Setelah 5 Tahun Berpisah

Setelah 5 Tahun Berpisah

last updateLast Updated : 2025-04-14
By:  Yaya ChomelOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
24Chapters
1.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dirga terkejut ketika melihat mantan istrinya menjadi asisten rumah tangga di rumahnya. Cahaya, mantan istri Dirga yang telah dituduh berselingkuh kini kembali dan membuat Dirga penasaran dengan motif mantan istrinya itu. Apakah yang menjadi motif Cahaya kembali kedalam kehidupan Dirga setelah dirinya menghilang bertahun-tahun? Dan apakah Dirga akan tahu semua kebenarannya? Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar di setiap bab jika berkenan.

View More

Chapter 1

Bab. 1

Dirga yang baru pulang dari kantor dan kini tiba di rumah, kini menyeret langkah kakinya menuju kamarnya, seharian di kantor mengerjakan beberapa dokumen yang menumpuk juga ada beberapa meeting membuat dirinya merasa letih dan juga penat.

"Huft," lelaki yang memiliki alis tebal, hidung mancung, berperawakan tinggi namun kulitnya agak kecokelatan, dan memiliki rahang tegas tersebut menghembuskan nafas kasar.

Membuka pintu lalu melempar tas kerjanya di sofa, kemudian dengan gerakan kasar melepas jas mahal yang melekat di badannya dan melemparnya ke sofa, dan yang terakhir berjalan kearah tempat tidurnya lalu menghempaskan bobotnya ke ranjang empuk miliknya.

Netranya terpejam menikmati rasa lelah yang sengaja ia ciptakan agar bisa melupakan dan bisa membuktikan pada seseorang jika ia bisa hidup dengan baik selama ini, walau kenyataannya dirinya tetap saja hancur dan selalu merindukan orang itu.

Dirga membuka matanya lalu merubah posisinya menjadi duduk, menopang bobotnya dengan meletakkan kedua telapak tangannya di atas ranjang dan memiringkan kepalanya dan meletakkan di atas bahunya.

"Huft," sekali lagi Dirga membuang nafas kasar lalu mengendurkan dasi yang melilit lehernya, "Mbak Sitiii!!!" Dirga berteriak memanggil asisten rumah tangganya.

Masih dengan posisinya badan bertumpu pada telapak tangannya yang berada di atas kasur, kini Dirga mendongak dan memejamkan kedua matanya, menunggu beberapa menit hingga terdengar suara pintu terbuka.

"Kenapa kau lelet sekali hari ini, bukankah kau sudah tahu jika aku pulang kerja, harusnya kau-"

"Maaf, Tuan. Tadi saya sedang memasak dan tidak mendengar kedatangan anda," Dirga menegang mendengar suara wanita itu, dengan sekali gerakan, Dirga sudah membuka mata dan benar-benar terkejut.

"Mana Siti?" tanya Dirga dengan nada suara yang dingin, netranya menatap wanita yang kini berdiri di hadapannya dengan posisi menunduk, dan di tangannya membawa nampan di atasnya ada gelas berisi air putih hangat.

"Mbak Siti pulang kampung, Tuan. Dan ibu yayasan meminta saya menggantikan Mbak Siti sampai dia kembali," ucap wanita itu tanpa menatap wajah Dirga, "sampai kapan dia di kampungnya?" cerca Dirga yang kemudian kembali duduk dan menatap sinis pada wanita itu.

"Mungkin satu bulan, Tuan. Anaknya ada yang menikah," wanita itu menjawab lalu memberanikan diri menyeret langkahnya maju mendekati Dirga, kemudian menyodorkan nampan tersebut.

Dengan malas, Dirga meraih gelas berisi air putih hangat itu dan membuka tutupnya lalu mendekatkan kebibirnya yang tebal dan meminum nya, wanita itu terkejut kala Dirga menyemburkan air minum itu kearahnya dan membasahi baju yang ia kenakan.

"Kau mau membuat lidahku melepuh?!" sentak Dirga kesal, "maaf," hanya kalimat itu yang terucap dan keluar dari mulut wanita itu yang kemudian tangannya mengusap bajunya yang basah akibat semburan air itu.

"Baru kerja sehari saja sudah tidak becus, bagaimana mau menggantikan Mbok Siti selama satu bulan," cibir Dirga sambil menarik sudut bibirnya keatas, wanita itu hanya diam, tidak ada bantahan.

"Sudah lupakan, sekarang lepas sepatuku!" Dirga memerintah lalu mengangkat kakinya dengan angkuh, wanita itu mengangguk lalu berjongkok di hadapan Dirga, meletakkan nampan di sampingnya.

Tangannya sibuk melepas sepatu serta kaus kaki yang lelaki itu pakai, sedang Dirga hanya menatap heran pada wanita ini.

"Siapkan aku air untuk mandi," Dirga memerintah dengan nada dingin, wanita itu mengangguk patuh dan tanpa banyak bicara, ia berdiri meletakkan nampan tadi di atas meja lalu berjalan ke kamar mandi.

