untuk membuat Zanet merasa rileks. Tapi tak semudah itu, berulang kali Zanet menolak. Apa pun yang Katy katakan, tak bisa dimengerti oleh Zanet. Hampir saja Katy sudah mulai putus asa. Seorang psikolog handal seperti Katy selalu memilik banyak cara untuk memenangkan hati pasiennya.Melihat wajah nyonya Grasia yang mengiba, Katy tak sampai hati. Dia kemudian berusaha kembali memberi ketenangan pada Zaneta. Mencoba mengajaknya berbicara p

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status