Share

Calon Istri Idaman

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-08 23:23:33

"Perkenalkan, Bi, Mas Awan. Ini Langit Biru suami saya." Senja tersenyum tipis saat memperkenalkan suaminya pada Awan dan Ratri di rumah sakit.

"Oh ini yang namanya Langit, putra Pak Dimas ya?" Ratri tersenyum lalu mengangguk pelan saat bersitatap dengan Langit.

"Benar, Bi. Saya suaminya Senja." Langit kembali menekankan statusnya lalu melirik Awan yang masih terdiam di ranjang. Kedua laki-laki itu saling tatap beberapa saat lalu sama-sama mengalihkan pandangan pada Senja dan Ratri yang menata camilan di meja.

"Oleh-olehnya banyak banget, Neng. Jadi ngerepotin. Mana bawa pakaian ganti kami pula." Ratri menata pakaian Awan ke lemari, sementara Senja menatap camilan dan buah yang dibawanya ke meja.

"Kemarin bibi pikir Neng Senja belum menikah. KTPnya masih single soalnya." Ratri tersenyum lalu menoleh ke arah suami istri yang duduk di sofa itu.

"Iya, Bi. KTPnya masih yang lama, belum sempat ganti. Kami juga baru menikah dua bulanan." Senja membalas senyuman Ratri lalu melirik Langit
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sutiani Jusmono
dikit amat thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Jangan Ikut Campur!

    "Kamu baru saja berpisah dengan Mas Adi, Bel. Nggak patut jalan dengan lelaki lain saat masa iddahmu belum selesai," lirih Senja berusaha agar tak terdengar oleh pengunjung lain, termasuk Gilang yang kini masih ngobrol dengan Langit. "Apa kamu sengaja bertemu di sini agar nggak ada yang tahu? Kamu nggak kasihan sama bapak dan ibu?" Senja kembali mengingatkan, berharap adik satu-satunya itu kembali ke jalan yang benar. "Kamu bisa jalan dengan siapapun setelah iddahmu usai, Bel. Kamu--"Stop, Mbak! Jangan pernah campuri urusanku. Mau aku jalan sama si B, si B atau si Z sekalipun itu bukan urusanmu! Urus saja suamimu itu. Dia juga banyak masalah kan? Ngapain ribet mengurusi masalahku. Aku sudah dewasa dan tahu apa yang harus kulakukan untuk masa depanku sendiri. So, jangan berlagak paling peduli dan paling bijak! Aku jijik melihatnya. Paham?!" sentak Abel dengan volume sedang, tapi tetap saja ada beberapa pengunjung cafe yang mendengar dan menoleh ke arah mereka. "Aku memang peduli sa

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Bertemu Lagi

    "Siapa dia, Mas? Nggak mungkin masih lajang kan? Sudah berumur begitu." Senja mulai was-was. Dia benar-benar khawatir pergaulan adiknya makin bebas setelah bercerai dengan Adi. "Ayo. Kita sapa saja sekalian kenalan." Langit menarik pelan tangan istrinya. Mereka pun beranjak dari kursi lalu melangkah mendekati Abel dan lelaki yang baru datang itu. "Mas, kalau Abel mencak-mencak gimana? Banyak orang begini. Kamu nggak malu kalau mereka tahu jati dirimu? Maksudnya nggak malu kalau pengusaha muda sepertimu menikah denganku dan punya ipar seperti Abel?" lirih Senja yang takut membuat nama baik suaminya ternoda. Selama ini belum banyak yang tahu siapa istri Langit Biru, anak semata wayang Dimas Kuncoro. Senja khawatir ada yang memviralkan jika mereka ribut dengan Abel. "Aku menikah dengan kamu, bukan dengan Abel. Kenapa harus malu? Hanya lelaki bodoh saja yang tak mengidamkan kamu sebagai istrinya." Wajah Senja memerah mendengar pujian itu. Di saat genting begini, bisa-bisanya Langit m

