Share

Inisial R

Author: Aqila.bf
last update Last Updated: 2025-06-23 16:00:55

Kadang, petunjuk masa lalu muncul bukan untuk menjawab... tapi untuk mengingatkan kita agar tak melupakan.

Salju mulai mencair perlahan, meninggalkan genangan kecil di jalanan berbatu. Udara tetap dingin, tapi sinar matahari hari ini lebih hangat dari biasanya. Aileen berdiri di depan cermin, mengenakan mantel panjang berwarna abu-abu dan syal yang baru ia temukan di lemari neneknya. Ada aroma lavender yang samar melekat di kain itu—aroma yang membawa kenangan samar yang tidak ia pahami sepenuhnya.

Hari ini ia memutuskan untuk kembali ke Dawson’s Café, seperti yang dijanjikan. Tapi bukan hanya karena ingin bertemu Ray. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya sejak membaca buku catatan neneknya semalam—sebuah halaman yang terselip di antara tulisan, penuh dengan goresan tangan terburu-buru dan tanda silang di sana-sini.

Tulisan itu seperti draf surat yang tidak pernah dikirimkan.

> "Kau tak pernah benar-benar tahu kenapa aku pergi. Tapi jika suatu hari cucuku menemukan ini, mungkin dia bisa mengerti apa yang tak sempat kusampaikan padamu dulu."

Aileen tidak tahu untuk siapa surat itu ditujukan. Tapi ia tahu, itu penting.

Dawson’s Café tak terlalu ramai pagi itu. Aroma cinnamon dan kopi menyambutnya dengan hangat saat ia membuka pintu. Ray sedang berbicara dengan seorang gadis kecil di belakang meja kasir—sekitar delapan tahun, rambutnya dikuncir dua dan mengenakan sweater merah muda dengan gambar kelinci.

Ray langsung menoleh dan tersenyum saat melihat Aileen. "Pagi. Tepat waktu seperti biasa."

Aileen tertawa kecil. “Aku nggak mau ketinggalan teh favorit nenekku.”

Gadis kecil itu menatap Aileen dengan rasa ingin tahu. “Ayah, itu yang kamu ceritakan ya? Teman Grandma Ely?”

Ray mengangguk. “Lily, kenalkan. Ini Aileen. Dia cucu Grandma Ely.”

Lily langsung mendekat dengan mata berbinar. “Aku suka cerita nenekmu. Dia selalu bawa kue stroberi tiap datang ke sini. Kadang dia nyanyi lagu aneh tentang bulan.”

Aileen tersenyum lebar, hatinya terasa hangat. “Kayaknya itu lagu yang dulu dia nyanyikan waktu aku kecil.”

Ray mempersilakan mereka duduk. Tak lama, ia membawa dua cangkir teh dan sepiring kecil kue jahe.

“Jadi, kau bilang ada sesuatu lagi yang kamu temukan?” tanya Ray sambil duduk.

Aileen mengeluarkan selembar kertas lusuh dari saku mantelnya, memperlihatkannya dengan hati-hati. “Sepertinya nenekku pernah menulis surat... tapi tidak pernah mengirimkannya. Aku penasaran, Ray. Apa kamu tahu siapa yang mungkin dimaksud nenekku?”

Ray membaca perlahan, ekspresinya berubah. “Tulisan ini... aku rasa aku pernah dengar cerita ini.”

Aileen menatapnya tak sabar. “Cerita apa?”

Ray terdiam sejenak sebelum menjawab, “Dulu, Ely pernah bercerita soal seseorang yang sangat ia sayangi, tapi tidak bisa bersamanya. Katanya, hubungan mereka rumit... terlalu rumit karena perbedaan keyakinan dan restu keluarga. Mereka akhirnya berpisah, dan dia tidak pernah membicarakan itu lagi... kecuali sesekali saat hujan turun.”

Lily menyela, “Ayah bilang Grandma Ely punya hati yang hangat tapi matanya sedih.”

Ray tersenyum pahit. “Dan itu benar.”

Aileen memandangi surat itu lagi. “Jadi dia menyesal?”

“Mungkin. Atau mungkin... dia hanya ingin dikenang tanpa dendam,” jawab Ray.

Mereka terdiam sejenak. Suasana kafe dipenuhi suara sendok dan cangkir yang beradu.

Kemudian, Lily menyodorkan sebuah kotak kecil dari rak belakang meja. “Ayah, ini kotak yang kamu simpan. Katanya dari Grandma Ely.”

