Suamiku Punya Wanita Idaman Lain

Suamiku Punya Wanita Idaman Lain

Oleh:  aledphia  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
90 Peringkat
107Bab
43.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hormon kehamilan ternyata membuat Selena khawatir berlebihan akan keselamatan bayinya. Hingga tanpa disadari, kehidupan seksual dengan suaminya, Roy, semakin dingin. Selena mulai merasakan kejanggalan saat bayinya, Cheryl, menginjak usia 3 tahun. Suaminya tak lagi berhasrat padanya. Selena segera menyadari kesalahannya dan memperbaiki diri. Menciptakan berbagai momen demi mengembalikan keintiman dengan Roy. Usahanya tak berjalan mulus. Malah ia harus menerima kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan Melissa, atasan Roy di kantor. Selena memilih bertahan demi Cheryl dan masih berharap Roy kembali. Di luar dugaan, Roy mengusirnya dari rumah dan tak lagi memberi nafkah untuknya dan Cheryl. Masihkah Selena mau bertahan dengan Roy yang bersikeras menolak perceraian?

Lihat lebih banyak
Suamiku Punya Wanita Idaman Lain Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lailatul Khoiriyah
seru ceritanya
2023-09-11 08:32:09
0
user avatar
Sarina Sofiana Banjarnahor
Uda bulukan aku nungguin season 2 nya thor
2023-04-18 23:32:09
0
user avatar
Wahyuni
lanjut Thor, season 2
2023-03-23 02:06:08
0
user avatar
Rahmatun Farida
mana lanjutan ceritanya thor ...
2023-03-18 16:59:16
0
user avatar
Penghujung Cerita
harapnya tiada plot twist...
2022-12-31 18:28:33
0
user avatar
Dwi Novita
bagus cerita nya,,, season 2 nya dimana,,,?
2022-12-23 00:00:22
0
user avatar
aledphia
Hai hai hai! apa kabar? tengs untuk pembaca yang sudah mengapresiasi karyaku ini. btw, aku mau info, season 2 Selena besok (28/10) akan aku publish di pf lain (Joy****). bila berkenan silahkan mampir ke akun aledphia ya.
2022-10-28 00:19:52
0
user avatar
Indri saputra
ditunggu season 2 nya yaa kak, penasaran Selena jadi dengan siapa ......
2022-10-07 23:51:40
2
user avatar
Indri saputra
good.........
2022-10-07 23:51:10
0
user avatar
yenyen
lelah ya ngadepin laki macem Roy. Tapi tipe Roy tetep bakalan sukses deh
2022-07-14 15:50:46
0
user avatar
_aryalan
kak season 2 nya lanjut dimana?
2022-07-14 12:07:58
0
user avatar
Rani Kartaadiredja
ditunggu season 2 nya kak
2022-05-27 17:31:38
0
user avatar
Teman pencerita
Gak sabar pgn tau selena jatuh cinta sama siapa
2022-04-18 23:07:53
0
user avatar
Teman pencerita
ditunggu season 2 nya kakk ... :)
2022-04-18 23:07:33
0
user avatar
Lita Muri Rahayu
ditunggu banget kak season 2 nyaaa
2022-04-07 23:41:25
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
107 Bab
Chat Rutin Sore Hari
[Sayang, aku pulang agak malam, kamu dan Cheryl makan duluan aja, ya!] Selena menghela nafas dengan berat. Pesan dari suaminya, Royano Budiman, menganggu suasana hatinya yang bersemangat merampungkan laporan kerja hariannya.  Diliriknya sudut kanan bawah laptopnya, pukul 17.15. Suaminya selalu memberi kabar menjelang jam pulang kantornya. Entah sengaja atau memang baru sempat memberi kabar.  Selena berniat acuh, tak ingin membalas pesan itu. Jarinya bergerak lincah pada keyboard laptop, melakukan pemeriksaan ulang pada setiap sheet dan file laporannya. Namun matanya tidak berhenti melirik ponsel.  [Iya, sayang. Jangan telat makan malam, ya! Oiya, kalau bisa hari ini bacain buku dongeng baru untuk Cheryl.] Ditambahkannya emoticon kiss diakhir pesan. Berharap suaminya mengerti kerinduan hatinya membagi waktu bersama dengan Cheryl.  Ah. Tidak seharusnya aku takut meminta perhatian dari suami sendiri, bagaimanapun ini d
Baca selengkapnya
Bercak Putih
Ditatapnya ponsel dengan seksama. Nama pengirim pesan dan jam pengiriman. Selama bekerja, ini pertama kalinya Harris mengiriminya pesan. Pesan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan dan dikirimq diluar jam kerja.  Oh, No! Gerangan apakah ini? Selena spontan menutup mulut dengan pekikan tertahan. Otaknya mulai mengurai dan menerka-nerka maksud pesan Harris.  "Tenang, Selena! Jangan bodoh! Pak Harris hanya khawatir saja, tidak lebih!" bisik Selena menghalau ketakutan akan bos pria yang manipulatif.  Oke, cepat berikan respon! Ingat sopan santun dengan atasan!  [Terimakasih, Pak Harris. Saya baik-baik saja. Maaf baru membalas pesan. Selamat malam]  Dibubuhkannya emoticon smile pada akhir pesan.  Send. Centang dua abu-abu. Centang dua biru.  Dalam hitungan detik dan selanjutnya Harris terlihat mengetik. Selena menggigit bibir bawahnya. 
