SANG PENAKLUK MAFIA

SANG PENAKLUK MAFIA

By:  irma_nur_kumala  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings
191Chapters
51.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lepas dari kekasih yang gila judi, Abigail harus berhadapan dengan laki-laki tampan berperangai iblis meski wajahya sempurna bagai malaikat. Seorang pemimpin klan mafia dari Italia, Lucca Alonzo yang lebih menakutkan dari mimpi buruk. Entah bagaimana caranya nanti Abigail bisa lepas dari jerat Lucca yang menyeretnya ke mansion miliknya di Napoli dan berakhir menjadi seorang pelayan bagi para wanita pemuas nafsunya. Apakah Abigail bisa bertahan hidup di dunia yang gelap milik Lucca Alonzo dengan hati selembut malaikat yang dia miliki ?

View More
SANG PENAKLUK MAFIA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rajo Mudo
THOR SUMPAHHHHH CERITA NYA BAGUS BANGET. FEEL NYA DPT BANGET. TOLONG TAMBAH LAGI SUQUEL NTA DONG, TTG SERAFINE TRS BUAT FLASHBACK GMN CERITANYA RAVEL DI BUNUH LUCCA
2023-12-11 01:57:19
2
user avatar
Bunda Widi
Bagus ceritanya, hanya endingnya menggantung alias belum tuntas ... Siapa adik tiri Lucca ?
2023-10-16 21:20:06
2
user avatar
Anthy Echche
cerita nya bagus dan berkualitas.
2023-08-23 00:07:47
1
user avatar
Juny Rita Manullank
krennn lah pokoknya...
2023-07-11 08:25:01
0
default avatar
Puspa Saree
Ceritanya bagus sekali bikin tak mau lepas bacanya
2023-06-24 02:51:05
0
user avatar
Sari Ariswati
ceritanya seru....
2023-06-20 22:49:28
1
user avatar
D N
mantap dan saya suka kisahnya
2023-05-27 12:44:20
0
user avatar
tiara wahyuni
update lagi dong kak
2023-05-05 17:39:10
0
user avatar
Ayu Midita
maaf kayanya ini karya orang lain. karena saya udah pernah baca alur ceritanya bener-bener sama persis dan SUDAH TAMAT disini yang membedakan nama, judul dan masalah keperawanan yang di cerita aslinya si perempuan masih virgin sedangkan disini sudah tidak virgin
2023-05-02 01:52:05
0
user avatar
Asti Pribadi
please lebih sering update keren bgt critanya
2023-04-14 09:20:16
0
user avatar
Stevanie crova
seruu... di update lg donk...
2023-04-14 04:38:00
0
user avatar
Rissa Mei
ayukkk dong di update lbh byk lg
2023-04-10 22:15:21
0
191 Chapters
BAB 1
00:30, Dermaga Greenwich, London, InggrisAku buta, Aku tidak bisa melihat apapun dengan jelas. Aku terjebak.Mungkin, semuanya sudah terlambat.Kalimat itu terus terulang di kepala Abigail. Kakinya bergerak lebih cepat dari yang dia rasakan. Pikirannya memerintahkan untuk terus berlari. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang untuk memastikan enam lelaki yang mengejarnya masih jauh. Berharap bisa meloloskan diri meskipun Abigail sadar di sela napasnya yang semakin terasa berat, kemungkinan besarnya, dia akan tertangkap.Semua ini karena kebodohannya sendiri yang terlalu ingin tahu. Tidak sengaja melihat apa yang seharusnya tidak dia lihat.Hosh..Hoshh..Hoshh..Hoshh..Napasnya pendek-pendek, kakinya mulai letih, air matanya mendesak keluar. Apakah ada yang akan menolongnya saat ini?Abigail memilih untuk terus berlari.Membiarkan saja rambut hitamnya berkibar tertiup angin laut yang berhembus. Berlari di antara kontainer yang tersebar di sekitar dermaga. Sialnya, dia malah menjauhi
Read more
BAB 2
"Eergghhhh," rintihnya. Tubuhnya sakit semua. Memegangi lehernya yang nyeri, Abigail mencoba untuk bergerak."Abi." Suara yang dikenalnya terdengar, terlalu silau untuk memastikan. "Kau baik-baik saja?""Riley," ucapnya ragu dengan suara serak."Aku di sini." Abigail merasakan seseorang menggendongnya. "Ayo kita pergi dari sini."Abi pasrah saat Riley membawa dan memasukkannya ke mobil, bergegas ke kursi kemudi, memundurkan mobilnya menjauh. Abi yang memegangi lehernya menatap bajingan yang tadi ingin membunuhnya sudah bangkit berdiri seraya memakai topinya lagi.Riley memberhentikan mobilnya dengan mesin menyala, menghadap ke lelaki itu yang hanya diam di tempatnya memandangi Abigail. Tidak menyadari kalau lelaki itu sudah mengacungkan tembakan.DORRR...DORRR...DORRRPRAAANKKK!"Sial!” Riley mengumpat, Abigail merundukkan kepala, kaca spion di sisi Riley pecah, ada lubang di kaca mobil atas dan entah di mana peluru yang lain meninggalkan bekas.Riley banting setir, menginjak pedal ga
