Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan

Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan

last updateLast Updated : 2024-12-04
By:  JuniarthCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
17 ratings. 17 reviews
292Chapters
66.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Lima ratus ribu sekali jalan. Tanpa perbuatan mesum. Kalau mau pelukan, gandengan tangan, ada ongkos tambahan, Pak," ucapku. "Kalau dibawa ke kondangan buat pamer ke keluarga, berapa biaya tambahannya, Han?" tanya Pak Akhtara, manajerku. "Saya tanyakan adminnya dulu, Pak." "Sekalian tanyakan, apa bisa kamu dibooking untuk beberapa bulan ke depan dengan modus pura-pura jadi tunangan saya?" Aku menatapnya terkejut, "Maaf, Pak?" "Anggap aja saya pelanggan setiamu. Nanti ada bonus dari saya kalau kamu mau dan nurut sama perjanjian kita. Gimana?"

View More

Chapter 1

Jasa Pacar Sewaan

"Masa akhir cicilan rumah untuk bulan lalu dan bulan ini akan habis tiga hari lagi, Jihan. Kalau kamu masih nunggak lagi, dengan terpaksa kami akan menyitanya dan kamu rugi sendiri."

Ini masih pagi dan bagian administrasi pihak pengembang sudah memperingatkan melalui sambungan telfon. Dua bulan ini aku menunggak pembayaran karena belum ada biaya.

Niat hati ingin menyicil properti berupa rumah sederhana dan isinya untuk kedua orang tua di kampung halaman. Setelah rumah mewah keluargaku disita bank. Namun, tujuan baikku itu kini mengalami kendala karena pengeluaran bulan ini terlalu banyak.

"Tolong beri saya waktu sedikit lagi, Pak." Mohonku, mencoba terdengar memelas agar pihak administrasi memberikan kelonggaran.

Tapi bagian administrasi justru berdecak kesal lalu kembali berucap.

"Kamu itu termasuk yang paling longgar aturannya, Jihan. Customer yang lain nggak dikasih kelonggaran nunggak kayak gini. Khusus kamu, saya tangguhkan dua bulan karena dulu kenal baik sama Papamu."

Sungguh jika aku tidak jatuh miskin seperti ini, mana mungkin sudi menunggak pembayaran cicilan rumah dan isinya.

"Saya akan usahakan secepatnya, Pak." Akhirnya aku mengalah.

"Tiga hari lagi! Kalau nggak segera dibayar, rumah dan isinya kami sita!"

Mati aku!

Belum sempat aku bereaksi, sambungan telfon kami berakhir dan aku hanya bisa mendesah lelah. Mengabaikan tumpukan kertas inputan admin produksi dan purchasing barang di gudang.

Empat tahun lalu, kedua orang tuaku bangkrut total karena gagal dalam pemilihan calon legislatif. Juga ditipu tim sukses yang berkata akan memenangkan Papa saat pemilihan.

Sejak kejadian itu, akhirnya aku berubah mandiri demi bertahan hidup. Lalu menyicil rumah dan isinya sejak dua tahun lalu. Sayang jika harus diambil kembali oleh pihak pengembang karena dianggap wan prestasi.

Kepalaku mendadak pening memikirkan biaya cicilan properti yang tidak murah dan menangguhkan pekerjaan. Tanganku bergera lincah di atas layar ponsel untuk menghubungi seseorang yang selama dua tahun ini banyak berjasa membantu terbebas sedikit demi sedikit dari lilitan masalah finansial.

Maklum, gaji sebagai staff inventory and control hanya berkisar empat juta saja.

“Han, jangan main hape! Nanti kalau ketahuan Pak Akhtara, bisa dimakan lo!” tegur temanku satu kubikel.

“Ini penting! Menyangkut masa depan gue!” ucapku lirih tapi tegas.

“Lo nggak tahu apa kalau ruangan kerja kita cuma kehalang sekat kaca doang sama ruangannya Pak Akhtara? Nanti dia bisa ngamuk kalau tahu karyawannya nggak profesional." bisik temanku dengan nada memperingatkan, "Mana tadi pagi orangnya uring-uringan gara-gara bagian gudang ketahuan ngambil barang.”

