Kinara meremas kedua tangannya ketika MUA memoles wajahnya dengan riasan-riasan tipis. Kinara sengaja meminta polesan tipis natural karena ia tidak suka dengan make up yang tebal dan terlalu menor. Gugup, takut dan perasaan lainnya campur aduk menjadi satu.
"Rileks sayang, kamu gugup?" tanya wanita berusia 30 tahunan yang sedang memberikan eyeshadow pada matanya.
"Iya Kak, maaf aku gerak terus," ucap Kinara.
"Biasa itu, tidak apa-apa kok. Apalagi kamu akan bersanding dengan Arjuna Atmaga. Ah tampan sekali, kamu beruntung sayang," ujar wanita itu.
Kinara hanya tersenyum. Wanita itu tidak tahu saja kalau pernikahan ini hanya pura-pura belaka. Seandainya Arjuna benar-benar mencintai Kinara kemudian memutuskan untuk men
Sebelum memasuki rumah baru, Arjuna dan Kinara berkumpul dengan keluarga besar Atmaga. Arjuna melewatkan pertemuan itu karena harus bertemu dengan Argan di ruang kerjanya. Sebenarnya Kinara penasaran dengan sikap aneh Arjuna setelah resepsi selesai. Arjuna menjadi gelisah dan tidak fokus, namun apa daya, Kinara harus tertahan di antara keluarga besar Atmaga untuk mendapatkan wejangan-wejangan seputar kehidupan rumah tangga.Jujur saja Kinara mulai bosan dan mengantuk, rasanya seperti di ceramahi oleh senior-senior yang berpengalaman. Sebenarnya yang mereka katakan adalah ilmu yang bisa dipakainya dalam menjalani rumah tangga yang sesungguhnya, namun karena keadaan tubuh yang lelah membuat Kinara ingin secepatnya beristirahat.Kinara akhirnya bisa keluar sejenak dari pertemuan keluarga itu dengan izin ke toilet. Dia berjal
"Jun … na … le … pas … kan!"Kinara menarik tangan Arjuna dari lehernya, namun cengkeraman tangan Arjuna semakin kuat. Kinara kesusahan bernapas, sekuat apapun Kinara menyadarkan Arjuna, namun suaminya itu masih berada dibawah pengaruh alkohol dan seakan tidak bisa mendengar apapun di sekitarnya."Indira kamu…. "Arjuna melepaskan tangannya dari leher Kinara dan tubuhnya ambruk di sebelah kanan istrinya itu. Kinara terbatuk-batuk sambil memegang lehernya. Rasanya sakit, Kinara bahkan berpikir kalau hidupnya akan berakhir di tangan Arjuna saat itu juga. Dia bersyukur Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup.Kinara melihat ke samping dan melihat Arjuna terlelap tidur. Dia
Kinara merapikan pakaiannya di depan cermin. Hari ini dia harus ke kampus untuk kuliah seperti biasanya. Untung saja kelas pertama dimulai pukul 10 pagi. Kinara melihat Arjuna yang masih bertahan di dalam selimut. Satu jam sebelumnya, mereka melakukan aktivitas di atas kasur itu. Bukan aktivitas panas berhubungan ala suami istri pada umumnya, tapi hanya sekedar berciuman dan saling menyentuh. Kinara masih menutup segelnya rapat-rapat karena di perjanjian memang tertera seperti itu, No Sex and No Love. Lagipula, Kinara tidak mau melakukannya tanpa cinta. Kinara tidak berniat membangunkan Arjuna, dia pelan-pelan keluar dari kamar dan segera ke kampus naik kendaraan umum. Sebenarnya Safira menyuruh supir untuk mengantar Kinara, namun dia menolak karena sudah terbiasa naik kendaraan umum. Sampai di kampus, Kinara melihat
Kinara dan Arjuna terkejut mendengar perkataan Safira. Entah apa rencana orang tua mereka sampai meminta untuk berkumpul dan memberikan challenge. Kinara melirik Rama dan Lisa, sepertinya mereka juga sama terkejutnya."Challenge? Maksud ibu apa?" tanya Lisa."Tolong jelaskan, Bu. Challenge apa ini?" tanya Rama.Kinara dan Arjuna hanya diam menunggu penjelasan dari Safira. Safira berjalan menuju lemari di ruang keluarga itu dan membawa dua amplop kemudian meletakkan dua amplop itu di meja. Kinara dan Arjuna saling pandang karena penasaran dengan isi amplop itu."Ibu ingin kalian liburan selama satu minggu, melupakan semua pekerjaan di rumah dan urusan yang ada di sini. Ibu ingin kalian bersenang-senang,"
Kinara membuka mata perlahan lalu menoleh ke samping dan melihat Arjuna masih menutup mata dan memeluknya erat. Kinara berusaha menyingkirkan tangan Arjuna dari pinggangnya dan hampir berhasil, namun Arjuna bergerak dan melingkarkan tangannya lagi di pinggangnya. Kinara mendengus kesal karena dia tidak bisa bergerak."Juna, please, aku harus bangun." Kinara memukul lengan suaminya namun tidak ada pergerakan sama sekali."Juna!""Sebentar, Kinar." Arjuna melepas tangannya dari pinggang Kinara.Kinara duduk dan menatap Arjuna yang juga menatapnya. Dia melihat Arjuna tersenyum dengan seringaian khasnya membuat Kinara merinding seketika.
"JUNAA …."Kinara dan dan Arjuna menoleh pada sumber suara. Kinara tersenyum sumringah melihat seseorang menghampiri mejanya, sementara Arjuna hanya menatap malas orang itu."Agatha ...""Hai, Kinara, Hai Juna," sapa Agatha."Ngapain ke sini?" tanya Arjuna."Apaan sih, jutek banget, aku kesini mau ketemu Kinara, nggak ketemu kamu ya," balas Agatha.Agatha dan Arjuna memang dekat sejak kecil karena mereka tumbuh bersama. Arjuna yang cuek dan Agatha yang selalu mengikuti langkah Arjuna kemanapun dia pergi. Agatha akhirnya memutuskan untuk tinggal di apartemen sendiri selama kuliah dan se
Kinara begitu terkejut melihat Arjuna dan Argan duduk di depannya. Kinara celingak-celinguk mencari keberadaan Agatha namun wanita itu belum muncul juga. Kinara kembali menatap Arjuna yang sejak tadi menatapnya juga dengan heran."Nyari siapa?" tanya Arjuna."Agatha," jawab Kinara."Masih telepon.""Oh," jawab Kinara singkat. Lagi pula dia masih kaget dengan kedatangan Arjuna dan Argan yang begitu mendadak. Dia bahkan belum bertanya pada dua laki-laki itu kenapa bisa berada di sini."Kok disini?" tanya Kinara."Menjemputmu. Belanja lama sekali." Tatapan Arjuna me
"Juna banguuuun!" teriak Kinara.Entah sudah keberapa kali Kinara teriak membangunkan Arjuna, suaminya itu sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya untuk bangun. Kinara kesal karena sekarang sudah jam 9 sementara pesawat take off jam 10 pagi ini."Juna, bangun tidak?" Kinara menarik selimut Arjuna.Arjuna hanya menggeliat dan menarik selimutnya kembali. Kinara semakin kesal, kalau saja dia tidak ingat manusia ini adalah suaminya sudah Kinara ambilkan air segalon untuk mengguyurnya."Oke, tidurlah. Tidak usah berangkat sekalian dan tidak perlu melakukan challenge itu," ancam Kinara.Arjuna langsung mendudukkan tubuhnya dan menatap Kina