Read more
BAB 3
London, InggrisSebulan kemudian,London terlihat begitu indah pada awalnya. Saat itu musim semi, bunga warna-warni bermekaran indah di setiap sudut kota, rerumputan mulai tumbuh dan menghijau di taman, matahari begitu cerah hingga membuat banyak orang sepertinya lebih bahagia berjalan-jalan di luar.Abigail masih ingat dengan jelas hari itu. Ketika dia akhirnya sampai di kota yang mendapatkan julukan The Smoke akibat dari revolusi Industri yang terjadi di London, setelah menempuh perjalanan panjang dari Indonesia hanya demi menyusul kekasihnya, Thomas Gratt. Meninggalkan seseorang sendirian dan perlu ratusan kali dia meyakinkan dirinya sendiri kalau adiknya akan baik-baik saja tanpa dirinya.Nyatanya saat ini, dia yang tidak dalam keadaan baik-baik saja.Saat itu Abigail hanya ingin mengikuti kata hatinya. Jika dia pamit pada Shine, maka dia tidak akan pernah sampai di London.Saat musim semi itu jugalah dia bisa menemukan Thomas dan merasa sangat bahagia. Namun hanya sesaat, hidupny
Read more
BAB 4
Lucca AlonzoSaat mendengar nama itu lagi, napasnya tercekat sembari memegangi area lehernya. Bayangan lelaki itu tiba-tiba saja masuk ke dalam kepala setelah dia berusaha melupakannya. Lucca mencarinya atau mencari kalung miliknya."Aku tidak tahu kenapa dia menyuruh anak buahnya mencarimu. Aku berhasil menghindar dan saat ini sedang dalam perjalanan ke luar kota London. Kita tidak akan bertemu untuk beberapa waktu. Kau harus berhati-hati. Tapi saranku, sebaiknya kau segera urus suratmu dan pulang. Di sini sudah tidak aman bagimu. Jangan pedulikan Thomas karena dia tidak peduli padamu.""Baiklah. Terima kasih karena masih melindungiku. Aku sangat menghargainya. Kau harus berhati-hati.""Tentu." Lalu hening sesaat sebelum Riley melanjutkan. "Senang mengenalmu Abigail. Aku akan merindukanmu.""Err—ya." Abigail mengusap tengkuknya. "Sampai jumpa lagi."Abigail menurunkan ponselnya saat Riley memutuskan sambungan, memandangi kedua sahabatnya yang menatap ingin tahu. Abi menghela napas pa
Read more
BAB 5
Abigail duduk di dalam bus yang membawanya pulang. Secara mengejutkan, Thomas membiarkannya pergi bukannya menahannya di sana. Ditolehkannya kepalanya ke samping,melihat hujan yang belum juga reda di luar. Tidak mempedulikan keadaan bus yang tidak terlalu ramai, Abi bergelut dengan pikirannya sendiri. Mencoba meyakinkan dirinya kalau Thomas memang tidak main-main.Abigail mengusap air matanya, meletakan kepalanya di kaca bus dan memandangi undangan yang tadi diberikan Thomas. Abigail membalik-baliknya berkali-kali. Sebuah undangan pesta topeng yang diadakan salah satu pengusaha London. Abi bisa membaca motif Thomas pergi ke sana."Aldrick," gumam Abigail saat melihat nama pengundang yang tertera di sana. Abi mengangkat pandangan dan menghirup aroma dinginnya malam. "Tuhan, semoga ini jalan keluarnya," ucapnya mencoba mencari keyakinan atas pilihan yang akan diambilnya.Abigail menatap London Eye di kejauhan yang nampak cantik tapi perlahan mengabur saat matanya kembali berkaca-kaca.*
Read more
BAB 6
Abigail merasa seperti berada di Neraka sementara Thomas yang duduk di sampingnya terlihat seperti sedang berada di Syurga. Mereka duduk di salah satu meja yang berada di tengah di antara delapan meja yang tersedia di dalam bangunan club malam mewah di London. Para lelaki memakai setelan jas hitam terbaik mereka sementara yang wanita mengenakan gaun sibuk menonton sambil sesekali mengisi gelas-gelas mereka dengan wine terbaik atau menggelayut manja menunggu kemenangan.Saat ini sedang berlangsung permainan blackjack dan Thomas sedang unggul dan merasa di atas angin. Abigail mencoba untuk duduk nyaman tapi sulit karena ada beberapa pasang mata pria paruh baya menatapnya penuh minat. "Yesss." Thomas menjatuhkan kartu remi di tangannya dengan bersemangat membuat dua pemain yang menjadi lawannya langsung mengumpat dengan wajah kesal. "I win," ucapnya seraya mengambil tumpukan uang taruhan yang ada di tengah lingkaran. "Again.""Kau hanya beruntung, anak muda," ucap lelaki paruh baya yan
