Share

Mbah Dukun

Kekesalan yang bertubi-tubi yang aku rasakan ingin aku tumpahkan kepada sahabatku, Risma. Di dunia ini sepertinya hanya Risma yang benar-benar mengerti perasaanku. Setelah sholat Isya aku menghubungi Risma. Waktu seperti ini adalah waktu yang biasa kami gunakan untuk mengobrol. Karena setelah sholat Isya tidak ada kegiatan penting lagi yang akan datang secara mendadak yang memaksa kami harus menjeda percakapan. Apalagi Kang Wirna sedang pergi bekerja, aku punya waktu yang cukup untuk bercurhat ria dengan sahabat dari kecilku itu.

Aku mengelus layar ponselku dan mulai memanggil Risma dengan sambungan video call.

“Assalamualikum.” Wajah Risma menyembul di layar ponselku seiring ucapan salam darinya.

“Walaikumsalam.” jawabku malas.

“Udah makan? Kok lemes?” Risma bertanya.

“Lagi pengen makan orang!” jawabku ketus.

Huahahhaa.....

Si Somplak itu malah tertawa ngakak. Syukur saja dia jauh, kalau ia berada di dekatku pasti sudah kumasukkan remasan kertas koran ke dalam mulutnya yang terbuka l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status