Share

Episode 18 Tak Perlu Kembali

            Kebanyakan aku tak mau bertemu pandang dengannya. Lebih suka menatap pesawat-pesawat yang sedang terparkir rapi di apron bandara. Tentu saja karena aku terlalu malas berada di titik ini. Namun, lelaki di depanku ini berhasil menahan langkahku menghindar, dengan sebuah dalih makan siang di sebuah resto cepat saji yang sepi.

Sekuat tenaga menolak, tapi situasiku tak baik. Dia mengajakku di depan para awak kabin yang memandangi kami. Daripada aku mencoreng namaku lagi, lebih baik menurut tanpa banyak kata. Ternyata dia hanya hendak memandangiku seperti ini.

            Jujur aku tak nyaman dipandang olehnya. Apalagi saat mata itu menuju cincin emas putih di jemari manis tangan kananku. Serasa hendak disidang. Dia bak ingin menelurkan banyak tanya padaku. Silakan saja, aku takkan menjawab apa pun seputar pernikahan dan Cap

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status