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Siapa Laki-laki Itu

    "Panggil Awan saja. Bukannya kata ibu kita sebaya? Lagipula nggak enak juga dipanggil Mas kan?" Awan tersenyum tipis lalu menghela napas panjang. Sebagai lelaki diapun paham apa dan bagaimana maksud cerita Langit tadi. "Sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasih kami, nanti biar saya yang urus administrasinya ya, Bi. Terima kasih banyak sebelum dan sesudahnya." Langit melanjutkan. "Nggak usah, Mas. Biar ibu saya saja yang urus administrasinya. Lagipula saya dan Ibram memang sering cekcok. Jadi, bukan semata-mata karena Senja atau ingin menolong Istri Mas Langit. Sepertinya istri Mas juga bisa beladiri. Dia bisa melindungi dirinya sendiri. Jangan sungkan begitu. Buktinya justru saya yang masuk rumah sakit, bukan istri Mas kan?" Awan menjelaskan. Awan malas berhutang budi dengan siapapun. Apalagi soal ini dia memang ikhlas menolong Senja. Dengan imbalan seperti itu rasanya akan berbeda. Dia juga sengaja berulang kali menyebut "istri Mas" agar Langit tak lagi mencurigainya macam-

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Calon Istri Idaman

    "Perkenalkan, Bi, Mas Awan. Ini Langit Biru suami saya." Senja tersenyum tipis saat memperkenalkan suaminya pada Awan dan Ratri di rumah sakit. "Oh ini yang namanya Langit, putra Pak Dimas ya?" Ratri tersenyum lalu mengangguk pelan saat bersitatap dengan Langit. "Benar, Bi. Saya suaminya Senja." Langit kembali menekankan statusnya lalu melirik Awan yang masih terdiam di ranjang. Kedua laki-laki itu saling tatap beberapa saat lalu sama-sama mengalihkan pandangan pada Senja dan Ratri yang menata camilan di meja. "Oleh-olehnya banyak banget, Neng. Jadi ngerepotin. Mana bawa pakaian ganti kami pula." Ratri menata pakaian Awan ke lemari, sementara Senja menatap camilan dan buah yang dibawanya ke meja."Kemarin bibi pikir Neng Senja belum menikah. KTPnya masih single soalnya." Ratri tersenyum lalu menoleh ke arah suami istri yang duduk di sofa itu. "Iya, Bi. KTPnya masih yang lama, belum sempat ganti. Kami juga baru menikah dua bulanan." Senja membalas senyuman Ratri lalu melirik Langit

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Sudah Memegang Kartunya

    "Mau makan apa, Sayang? Kalau pesan online bisa nggak sih di sini?" Langit mengotak-atik handphonenya. Dia berusaha cari tukang ojek yang bisa mengantar pesanan, tapi belum juga oke. Sepertinya memang masih jarang ojek online yang datang ke daerah itu. "Kita makan bakso saja gimana, Mas? Nggak jauh dari rumah kepala desa tadi ada warung mie ayam dan bakso. Kata Mas Awan sih enak dan murah. Nggak tahu juga, aku belum coba." Langit mendengkus kesal tiap kali mendengar nama itu, apalagi jika disebut oleh istrinya. "Nggak usah cemburu, Mas. Aku nggak sengaja dengar cerita itu saat Mas Awan ngobrol via telepon dengan kerabatnya tadi pagi. Bukan karena Mas Awan sengaja cerita warung bakso itu padaku." Senja kembali tersenyum. Dia memang jahil dan sengaja menggoda suaminya.Senja hanya ingin suaminya mengaku kalau saat ini dia cemburu, tapi Langit memang selalu jual mahal. Dengan beragam alasan bilang kalau dia nggak mungkin cemburu. Oleh karena itulah Senja tak berhenti menggodanya. Cembu

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Tak Ingkar

    "Dari kemarin tinggal di sini?" tanya Langit saat Senja meminta Bagas untuk menghentikan mobilnya. Senja mengangguk pelan lalu memperlihatkan kunci kostnya. "Nggak ada penginapan di sini kan, Mas. Makanya aku cari kost. Semua juga demi kamu." Senja tersenyum tipis. Sengaja agar Langit berbunga-bunga. "Ekhem ...." Langit hanya berdehem lagi. Bayu dan Bagas saling lirik lalu mengintip sepasang suami istri itu dari spion kecil di atas dasboard. "Kalian pulang saja. Saya masih ada urusan di sini." "Tapi, Mas. Bukannya urusan sudah kelar? Kenapa harus menginap segala?" Bayu sedikit protes. "Istriku masih kepikiran sama Mas Awan. Kami mau jenguk ke rumah sakit nanti malam," lirik Langit membuat Senja menoleh seketika. Bayu dan Bagas ikut tersenyum lalu mengangguk pelan. "Dih, ngomong apa sih, Mas. Jangan ngelantur." Senja memukul pelan lengan suaminya lalu turun dari mobil merah metalik itu. "Kalian pulang atau mau ikut tidur sekamar bareng kami?" Langit menatap Bagas dan Bayu berga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status