Kembalikan Anakku

Kembalikan Anakku

Oleh:  Meriatih Fadilah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
14Bab
1.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Salsa tidak bisa membantah perkataan suami dan ibu mertunya untuk memberikan anak ketiga yang masih di dalam kandungan untuk sang kakak ipar Desi dengan dalih tidak bisa mengurus anak dan sebagai anak pancingan. Desi yang sudah sepuluh tahun sangat mendambakan seorang anak kini akan terwujud untuk menjadi seorang Ibu. Dengan berat hati pun setelah melahirkan langsung di bawa pergi oleh Desi, tetapi dia sempat melihat bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu mempunyai tanda lahir dipundak kanannya sebuah tahi lalat berwarna hitam. Keterbatasan ekonomi juga hal yang utama bahkan dia pun di hina karena tidak bisa hidup tanpa mereka, Salsa dianggap wanita yang lemah dan penurut. Salsa menahan rindu saat dia tidak bisa dekat dengan bayinya sendiri, sedangkan Desi tetap mengeluh karena tangisan bayi itu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Namun, setelah seminggu kemudian saat akan menggelar acara aqiqah di sore hari, Desi memberikan kabar yang mengejutkan kalau bayinya telah hilang saat dia pergi ke mall pagi harinya. Hatinya sakit dan menangis histeris, tetapi dia bisa menangkap wajah mereka yang tampak biasa-biasa saja. Salsa mulai curiga kalau hilangnya bayinya itu pasti ada alasannya. Apakah yang akan di lakukan oleh Salsa dan dapatkah dia membongkar misteri hilangnya bayinya itu? Apakah Salsa memilih bertahan atau berpisah dari keluarga suaminya?

Lihat lebih banyak
Kembalikan Anakku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yeni_Lestari87
ceritanya bagus. aku sukaa. ditunggu lanjutannya kakkk
2023-08-14 13:40:22
0
14 Bab
01. Jangan Ambil Bayiku
“Pokoknya kamu harus menurut apa yang Ibu katakan nggak usah banyak tanya, lagian Sadam itu kerjanya tidak sebagus seperti kakaknya yang mempunyai toko bangunan besar, dia hanya menjadi pegawai kantoran biasa!”“Itu semua gara-gara menikah dengan kamu makanya dia jatuh miskin seperti ini, lagian kamu juga tidak bisa merawat anak kamu, nanti malah keteteran anakmu sudah dua masih-masih kecil juga, pokoknya setelah ini kamu stop hamil, suntik KB kek, pasang IUD, atau apalah yang penting kamu tidak hamil lagi!” bentak Ibu mertua.“Punya badan kok nggak dijaga doyan banget hamil melulu, mengurus dua anak saja nggak becus ini malah yang ketiga!”“Des, setelah melahirkan langsung ambil bayinya!”“Biarkan kakak iparmu saja yang merawat, kamu bisa peras air susumu di botol tanpa perlu menggendongnya!”“Siapa tahu setelah merawat anakmu, Desi bisa hamil, dan punya anak kandung sendiri dan anakmu nanti dikembalikan ke kamu, ini hanya buat pancingan saja siapa tahu berhasil,”jelas Bu Citra deng
Baca selengkapnya
03. Mas Sadam Kamu Tega
“Mbak, tolong jangan pisahkan aku dengan anakku sendiri, aku masih mampu merawatnya!” lirih Salsa sembari menangis.“Apa, kamu bilang bisa merawatnya anak?” “Eh, Sa, lihat kedua anakmu saja tidak terurus buktinya badan mereka kurus-kurus, kurang gizi, dan kamu mau merawat bayi itu?”“Sadam saja sudah menyetujui kalau bayi itu akan dibawa oleh Desi, lagian rumah kakak iparmu itu nggak jauh-jauh banget dari rumah Ibu, jadi kalau kamu rindu bisa lah sekali-kali tengok bayimu?” sanggah Bu Citra sedikit memainkan mata kepada Desi.“Bo-boleh lah tetapi dari jauh saja, tidak perlu kamu datang ke rumah!” bentaknya lagi.“Bu, di mana Mas Sadam?”“Kenapa kamu cari dia, pasti kerja lah, memang kenapa?” tanya mertuanya ketus.“Dia harus mengazani anaknya baru lahir, Bu!”Ada apa ini ribut-ribut?” terdengar suara seseorang yang sudah ditunggu oleh Salsa.Sadam yang baru meminta izin dari kantor akhirnya bisa datang ke rumah Bu Lastri dan langsung mencari ruangan istrinya.Mas ... anak kita sudah
Baca selengkapnya
03. Kalian Keterlaluan
