Share

Bab 147

Author: Citra Sari
Aldric Yuwana adalah putra tunggal Guru dan Bu Guru.

Shanaya menyesap teh hangat perlahan, lalu tersenyum. "Baiklah, dalam dua hari ini aku akan membeli lebih banyak oleh-oleh khas dalam negeri untuk Anda dan Guru bawa ke sana."

Melani mengusap lembut rambutnya. "Kalau begitu, bagaimana denganmu? Mau ikut bersama kami?"

Kadang Melani menyukai kepatuhannya yang manis, tapi kadang dia justru merasa kasihan karena Shanaya terlalu penurut.

Beberapa tahun ini, mereka selalu mengajaknya untuk merayakan Tahun Baru bersama.

Namun gadis itu tahu, hanya saat Tahun Baru keluarga Aldric bisa pulang bertiga menemani mereka. Jadi, biasanya Shanaya baru datang pada hari kedua untuk memberi salam Tahun Baru.

Tahun ini...

Dia sudah bercerai dengan Adrian, di rumah pun tidak ada satu pun pembantu. Tahun Baru hanya akan terasa makin sepi.

Shanaya menekuk bibirnya, tersenyum tipis. "Aku tidak ikut. Lebih baik kugunakan libur ini untuk beristirahat, sambil memikirkan cara menyesuaikan rencana riset."

Denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 152

    Setelah terbukti Bianca hanyalah seorang penipu, Adrian tak hanya akan memutus hubungan sepenuhnya, tetapi juga menagih semua utang masa lalu darinya satu per satu dengan tegas.Membayangkan sosok asli Nana yang entah selama ini berada di mana dan pasti menjalani hidup penuh kesulitan, Adrian merasa ingin meremas hati Bianca hingga hancur.Dia juga menyalahkan dirinya sendiri karena waktu itu terlalu tergesa mencari Nana. Saat melihat liontin giok tergantung di leher Bianca, dia lengah dan tidak memeriksa dengan saksama.Shanaya meremas tangannya. Tanpa Bianca, dia benar-benar kesulitan mencari alasan untuk tetap bersikap dingin pada Adrian.Namun, dia belum melupakan rasa curiganya. Dia menatap Adrian, memanfaatkan kesempatan untuk bertanya, "Kenapa Bianca begitu takut kamu tahu kalau liontin giok itu bukan miliknya?"Mendengar itu, Adrian terdiam sejenak.Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini pada Shanaya. Apalagi sekarang sudah ada jarak di antara mereka.Jika dia memberi tah

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 151

    "Apakah kamu baik-baik saja?" Delara bertanya dengan cemas."Aku baik-baik saja."Shanaya meneguk satu gelas susu sekaligus, lalu berjalan menuju kamar.Sebenarnya kalau harus jujur, dia sendiri juga tidak tahu bagaimana harus memulai percakapan.Di mobil, dia sempat berpikir Lucien hanya ingin dia mengalah, memanggilnya satu kali saja sebagai kakak.Namun malam itu, saat berbaring di tempat tidur, makin dipikirkan makin terasa ada yang salah.Sebuah pikiran tumbuh liar di hatinya, seperti rumput liar yang terus berakar dan berkembang.Akan tetapi…Dia adalah kakak.Shanaya juga tidak yakin, apakah dirinya sudah berpikir berlebihan.Sejak kecil, dirinya sering membantu orang lain mengantarkan surat cinta kepada, dan jumlahnya bukan puluhan, melainkan ratusan.Kebanyakan gadis tercantik di sekolah atau putri keluarga terpandang.Lucien bisa memilih siapa pun yang dia inginkan, tetapi mustahil tertarik pada dirinya yang secara terang-terangan sudah bersuami.Apalagi, dia juga pernah bila

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 150

    Shanaya merasa kepalanya mendadak kosong, berdengung seakan tak bisa berpikir.Mereka sudah sama-sama dewasa. Meski belum pernah benar-benar mengalami, dia seketika paham apa yang baru saja disentuhnya.Saat ini, tubuhnya terkunci di atas paha pria itu, tak bisa bergerak.Hanya terhalang selembar kain, tetapi rasanya seolah kulit mereka bersentuhan.Ketika menatap Lucien, matanya dipenuhi kepanikan, nyaris menangis. "Lucien, aku tidak sengaja…"Tangan besar Lucien menahan belakang kepalanya, ibu jarinya menekan bibir mungilnya, suaranya dalam dan berat. "Barusan kamu panggil aku apa?"Shanaya tak berani bergerak, buru-buru mengganti panggilannya. "Pak Lucien."Pria itu menatapnya dengan aura seperti penguasa yang dilahirkan untuk mengendalikan segalanya. "Salah."Shanaya tertegun.Shanaya merasa tubuhnya seolah terbakar, ingin segera turun dari pangkuannya. Dia tak lagi bersikeras, suaranya lemah. "Kamu ingin aku memanggilmu apa?""Dulu kamu memanggilku apa?" Suara Lucien rendah penuh

