Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja

Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja

last updateLast Updated : 2025-02-16
By:  NainamiraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
38 ratings. 38 reviews
372Chapters
259.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Berawal dari salah meja pada saat kencan buta, Satria Bramantyo akhirnya bertemu dengan Dhea Annisa Putri, yang juga tengah melakukan kencan buta karena paksaan sepupunya agar dia segera move on dari mantan kekasihnya yang menikah dengan teman masa SMA-nya. Bram yang sudah berusia matang, yaitu tiga puluh delapan tahun sudah didesak agar segera menikah oleh keluarganya, sehingga dia tidak basa-basi langsung mengajak Dhea menikah. Dhea sebenarnya tidak ingin buru-buru menikah, karena usianya yang baru dua puluh tiga, dia juga perlu penjajakan yang mendalam agar tidak mengalami kejadian yang sama dengan Aryan Wicaksono. Namun apa yang ditawarkan Bram membuat Dhea menerima lelaki itu dan mereka menikah dengan instan, Bram sendiri entah mengapa begitu mudah menerima Dhea, tanpa perlu memeriksa latar belakang Dhea yang ternyata berhubungan erat dengan masa lalu lelaki itu.

View More

Chapter 1

1. Melepaskan Masa Lalu

"Ibu tidak mau besanan dengan orang gila!"

Dhea meremas jemarinya sendiri, menahan sakit yang berkecamuk di dalam dada mendengar wanita paruh baya di depannya menghina sang ibu. Kalau dia sendiri yang dihina, dia masih bisa tahan. Namun, ini ibunya yang dikata-katai, sosok yang telah membesarkannya sejak kecil.

Gadis ini tiba-tiba merasa enggan bergabung ke dalam keluarga ini.

"Ibu, Bu Paramitha itu bukan orang gila, Dia hanya mengalami trauma masa lalu karena suami dan kedua anaknya meninggal karena kecelakaan. Dia ke rumah sakit jiwa hanya untuk menghilangkan traumanya itu," bantah lelaki muda yang duduk di sebelah Dhea.

Dhea melirik ke samping diam-diam. Lelaki ini yang berkali-kali menyakinkannya untuk meminta restu dari kedua orang tuanya, agar hubungan mereka bisa berlanjut ke pelaminan setelah tiga tahun. 

Selama itu pulalah pria ini mengejar-ngejar Dhea karena menganggap Dhea merupakan sosok ideal untuk menjadi istrinya.

Namun, ternyata kedua orang tua pria ini tidak berpikir hal yang sama.

"Semua orang di lingkungan ini tahu, kalau ibu wanita ini adalah pasien rumah sakit jiwa. Ibu malu, tahu! Apa gak ada perempuan lain selain perempuan ini? Kalau kau gak bisa cari perempuan yang baik bobot, bibit, dan bebetnya, biar Ibu yang cariin!"

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik karena perawatan mahal itu menyampirkan kerudung pasminanya sambil mencebik ke arah sang putra itu.

Dhea menelan salivanya yang terasa pahit saat mendengar penghinaan terang-terang di hadapannya ini. Sebenarnya dia sungguh tidak sanggup menghadapi kedua orang tua kekasihnya ini, tetapi ia mencoba tenang. 

"Bu, Dhea ini gadis yang baik, pintar dan cerdas. Aku juga sangat mencintainya, kenapa mempermasalahkan ibunya? Yang akan hidup bersamaku itu Dhea nantinya, Bu."

Lelaki di samping Dhea mencoba merendahkan suaranya untuk membujuk kedua orang tuanya, dia yakin dengan kelembutan, kedua orang tuanya yang terpelajar itu akan luluh.

Namun, sang ibu justru mendengus.

“Kamu nggak tahu kalau penyakit jiwa itu keturunan?” sergah wanita paruh baya itu. “Bisa saja nanti perempuan ini atau anak kalian mengidap penyakit yang sama! Kamu mau keluarga kita nanti–”

“Ibu!”

Si wanita paruh baya itu terbelalak, tidak menyangka putranya itu meninggikan suara padanya. “K-kamu berani membentak Ibu, Nak?”

Lalu, dengan berapi-api, wanita itu menunjuk-nunjuk Dhea. “Ini pasti gara-gara kamu, perempuan sial! Belum jadi istri saja sudah bisa memengaruhi anak saya buat membentak orang tuanya! Bagaimana kalau sudah menikah? Bisa-bisa dia jadi anak durhaka!”

Dhea menarik napas dalam-dalam, mencoba menstabilkan emosi dan suaranya mendengar tudingan tidak berdasar tersebut. Kepalanya terasa pusing, telinganya bahkan berdenging. Bahkan perdebatan sengit antara orang tua dan putranya itu seolah-olah terlihat seperti adegan video gerak lambat yang tidak bersuara.

