Share

Raja Serigala

last update Last Updated: 2025-05-18 23:07:39

Tanpa Maureen sadari, kain bawah miliknya itu tepat mendarat di wajah Max. Saking ugal-ugalan nya gerakan tak sadarkan dirinya Maureen.

Max memicing tajam pada wanita itu. Dia terkejut sekaligus tidak percaya ada wanita sebar-bar dirinya.

Martin penasaran oleh suara teriakan tak karuan dari Maureen. Dia akan menoleh. 

"Berani kau menoleh, aku tembak kepalamu!" ancaman Tuannya membuat nyali Martin menciut. 

Dia urungkan kembali fokus menjalankan mobilnya pada tujuan.

Walaupun Max sangat ingin marah terhadapnya. Tapi, entah kenapa saat melihat wajahnya, dia seakan terhipnotis. 

Biasanya untuk berdekatan dengan seorang wanita Max memiliki kriteria sangat ketat. Dan Maureen bukan salah satu kriteria wanita itu.

Maureen semakin menggila. Saat matanya melihat Max, dia langsung melompat ke pangkuannya.

"Hei, wanita, jaga sikapmu. Kalau kau terus bergerak seperti itu, aku tak berani menjamin bisa menahannya lagi!" 

Jelas walau dia seorang laki-laki dingin dan keras hati, ketika mendapatkan serangan mendadak seperti itu, dia pun tak akan bisa menahannya.

"Aw, sa-sakit sekali, Nick!" ucap Maureen saat merasakan kedua tangannya dicengkram dengan kuat.

“Hah, dasar wanita gila. Bisa-bisanya dia menyebutkan nama pria lain ketika dia berada di atas tubuhku. Sudah bosan hidup rupanya.” Rutuk Max dalam hati.

Max mendorong kasar tubuh Maureen hingga tubuhnya terhempas di kursi penumpang.

Gadis itu masih membuat gerakan yang membuat Max ikut tidak bisa mengontrol tubuhnya.

Maureen mengalungkan kedua tangannya di leher Max dan terus menarik kepala Max agar mendekati bibirnya.

"Martin! Keluar dan menjauhlah!" teriak Max.

Martin paham. Dia segera menghentikan mobil dan memberikan pengarahan untuk para mobil lain yang mengikuti mobilnya. 

Para pengawalnya berjaga-jaga sedikit menjauh dari mobil tuannya.

"Kak Ni-Nick, sa-sakit!" pekik Maureen saat merasakan tangan seseorang mencengkram wajahnya dengan  kasar. 

Dia menekan kesadaran Maureen. Max, ingin memastikan gadis itu sadar.

"Buka mata dan lihat jelas siapa diriku!" delik Max penuh kemurkaan. 

Suara laki-laki tadi membuat kesadaran Maureen sedikit pulih.

"Egh. Ka-kau? Siapa kau? Pe-pergi sana!" 

Maureen berusaha keras menguasai tubuhnya yang sudah sangat kacau.

"Sudah terlambat. Berani kau membangunkannya. Kau harus bertanggung jawab dan rasakan sendiri akibatnya!" tangan Max tanpa ragu menyingkap gaunnya. Lalu meluncur mulus disana.

Maureen menjadi gelisah diantara di harus menolak atau meneruskan. Tangan dingin Max sedang menari indah dibawah sana.

Tubuhnya semakin panas. Perasaan yang mengalir sejak tadi membuatnya hilang kewarasan. Tubuh Maureen tak menolaknya.

Kedua tangan tangan Maureen malah meremas ujung kursi dengan sangat kuat.

"Ehem, rupanya kau sudah cukup basah!" seringai Max tanpa ragu membuka sarang miliknya dan menghujam masuk secara kasar pada kepemilikan Maureen yang sudah basah tersebut. 

Mata Maureen mendelik. Dia merasakan sakit yang luar biasa ketika tubuhnya dihujani benda tumpul besar milik Max.

"Sa-sakit!" teriaknya. 

Air mata Maureen tanpa sadar mengalir. 

Dia kini sepenuhnya sadar saat benda itu mulai bergerak di tubuhnya dan lelehan mengeluarkan cairan amis sudah keluar di benda milik Max. 

Dia sudah kehilangan mahkota yang selalu dijaganya.

"Rupanya Kau masih P3 R4 WAN!” dengus Max melihat ke bawah.

