Share

Bab 423.

Auteur: BayS
last update Dernière mise à jour: 2025-05-30 08:50:18

"Sama sekali tidak, Eyang..! Surapati hanya inginkan energi yang dari Eyang saja..!" sahut Surapati cepat.

Dia sudah berpikir, bahwa energi yang akan diberikan oleh Eyang Salsapala pastilah lebih tinggi 'kelas'nya, dibanding energi yang sudah dimilikinya.

"Baik..! Olah pernafasanmu dan pusatkan perhatianmu, pada titik simpul energimu. Buka dan biarkan energi yang akan eyang alirkan masuk tanpa penolakkan! Eyang akan mengalirkannya secara bertahap! Bersiaplah!"

"Baik Eyang Sepuh," sahut Surapati, dengan hati berdebar gembira.

Dia pun mulai mengolah nafasnya. Setelah dirasanya cukup, lalu Surapati memusatkan pikirannya pada titik simpul pusat energinya.

Braasshk. !

Tiba-tiba Surapati merasakan sesuatu menembus, dari arah belakang tubuhnya.

Sebuah gelombang aliran energi deras bagai air bah, langsung mengalir ke titik pusat energinya. Bahkan Surapati merasakan, jika aliran energi itu berhasil menjebol titik-titik simpul energi, yang belum berhasil dibuka olehnya sebelumnya.

Tubuh
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 595.

    Khraa - Blaatzzshk..!! Byaartzsshk..!! Ledakkan dahsyat pun terjadi, gelombang energi petir menjalar cepat ke segala arah. Sedangkan ratusan sayap-sayap api hitam buyar seketika, dan pecah memercikkan api hitam berkobar ke segala arah. Bagaikan gumpalan awan hitam raksasa super panas, yang pecah berkeping..!"Edann..!!" "Awass..!! Tekanan hawa panas dari langit..!!" "Tiarap semuanya..!!" Brugh..! Brukhg..! ... Brukhh..!!! Sontak seluruh prajurit dan pasukkan di bawah sana jatuhkan diri bertiarap. Ya, mereka semua bagaikan melihat sebuah cincin api raksasa yang berwarna hitam keemasan. Indah dilihat memang, namun sesungguhnya sangat mengerikkan akibatnya. Apalagi jika kita berada dekat, dengan pertarungan dua tokoh sakti itu. Karena dengan hanya terkena sambaran hawa serangannya saja, niscaya orang akan lenyap menjadi serbuk debu..! "Haarrghks..!!" Wuussh..!! Surapati berteriak keras, seraya muntahkan darah kehitaman dari mulutnya. Lalu sosoknya pun terhempas deras ke bumi

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 594.

    Scraatzsh..!! Wuunnnggztt...!! Seketika itu juga, muncul kilatan cahaya putih yang menyilaukan mata. Melesat tebarkan asap puti, dan mendengung tebarkan hawa panas luar biasa, dari ketinggian langit. Ya, sebilah pedang menyilaukan berwarna putih berpijar dengan terangnya. Pedang itu langsung melesat ke arah Kebo Sena, yang telah kembangkan telapak tangan kanannya. Taph..!! Pedang Matahari yang berpijar putih menyilaukan mata itu pun, kini berada dalam genggaman Kebo Sena. "Bagus..! Kita langsung saja mulai pertarungan kita..!!" seru Elang tenang. Kini hatinya sudah tak begitu cemas lagi. Ya, setelah dia melihat datangnya ribuan pasukan Naga dari dimensi Selaksa Naga. Maka Elang merasa yakin, jika keadaan medan perang akan berbalik 180 derajat. Dan Maharaja serta para pendekar Kalpataru akan baik-baik saja. "Hiaahh..!!" Ctaarzzsh..!! Craankhhs...!! Dan pertarungan saling serang di antara ketiga tokoh itu pun berjalan dahsyat dan sengit.Sementara itu, pasukkan Tlatah Kalpataru

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 593.