Hingga akhirnya, perempuan itu memutuskan untuk berdiri.

“Cukup,” ucap Dhea dengan suara tegas, tetapi cukup lirih. Ia mengedarkan pandangan pada wanita paruh baya di depannya, kemudian pria di samping wanita itu, dan lelaki yang sebelumnya telah melamar Dhea. Ia kemudian melanjutkan, “Maafkan saya karena sudah lancang menerima pinangan putra Bapak dan Ibu. Setelah obrolan ini, saya memutuskan untuk tidak lagi bersedia menjadi bagian dari keluarga ini. Saya permisi.”

Dhea melangkah keluar tanpa memedulikan sumpah serapah di belakangnya karena tidak terima kata-kata Dhea yang seakan merendahkan putra mereka. Ia juga tidak memedulikan panggilan pria yang berjanji akan membuat Dhea bahagia di pernikahan mereka. 

Ia hanya berharap bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan keluarga itu lagi.

Namun, satu tahun kemudian, ketika Dhea memilih untuk menghadiri sebuah acara pernikahan teman SMA-nya di sebuah hotel bintang lima, Dhea melihatnya lagi.

Lelaki itu duduk di pelaminan dengan senyum semringah, berdampingan dengan gadis cantik yang sudah dikenal Dhea saat SMA dulu.

Dhea sengaja datang saat resepsi meskipun kawannya memintanya hadir ketika akad. Mana mungkin ia sanggup. Meskipun ia yang memutuskan hubungan, tetapi ialah yang sulit untuk melupakan.

“Dhea! Ayo ke sini!”

Para temannya mengajak Dhea untuk menyalami kedua pengantin. Sebenarnya ia enggan, hanya ingin mengisi buku tamu, kemudian pulang. Apalagi karena orang tua Aryan, pria itu, menatapnya tajam dan tidak suka sejak tadi. Namun, teman-temannya menariknya agar turut serta bersama mereka.

Mungkin karena mendengar nama Dhea disebut, Aryan, menoleh dan bertatapan dengan Dhea.

Suasana membeku untuk sesaat ketika mata mereka beradu pandang. Tidak bisa ditampik, ada perasaan rindu pada lelaki itu selama setahun ini Dhea pendam, tapi kini harus ia relakan.

"Dhea! Akhirnya kamu datang, Dhe!" Itu suara Marlina, si pengantin wanita, tampak begitu antusias ketika akhirnya ia berhadapan dengan Dhea.

Dhea tersenyum. "Lina, selamat ya,” ucapnya sembari memeluk teman SMA-nya tersebut, meski dengan canggung

Gadis itu kemudian bergeser ke samping untuk menyalami pengantin pria. “Selamat ya, Bang–”

"Kamu datang sendiri, Dhe?” tanya lelaki itu memotong kalimat Dhea. Lalu, saat keduanya masih bersalaman, ia melanjutkan dalam bisikan yang di telinga Dhea terdengar meremehkan, “Kamu belum punya pengganti Abang? Siapa suruh waktu itu kamu tidak mau kembali pada Abang." 

***

"Sudah kubilang jangan datang! Kamu kenapa ngeyel banget sih, Dhe!"

Dhea hanya tersenyum menanggapi perkataan perempuan di seberang telepon ini. Dari kemarin sepupunya ini sudah mewanti-wanti agar dia tidak datang ke pernikahan Aryan, tetapi Dhea tetap nekad.

Kini, gadis itu tengah berdiri di luar aula resepsi. Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan mantan kekasihnya tersebut dan hanya tersenyum. Tidak ia sangka–setelah kedua orang tuanya, Aryan kini turut meremehkan Dhea.

"Aku gak enak sama Marlina kalau gak datang, nanti pasti digosipin di grup alumni kalau aku belum bisa move on dari suaminya."

"Lah, emang kamu belum bisa move on kan dari lelaki itu!"

Dhea menghela napas. "Ngaco. Aku belum punya pasangan bukan berarti belum bisa move on dari dia."

"Kamu baik-baik saja, kan?"

"Iya, aku baik-baik saja."

Kini terdengar suara Intan, sepupunya di seberang saluran telepon, menghela napas. Kemudian, gadis itu melanjutkan, "Sebaiknya kamu cepat cari pasangan deh, Dhe! Rawan dituduh Marlina kamu tuh! Dia kan iri banget sama kamu sejak dulu.”

"Iya, tadi saja Bang Aryan juga tanya-tanya aku sudah punya pengganti dia atau belum. Nggak pantas nggak sih nanya gitu pas di nikahannya sendiri?"

"Nah, kan ... apa  kubilang!?” Intan mendengus. “Sudahlah! Kamu aku jodohin sama temannya Mas Afkar aja. Jangan nolak! Nanti alamat ketemuan dan waktunyanya aku kirim.”

Sepupunya itu kembali berusaha menjodohkan Dhea dengan teman suaminya.

