Rheva tidak banyak bicara sejak keluar dari rumah. Mereka sudah selesai dengan toko buku lalu sekarang menuju Cafe Hypez. Titan paham bahwa ia sangat perlu membawa sahabatnya ini melepaskan diri sejenak dari rumah penuh memori itu.
Titan memarkirkan mobilnya di parkiran kafe. Mereka masuk dan melihat bahwa semua meja hampir terisi penuh. Cafe Hypez ini memang sedang terkenal. Suasana kafe
ini sangat nyaman dengan dominasi warna hijau daun di dinding kafe. Kursi? Tidak. Mereka menyediakan sofa yang sangat cozy untuk bagian indoor kafe. Atap kafe ini transparan, membuat warna hijau kafe ini seolah hidup di bawah terpaan sinar mentari di atas sana.Titan melongok ke kan
Bimo :Besok temenin gue buat beli bahan2 kerja kelompok bisa nggak? Jam 11 gue jemput.Titan : Kelompok apaan memangnya?Bimo : Kelompok Bahasa Indonesia elah, lo mah molor mulu kerjaannya di kelas sih.Titan : Wkwkya maap. Oke, Bimoli.Bimo : Oke sip, putri tidur.*****Besoknya sesuai rencana, Bimo menjemput Titan pukul sebelas pagi. Mereka lalu pergi ke salah satu toko buku terbesar yang ada dimall."Emangnya tugas Bahasa Indonesia apaan sih?" Titan berjalan berdamping
Titan mendengus.Mooduntuk makan es krim berkurang karena ia sekarang sendirian, namun ia tetap melangkahkan kakinya ke dalam toko es krim.Tak lama kedua sudut bibirnya terangkat ketika menemukan orang yang baru saja ia temui di toko buku. Cowok itu sedang duduk sendirian di salah satu meja dengan mangkuk berisi tigascoopes krim di depannya. Es krim itu bahkan tidak disentuhnya sama sekali. Ia sibuk memainkan ponselnya.Titan memutar balik, masuk melewati samping toko dan berjalan mengendap-endap di belakang cowok itu, lalu ..."DOOORRRR!!!" Titan menepuk keras punggung Tristan."ANJIR!!" Cowok itu terlonjak kaget lalu memutar kepalanya melihat Titan. Ekspresinya langsung berubah cemberut, "ud
Di sinilah Tristan. Mengangkat sebelah alisnya menatap cewek di depannya. Hari ini Senin dan ia sudah sangat malas untuk sekadar masuk sekolah, namun dirinya semakin malas begitu istirahat pertama ia dan teman-temannya yang memutuskan untuk makan di kantin malah diganggu oleh Titan.Cewek itu langsung duduk di samping Tristan dan menarik Rheva untuk duduk di sampingnya juga. Memaksa Tristan untuk bergeser ke kanan semakin merapat ke dinding kantin.Tristan menghela napas panjang. Dalam hati ia membatin ia harus segera mandi kembang tujuh rupa untuk melepaskan segala kutukan yang mengharuskan ia berurusan dengan Titan. Niatnya untuk mengganggu Titan karena kejadian kopi panas sekitar dua minggu lalu memang masih ada, namun justru cewek ini yang terus mengganggunya."Jangan protes, trakt
Jam dihandphoneTitan menunjukkan angka 8.00. Hari ini Titan terlambat. Salahnya Aldo karena telat membangunkannya. Sekarang ia hanya bisa menatap gerbang tinggi sekolahnya. Ia hanya harus memanjat, itu urusan gampang baginya.Masalahnya, ada makhluk berbahaya di sampingnya yang ternyata juga datang terlambat. Tristan. Cowok itu datang dengan rambut acak-acakan dan seragam yang sangat tidak memenuhi aturan sekolah. Ia melirik Titan dengan sinis.Bekas luka di lutut Titan semenjak kejadian dua minggu lalu di gerbang belakang ini masih terlihat jelas. Jangan sampai lututnya menambah luka baru.Sedangkan Tristan tampak tak peduli. Ia langsung memanjat dengan lincahnya gerbang setinggi 2,5 meter itu. Sampai di atas, ia langsung melompat dan mendarat sempurna di balik ge