Baca selengkapnya
Curhat ke Delia
"Kamu yakin itu celana dalam Roy?" Delia meletakkan sepiring salad buah di meja.  "Yakin, Del! Emang ada laki-laki di rumah selain Roy?" balas Selena sedikit kesal.  "Kali aja tertukar dengan orang lain" lagi Delia menggoda Selena yang terlihat semakin cemberut.  "Ya ampun, Del! Kamu ada-ada aja! Jelas-jelas aku yang beliin pakaian dalam itu, Roy gak pernah ikutan belanja pakaian, tiap hari aku yang cuci, gak mungkin punya orang lain" Ia tahu Delia sedang menghiburnya dengan caranya.  Iya, Selena merasa perlu teman bertukar pikiran setelah jawaban tidak masuk akal dari Roy di meja makan pagi tadi. Dia ingat Roy bersikap tenang, sedikit cuek, meski nada bicaranya sedikit meninggi.  "Bercak putih? Yang mana?"  "Yang ada di daleman kamu, Roy. Di bagian belakang!" sahut Selena dengan cepat.  "Oh ... yang itu ... itu lendir ingus. Kemarin, waktu mandi aku bersih-bersih" terang Roy santai. Kelewat s
Baca selengkapnya
Jalan-jalan atau Reuni?
Bunyi gerbang digeser samar terdengar, Selena yang sengaja menunggu Roy di kamar memeriksa jam di ponsel. Pukul 23.30, matanya tidak kunjung terpejam. Tangannya mencoba merapikan uraian rambut di bantal dengan tetap berbaring.  Roy masuk ke kamar, langsung mendekat ke sisi ranjang.  "Kamu sudah tidur?" punggung tangan kanannya mengelus pipi Selena.  "Belum, aku gak bisa tidur" jawab Selena tanpa membuka mata.  "Katanya gak bisa tidur, tapi diajak ngobrol malah tutup mata" protes Roy makin mendekat ke Selena.  "Roy, kamu makan malam dengan siapa? Kenapa ada pesan di ponselmu sebut-sebut sayang?" Selena jujur, ia sedang rapuh. Biar saja Roy menganggapnya kekanakan, manja, kalau itu bisa memangkas jarak tak kasat mata diantara mereka.  "Ponsel? Ah ... iya, ponselku ketinggalan, ya?" Roy memutar badan mencari ponselnya.  Tatapan sendu Selena tidak berhenti, setiap gerakan Roy seolah penting untukn
Baca selengkapnya
Bos yang Aneh!
"Ini pesanan salad kalian, ya!" Meletakkan bungkusan di meja bundar tempat briefing pagi.  "Thanks, Bu Selena" sahut rekan kerjanya hanya bergantian.  Saat berpamitan makan siang diluar lagi, rekan kerjanya meminta tolong dibelikan salad buah. "Emangnya kalian tahu saya mau kesana?" goda Selena dengan memasang wajah jahil.  "Terus ibu mau makan dimana memangnya? Bawa bekal begituan apa diijinin sama warung bakso?" Rani staff-nya tak kalah jahil menggoda Selena yang sudah bersiap dengan tas bekal di tangannya.  Sontak seisi ruangan tertawa mengabaikan Harris yang masih bekerja di ruangannya.  "Iya, deh! Ketahuan banget si gue bukan anak tongkrongan!" Selena melangkah menuju pintu keluar sambil pura-pura merajuk.  "Yeee ... jadi kita bisa nitip beli salad 'kan, Bu?"  tanya rekannya yang lain memastikan.  "Bisa, dong! Nanti japri aja!"  Dan disinilah ia sekarang, menerim
Baca selengkapnya
Drama di Reuni
Selena mencoba menebak apa yang hendak dibicarakan Harris sampai-sampai menghubunginya diluar jam kerja. Ia yakin sudah membereskan pekerjannya.  "Halo, Pak ... selamat malam"  "Selena, apa meeting dengan restoran Traders jadi kamu jadwalkan?"  Terdengar bunyi pengendali jarak jauh di belakang Harris. Berikutnya suara langkah kaki yang teratur. Sepertinya Harris baru keluar dari mobilnya.  "Oh ... sudah, pak. Saya sudah email ke bapak juga ke tim sales. Owner-nya menyediakan waktu hari Senin jam 11.00, pak" jelas Selena.  Cheryl berusaha meraih ponsel yang menempel di telinga Selena diiringi gumaman kecil. Tak ayal Selena menempelkan jari telunjuk ke hidung, meminta Cheryl tenang. ""Halo, pak ... maaf ..."  Selena hendak menjelaskan kegaduhan kecil yang terjadi. "It's OK! Nanti saya cek email, deh! Thanks!"  Harris memutuskan sambungan telepon. Selena memandangi layar pipih itu
Baca selengkapnya
POV Roy (1) - Selena Cintaku
Langkahku lebar-lebar menuju mobil, tak ku hiraukan Selena yang mengikuti dengan mata berembun. Melissa pasti sudah menunggu lama di salon. Aku memaksa mengantarnya sepulang kantor tadi dan berjanji menjemputnya lagi. Ku pikir acara reuni teman SMP Selena tidak akan lama. Ah, harusnya aku langsung pulang saat jamuan makan. Ku ambil selembar uang pecahan lima ribu, menempelkannya ke telapak tangan satpam yang sudah membantu mengeluarkan mobil. Ini Sabtu, restoran ramai pengunjung. Semakin malam semakin ramai. Memacu mobil dengan kecepatan sedang karena jalanan juga sudah mulai padat. Otakku memperkirakan lama perjalanan yang ku tempuh untuk sampai ke salon. "Arghh ... satu jam lagi!" Tanganku spontan memukul setir. Aku mengerang tak sabar. Khawatir Melissa tidak mau menunggu lebih lama seperti yang sudah-sudah. Ku ambil ponsel dan menekan nomor Melissa yang sengaja tidak ku simpan di buku kontak. "Mel ... sabar, ya! Kamu masih di salon 'kan?"
