Share

Bab 25

Seringaian Ayana nampak mengerikan. Es krim di tangannya lebur oleh remasannya. Sedang matanya menghujam penuh kilat benci dan dendam di satu objek; Pulung.

Kini, tidak ada lagi cara ataupun ampun untuk Ayana bertindak. Ia akan berlaku bengis pada Pulung yang sudah merebut atensi putrinya. Bahkan sekadar memberi es krim saja dirinya mendapat penolakan. Bumbungan dendam memuncak. Ayana sangsi tidak berlaku khilaf.

Harus ada pertumpahan darah jika itu di perlukan. Dan kalau tidak bisa, apa yang menjadi miliknya telah di rebut, maka Ayana akan getol mengekori Naomi. Memisahkan—memengaruhi—sang putri untuk membenci Pulung.

Lihat dan tunggu!

Semua perlakuan Pulung, membangunkan sisi kejam di diri Ayana. Perlahan dan rasakan. Lalu nikmati kesakitannya.

“Omi mau es krim.”

Rungu Ayana tidak tertutup. Tungkainya seratus persen tertancap di dasar bumi. Mendengar rengekan putrinya yang menginginkan es krim sedang beberapa menit yang lalu menolak pemberiannya.

“Kita buat di rumah mau?”

Dan vokal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status