Share

Distrik Neraka

     Pukul 13.00 bel sekolah berbunyi menandakan waktu pulang . Ruangan kelas mulai kosong kecuali ruang UKS ada beberapa siswa yang terbaring lemah setelah bermain seharian salah satu diantaranya adalah Marco dan disampingnya ada Leo yang masih setia menunggu.

     Dua puluh lima menit Marco pingsan setelah bertarung melawan Felix ia pun mulai membuka matanya kemudian bertanya kepada Leo.

“Ini tempat apa Leo?”

“Kau sekarang berada di UKS.” Leo menjawab.

Nyawa Marco akhirnya berkumpul ia pun berusaha berdiri dan ingin pergi dari tempat ini.

“Apakah kau baik-baik saja?” Leo menanyakan kondisinya.

“Tentu saja, ayo kita pulang sekarang.” Marco menjawabnya.

“Baiklah, bagaimana kalau kita mampir dulu di kedai.” Leo mengajak Marco ke kedai.

“Baiklah, kau yang traktir.” Marco mengiyakan.

“Ehhhhh?” Leo terkejut.

     Marco berjalan pelan sambil membawa tubuhnya yang masih lemah, di sampingnya ada Leo yang menyesuaikan ritme kecepatan Marco. Setibanya di kedai mereka berdua memesan makanan dan minuman kemudian melanjutkan perjalan. Sambil berjalan mereka berdua menikmati makanan dan minumannya lalu mereka duduk di atas trotoar kemudian berbincang-bincang mengenai kehidupan mereka sekarang.

“Apakah kau punya Leo?” Marco bertanya kepada Leo.

“Mimpi yang aku inginkan adalah kemustahilan.” Leo memberikan suatu pengertian.

“Apa maksudmu?” Marco kembali bertanya.

“Begini Marco. Apa yang bisa kita lakukan di tempat ini?” Leo bertanya balik.

“Lagi-lagi kau membuatku bigung.” Marco mulai bigung.

“Kita ini hanyalah sampah yang dibuang oleh orang tua kita dan di besarkan di tempat yang penuh kehampaan ini yaitu Distrik Neraka. Satu-satunya kehormatan yang kita kita miliki adalah kekuatan agar pemerintah Negara ini dapat memanfaatkannya.” Leo menjelaskan maksudnya dengan penuh perasaan.

“Lalu apa yang ingin kau lakukan sekarang? Ayolah Leo walaupun kenyataan ini begitu pahit kita pasti bisa meraih mimpi yang berkilauan itu” Marco berusaha menghibur sahabatnya.

“Memangnya apa yang kau impikan sekarang? Leo menayakan mimpi sahabatnya itu.

“Aku ingin mengalahkan Marduk dan menjadi pemimpin di sekolah, aku ingin tahu rasanya di puncak itu seperti apa yah.” Marco memberitahu.

“Impianku sekarang adalah aku ingin kuliah di universitas ternama di kota Avesta.” Leo akhirnya memberitahukan mimpinya itu kepada Marco.

“Apa? Kau ingin kuliah? Kalau itu sih mustahil ahahaha.” Marco menertawai sahabatnya itu.

***

     Selama tiga puluh tahun terakhir kepemimpinan Negara ini di pegang oleh dinasti keluarga Saul. Sebenarnya Negara ini merupakan Negara demokrasi yang calon pemimpinnya di tunjuk dan di pilih oleh rakyat itu sendiri namun dikarenakan kekuatan politik keluarga Saul sangatlah kuat selama tiga puluh tahun terakhir kursi kepresidenan terus di duduki oleh mereka mulai dari Saul III sampai Saul V yang menjadi presiden sekarang ini.

     Keluarga Saul merupakan pemilik perusahaan kasino terbesar di seantero Negeri ini. Tiga puluh tahun yang lalu Saul III memaparkan visi misi ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden yaitu “hidup bebas tanpa batas” kehidupan yang melegalkan segala-galanya seperti seks bebas dan alkohol. Sulit dipercaya ternyata tagline yang dikeluarkan dari mulut Saul III  membuat ia banjir dukungan.

     Di masa kepemimpinannya saat itu Negara semakin maju mulai dari rakyatnya yang semakin makmur hingga perkembangan industri casino dan tempat hiburan malam semakin berkembang sehingga menarik banyak wisatawan luar untuk berkunjung ke Negeri surga ini yang berpusat di kota Avesta.

     Ditengah meriahnya malam kota Avesta ternyata ada banyak juga yang menginginkan ketenangan dalam ruangan. Letih bekerja seharian mereka yang menginginkan ketenangan memiliki cara untuk mengistirahatkan pikirannya. Menikmati lembutnya malam bersama wanita sewaan sungguh waktu yang sangat di sukai oleh kaum pria. Sesuai janji presiden Saul III yaitu “hidup bebas tanpa batas” Negara ini melegalkan prostitusi. Pernikahan di Negeri ini merupakan sesuatu yang tidak harus dilakukan oleh semua orang karena kebutuhan seksual kaum pria telah terpenuhi.