“Sudah tidur istrimu itu, Dam?” tanya Desi yang ternyata menunggu di luar.“Sudah Mbak,” jawab Sadam lesu.“Bagus, aku pulang dulu dan kasih tahu istrimu peras saja susunya taruh di botol dan kamu yang akan mengantarkannya jangan Salsa, karena Ibu nggak mau dia melihat bayinya lagi.”“Bu apa salahnya jika Salsa melihat bayinya sendiri?” protes Sadam.“Nggak usah protes dong Dam, anakmu bukan Mbak jual tetapi dirawat, entar kalau Mbak hamil, anakmu ini akan aku kembalikan, jadi jangan khawatir,” jelas Desi sedikit kesal.“Kamu ingat ya Dam, kamu harus balas jasa dong, kalau bukan Mas Dirga membantu kamu nggak mungkin kamu bisa kerja yang bagus seperti ini lantaran Mas Dirga banyak koneksi,” ancam Desi ketus.Desi dengan perlahan mengambil bayi itu tanpa bersuara. Seketika bayi itu menangis kencang tetapi mungkin karena terlalu lemah Salsa hanya mendengar samar-samar.“Mas, bayi kita menangis,” ucapnya pelan tanpa melihat bayinya.“Ya Sayang nggak apa-apa, cuma mau di mandiin sama bi
Baca selengkapnya
04. Hati Salsa Menangis
Salsa dengan asyik memberikan Asi -nya, seketika bayi itu kembali tenang dalam dekapan ibu kandungnya sendiri. Bu Citra melihatnya dengan begitu haru, ada rasa kasihan kepada Salsa yang dipaksa untuk menyerahkan bayi itu untuk Desi agar dia bisa mendapatkan seorang anak tetapi dia pun menjadi orang tua egois untuk kepentingan anak perempuannya agar bisa hamil dengan cara merawat bayinya Salsa.“Cepat bawa bayi itu di kamar kamu, hari ini kamu bisa tidur dengan dia, Desi sepertinya sangat kewalahan mengurus bayi itu sendiri,” ucapnya sambil menatap bayi itu yang begitu tenang tetapi mulutnya masih bergerak dengan lahap menyusu.“Bu, bolehkah Salsa merawat bayi Salsa sendiri? Atau biarkan Mbak Desi tinggal di sini atau Salsa yang tinggal di rumah Mbak Desi selama tiga bulan saja ?” “Ibu jangan khawatir masalah pekerjaan rumah tetap Salsa yang kerjakan, Bu tidak akan Salsa repotkan. Kasihan jika Mbak Desi membawa bayi Salsa keluar malam-malam begini,” pintanya.“Oh ... kamu mulai ber
Baca selengkapnya
05. Emosi Salsa
“Ada apa, ada apa ... itu kenapa di kamar kita ada bayi itu, kamu sengaja bawa bayi ke rumah kita lagi?” tanyanya dengan nada emosi.“Oh kirain ada apa, memang kenapa?”“Kamu kenapa sih bawa bayi itu lagi, kasihan Mbak Desi dong, dia itu sangat menginginkan bayi itu, kalau sebentar-sebentar kamu bawa ke sini bagaimana dia lengket sama bayi itu, jangan egois dong?” ucap Sadam membuat telinga Salsa memanas.Begitu juga dengan Sheila yang ingin bersuara membela ibunya tetapi buru-buru tangannya di pegang.“Sayang temani dulu dedek ya, biar jemuran ini Mamah yang selesaikan dan sekalian papah kamu.” Tatapan Salsa sendu membuat Sheila sangat mengerti maksud ibunya dia pun mengangguk tanda mengerti dan pergi dari tempat itu.“Sa, kamu dengar nggak sih apa yang aku omongin?” “Jangan bawa bayi itu ke rumah ini lagi, kasihan Mbak Desi!” tegasnya lagi.Salsa membanting jemuran itu ke ember besar dan menatap tajam ke arah suaminya, dengan napas yang memburu ingin sekali menjambak dan merobek m
Baca selengkapnya
06. Kesepakatan
“Kamu sangat keterlaluan Mbak, bagaimana bisa kemu teledor seperti itu?” teriaknya kembali.“Aku juga tidak tahu, Sa, saat aku ingin pergi kamar mandi aku menitipkan kepada salah satu karyawan toko itu, tetapi saat aku kembali bayi itu sudah tidak ada lagi di dalam kereta dorong itu.”“Aku sudah menanyakan kepada karyawan itu tetapi dia juga menyesal karena saat itu lagi banyak pengunjung dan dia tidak melihat siapa yang membawa bayi itu.”“Aku dan Mas Dirga sudah melihat CCTV di sana, tetapi posisi di area itu tidak ada kata petugas di sana,” kilahnya berbohong.“Kenapa kamu membawa bayiku ke luar, dia belum ada seminggu dan itu sangat rentan Mbak, apa kamu tidak tahu itu, atau kamu sengaja membuat bayiku meninggal, hah?” teriaknya histeris.“Sa, aku tidak tahu, aku hanya ingin jalan-jalan dengan bayiku tidak lebih dari itu , aku tidak ada niatan untuk menghilangkannya, kamu tahu sendiri kan kalau aku sangat menginginkan seorang anak?” kilahnya.“Mas, bagaimana ini, kita harus se
Baca selengkapnya
07. Bujuk Rayu Bu Citra