Aku tidak menggubris ucapannya lalu kembali menekuri ponsel. Masalah cicilan properti adalah hal yang tidak bisa dikompromi. Karena jika tidak segera dilunasi maka usaha kerasku selama dua tahun ini akan hilang sia-sia.

“Jihan!”

Mendengar namaku diteriakkan, kepalaku langsung mendongak dan mendapati Pak Akhtara, manajerku, berdiri dengan wajah tidak bersahabat dengan berkacak pinggang. Tanganku bergegas memasukkan ponsel ke dalam tas lalu berdiri dan membungkuk hormat.

“Ada yang bisa dibantu, Pak?”

“Mau sampai kapan mainan hape, heh?! Saya butuh krosscheck inputan admin produksi dan purchasing! Tapi kamu saya perhatikan dari tadi justru sibuk sama urusanmu sendiri!" Lalu telunjuknya menunjuk ke lantai kantor, "Ini bukan pabrik nenekmu lalu kamu bisa main hape sampai bosan saat jam kerja!”

Suara Pak Akhtara terdengar lantang di ruang kerjaku yang dihuni sekitar sepuluh orang karyawan. Sungguh sangat memalukan ditegur atasan di depan karyawan yang lain.

“Maaf, Pak.” Aku berucap lirih.

“Hari ini pabrik ada masalah besar tapi kamu malah sibuk sama urusan pribadimu! Kalau nggak bisa kerja mending kamu ajuin surat resign!” ucapnya dengan tangan berkacak pinggang.

“Saya minta maaf, Pak,” ucapku penuh penyesalan.

“Kerja yang benar! Segera krosscheck inputan admin biar saya bisa lanjut kerja! Bukan nungguin kamu sibuk sama urusan sendiri!”

Aku segera mengangguk patuh dengan perasaan malu, bingung, dan kesal. Lalu Pak Akhtara kembali ke ruangan kebesarannya.

“Bener apa kata gue ‘kan, Han?!” bisik temanku.

Aku hanya menghela nafas pendek lalu berusaha fokus bekerja dengan benar. Meski bayangan cicilan properti rumah terus membayangi karena belum mendapatkan solusi. 

Bagaimana caraku mendapatkan uang instan sebanyak itu?

Apa iya aku harus menjual kehormatan sampai ke tulang-tulangnya?

***

Jemari lentikku mengulir layar ponsel sembari menunggu pesan dari seseorang yang selama dua tahun ini sudah menjadi 'manager' abal-abalku. Dia bertugas mencari klien atau lelaki yang ingin berkencan denganku.

Hanya sebatas kencan. Tidak lebih!

Selain sebagai staf di sebuah pabrik aku juga memiliki profesi sampingan dengan menjadi 'pacar sewaan'. Pekerjaan yang sudah dua tahun ini kulakoni untuk kembali membahagiakan kedua orang tua dengan jalan sedikit miring.

Semoga saja hari ini ada pelanggan pacar sewaan berkantong tebal yang mau memberi bonus besar agar cicilan propertiku segera teratasi.

"Halo, Ra? Gimana? Sorry tadi siang nggak bisa lanjut. Gue ditegur atasan," ucapku dengan nada bersalah.

"Gercep banget lo, Han? Lagi butuh duit?" Tebaknya.

"Banget! Rumah yang ditempati Mama Papa di kampung halaman bisa dicabut kalau besok nggak bayar!"

Rara terkekeh sialan di ujung telfon. Andai dia dekat, mungkin wajahnya akan kulempari dengan telur.

"Ada klien buat lo. Lumayan berduit orangnya.”

Aku melebarkan mata saat mendengar ucapannya.

“Beneran?”

"Ya elah. Beneran lah. Lo pikir gue nggak profesional apa meski cuma jadi manajer ehem-ehem? Dia udah gue jelasin tentang prosedur pacar sewaan beserta harganya. Bentar lagi gue kasih lo nomer ponselnya. Seperti biasa, yang profesional dan jangan norak."

"Gue paham! Udah dua tahun ikut lo!"

"Pinter!"

Lalu Rara mengirimkan nomer lelaki itu dan segera kumulai percakapan pertama kami dengan memberinya nama 'Mister A'.

[Pesanku : Selamat siang. Aku Dara, pacar sewaan.]

Sengaja aku memakai nama samaran, Dara.