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 149

    Tatapan Shanaya menyapu setelan jas di tangannya dengan sedikit gelisah, lalu berbisik, "Baiklah."Mereka semua sudah minum alkohol. Davin yang rumahnya lebih dekat langsung naik taksi pulang, sementara Shanaya memesan jasa sopir pengganti.Tidur siangnya terlalu lelap, sehingga kini Shanaya justru segar bugar. Berbeda dengan Lucien yang baru saja menemani gurunya minum beberapa gelas alkohol. Begitu masuk mobil, dia langsung menyandarkan kepala di kursi, memejamkan mata seolah tertidur. Helaan napas Lucien dipenuhi aroma samar alkohol bercampur wangi cendana.Shanaya sendiri memang minum alkohol, tetapi dia paling tidak suka mencium bau alkohol dari orang lain. Tapi aneh sekali, kali ini dia justru tidak merasa terganggu.Suasana di dalam mobil begitu hening. Shanaya menoleh ke luar jendela, menatap keramaian jalanan. Dia berusaha mengingat, kapan terakhir kali dia dan Lucien bisa duduk bersama dengan tenang seperti ini.Sudah sangat lama.Saking lamanya, dia bahkan tidak sanggup meng

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 148

    Shanaya terdiam.Ujung telinga Shanaya memerah. Dengan gugup dia buru-buru berkata, "Aku ke kamar mandi saja.""Tunggu sebentar."Lucien menangkap pergelangan tangannya, menariknya mendekat, lalu dengan hati-hati mengikatkan jasnya di pinggangnya, menutupi noda darah di gaunnya."Terima kasih."Guru dan lainnya bisa kembali kapan saja, dan cara ini memang lebih aman.Shanaya merasakan pipinya memerah tak wajar. Alih-alih langsung menuju kamar mandi, dia memilih berjalan ke mobil terlebih dahulu.Dia memang terbiasa menyimpan satu set pakaian ganti di mobil, tetapi tidak menyangka akan terpakai hari ini.Belakangan tidurnya tidak teratur sehingga siklusnya berantakan. Akan tetapi, kemarin dia sempat memeriksa nadinya sendiri, tahu hari ini akan datang, jadi sudah menyiapkan pembalut di tas.Setelah beres di kamar mandi dan berganti pakaian, Shanaya berjalan keluar. Saat bertemu sorot hitam pekat mata Lucien, rasa kikuk tak bisa dihindari.Dia membawa jasnya dan berjalan mendekat. "Jas i

  • Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!   Bab 147

    Aldric Yuwana adalah putra tunggal Guru dan Bu Guru.Shanaya menyesap teh hangat perlahan, lalu tersenyum. "Baiklah, dalam dua hari ini aku akan membeli lebih banyak oleh-oleh khas dalam negeri untuk Anda dan Guru bawa ke sana."Melani mengusap lembut rambutnya. "Kalau begitu, bagaimana denganmu? Mau ikut bersama kami?"Kadang Melani menyukai kepatuhannya yang manis, tapi kadang dia justru merasa kasihan karena Shanaya terlalu penurut.Beberapa tahun ini, mereka selalu mengajaknya untuk merayakan Tahun Baru bersama.Namun gadis itu tahu, hanya saat Tahun Baru keluarga Aldric bisa pulang bertiga menemani mereka. Jadi, biasanya Shanaya baru datang pada hari kedua untuk memberi salam Tahun Baru.Tahun ini...Dia sudah bercerai dengan Adrian, di rumah pun tidak ada satu pun pembantu. Tahun Baru hanya akan terasa makin sepi.Shanaya menekuk bibirnya, tersenyum tipis. "Aku tidak ikut. Lebih baik kugunakan libur ini untuk beristirahat, sambil memikirkan cara menyesuaikan rencana riset."Denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status