“Istrimu ini sangat subur setiap lepas KB saja dia langsung bisa hamil, kamu bisa memanfaatkan nya dan membuat dia hamil ya paling setahunan gitu jaraknya, dan lagian dia itu nggak susah kalau melanjutkan tidak ada pendarahan atau tekanan tinggi, sangat gampang,” cerca Bu Citra bersemangat.“Bukannya Ibu yang menyuruh Salsa untuk pakai KB agar Salsa, nggak punya anak lagi?” “Iya memang, tetapi setelah kejadian ini kamu nggak dengar kata Desi, temannya mau membayar dengan harga mahal satu milyar Sadam.”“Bayangkan saja kamu jual anakmu dengan satu milyar apa kita nggak kaya mendadak, apalagi kamu bisa melahirkan anak laki-laki seperti bayi yang di jual itu, lebih besar harganya dari pada yang perempuan.”“Tidak Bu, Sadam tidak mau itu sama saja kita melawan hukum, Ibu mau masuk penjara, cukup sekali ini saja Bu, Sadam nggak mau membuat Salsa menderita.”“Sadam nggak mau melakukan kesalahan lagi, cukup sekali saja, jika Salsa tahu kalau Sadam terlibat dia akan marah besar dan akan men
Baca selengkapnya
08. Ancaman Dan Sandiwara
“Akan kupastikan kamu tidak bisa bertemu dengan mereka, apa itu yang kamu, Salsa?” Ucapan itu terdengar seperti petir di siang bolong menambah luka yang belum kering, kini sudah tercipta luka yang baru.Salsa berhenti sejenak, kini dia pun menjadi dilema antara mencari bayi yang hilang itu atau kedua anaknya yang juga butuh perhatiannya. “Ya Allah apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak mungkin meninggalkan kedua anakku dengan mereka, bagaimana nasib mereka jika tidak ada aku?”“Bisa-bisa mereka juga akan menelantarkan kedua anakku yang lain hanya karena kesal kepadaku.”“Tidak-tidak aku tidak boleh egois, aku akan mencari cara lain,” batinnya berkata.“Kenapa Sayang, apa yang kamu tunggu, Ayuk silakan jika kamu mau pergi aku tidak keberatan tetapi seperti yang aku bilang tadi, selangkah saja kamu keluar jangan harap kamu bisa bertemu mereka lagi!”Sadam mendekati Salsa dan membisikkan sesuatu di telinganya.“Berpikirkah dua kali jika kedua anakmu ingin selamat, Sayang,” ucapnya pe
Baca selengkapnya
09. Bertemu Rere dan Bayi Itu
Tangisan pilu itu semakin kencang terdengar di telinga Salsa, naluri keibuannya pun semakin memanggilnya.“Suara tangisan itu mengingatkan dengan bayiku yang hilang dan kenapa sampai sekarang belum ada kabar dari polisi, apakah Mas Sadam memang sudah melaporkannya atau tidak sih?” gerutunya dalam hati tetapi langkahnya tidak berhenti untuk mencari suara tangisan bayi itu yang menyentuh hatinya.Sampai di sebuah lorong rumah sakit, terlihat seorang wanita cantik tinggi semampai sedang menggendong seorang bayi, dia tampak kewalahan saat bayi itu menangis begitu kencangnya.Salsa mencoba mendekati wanita muda itu dan menyapanya.“Maaf, bayinya kenapa Mbak?” “Nggak tahu kenapa Mbak, hari ini jadwalnya imunisasi tetapi dia terus saja menangis padahal di rumah dia tidur eh malah ke sini jadi begini,” jawab wanita itu kewalahan dan sedikit prustasi.“Kenapa nggak disusui saja bayinya, Mbak? Kasihan banget,” tanyanya lagi merasa kasihan karena mengingat anaknya kembali.“ASI saya nggak kelu
Baca selengkapnya
10. Merenungi Nasib
“Aku yakin dengan temanku itu Mbak, mereka memang sih orang miskin dan tidak sanggup membiayai bayinya makanya dia mau memberikannya kepadaku,” jawabnya pelan.“Lebih baik kamu buat surat perjanjian sama temanmu itu, jangan sampai dia akan mengambil lagi anaknya setelah besar apalagi saat dia hidup di rumah orang kaya, kita memang tidak tahu sifat manusia Re.”“Mungkin saat ini dia hanya meminta satu milyar, nggak tahu kan ke depannya jika dia meminta uang kamu lagi atau memeras kamu bagaimana, kamu mengesahkan bayi itu adalah anak kamu, jangan sampai saat kamu sudah terlanjur sayang dengan bayi itu dan ketika besar mengakui kalau mereka adalah orang tua kandungnya, ribet loh Re,” cerca Dokter Shinta berusaha menasihati adiknya.“Ingat Re, bukan berarti kita memutuskan ikatan mereka, biar bagaimana pun mereka adalah orang tua kandungnya dan kamu harus lebih dulu memberitahukannya ketika dia sudah besar, jangan mereka karena Mbak takut mereka akan memutar balikan fakta kamu kamu yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status