    "TUJUH PETIR..!!" seru Elang menggelegar lantang. Ya, Elang memang ingin menggunakan 'Cambuk Tujuh Petir'nya. Untuk melakukan pertarungan cepat, dengan dua musuh yang agak sulit dikalahkannya itu. Karena kerjasama Surapati dan Kebo Sena, yang memang sangat kompak dan saling mengisi itu. Blaatzzsk..!! Splaarrztsh..!! Sementara dua buah pukulan jarak jauh, yang tadi dilepaskan Surapati dan Kebo Sena meleset. Dua pukulan dahsyat itu malah meledak, dan menghantam kumpulan pasukkannya sendiri di bawah. Seketika bumi berdentam keras, dilanda dua pukulan nyasar dan meleset dari keduanya, yang berniat menghantam Elang. "AArrghksskkss ... sskkhh..!!" Kembali terdengar jerit kematian bersahutan, dari pasukkan Palapa. Akibat hantaman nyasar dari dua Panglima mereka sendiri itu. Sementara di langit. Awan hitam gelap diselimuti cahaya keemasan seketika muncul, dari langit yang terbelah di atas kotaraja Dhaka. Badai angin dan tujuh lidah halilintar berkeredepan, menggemuruh dahsyat tak t

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 592.

    "Aarrghks..!" Brughk..! Dengan teriakkan ngeri kesakitan, nyawa sang Resi pun akhirnya keluar dengan terpaksa dari tubuhnya. Sosok sang Resi Mahapala pun jatuh deras ke bumi, dengan nyawa sudah melayang dari raganya. Ya, Resi Mahapala telah menghembuskan nafas terakhirnya, di medan perang wilayah Dhaka..! Dan di lokasi pertarungan lainnya. Nampak Begawan Ekapaksi telah gugur, ditangan Ki Prabadewa. Sosok sang Begawan berhasil ditarik masuk ke dalam bumi, lalu dihujani 'Pukulan Inti Bumi' oleh Ki Prabadewa.Kini lawan Ki Prabadewa adalah Eyang Sepikul, yang juga telah berhasil menghabisi Panglima Datuk Nan Tabanam. Sementara perang terus berkecamuk dahsyat. Namun kalah jumlah dalam selisih yang teramat jauh, sungguh sangat berpengaruh bagi stamina para prajurit, serta para pendekar Tlatah Kalpataru. Walau nampak korban di pihak musuh, bahkan sudah sebanyak jumlah total pasukkan Kalpataru lebih. Ya, jumlah pasukkan musuh yang tewas, dalam perang hingga siang menjelang sore itu s

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 591

    Blaammppshkk..!!! Blaarrghkss...!!! Terdengar dua kali dentuman dahsyat di bawah sana. Bagaikan bunyi mengelegar dua buah bom yang meledak. Grrghk... grghh.. grrgghk..!!! Ledakkan yang seketika menggetarkan, menembus, dan mengguncang bumi di kedalaman sana. "AArrggkksshhh ... rrghhsskkk...!!!" Tampak sebagian pasukkan Tlatah gabungan di bawah sana ambyar dan porak poranda. Akibat terhantam dua pukulan jarak jauh dari angkasa, yang dilepaskan Elang. "Awass..! Pukulan dari langit..!!" seru para Senopati pasukkan Tlatah Palapa memperingatkan. Nampak bumi amblas melesak, di tengah lokasi pasukkan Tlatah Palapa. Dua buah lubang besar cekung dengan diameter 10 meteran, terpampang jelas di depan mata mereka. Ratusan rekan prajurit pasukkan mereka juga terkapar berserakkan, dengan nyawa sudah meninggalkan jasadnya. Bahkan tak sedikit, bagian tubuh dari para prajurit yang tewas itu terpisah dari badannya. Sungguh dahsyat dan mengerikkan..! Poro Sepuh dan para pendekar Kalpataru, yang

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 590.

    'Jelas sekali selisih energiku terpaut agak jauh di bawahnya..! Bedebah..!' maki marah bathin Surapati. Dia seperti tak terima atas kekalahan 'power' 300 tahunnya dengan Elang. Dan di bawah sana, hiruk pikuk suara peperangan di sekitar kotaraja Dhaka terhenti seketika. Ya, hampir semua mata kedua kubu di tengah peperangan itu menatap ke arah langit, yang tiba-tiba berubah warna menjadi keemasan. Dahsyat..! "Langit berubah warna..!!" "Gilaa..!!" "Siapa itu yang berkilau keemasan..!" "Sungguh menyilaukan..!" "Dewa langit datang..!" "SERANGG..!!!" seru lantang sang Maharaja Mahendra, memberi aba-aba menyerang bagi pasukkan Kalpataru, yang keluar dari belakang kotaraja tadi. Ya, sang Maharaja merasa itu adalah saat yang tepat untuk menyerang. Di tengah keterkejutan pasukkan musuhnya itu. Dan Maharaja juga telah melihat pasukkannya itu, yang telah berada di belakang pasukkan musuh. HUUOONKKK ... NNNKHHH..!! Suara terompet isyarat menyerang pun digaungkan, oleh Patih Kalagama y

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status