Ray terlihat terkejut. “Aku hampir lupa…”

Ia membuka kotak kecil itu perlahan dan mengeluarkan sebuah gantungan kunci tua berbentuk bulan sabit. Di baliknya terukir inisial: E ♥ R.

Aileen menatap benda itu dalam diam. Rasa hangat mengalir di dadanya, bercampur sedih.

“E untuk Ely,” gumamnya. “Dan R...?”

Ray mengangguk. “Entah siapa 'R' itu. Tapi... mungkin kamu bisa cari tahu lewat buku catatan itu. Atau mungkin, rumah nenekmu masih menyimpan cerita lain yang belum kamu temukan.”

Aileen menatap gantungan kunci itu lama, lalu menggenggamnya erat.

Hari ini, ia menemukan lebih dari sekadar benda tua. Ia menemukan jejak baru.

Saat sore menjelang dan salju mulai turun lagi, Aileen kembali ke rumah dengan langkah pelan. Ia menaruh gantungan kunci itu di meja kerja, di samping buku catatan neneknya.

Lalu, ia menyalakan lampu kecil di sudut ruang dan menulis di buku catatannya sendiri.

> "Mungkin, bagian dari memulai kembali adalah membuka hati untuk mengenal masa lalu. Bukan untuk terjebak di dalamnya, tapi untuk memahami ke mana kita akan melangkah selanjutnya."

Di luar jendela, taman kecil itu masih tertutup salju. Tapi dalam bayangan Aileen, bunga-bunga mulai tumbuh perlahan. Sama seperti harapan di dalam hatinya.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya sejak ia tiba di Willow Ridge, Aileen tidur dengan damai.

Beberapa cerita tidak pernah selesai... karena mereka sedang menunggu orang yang tepat untuk melanjutkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Aku Pergi   Inisial R

    Kadang, petunjuk masa lalu muncul bukan untuk menjawab... tapi untuk mengingatkan kita agar tak melupakan.—Salju mulai mencair perlahan, meninggalkan genangan kecil di jalanan berbatu. Udara tetap dingin, tapi sinar matahari hari ini lebih hangat dari biasanya. Aileen berdiri di depan cermin, mengenakan mantel panjang berwarna abu-abu dan syal yang baru ia temukan di lemari neneknya. Ada aroma lavender yang samar melekat di kain itu—aroma yang membawa kenangan samar yang tidak ia pahami sepenuhnya.Hari ini ia memutuskan untuk kembali ke Dawson’s Café, seperti yang dijanjikan. Tapi bukan hanya karena ingin bertemu Ray. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya sejak membaca buku catatan neneknya semalam—sebuah halaman yang terselip di antara tulisan, penuh dengan goresan tangan terburu-buru dan tanda silang di sana-sini.Tulisan itu seperti draf surat yang tidak pernah dikirimkan.> "Kau tak pernah benar-benar tahu kenapa aku pergi. Tapi jik

  • Setelah Aku Pergi   Bab 5 : Jejak yang Tertinggal

    Masa lalu selalu meninggalkan jejak. Pertanyaannya, apakah kita siap untuk mengikutinya? — — — Setiap jejak yang kita tinggalkan, tak peduli seberapa kecil, akan selalu menyisakan kenangan. Beberapa kenangan datang dengan berat, menuntut kita untuk menghadapinya; lainnya datang dengan lembut, seperti bisikan angin yang membimbing kita menuju pemahaman yang lebih dalam. Dalam hidup, kita sering kali tidak tahu apa yang akan kita temui ketika membuka lembaran baru. Apakah itu akan menjadi pintu menuju harapan atau justru tantangan yang lebih besar. Tetapi, seperti halnya setiap pagi yang datang membawa sinar baru, setiap langkah kecil yang kita ambil bisa membawa kita menuju perubahan yang tak terduga. Pagi itu, udara musim dingin terasa lebih menusuk dari biasanya, atau mungkin hanya perasaan Aileen saja. Dari balik jendela dapur, ia menatap langit kelabu, menyaksikan butiran salju turun perlahan, menutupi taman kecil di belakang rumah. Keheningan rumah tua ini terkadang terasa m

