Share

Bab 93

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-12 17:39:44

"Iya, Bun?"

"Akting Bunda tadi bagus nggak? Cukup buat nakutin Sakinah, kan?"

Pertanyaan itu membuat May membulatkan mata, melongo beberapa detik. "Maksud Bunda?"

"Yang tadi itu, lho, May. Ekspresi Bunda mendukung banget, kan? Dia nggak bakal macam-macam lagi karena mikirin ibunya, kan?"

Detik berikutnya, tawa pecah dari bibir May. Dia menertawakan dirinya sendiri—betapa bodohnya sempat yakin Bunda benar-benar sanggup membunuh orang. Semua rasa tegang yang tadi mengikat dadanya pelan-pelan terurai.

Dia menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, merasakan sesak di dada hilang sedikit demi sedikit. Senyum masih tersungging saat dia mengangguk, mengacungkan dua jempol tinggi-tinggi.

"Mantap, Bun," ujarnya dengan nada suara penuh pujian meski masih ada sisa geli di matanya.

"Ya udahlah, semua udah beres. Sekarang kamu masuk kamar, belajar. Bunda udah kirim beberapa file penting buat bahan. Ingat, kamu harus banyak persiapan sebelum kuliah."

May kembali mengangguk. Tanpa banyak bicara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 95

    Hujan gerimis mengetuk jendela, menyisakan hawa dingin yang merayap sampai ke ujung jari. Sudah lewat pukul sepuluh malam, tapi mata Ida enggan terpejam. Di hadapannya, layar laptop masih menyala, menampilkan draft naskah yang belum selesai.Kabar dari siang tadi masih mengganggu pikirannya. Platform digital tempatnya menulis mengeluarkan regulasi baru dan itu sedikit meresahkan, terutama bagi penulis yang sedang berusaha meraih pembaca baru. Kalau penggemar sudah banyak, mungkin aturan baru tak terlalu berarti. Namun, Ida belum merasa cukup.Selama ini, dia hanya ingin karyanya eksklusif, bukan dirinya. Ida suka kebebasan menjelajah di berbagai platform, menemukan pembaca dari berbagai sudut. Hanua saja, pesan dari editor mengubah segalanya ketika dia dipromosikan menjadi penulis eksklusif. Artinya, mulai sekarang, dia hanya boleh menulis di satu tempat saja.Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada pesan masuk dari nama yang begitu familiar. Ida meraih benda pipih di samping laptopnya dan

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 94

    Nanda menahan kepalanya yang sedikit terpental, kemudian menatap Tiara dengan sorot mata penuh amarah. Tangannya sempat terangkat, tapi dia urungkan. Sebuah senyum tipis malah mengembang di bibirnya. Senyum yang justru membuat Tiara semakin geram."Segitu doang?" sindir Nanda pelan, "kalau mau main kasar, pastiin dulu kamu siap nerima balasannya.""Aku nggak takut sama kamu," balas Tiara sambil mengepalkan tangan, tubuhnya sedikit condong ke depan.Nanda mendekat selangkah, jarak wajah mereka tinggal beberapa sentimeter. "Kamu harusnya takut, Tiara. Karena aku nggak cuma bisa nyakitin kamu, tapi semua orang yang kamu sayang."Ucapan itu membuat Tiara terdiam sesaat, tetapi tatapannya tetap tajam. Di sekeliling, bisik-bisik mulai terdengar, beberapa orang sudah mengeluarkan ponsel untuk merekam.Nanda pun berbalik perlahan, melangkah pergi tanpa menoleh lagi, meninggalkan Tiara yang masih berdiri kaku, berusaha mengendalikan napasnya yang memburu.Tiga detik berlalu, Tiara tak membiark

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 93

    "Iya, Bun?""Akting Bunda tadi bagus nggak? Cukup buat nakutin Sakinah, kan?"Pertanyaan itu membuat May membulatkan mata, melongo beberapa detik. "Maksud Bunda?""Yang tadi itu, lho, May. Ekspresi Bunda mendukung banget, kan? Dia nggak bakal macam-macam lagi karena mikirin ibunya, kan?"Detik berikutnya, tawa pecah dari bibir May. Dia menertawakan dirinya sendiri—betapa bodohnya sempat yakin Bunda benar-benar sanggup membunuh orang. Semua rasa tegang yang tadi mengikat dadanya pelan-pelan terurai.Dia menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, merasakan sesak di dada hilang sedikit demi sedikit. Senyum masih tersungging saat dia mengangguk, mengacungkan dua jempol tinggi-tinggi."Mantap, Bun," ujarnya dengan nada suara penuh pujian meski masih ada sisa geli di matanya."Ya udahlah, semua udah beres. Sekarang kamu masuk kamar, belajar. Bunda udah kirim beberapa file penting buat bahan. Ingat, kamu harus banyak persiapan sebelum kuliah."May kembali mengangguk. Tanpa banyak bicara