     Kasus kejahatan di kota Avesta semakin meningkat setelah penggusuran dan perampasan lahan yang dilakukan oleh penguasa dan pengusaha semakin banyak. Penduduk kota yang miskin berusaha untuk mempertahan hak milik mereka sehingga memicu aksi-aksi demo dan tindakan kejahatan sebagai bentuk perlawanan. Pemerintah saat itu berinisiatif untuk membangun sebuah pemukin khusus dimana yang miskin hidup bersama dengan si miskin lainnya. Mulai dari gagasan itu pemerintah akhirnya merealisasikannya dengan membuat satu distrik yang dinamakan “Distrik Neraka”.

     Distrik Neraka adalah tempat pembuangan sampah masyarakat yang terisolir dalam kekangan peraturan. Mereka yang hidup disana wajib bekerja sebagai buruh di perusahaan besar milik pemerintah yaitu PT. Konversi Thermal Jaya dengan PT. PBG Jaya. Kedua perusahaan ini memberikan kontribusi besar bagi kota Avesta dan distrik-distrik lainnya. Yang pertama yaitu perusahaan konversi thermal industri ini bekerja di bidang pengelolaan sampah, sampah yang diperoleh dari kota Avesta dan kota-kota lain sampah-sampah itu di olah melalui proses pembakaran hingga menghasilkan bahan bakar untuk membangkitkan listrik. Yang kedua yaitu perusahaan PBG industri ini bekerja di bidang penghasil paving, bataco, dan gorong-gorong yang dijadikan sumplayer bahan bangunan untuk kota Avesta dan kota-kota lainnya. Hanya kaum pria yang di wajibkan untuk bekerja sebagai buruh sedangkan kaum wanita diberikan keleluasaan untuk mendirikan usaha di bidang apa saja. Mereka yang bekerja di perusahaan pemerintah akan di gaji setiap bulannya.

     Keberhasilan presiden Saul III mampu mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran Negara ini setelah mencanangkan proyek pembuatan Distrik Neraka. Lima tahun berlalu kehidupan di Distrik Neraka begitu memperihatinkan di mana penduduknya mendapat perlakuan seperti hewan. Mereka di larang keluar dari Distrik kecuali ada kepentingan khusus atau mandat dari pemerintah. Polusi udara semakin buruk asap dimana-mana sungguh lingkungan yang tidak sehat untuk didiami. Pendidikan anak-anak disana juga tidak  di pedulikan mereka di besarkan hanya untuk menjadi pekerja tidak ada mimpi bagi mereka yang hidup di tempat ini.

     Kebanyakan penduduk kota Avesta merupakan penggila kerja sehingga kurang sekali minat mereka untuk berkeluarga dan hidup bahagia bersama anak dan istri mereka. Kebanyakan laki-laki disana melakukan hubungan intim bersama wanita sewaan yang ada di tempat hiburan, tidak sedit wanita yang telah di pakai mengandung anak haram dari hasil hubungan gelap sehingga jumlah anak bayi yatim di kota Avesta membludak. Data yang diperoleh dari sejumlah rumah sakit yang ada setiap harinya mereka selalu melayani proses persalinan sekitar tujuh sampai sepulu kali dalam sehari. Bayi yang lahir sering sekali dibawa pulang oleh Ibunya masing-masing kemudian dibuang dijalanan atau mereka tinggalkan di rumah sakit.

     Pemerintah saat itu berusaha menanggulangi masalah ini dengan memanfaatkan Distrik Neraka sebagai tempat penampungan bayi haram tersebut. Maka dari itu dibangunlah sejumlah panti asuhan khusus untuk merawat anak bayi yatim dari hasil hubungan gelap. Pemerintah bersedia menanggung kebutuhan bayi itu sampai mereka menginjak usia lima belas tahun, setelah itu mereka di wajibkan untuk bekerja sebagai buruh di perusahaan milik Negara.

     Bayi-bayi yatim itu akan di besarkan oleh tim pengasuh khusus dari pemerintah. Tugas-tugas mereka adalah membangun stigma kepada anak-anak yang mereka asuh untuk selalu siap mengabdikan jiwa raganya untuk bangsa dan Negara dan berusaha untuk mendisipkankan mereka serta memberikan kasih sayang sebagai orang tua kepada anaknya. Kehidupan tanpa orang tua akan selalu pahit seperti yang mereka alami termasuk Marco dan Leo. Sisi kelam kehidupan anak-anak disana yaitu mereka dieksploitasi sebagai alat pekerja sehingga mimpi mereka terkubur dalam-dalam.