Dia menyadari sesuatu yang berbeda saat benda besar miliknya masuk dan merobek dengan paksa. 

Maureen hanya mengangguk perlahan dengan deraian air matanya.

Ada sedikit rasa bersalah dalam hati Max. Dia tak menyangka Maureen masih tersegel dengan sangat rapi.

"Tenanglah, aku pasti akan membayarmu double untuk malam ini. Jadi, servicelah aku sampai puas. Oke!" ucapnya seakan menilai gadis itu sebagai gadis bar. 

Dia sepertinya tak peduli dengan tangisan Maureen yang mengiba untuk berhenti.

Maureen dengan kesadaran yang sudah waras. 

Dengan rasa perih yang masih sangat terasa di area sana, sekuat tenaga dia mencoba melawan. 

Mendorong tubuh Max yang masih menghimpitnya dan sedang asik bergerak maju mundur diatas tubuh Maureen.

"Sa-sakit, Tu-Tuan, aku mohon berhenti!" dia tetap berusaha mengiba. 

Berharap laki-laki yang sedang menggagahinya berhenti. Ataupun kasihan saat melihatnya.

"Kau gila, mana mungkin aku berhenti sekarang! Ini sangat enak dan nikmat. Aku masih menginginkan dan aku masih belum puas!" cetusnya dengan senyuman smirk dari wajahnya yang tampan. 

Dia bahkan tak peduli wanita itu menangis meraung sangat keras. 

Mungkin saja suara tangisan Maureen terdengar sampai keluar mobil. Dan malah membuat seluruh jiwa Max lebih membara.

Sedetik kemudian dia membuat ritmenya lebih cepat. Membuat mata Maureen tertutup. 

Dia bukan merasakan enak dan  nikmat, melainkan rasa sakit yang tak terhingga membakar bagian miliknya panas dan perih.

"Tahan sebentar lagi, aku akan keluar!" ucap Max, lalu sedetik kemudian dia pun menjadi menggila dengan lengkuhannya sendiri juga mengeluarkan beberapa kali didalam milik Maureen. 

Dia menarik benda tumpulnya yang masih menegang secyperlahan dari area milik Maureen. Membuat gadis itu langsung menutupinya rapat-rapat.

Maureen masih dengan isak tangisnya. 

Yaa ... sakitnya masih benar-benar sangat terasa. Membuat Maureen ingin membunuh dirinya. 

Namun, perasaan itu dia buang jauh-jauh saat wajah ibunya melintas dalam bayangan. Dia, harus mencoba lebih tegar.

"Sudah jangan menangis lagi, aku kan sudah bilang akan membayarnya double!" ucap Max membuat seluruh hati Maureen terluka sambil dia merapikan kain miliknya. 

Maureen hampir tiap percaya. Bagaimana seorang pria berpenampilan sempurna dapat melakukan hal gila dan berkata seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. 

Bahkan sesuatu yang berharga milik Maureen pun sepertinya tak dipedulikan.

Maureen tetap diam. Dia membisu. 

Namun, semua kesadarannya sudah pulih. Dia segera merapikan diri. Meraih tas miliknya yang tergolek lalu memakai sepatunya. 

Dia dengan cepat membuka pintu mobil Max dan keluar.

Dia sudah tak ingin berlama-lama disana. 

Setelah kakaknya menjebak secara tak terduga. 

Dia berpikir sudah lolos dari nasib buruk, kini sebaliknya dia malah kehilangan semua yang sudah dijaganya.

"Maaf Nona, apa Tuan sudah membolehkan anda pergi?" 

Martin bertanya dan menghalangi Maureen bersama para pengawal lainnya.

"Dia tak punya hak apapun melarangku. Apa perbuatannya barusan terhadapku masih belum membuatnya puas, hah!" 

Maureen berteriak histeris menumpahkan seluruh amarah. 

Dia benar-benar kesal. Hari ini dipenuhi dengan kesialan.

"Berani sekali kau berbicara seperti itu, apa kau tidak tahu siapa aku?" perkataan sama yang mengancamnya seperti dalam ruangan gelap tadi. 

Perkataan dari laki-laki yang bahkan Maureen tak mengenalinya. 

Max  keluar dengan tubuhnya masih setengah telanjang dada dan mendengar  Maureen berteriak pada Martin mencengkam lengannya dengan sangat kuat.

"AKU TIDAK PEDULI! LEPASKAN!!" 