[Mister A : Oke.]

[Pesanku : Nanti malam kita ketemu di Bittersweet Café. Meja nomer 15.]

[Mister A : Boleh.]

Ketika malam menjelang, aku segera menuju Bittersweet Cafe, lokasi yang kami sepakati. Mengenakan pakaian selayaknya akan bertemu pacar sungguhan berupa dres malam selutut warna hitam berlengan pendek.

Mengikat rambut ikalku yang panjang berwarna sedikit kepirangan dengan make up minimalis namun tetap menawan.

Usai turun dari taksi, aku mengeratkan cardigan yang membungkus bagian atas tubuh. Nanti akan kulepas saat bertemu dengan klien untuk memberi kesan atraktif di awal pertemuan. Apalagi kata admin agensi pacar sewaan tadi, ia adalah lelaki yang memiliki uang berlebih.

Siapa tahu di lain kesempatan dia tertarik dan memakaiku kembali untuk acara yang lain.

Aku melangkah pasti menuju kafe dengan flat shoes warna hitam dengan motif swarovski yang menambah kesan berkilau.

Kuedarkan pandangan untuk mencari meja 15.

Seorang lelaki masih memakai kemeja kerja tengah duduk memunggungi pintu kafe. Lalu aku mendekat dan berdiri di depannya dengan bahasa tubuh yang sopan. 

"Selamat malam," sapaku.

Lelaki itu mendongak dan kedua mata kami bertatapan.

Sontak aku melebarkan mata tidak percaya begitu pula sebaliknya. Bahkan aku menutup mulut dengan satu tangan sedang lelaki itu menatapku dengan mata membola.

"Jihan?"

"P ... Pak Akhtara?" ucapku terbata dengan wajah terkejut.

"Kamu?" tanyanya dengan alis berkerut dan menunjukku.

Seakan-akan mencari kebenaran atas dugaan kami.

"Eh ... maksud saya, kamu … Dara? Dara pacar sewaan?" tanyanya memastikan.

Mati aku!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nyke Noisi
cerita bagus banget konflik berbeda2 walaupun solusi konflik nya tetep sama. tapi tetep ada penasarannya jd pengen tau ke lanjutan nya. apa ada cerita tentang anak anak nya Jihan sama akstara? seperti nya seru nih kalau ada cerita tentang akstira sama izana... pasti konflik nya seru ...
2025-01-10 05:28:48
2
user avatar
La-La Reyhana
the best......
2024-12-05 21:37:32
0
user avatar
Dewi Azizah
cerita nya bagus dan tak bertele tele...
2024-12-05 07:12:49
0
user avatar
Fitri Widya
Selalu menanti lanjutan jihan-akhtara... Semoga mereka bisa kembali bersama lagi
2024-11-10 09:27:16
1
user avatar
La-La Reyhana
Novelmu berhasil mencuri hatiku thorr... semangatt... smg bisa sabar ngadepin pembacamu yaa.. hehehe
2024-09-13 13:38:43
0
user avatar
Supri Yanti
cepet up nya GK sabar nunggu
2024-07-21 18:56:54
0
user avatar
Djanah Rohali
gemees...gregetan
2024-07-10 20:18:19
0
user avatar
Fauzeeah Eiliyah
novel yg sangat menarik dan membuat penasaran
2024-04-27 12:39:30
2
user avatar
David Wsb
bagus dan jelas alur kisah nya
2024-03-14 07:46:32
1
user avatar
Matoyah
sngtlah mnghibur ayo lnjutiin jngn lama2
2024-02-29 22:50:03
2
default avatar
Emi Juniyati
lanjut thor 🫰 penasaran lanjutannya hihihii
2024-02-28 20:49:54
1
user avatar
LvL LvL
sangatlah menghibur
2024-02-28 14:32:37
0
user avatar
Juniarth
iya kak Nqvya. Semoga menghibur :-)
2024-02-09 17:36:12
0
user avatar
Na_Vya
Baru ya Kak...otw baca nih◉⁠‿⁠◉
2024-02-08 22:16:03
0
user avatar
Juniarth
terima kasih kak fida... semoga kakak dan pembaca yg lain terhibur.
2024-02-03 10:49:00
0
  • 1
  • 2
292 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status