Share

Bab 15: Ia Terus Meneror!

Segera aku melompat dari brankar, menuju ke pintu keluar. Celaka! Pintunya macet, tidak bisa terbuka. Tiba-tiba saja embusan angin berhawa panas memukul punggungku. Pandangan ini langsung menoleh ke belakang.

Terlihat di gorden sana, kaki yang menjuntai tadi perlahan melayang mendekat dengan ditutupi gorden di bagian atasnya. Darah yang merembes di kakinya yang pucat menodai lantai keramik putih.

Aku makin panik dan terus memutar-mutar kenop pintu dengan cepat. Berharap pintu ini bisa terbuka. Tidak hilang akal, aku mencoba memukul-mukul daun pintu dengan keras.

"Tolong! Ada orang di luar? Tolong aku!" Suaraku meninggi juga panik. Terlebih lagi gorden dengan kaki yang menjuntai itu makin mendekat. "Tolong ak---!"

Napasku tercekat diiringi dengan dengan tubuh yang membeku saat kurasakan sebuah tangan yang sedingin es mendarat di pundakku.

"Jangan ganggu aku. Kumohon pergilah!" Aku langsung berjongkok sembari menutup wajah ketakutan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status