Maureen dengan tenaganya yang tersisa. 

Menghempaskan tangan Max dan berteriak sekali lagi dengan sangat lantang di depan wajahnya.

Dia bahkan tak peduli lagi dengan kemarahan yang ditunjukkan oleh Max. 

Dia, mendorong kasar tubuh Martin dan memecah kerumunan yang mengelilinginya.

"Hei, kau!" hardik Martin. 

Berbalik dan menatap Maureen. 

Sepersekian detik tadi dia sempat terkejut oleh sikap Maureen.

Gadis itu bahkan berani berteriak sangat keras di hadapan wajah tuannya secara langsung.

"Saya, akan urus dan lenyapkan wanita itu, Tuan!" 

Martin meminta persetujuan terlebih dahulu sebelum memulai debutnya lagi. 

Dia tak ingin ada kesalahan karena sebelumnya Tuannya sempat melarang.

"Tidak, jangan berani kau mengusik. Kita ikuti saja dia!" 

Max berkata dengan sangat geram menatap kepergian Maureen. 

Dia masih sangat kesal dengan sikap gadis itu. 

Namun, Lagi-lagi setelah dia menatap wajah Maureen saat berteriak seperti tadi, hatinya entah kenapa menjadi tidak tega.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Ciuman Pertama

    “Argh! Ma–maafkan, Aku. Aku tidak bermaksud melarangmu. Tapi, seharusnya kau tidak ingkar janji!”Meski takut-takut Lola memberanikan berbicara pada Martin.Wajahnya tetap ketus, kaku dan dingin.Dia benar-benar terlihat seperti tidak suka dengan ucapan Lola.“Rupanya … seperti ini menggoda seseorang. Menyenangkan juga!” sahut Martin di hati.Namun, tatapannya tetap tidak dapat terbaca oleh Lola.Martin mengambil ponselnya dengan tangan lain dan menaruhnya di meja. Lola terus mengikuti gerakan tangannya.Dia tidak sadar kini lengannya yang sudah dicengkeram oleh Martin.Lola menghela napas karena sudah merasa lega. Dia berpikir, ancaman tadi akan dijalankan oleh Martin.“Nah seperti itu dong. Kau ini laki-laki harus menepati janji. Kalau seperti ini baru bisa dibilang adil. Ini dokumennya,” tanpa ragu Lola menurunkan tas yang sedang berada di bahu kirinya. Memberikan tas tadi yang berisi berkas miliknya.Martin menerima dan meletakkan di meja, dekat ponselnya.Lola menghela napas lag

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Digempur

    Perjalanan pulang kali ini mereka tidak memakai heli. Max tidak ingin istrinya kembali muntah akibat mabuk perjalanan.Dia memilih pesawat pribadi yang lebih nyaman dan bisa beristirahat.Max menariknya ke ranjang yang disediakannya dalam pesawat pribadi itu.“Kemarilah!” Max sudah melepaskan ikat pinggang dan mengeluarkan benda bersarang miliknya.Benda itu terlihat sudah mengeras dan tegak sepertinya sudah sangat ingin dimanjakan oleh istrinya.“Max kau yakin ingin melakukannya disini?” Maureen sedikit menoleh kanan dan kiri.Dia hanya takut suaranya nanti terdengar oleh Martin, ada satu pramugari dan dua pilot khusus.“Tenanglah, jika memang Martin mendengar dan menginginkan nya, disana masih ada satu pramugari!” jawabnya tidak peduli, menarik istrinya duduk di pangkuan, sebelum itu Max menurunkan kain penghalang milik istrinya.“Max, apa kau tidak punya malu sama sekali?” meskipun berkata seperti itu, kedua tangan istrinya bertumpu pada bahu dan mulai mengangkat bokongnya.Max sud

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Penurut dan Patuh

    “Benarkah, kau tidak sedang membohongiku kan? Aku benar-benar berharap mama bisa selamat. Setelah aku tahu mama begitu menderita saat bercerita tadi, aku sudah memutuskan jangan sampai dia menderita lagi.”“Selama ini aku selalu menerima dan sabar ketika papa, ibu dan kakak tiriku berbuat semaunya. Karena semua alasanku tetap bersabar adalah mamaku.”“Aku terus bertahan dan akhirnya sampai hari ini tiba, aku benar-benar tidak ingin mama ikut menderita lagi. Aku akan melindunginya dengan sangat baik.“Max menatap wajahnya , dia geram mendengar curahan hati istrinya. “Apakah Kau perlu aku membalaskan dendam pada mereka?”Andaikan Max mendapatkan izin, dia tidak akan ragu untuk menghancurkan semua. “Selama mereka tidak menyakiti mama lagi dan mengusikku, aku anggap tidak pernah ada kejadian apapun.”“Apa yang sudah aku alami dulu, Aku akan anggap sebagai suatu pelatihan pertahanan diriku. Kalau bukan mereka melakukan ini semua padaku, mungkin aku yang sekarang tidak ada.”Maureen m