  • Setelah Aku Pergi   Bab 4 : Langkah Kecil Untuk Awal Baru

    Kadang, kita menemukan sesuatu yang berarti hanya setelah kita mulai mencarinya di tempat yang tak terduga. — — — Kadang-kadang, kita merasa terjebak dalam sebuah perjalanan yang panjang, mencari arti dari setiap langkah yang kita ambil. Namun, seringkali kita lupa bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar atau tujuan yang jauh. Ia bisa ditemukan dalam momen-momen kecil, dalam ketenangan yang datang saat kita berhenti sejenak untuk menikmati apa yang ada di sekitar kita. Seperti taman yang tampak terbengkalai, kehidupan kita pun bisa mulai tumbuh kembali jika kita memberi waktu dan perhatian pada hal-hal yang tampaknya kecil, namun penuh makna. Aileen tiba di rumah dengan napas sedikit tersengal. Salju yang semakin menebal membuat langkahnya sedikit berat, tapi udara dingin yang menggigit tidak mengurangi semangatnya. Ia menaruh tas belanja di meja dapur dan melepas mantel tebalnya. Rumah itu masih terasa sunyi, hanya suara gemerisik angin di luar yang menemani.

  • Setelah Aku Pergi   Bab 3 : Pertemuan Di Pasar

    Memulai kembali bukan tentang melupakan masa lalu, tapi tentang memberi kesempatan baru untuk tumbuh. — — — Hidup tidak selalu berjalan seperti yang direncanakan. Kadang, langkah harus diulang, cerita harus ditulis ulang, dan hati harus belajar menerima lembaran baru. Memulai kembali bukan tentang menghapus masa lalu, tetapi tentang memberi kesempatan bagi diri sendiri untuk tumbuh perlahan, satu langkah dalam satu waktu. Matahari baru saja terbit, memberikan cahaya lembut yang menembus tirai kamar Aileen. Suasana pagi di Willow Ridge terasa tenang, seolah waktu berjalan lebih lambat di tempat ini. Pagi itu, Aileen bangun lebih awal dari biasanya. Udara dingin menyelinap melalui celah jendela kayu tua, sementara salju turun perlahan, menutupi setiap sudut dengan selimut putih yang sunyi. Aileen duduk sejenak di tepi ranjang, menatap jendela yang masih berkabut oleh embun. Meski hati dan pikirannya masih terasa berat, udara segar dan pemandangan salju yang memutih memberikan s

  • Setelah Aku Pergi   Bab 2 : Kembali ke Rumah

    Kadang kita harus kembali ke tempat yang telah lama terlupakan untuk menemukan diri kita yang sejati. — — — Terkadang kita harus pergi jauh, meninggalkan kenyamanan yang dikenal, untuk menemukan bagian dari diri kita yang telah lama hilang. Di tempat yang terlupakan, kita bisa belajar untuk bangkit kembali, memulai perjalanan baru yang penuh harapan. Salju turun perlahan, menyelimuti jalan setapak menuju sebuah rumah kayu tua di pinggir kota Willow Ridge. Aileen Carter menarik napas panjang, menggenggam erat gagang koper yang terasa berat di tangannya. Ini pertama kalinya ia kembali ke rumah neneknya setelah bertahun-tahun, namun kali ini, ia datang sendirian. Tanpa suami. Tanpa kehidupan mewah yang dulu ia jalani di Singapura. Neneknya telah meninggal tiga tahun lalu, dan rumah ini sudah kosong sejak saat itu. Kondisinya cukup berantakan dan banyak hal yang perlu diperbaiki. Pintu pagar yang terbuat dari kayu juga sudah rapuh. Aileen membuka pintu itu perlahan, merasakan suhu

  • Setelah Aku Pergi   Bab 1 : Akhir Dari Sebuah Kisah

    Cinta bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang tahu kapan harus melepaskan, meskipun itu menyakitkan. --- Hidup selalu punya cara sendiri untuk mengajarkan arti kehilangan. Kadang, kita dipaksa melepaskan sesuatu yang pernah kita yakini akan bertahan selamanya. Tapi mungkin, kehilangan bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru di mana kita menemukan diri kita yang sebenarnya. Apa arti pernikahan jika tidak ada cinta di dalamnya? Apa pernikahan seperti itu masih layak dipertahankan? Mendapatkan hati seseorang yang kita cintai adalah kebahagiaan. Namun, kehilangan orang yang kita percaya sebagai pasangan seumur hidup adalah luka yang sulit diukur dengan kata-kata. Aileen Carter, seorang wanita berusia 32 tahun, telah merasakannya. Setelah enam tahun menikah, ia harus menghadapi kenyataan pahit kalau suaminya mencintai wanita lain. Bukan hanya mencintai, tetapi juga memilih wanita itu di atas pernikahan mereka. Malam di Singapura selalu gemerl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status