Titan masih asik tertawa dan Tristan masih cengo sampai akhirnya sebuah teriakan menyadarkan mereka berdua. Membuat keduanya langsung diam."ADUH! Bunganya jadi rusak gara-gara kalian!" Pak Budi berteriak dari pinggir kebun. Tukang kebun itu menenteng sekop dan sudah memayungi dirinya sendiri.Titan dan Tristan otomatis menoleh, lalu menunduk melihat letak jatuhnya Titan. Ya, cewek itu terjatuh dan menghancurkan bunga-bunga itu dengan mendudukinya."Kabur?" tanya Titan yang langsung diangguki oleh Tristan.Tristan menarik Titan berdiri lalu mereka berlari menuju pondok, mengambil tas ransel masing-masing. Pak Budi berusaha mengejar mereka, namun tukang kebun yang berbadan gembul ituterlihat kesulitan akibat beceknya tanah yang l
Kelas XII IPA 1 sedang buru-buru menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bu Fatimah selaku guru Lintas Ekonomi yang absen mengajar pagi ini karena ada halangan namun katanya akan datang ke sekolah saat jam sepuluh nanti. Termasuk Tristan, Sandi, dan Nyong. Sementara Bams tidak masuk sekolah hari ini. Katanya bolos.Kalau ditanya kenapa anak-anak nakal seperti mereka mau mengerjakan tugas itu, jawabannya karena mereka sangat amat terpaksa. Bu Fatimah memberi mereka catatan bahwa tugas itu harus selesai sebelum jam sepuluh pagi dan sudah dikumpulkan di meja kantornya, dengan ultimatum, bila siapa yang tidak mengerjakan, maka mereka tidak diperbolehkan ikut UAS dua bulan lagi.SMA Garuda yang memang cukup ketat peraturannya, mengharuskan setiap murid tidak boleh memiliki nilai merah lebih dari tiga mata pelajaran karena terancam tida
Kalau ditanya apakah Titan sangat kesal saat ini, jawabannya iya. Ia sudah berdiri di depan rumah Tristan selama 20 menit dan tidak ada tanda-tanda kehidupan yang akan menyambutnya. Ia ingin pulang, namunhoodiecowok itu masih terlipat rapi di dalampaper bagyang ia bawa. Tristan menyuruhnya untuk mengembalikanhoodieitu secepatnya, maka Titan berencana mengembalikannya besok, hari Kamis di sekolah, namun Aldo memaksanya untuk segera megembalikanhoodietersebut dan memberikan sekotakbrowniesuntuk diberikan pada Tristan. Katanya, sebagai ucapan terima kasih karena sudah "menampung" dan "mengurusinya" dengan baik kala Aldo telat menjemput Titan waktu itu. Bayangkan saja, Abang satu-satunya itu sudah seperti emak-emak pada umumnya. Rempon
Pagi ini ada sesuatu yang aneh dilihat Titan. Sangat aneh. Rheva, sahabatnya yang selalu diantar oleh supirnya, justru sekarang datang ke sekolah dengan dibonceng seseorang.Titan mengikuti dua orang itu dari belakang. Ketika Rheva dan siswa itu berpisah di koridor, maka Titan langsung menyergap Rheva dari belakang."HAYO, LO DATANG SAMA SAPA TADI, HAH???" Titan sedikit melompat lalu memeluk Rheva dari belakang."Anjir! Kaget gue!" Rheva tersentak dan mengelus dadanya."Kemaren gak masuk, eh hari ini tahu-tahu datangnya udah boncengan sama cowok aja!" Titan melepas rangkulannya."Apaan sih?!" Pipi Rheva sedikit merah."Muka lo nggak