"Tan, tapi aku–”

Namun, sebelum Dhea menolak rencana Intan, sepupunya, telepon sudah diputus secara sepihak. Tidak lama kemudian, ponselnya berdenting, tanda sebuah pesan masuk.

[Kafe Cassanova. Pukul tujuh malam. Jangan telat!]

Gadis itu menghela napas panjang. Sekarang sudah pukul 5.00 sore. Rasanya, Dhea bisa langsung pergi ke kafe setelah ini.

Namun, saat gadis itu sampai di sana tepat pukul 7.00 malam, isi kafe tersebut kebanyakan pasangan mesra dan geng perempuan cantik yang sedang bergosip. Sama sekali tidak ada tanda-tanda pria yang harus Dhea temui malam itu.

[Temannya Mas Afkar kayaknya kejebak macet. Biasa, jam pulang kantor. Sabar menunggu ya!]

Sebuah pesan dari Intan ia terima kemudian, membuat Dhea langsung cemberut. Ia duduk di salah satu kursi dan mulai menunggu.

Akan tetapi, bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, belum ada pria yang menghampiri mejanya. Gadis itu mulai dongkol karena sudah membuang waktu selama setengah jam. Apalagi, perutnya sudah lapar.

Dhea tidak mau walau hanya pesan minuman, harga makanan dan minuman di sini sangat mahal. Uangnya sangat sayang kalau untuk dibelikan makanan mahal seperti ini. Harga satu porsi makanan di sini bisa untuk makan tiga hari nasi rames di warteg dekat kontrakannya. Jadi sejak tadi, gadis itu sama sekali belum memesan apa pun.

"Mana sih, orangnya? Lama banget! Ini sudah hampir jam delapan malam. Bener-bener ngaret!” gerutu Dhea. “Belum jadi suami sudah begini, apalagi nanti kalau jadi suami? Bisa-bisa di sia-siakan aku."

Gadis itu akhirnya hanya mentertawakan perkataannya sendiri. 

Jadi suami? Ngimpi kali! 

Ini baru pertemuan buat kenalan saja, masih jauh untuk menikah, makhluk yang diajak kencan buta kali ini saja belum terlihat wujudnya.

Tiba-tiba, bahunya ditepuk oleh seseorang, disusul suara bariton yang menyapa gendang telinga Dhea.

"Selamat malam. Maaf saya terlambat. Apa Anda sudah menunggu lama?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
95%(36)
9
3%(1)
8
3%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
38 ratings · 38 reviews
Write a review
default avatar
gertaksambel145
ceritanya bagus tapi dari 1 tahun yang lalu belum tamat2 juga ceritanya
2025-02-04 20:25:51
2
default avatar
Verawati
Kapan updatenya? Terlalu lama update tiap bab
2024-10-19 19:05:35
3
default avatar
qiania chanel
Update yg banyak. Udah penasaran gmn ending ceritanya
2024-10-15 22:06:30
2
user avatar
Bundanya Ichaekaaksay
bukunya bagus,,dri pertama baca udah suka kayak ada magnet gitu,,hehe,, stiap x baca gak pernah bosan dgn cerita2nya,,sukses sllu Thor,,semangat berkarya .........
2024-10-02 10:27:27
1
user avatar
Niefifa Niefifa
liat judulnya agak kurang meyakinkan,, pas dibaca ternyata seru juga,,
2024-09-26 22:46:42
1
user avatar
Bundanya Ichaekaaksay
suka sekali dgn ceritanya,,dri awal BCA langsung suka,,semoga sukses selalu ya othor kesayangan,,semangat n shat sllu ...
2024-09-16 08:53:31
2
user avatar
Kut Niania
aku suka banget baca cuman sayang kadang ga bisa buka
2024-09-12 19:59:07
1
user avatar
Ratna Saridewi
menegangkan.. menarik tpi bk8n kesal jg
2024-08-29 14:50:47
1
user avatar
Laila Istiqomah
menarik jadi penasaran ingin terus melanjutkan baca
2024-08-20 04:48:24
0
user avatar
jariah aria
Suka dengan jalan ceritanya.. Memang best...Tak sabar menanti bab selanjutnya
2024-06-26 01:47:15
2
default avatar
Katijah
saya suka dengan cerita dia. bila nak lanjutkan episode nya.. seru deh
2024-06-23 05:07:34
1
user avatar
Mardiana Diana
kapan lanjutan nyaa thoor...
2024-06-08 13:14:31
2
user avatar
Susi Kurniawati
ayoo ditunggu kelanjutannya
2024-05-24 17:47:14
2
user avatar
Eri Juaeriah
ceritanya sangat bagus
2024-04-24 13:42:31
2
user avatar
Eri Agustina
ceritanya baguss
2024-03-15 15:29:04
0
  • 1
  • 2
  • 3
372 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status