     Beberapa tahun setelah program ini berlangsung, masalah baru lagi-lagi muncul menghantui pikiran pemerintah. Perkembangan militer Negara tetangga semakin maju sehingga ancaman dari dari mereka bisa datang kepan saja, alasan ini di dukung oleh yang menunjukkan bahwa sebagian kecil tempat hiburan dan kantor perusahaan mengalami nasib buruk seperti pembakaran dengan sengaja dan juga teror-teror bom yang semakin marak membuat masyarakat menjadi takut dan panik. Ancaman dari dalam juga lancar seperti aksi-aksi demonstrasi masyarakat yang mengiginkan revolusi pemerintahan dan penyebarlusaan paham-paham radikal yang dikembangkan oleh saingan politik keluarga Saul. Masalah besarnya ialah beberapa tahun belakangan ini kader-kader militer sangat kurang dan juga pasukan keamanan dalam negeri seperti satuan polisi sangat lemah. Setelah melakukan konsolidasi bersama pihak pemerintah menyimpulkan bahwa mulai dari sekarang kader-kader militer mereka akan diambil dari Distrik Neraka. Maka dari itu pemerintah segara merancang proses seleksinya dengan membangun sekolah tingkat menengah di Distrik Neraka diantaranya SMA BBS (Black Bone Selatan), SMA WBS (White Bone Selatan), SMA HR (Human Rotten), SMA FF (Flaming Fire), dan yang terakhir ada SMA Superrior. Jumlahnya ada lima sekolah, setiap tahunnya pemerintah akan menarik keluar lulusan terbaik sebanyak dua puluh lima orang per satu angkatan dan apa bila dijumlahkan maka ada sekitar seratus dua puluh lima orang yang akan memilih jalan pengabdiannya untuk pemerintah ada dua jalan yang tersedia yaitu menjadi Urban Legion yang bertugas sebagai polisi kota dan OOS (Out Side Soldier) bertugas sebagai pasukan perang Negara. Di antara seratus dua puluh lima orang akan ada dua puluh lima orang yang akan menjadi Komandan Pasukan atau sebutan lainnya yaitu Pasukan Elit Khusus mereka itu adalah lima petarung terkuat di masing-masing sekolah. Penilaian tersebut diserahkan secara penuh kepada Dewan Pengamat Siswa (DPS) yang dikirim ke setiap sekolah demi mewujudkan kader militer impian pemerintah.

***

     Marco dan Leo masih bercengkrama ria di atas trotar jalan. Suara perut Leo berbunyi menandakan ada masalah pencernaan yang harus ia selesaikan tidak lama kemudian suara kentut terdenger kemudian membuat udara tercemar Marco yang mencium bau kentut Leo tiba-tiba berdiri sambil mengutuknya. Leo yang sudah tidak tahan melirik kearah Marco sambil tersenyum, hal itu membuat membuat Marco emosi dan berkata

“Cepat kau pergi dari sini! Jangan kembali sebelum masalahmu selesai.”

“Hahaha kau jangan kemana-mana ya aku akan segera kembali.” Leo mulai melangkah pergi mencari keberadaan WC umum.

“Iya iya aku akan menunggumu di dalam truck sampah ini, kalau kau kembali jangan lupa bangunkan aku yah.” Marco akan tidur sejenak di dalam truck sampah sambil menunggu Leo kembali.

     Kepergian Leo dimanfaatkan oleh Marco untuk beristirahat di dalam mobil truck sampah. Tubuh Marco masih terasa sakit setelah ia bertarung melawan Felix di sekolah, matanya perlahan-lahan mulai tertutup jiwanya beralih ke alam bawah sadar. Suara mobil terdengar “Brummm brumm brumm” tanpa ia sadari dan akhirnya hal yang tidak terduga terjadi mobil truck sampah itu membawa Marco yang sedang tertidur pulas di dalamnya. Leo yang telah selesai dengan urusannya kembali ke tempat mereka tadi setibanya Leo disana ia pun mencari keberadaan Marco. Tanpa pikir panjang Leo langsung pulang karena ia berpikir Marco pasti mengerjainya dengan meninggalkannya tanpa disana. Mobil yang membawa Marco terus berjalan tanpa menyadari ada seseorang yang tidur di dalamnya.

“Mimpi ini benar-benar nyata yah” Dalam keadaan setengah sadar Marco terbangun ia menganggap apa yang ia alami sekarang hanyalah mimpi.

     Marco kembali tertidur dengan harapan Leo pasti akan datang membangunkannya. Leo yang tiba di kos-kosan Marco lalu mencarinya keseleruh sudut kamarnya sekian lama mencari Leo Tidak menemukan Marco.

“Dia tidak ada disini, kira-kira dimana dia sekarang yah?”   

To be Continued…

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status