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Aku benar-benar beruntung

    “Baiklah Max, Aku mempercayakan sepenuhnya putriku padamu. Tolong jaga dan jangan buat dia menangis!” pesannya sambil mengusap tangan Max.Perasaan hangat yang tidak pernah Max dapatkan. Dia juga kehilangan kasih sayang orang tua akibat kecelakaan.Dia tumbuh besar dalam pengawasan kakeknya. Lalu kakek nya pun meninggalkan dirinya.Jadi, pesan ini sangatlah berarti.“Ayo, kita makan malam dulu, Tante!” ucap Max mencoba menjadi menantu yang berbakti.“Uhm, sebaiknya Kau juga mulai membiasakan diri untuk mengubah cara memanggilku,” ucap ibu Maureen beranjak dari duduk dan Maureen menggandeng tangannya.Kali ini Max tidak boleh cemburu. Itu adalah ikatan kasih sayang orang tua.Max mengangkat wajahnya, dia tidak menyangka kalau restu itu langsung dia dapatkan.“Ayo, sayang, Aku sudah lapar!” ucap Maureen berbalik, memanggil suaminya yang masih tertegun.“Dia benar-benar jadi bodoh setelah menjadi seorang suami. Dasar laki-laki tidak berguna!” ejek Adolf di hatinya.“Rupanya kalau benar-b

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Meminta Restu

    Di depan pintu dua pengawal memberi hormat dan membuka pintu tersebut perlahan.Itu adalah sinar matahari terbenam berwarna oranye saat pintu itu terbuka.Maureen melihat seseorang sedang duduk di kursi memandangi pantai dari beranda kamarnya.Pemandangan asing yang membuat jantungnya tiba-tiba bergetar.Dia perlahan melangkah masuk dan langkah kakinya yang semakin mendekat membuat detak jantungnya kian berdebar.“Apa ini yang Max siapkan? Kejutan? Apa yang sedang direncanakan?”Saat hatinya masih bertanya-tanya, seseorang itu berbalik.Mata kami berhenti sejenak.Ada gelombang yang tidak bisa aku lukiskan.Air mataku tiba-tiba saja mengalir keluar.“Mama ….”Maureen berlari ke pelukan dan menangis dengan kuat.Rasa rindunya, selama bertahun-tahun ini terwujud. Dia masih bisa melihat ibunya berdiri menyambut nya datang.“Mama … Kau sudah sembuh, Ma …”Tangan lembut gadis itu menyapu wajahnya yang tetap cantik meskipun sudah bertambah dengan usia.Air matanya juga tidak bisa dibendung.

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan    Kejutan

    "Martin, buang dan bakar rongsokan itu. Benar-benar benda merepotkan. Berani sekali benda itu membuat istriku seperti ini!" Alhasil dari pada dia memarahi istrinya. Dia Lebih baik melimpahkan kesalahan pada heli yang di tumpangi.Melihat wajahnya istrinya sudah pucat, lemas karena muntah terus dia menjadi tidak tega."Hei, Kau gila. Mana ada orang gila sepertimu. Membicarakan membuang heli seperti benar-benar membuang sampah!" Walaupun senang menahan perutnya yang mual akibat perjalanan. Irene tidak ingin juga karena kesalahannya muntah, Max membuang dan membakar heli yang menurut kasat mata nilainya cukup tinggi."Aku tidak peduli. Kita kembali akan menggunakan transportasi lain. Martin akan membakar benda itu setelah kita pergi!" Mata Irene semakin mendelik."Kau gila. Benar-benar kingkong jelek. Dengarkan Aku, sampai Kau berani membakarnya. Aku berani menjamin 100% ... belut listrik-mu itu tidak akan bisa berfungsi dengan baik.”“Aku akan memotong-motongnya dengan gunting lalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status