Share

Bab 25

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-05-15 12:00:02

“Kenan?? Kamu sudah datang?”

Ghalib tidak benar-benar tidur. Ia hanya ingin membaringkan tubuh saja. Ghalib sangat terkejut saat Kenan langsung masuk tanpa mengetuk pintu tadi.

Pria tampan berdagu belah itu langsung berdiri menyambut kedatangan Kenan. Sedangkan Kenan hanya mematung sambil menatap Ghalib dengan curiga. Ghalib tersenyum.

“Kamu jangan salah sangka dulu, Kenan.”

Seakan tahu isi kepala Kenan, Ghalib mulai membuka percakapan.

“Sedari tadi siang, aku mencoba menghubungimu. Namun, ponselmu tidak aktif. Aku tidak tahu nomor yang lain selain nomormu. Jadi aku memutuskan menemani Lea di sini hingga kamu datang.”

Kenan tidak menjawab. Ia hanya menunduk sambil menganggukkan kepala. Gara-gara menghabiskan waktu dengan Lisa, Kenan melupakan segalanya. Lagi-lagi Lisa selalu membuatnya menyakiti Lea.

“Iya … aku sedang sibuk tadi. Ponselku juga low bat.”

Ghalib manggut-mangg

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Diah Yanti
rebut aja Ghalib si Lea dr suami jahanam selingkuh jg pezin
goodnovel comment avatar
Harma Putri
biarkan lea bahagia bersama ghalib
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 212

    “Deasy. Ada apa? Tidak biasanya kamu menelepon Nenek di malam hari.”Suara Nyonya Emilia terdengar dari seberang sana. Wanita itu sudah kembali ke kotanya. Ia tidak bisa stay di kota ini terus. Banyak hal yang harus ia kerjakan di kota asalnya.Itu juga sebabnya Nyonya Emilia meminta tolong Deasy melihat keadaan Ghalib begitu tahu Ghalib terlibat masalah dengan BPOM.Deasy yang sudah berada di kamarnya hanya tersenyum mendengar suara Nyonya Emilia. Setelah kejadian tadi sore di kantor Ghalib, Deasy memberanikan diri untuk menelepon Nyonya Emilia malam ini.“Maaf, Nek. Kalau saya mengganggu.”Nyonya Emilia tersenyum sambil menggeleng. “Tidak apa-apa. Kebetulan Nenek sedang senggang. Oh ya, bagaimana dengan Ghalib? Apa dia baik-baik saja?”Deasy menelan ludah sambil menggeram pelan. Ia jadi kesal tiap ingat kejadian tadi sore.“Iya, Ghalib baik-baik saja. Semua aman terkendali kok, Nek.”

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 211

    “Lea? Kamu beneran Lea? Kamu dimana sekarang? Biar aku jemput.”Ghalib tampak bersemangat. Matanya berbinar dengan sebuah senyum tersungging di wajahnya. Sesaat tadi dia merasa patah semangat dan tak bergairah, tapi setelah mendengar suara Lea semuanya berubah.“Iya, Ghalib. Aku beneran Lea. Aku belum bisa mengatakan posisiku, tapi aku baik-baik saja.”Ghalib terdiam, wajahnya kembali muram saat mendengar jawaban Lea.“Apa kamu marah padaku? Kamu benci padaku, Lea?”Terdengar helaan napas panjang di seberang sana, kemudian tidak lama suara Lea nan merdu kembali berkumandang.“Tidak. Aku tidak marah juga tidak benci. Aku hanya sedang menyusun rencana untuk membalas Mas Kenan.”Alis Ghalib terangkat satu dengan mata yang menyipit penuh rasa penasaran.“Kamu sudah tahu jika Kenan masih hidup.”Di seberang sana Lea menganggukkan kepala, sayangnya Ghalib tidak bisa m