Baca selengkapnya
POV Roy (2) - Melissa Kekasihku
Kalimat itu meluncur dari mulut Selena dengan nada membujuk, tapi entah kenapa egoku seperti disentil. Yang ada di pikiranku saat itu hanya ingin menghabiskan malam bersama. Toh, tidak terjadi setiap hari!Kalau boleh jujur, ingin sekali aku memaksanya, aku berhak sebagai suami. Namun aku pun menyadari, Selena pun harus melakukannya dengan rela, tulus, dan penuh cinta. Kami berdua sama-sama membutuhkannya. Bukankah cinta itu memberi? Bukankah cinta itu membuat pasanganmu bahagia dan merasa dicintai dengan seks yang sehat?Aku sangat mencintai Selena, takut kehilangannya. Cheryl, buah hatiku, juga belahan jiwaku. Dua insan yang sangat berarti dalam hidupku, bahkan dalam perjalanan karirku. Aku berjanji dalam hati tidak akan pernah menyia-nyiakan mereka.Aku memilih bersabar menunggu Selena siap. Demi yang ku cinta, aku memberi waktu sebanyak yang ia butuhkan. Aku tahu cinta itu masih untukku, raga itu masih milikku. Istriku hanya perlu beristirahat panjang setela
Baca selengkapnya
Bukan Pelakor
Roy akhirnya tiba di apartemen Melissa. Dibukanya pintu dengan kode yang sudah dihapalnya di luar kepala."Mel ... aku sampai!" teriak Roy sambil mencari-cari sosok kekasihnya itu."Disini, Roy!" Suara Melissa terdengar dari arah dapur.Bergerak cepat ke dapur, hidung Roy menangkap aroma kopi dan bolu."Aromanya sungguh menggoda!" Roy mengambil sepotong bolu dari piring tempat Melissa menatanya."Oiya? Kok main comot aja? Kamu bukannya sudah kenyang?" tegur Melissa sambil membawa piring dan kopi ke sofa di depan TV.Roy mengikuti dengan melingkarkan kedua lengannya di pinggang dari samping tubuh Melissa."Aku selalu ingin mencicipi buatan tangan kamu"Kecupan kecil mendarat di pipi Melissa. Keduanya duduk di sofa berdekatan. Lengan Roy disampirkan di sandaran sofa, jarinya mengusap lengan Melissa yang terbuka."Jangan asal makan, buat jeda antara jam makan dan ngemil, nanti lambungnya terlalu lelah, nggiling mulu" ujar M
Baca selengkapnya
Pria Penyayang
Tidur Selena terusik karena bunyi pagar dibuka. Terlihat angka 21.10 di jam digital di kamar Cheryl. Merapatkan tubuhnya ke Cheryl yang sudah terlelap."Biar mama di sini dulu, nak" ucapnya seolah Cherly menyuruhnya mendatangi Roy.Hatinya sakit tak terbilang, malu bukan kepalang. Hari ini bak petaka besar untuknya. Roy tega meninggalkannya dan Cheryl di restoran, tidak sedikitpun peduli saat ia tertatih menyusul ke parkiran, bahkan saat air mata mengalir deras di pipinya.Entah kenapa ia tidak bisa menguasai diri. Tak kuasa menahan emosi saat mengetahui panggilan dari nomor yang sama. Nomor itu bisa membuat Roy pergi begitu saja. Ia menyesal tidak bisa lebih tenang. Seandainya Roy tidak ia kejar, tak akan ada wajah kacau dengan air mata, tidak juga terdengar lengkingan tangis dari mulut Cheryl karena ketakutan ditinggal mamanya.Ia malah melanjutkan drama menangis di toilet, semakin konyol dengan membiarkan Cheryl turut serta. Ahh ... ibu macam apa aku i
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status