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 92

    Dua hari kemudian, Ida akhirnya berhadapan dengan wanita yang belakangan dia ketahui bernama Sakinah. Menemukannya tak sulit karena saatu itu, dia sudah lebih dulu jatuh ke tangan teman Ida. Hanya saja, Ida sengaja menunggu. Dia biarkan dua hari berlalu, memberi Sakinah rasa aman palsu, seolah tak ada lagi mata yang mengawasi. Biarkan dia percaya bahwa ancaman sudah hilang dan pekerjaan sudah selesai. Di ruang tamu yang sepi, Sakinah duduk dengan punggung sedikit membungkuk. Jemarinya saling meremas, pandangan tak berani bertemu mata lawan. “Jadi, siapa yang menyuruhmu menyerahkan binder itu?” tanya Ida dengan suara yang terdengar tenang, hampir seperti ajakan berbincang santai. Sakinah menelan ludah. “Aku cuma dimintai tolong.” “Tolong?” Ida mencondongkan tubuh, senyum tipisnya tak sampai ke mata. “Atau balas budi?” Wanita itu terdiam, napasnya terasa berat. Sunyi yang menggantung di antara mereka menjadi tekanan tersendiri. "Iya, dimintai tolong, dan aku nggak bisa nola

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 91

    "Atau Bunda yang nyuruh dia?" tebak May dengan nada penuh ragu. Ida hanya mengangkat alis, kemudian mengulurkan tangan. Isyarat itu jelas kalau dia ingin May menyerahkan benda yang dimaksud. Tanpa banyak tanya, gadis itu merogoh tasnya, menarik keluar sebuah binder, dan menyodorkannya ke hadapan sang bunda. Di detik yang sama, Ida meraih binder itu, jemarinya mengusap sampulnya pelan sebelum bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. Ingatannya melayang jauh, kembali ke masa ketika dia dan Hanan masih berstatus tunangan. Dia teringat sebuah kotak tua, yang dia buka, berisi tumpukan surat dari keluarga saat menempuh studi di luar negeri. Menurut cerita dari Hanen, Ulya adalah sosok wanita lugu yang mudah sekali diperdaya karena setiap kata yang sampai ke telinganya selalu dia telan mentah-mentah. Meski mungkin sampai sekarang masih menyimpan rasa untuk Hanan, Ulya tidak akan berani bertindak gegabah. Kabar terakhir yang Ida dengar, Ulya menikah dengan pria yang tak pernah dia c

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 90

    May menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke cangkir kopi yang mulai mendingin.“Iya, kamu bener, Chenchen. Bunda gak pernah mau terlibat dalam masalah itu. Semua terjadi sebelum Bunda kenal sama Ayah. Dia juga gak pernah cerita soal Tante Ulya, apalagi soal Tante Tiara. Yang aku tahu, Bunda cuma berusaha hidup tenang sama aku dan adik-adik.”Grace mengangguk, sedikit melunak. “Makanya, jangan buru-buru nyimpulin. Kadang orang yang keliatan nyeremin itu cuma kebetulan lewat di hidup kita. Tapi kalau dia memang punya tujuan, kamu bisa nyari tahu pelan-pelan. Gak perlu bikin Bunda khawatir dulu.”Mendengar itu, May tersenyum tipis, tapi jemarinya tetap meremas binder di pangkuan. “Aku ngerti, cuma rasanya ada yang aneh. Entah kenapa aku merasa kita bakal ketemu lagi sama dia.”Grace menatap May dalam-dalam lalu mengambil binder itu dan menaruhnya di tas May. “Kamu sadar gak kalau orang tadi gak mirip sama yang di foto dal binder itu?”“Maksud kamu?” tanya May mengangkat wajahny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status