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 210

    Deasy tampak gugup, tapi dia sudah mengangkat tangannya menjauh. Ghalib gegas menggeser kursinya dan langsung berdiri. Ia sudah berjalan menjauh dari Deasy.Deasy hanya diam menatapnya penuh kerinduan.“Aku … sudah mendengar apa yang terjadi dengan pabrikmu, Ghalib.”Suara Deasy kembali terdengar dan penuh dengan keprihatinan. Ghalib hanya menatapnya sekilas sambil mendengkus kasar.“Aku gak butuh dikasihani. Aku bisa menyelesaikan sendiri.”Deasy menghela napas sambil menganggukkan kepala. Ia berjalan menghampiri Ghalib yang sedang duduk di sofa. Deasy ikut duduk di sana meski tidak bersebelahan.“Aku punya kenalan orang BPOM. Siapa tahu mereka bisa membantumu, Ghalib.”Ghalib berdecak sambil menggelengkan kepala. “Aku juga punya. Hanya saja, aku sengaja belum menghubunginya. Aku ingin tahu akan dibawa sampai kemana kasus ini.”Dahi Deasy mengernyit dengan tatapan penuh ta

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 209

    “DISEGEL? Apa maksudnya?”Ghalib tercengang kaget saat mendengar penjelasan pria di depannya.“Untuk sementara pabrik Anda dilarang beroperasi hingga hasil labnya keluar.”Mata Ghalib melebar dengan wajah yang terlihat tegang. Tidak hanya dia yang menunjukkan ekspresi seperti itu. Pak Jonas yang berdiri tegak di sampingnya juga sangat terkejut.“Kami terpaksa melakukannya untuk mencegah korban lebih banyak. Selain itu, kami juga akan menarik produk Anda yang beredar di pasar.”Belum habis rasa terkejut Ghalib kini ditambah dengan kalimat seperti itu. Sebenarnya bagi Ghalib, bisnis ini adalah salah satu dari bagian bisnisnya. Hanya saja pabrik minuman kesehatan ini yang paling berpotensi membantu perkembangan perusahaannya.Selain itu banyak karyawan yang bergantung pada keberlangsungan pabrik. Apa jadinya jika pabriknya disegel dan diberhentikan sementara waktu.“Jika hasil dari lab kami sudah

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 208

    “Iya, betul, Sus. Itu nama majikan saya. Tuan Kenan Husein.”Seketika Ghea terdiam, mulutnya sedikit terbuka dengan mata yang melebar. Ternyata dugaan Ghea selama ini benar. Tuan Eliot dan Nyonya Eliana adalah orang tua Kenan. Selama ini Ghea tidak mengetahui nama lengkap mereka, wajar jika ia tidak tahu.“Apa Suster mengenalnya?”Lamunan Ghea buyar saat asisten paruh baya itu kembali bertanya.Ghea langsung tersenyum dan menggeleng dengan cepat.“Enggak. Saya tidak kenal, hanya mendengar dari pembicaraan Anda tadi.”Pria paruh baya itu tersenyum sambil menganggukkan kepala, kemudian ia melirik ke arah Tuan Eliot dan Nyonya Eliana. Ia seolah sedang memastikan jika kedua majikannya sedang tertidur kali ini.Kemudian art itu menarik tangan Ghea untuk keluar dari ruangan. Ghea tampak bingung, tapi dia tidak menolak.“Ada apa, Pak?” tanya Ghea penasaran.Pria paruh baya itu kem

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 207

    “APA!!?? Tidak mungkin. Anda pasti salah. Selama ini kami tidak pernah menggunakan bahan berbahaya,” elak Ghalib.Pria yang berdiri di depan Ghalib itu menghela napas sambil menatap Ghalib dengan tajam.“Itu sebabnya kami ke sini, Tuan. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.”“Asal Tuan tahu, sudah ada sepuluh orang yang masuk rumah sakit keracunan akibat mengkonsumsi minuman produksi Anda.”Ghalib semakin tercengang mendengar tambahan penjelasan pria dari BPOM ini.“Anda yakin itu produk dari perusahaan saya?”Pria itu tidak menjawab, tapi sudah menunjukkan botol kemasan yang sudah ia sita dan terbungkus rapi dalam plastik bersegel.“Apa ini produk yang Anda maksud?”Ghalib membisu, matanya melebar sambil menggelengkan kepala berulang.“Anda tidak perlu takut jika tidak bersalah, Tuan. Kami hanya ingin mengambil beberapa sample untuk diperiksa.”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status