Wanita itu menyalakan kran di bathup, tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin, sesuai dengan selera lelaki itu. Kemudian memasukkan sabun beraroma terapi menenangkan, mengemricik sebentar hingga busanya keluar.

Sedang Dirga yang masih duduk di ujung tempat tidurnya, mendesah gusar.

"Apa tujuanmu kembali? Aku tahu ada maksud lain yang kau rencanakan, Cahaya," Dirga mendesis, Cahaya Prameswari, wanita itu adalah mantan istrinya yang dengan tega memilih meninggalkan dirinya dan memilih menjalani kariernya sebagai foto model.

"Air mandinya sudah siap, Tuan," wanita yang bernama Cahaya tersebut keluar dari kamar mandi dan tangannya sibuk mengelap tangannya yang basah pada daster yang ia kenakan, tanpa kata Dirga berdiri lalu melangkah menuju kamar mandi, berjalan melewati Cahaya yang berdiri mematung di samping pintu yang terbuka itu.

"Eh," Cahaya kaget dan hampir terjelembab jika di belakangnya tidak ada tembok, Dirga sengaja menyenggolkan bahunya yang besar pada bahu Cahaya.

Cahaya mengusap dadanya dan mengucap kata sabar di dalam hati, lalu berjalan kearah almari guna mengambilkan pakaian ganti untuk Dirga, sesaat Cahaya mengumpat.

"Kenapa kebiasaan belum hilang juga, selalu mandi tidak bawa handuk, waktunya selesai mandi teriak teriak minta handuk," Cahaya mendumel sambil menyiapkan piyama yang akan di pakai Dirga, dan meletakkan handuk kering di samping piyama tersebut.

Kemudian Cahaya berdiri sambil menunggu Dirga selesai mandi di depan pintu, bukan pintu di depan kamar mandi, akan tetapi di depan pintu kamar masuk. Berjaga jaga jika majikannya membutuhkan dirinya.

"Apa dia sudah makan? Biasanya jika malam kalau tak ada aku dia tak mau makan," gumam Cahaya gelisah, ingin sekali menghubungi seseorang di sana yang saat ini ia pikirkan.

"Handukk!" teriakan Dirga meminta handuk membuyarkan lamunan Cahaya, dengan langkah lebar, Cahaya menyambar handuk yang tadi sudah ia siapkan.

Cahaya segera masuk karena pintu itu tidak Dirga tutup, Cahaya merutuki kebodohan mantan suaminya, bagaimana jika ada perempuan ganjen ada di sini, pasti ia akan di goda. Cahaya menggeleng cepat, Dirga tidak akan mungkin tergoda.

Selama menjadi istri Dirga, Cahaya sangat mengenal perilaku dan peringai lelaki itu. Walau terlihat sombong dan dingin, akan tetapi hatinya sangat baik, juga hangat pada orang yang dekat dengan Dirga.

Mengingat itu, tiba-tiba Cahaya merindukan seseorang di sana, "woy, mana handuk yang aku minta!!" suara Dirga yang menggelegar kembali membuyarkan lamunan Cahaya akan masa lalu.

"Ini," Cahaya mengulurkan tangan yang tadi membawa handuk, dengan kasar Dirga menyambar handuk itu, karena saking cepatnya, Dirga tidak sengaja ikut menarik tangan Cahaya yang membuat wanita itu tertarik dan jatuh kedalam bathup tersebut.

"Aaa!" Cahaya berteriak kaget, Dirga yang masih berposisi duduk tersebut kaget, netranya menatap lekat wajah mantan istrinya yang sangat dekat dengan dirinya sekarang. Bohong jika debaran dan rasa itu sudah tidak ada di antara mereka berdua, "maaf," Cahaya yang sadar segera berusaha berdiri, sedang Dirga hanya diam dan kembali memejamkan kedua matanya.

Sesuatu di bawah sana bangun, padahal selama ini jika ia dekat dengan wanita manapun tak akan ada reaksi apapun dengan tubuhnya.

"Pakaian Tuan sudah saya letakkan di atas tempat tidur, saya permisi sebentar, baju saya basah," Cahaya berpamitan masih dengan posisi menunduk.

Diam diam Dirga membuka matanya sedikit, ingin sekali dia mengumpat melihat daster Cahaya yang basah dan menempel pada tubuh itu, membuat lekuk tubuh wanita yang bergelar mantan istri tersebut terlihat.

"Hmm," Dirga menjawab dengan gumaman, Cahaya berjalan dengan sedikit cepat, tangannya menarik dasternya bagian atas agar bajunya yang basah tidak menyiplak di aset miliknya.

Setelah kepergian Cahaya, Dirga segera menyelesaikan ritual berendamnya. Kemudian memakai handuk yang ia lilitkan di pinggang kebawah, Dirga berdecak kesal. Karena Cahaya tadi jatuh kedalam air dan membuat handuk itu sedikit basah.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
24 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status