Read more
BAB 7
"Dasar bajingan!!" Umpat Abigail akhirnya. Thomas menatapnya penuh penyesalan, Abigail seakan tidak percaya kalau dia dijual lagi seperti barang tidak berharga ke lelaki tua yang terlihat sekali begitu mesum. Abigail menantap Thomas dengan mata berkaca-kaca sampai sosoknya tidak terlihat lagi dan terpaksa mengikuti lelaki itu entah kemana. Mencoba memikirkan cara untuk menyelamatkan diri. "Dia sangat bodoh. Aku beruntung sekali malam ini menemukan mangsa sepertinya yang ambisus tapi bodoh!!" Decak lelaki itu. "Lepaskan aku!!!" Desis Abigail. "Kekasihmu sudah menjualmu jadi kau harus ikut denganku," Ucapnya dengan senyuman miring membuat Abi diliputi kekhawatiran. Mereka sampai di parkiran basemant, Abigail di paksa masuk ke dalam mobil mewah dan mendapatkan pelecehan seksual di sana. Lelaki itu mencoba untuk menggerayangi tubuhnya. Abigail mati-matian untuk menghindar. Abigail mendorong lelaki itu menjauh. "Jauh-jauh dariku!!" Lelaki itu malah tersenyum genit, menarik gaunnya
Read more
BAB 8
Dirasakannya tubuhnya gemetaran karena hal mengerikan yang dilihatnya. "Lelaki tua yang cerewet," decaknya, mundur dan berbalik pergi seraya menarik Abigail bersamanya. "Lepaskan aku!!!" Desis Abigail, ketakutan, tetapi lelaki itu sama sekali tidak mendengarnya bahkan menoleh. "Lepaskan!!!" DOOORRRR! Abigail mengatupkan bibir, berlindung di balik bahu saat Lucca menembak seseorang di kejauhan yang tepat sasaran dan beberapa tembakan lagi ke arah lain. Sepertinya pengawal Erick masih beberapa yang bertahan. "Aaahhh—" Abigail tersentak kaget saat Lucca mendorongnya hingga menabrak mobil merah, mencekal lehernya di sana hingga punggungnya terdesak dengan Lucca yang berjarak begitu dekat dengannya. Sepertinya sudah dini hari karena malam semakin dingin dan di sekitar mereka sepi juga gelap, entah dimana. "Kau tidak seharusnya berhasil kabur malam itu" desisnya. "Kau menemukan barang milikku dan aku menyelamatkanmu dari lelaki tua itu." "Tolong lepaskan aku," pinta Abigail. "Apa k
Read more
BAB 9
Abigail mengangkat dagunya, mengusap air matanya, berjalan semakin ke dalam bandara di antara banyaknya orang yang berseliweran dan yang pasti Thita juga Letisha sudah tidak terlihat lagi di belakang. Sebelum mencapai bagian imigrasi, lengannya di tarik membuatnya menoleh kaget dan menemukan The Black Rose berdiri di sampingnya.Tanpa mengatakan apapun, Lucca menariknya pergi ke arah lain, setengah menyeret Abigail yang berusaha menyeimbangkan langkah seraya mempertahankan koper yang digeretnya, mencoba menguatkan hati. Sampai di landasan pesawat di mana ada pesawat pribadi yang siap terbang, Lucca melepas cekalannya dan berbalik menghadapnya."Wanita selalu saja menggunakan air mata agar terlihat lemah dan butuh dikasihani. Kau pikir, aku tidak tahu arti tatapan kesedihanmu tadi," desisnya. Abigail bergeming di tempatnya saat Lucca maju dan menghunuskan mata hijau miliknya. "Apa itu satu-satunya senjata yang kalian miliki agar dikasihani?" Abigail mengerutkan kening, tidak terlalu me
Read more
BAB 10
Mansion mewah bergaya Italia itu berdiri di pinggir tebing teluk Napoli. Begitu megah tapi juga menakutkan. Memiliki banyak paviliun yang berdiri di bagian barat dan selatan terpisah dari rumah utama yang tengah di pandangi Abigail setelah keluar dari mobil. Maskulin, misterius, menakutkan tapi mempesona. Seperti gambaran pemiliknya, The Black Rose. "Kau sekarang adalah budakku." Abigail menoleh saat Lucca berjalan mengampirinya. "Melakukan apapun yang aku perintahkan tanpa terkecuali dan bantahan. Jangan sekali-kali menangis di depanku untuk meminta belas kasihan. Ini adalah harga yang harus kau bayar karena telah berhasil lolos dariku dan membebaskanmu dari lelaki tua itu." "Sampai kapan?" tanya Abi. Lucca menarik sudut bibirnya, menyeringai, memandangi lekat Abi yang bergeming. "Sampai aku yang membebaskanmu." Memajukan kepalanya dan berbisik di telinganya. "Tapi itu tidak akan terjadi." Abigail memalingkan wajah, menjauhkan kepalanya dari Lucca. "Bawa dia ke tempatnya," perint
Read more
DMCA.com Protection Status