Share

BAB 11

Setelah pertengkaran dengan Mbak Nina, pikiran terus dihantui prasangka. Hati tak sabar menunggu Mas Adam pulang dan ingin segera menanyakan kebenaran tentang pengakuan kakakku.

Pukul lima sore dua bocah sudah kumandikan. Aku duduk di teras menanti Mas Adam yang sedang pergi entah ke mana. Dia tak pamit.

Sebuah mobil perlahan memasuki pekarangan rumah yang tak seberapa luas. Aku menatap lekat pada kendaraan itu, menduga-duga siapa yang datang. Pasalnya, aku ataupun Mas Adam tak memiliki banyak kenalan orang bermobil.

Aku tersentak kaget saat pintu mobil terbuka. Seorang lelaki yang sedang kutunggu kepulangannya turun lalu berjalan ke arah rumah. Buru-buru aku bangkit dan menyambutnya.

“Itu mobil siapa, Mas? Kenapa kamu memakainya?” tanyaku keheranan.

Selama ini Mas Adam tak pernah membawa mobil ke rumah. Tentu saja hal ini menimbulkan tanya di benak.

“Itu mobil Ervina. Mulai kemarin aku menjadi sopirnya,” sahutnya datar, nyaris tanpa ekspresi.

“Ervina perempuan yang kamu tabrak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status