Share

#8 Bimbang

Kini Diana tak lagi heran kenapa Setya memintanya untuk ‘sedikit’ berdandan ketika menemui Mamanya. Setya tidak pernah memberitahunya kalau dia anak Bu Mustika.

“Diana ya namanya?” Bu Mustika memecahkan lamunan Diana.

“Iya Tante, panggil Diana aja”

“Udah berapa lama kamu jalan sama anak Tante? Kok kamu mau sih sama anak Tante?”

Diana tersenyum bingung harus menjawab apa. Ini kali pertama ia menghadapi Ibu dari pacarnya sendirian. Mulutnya terasa sulit untuk berucap.

“Udah Ma, kasihan ini udah sampai keringat dingin anaknya” beruntung sekali mba Novia menyelamatkan Diana kali ini.

Bu Mustika Nampak puas mengisengi Diana yang kikuk. Diana sendiri masih bingung dengan situasi saat ini sampai akhirnya Arga merengek untuk bermain ke playzone di lantai tiga.

“Sering – sering aja Di main ke rumah. Aku sama Mama di rumah terus kok.” Mba Novia Kembali menenangkan pikiran Diana yang masih blank sedari tadi.

“Sebelum sama kamu, Setya pernah salah pilih perempuan. Dia dari keluarga terpandang yang cukup lah, lumayan cantik juga. Tapi dia kasar banget sama Setya. Dia jadiin anak tante kayak pembantunya. Dulu Setya sayang mungkin ya, makanya dia ga ambil pusing. Eh, lama – lama Tante yang risih liet kelakuan perempuan itu. Pas akhirnya mereka udahan, seneng banget Tante.” Diana hanya mengangguk menanggapi obrolan bu Mustika.

“Tante harap kamu ga kayak gitu ya Di, Tante lihat kamu perempuan baik – baik.” Entah kenapa Diana sangat ingin keluar dari situasi ini sekarang.

“Oh iya Di, besok sore kita ada acara di Patra Hotel. Kamu ikut ya? Tadi Mama sih yang nyuruh aku bilang ke kamu.” Mba Novia menepuk bahu Diana dari belakang.

“Besok banget ya Mba?” Diana bingung bagaimana harus menolak ajakan keluarga Setya kali ini tapi Ia sudah berjanji akan mengantar Ibu ke Solo.

“Lihat besok dulu ga papa ya mba? Aku nganter Ibu ke Solo kayaknya..” jawab Diana.

Perjalanan pulang ke rumah, Diana masih berpikir, kenapa bu Mustika menceritakan masalah mantan Setya padanya. Padahal Diana sendiri tidak pernah bertanya apapun masalah mantan ke Setya. Banyak tanda tanya dii kepala Diana. Kenapa hal – hal yang dia lihat dan alami tadi terasa seperti dibuat – buat. Baik itu tingkah laku bu Mustika ataupun Mbak Novia.

Banyak pertanyaan di benak Diana. Tapi ia enggan memkirkannya lebih jauh lagi. Hari ini sudah cukup menguras tenaganya.

Malamnya Setya menelepon Diana.

“Gimana tadi ketemu Mama?” suara Setya terdengar girang seperti menantikan cerita Diana akan kejadian hari ini bersama keluarganya.

Diana diam saja belum mengatakan apapun ke Setya. “Kok diem sih Yang? Galak ya Mama ke kamu?” lanjut Setya lagi karena Diana masih saja terdiam.

“Enggak.” Jawab Diana singkat.

“Eh, kenapa ini kamu Yang? Kok dingin gitu?” lanjut Setya lagi. “Mama atau Mba Novia nyinggung perasaan kamu ya?”

“Hemmmmmm…” Diana menghembuskan nafas cukup panjang. “Kok kamu ga bilang kalo Mama–mu itu bu Mustika sih?”

“Ooooohhh.. jadi gara – gara ituu” jawab Setya kemudian tertawa terbahak.

Jawaban Setya sembari tertawa renyah dari ujung sana entah kenapa membuat Diana semakin kesal.

“Menurut kamu ini semua lucu?” kata – kata Diana langsung membuat Setya berhenti tertawa. Keduanya terdiam cukup lama.

“Di? Kamu marah beneran Cuma gara – gara ini?” lanjut Setya lagi. “Jangan ngambek dong sayang. Kan aku belum denger ceritamu jalan sama Mama.”

“Udah ya Mas. Aku capek mau istirahat.” Tutup Diana.

---

Dua puluh menit berlalu namun Diana masih tenggelam di dalam pikirannya. Capek hanyalah alasan untuknya menyudahi percakapan dengan Setya tadi.

Pertemuannya dengan Bu Mustika membuat Diana sadar seberapa besar jarak antara keluarganya dengan keluarga Setya. Namun saat ini mereka sedang di awal menjalin hubungan, Diana tidak mau menyakiti perasaan Setya dengan memutuskannya begitu saja.

Ragu. Rasa itu kian menyelimuti Diana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status