Beranda / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Bab 66. Harga Menyentuh Bibir (18+)

Share

Bab 66. Harga Menyentuh Bibir (18+)

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 16:21:16

“Wh–tap—”

Regan hanya bisa menganga, tak tahu harus merespon bagaimana terhadap perintah majikannya itu.

Sementara dengan langkah ringan, Raffael keluar dari restoran itu, masuk ke sebuah taksi yang ada di lobi.

“Pak, sebenarnya kita mau ke mana?” tanya Manda dengan wajah kebingungan.

Rambutnya yang sudah susah payah ditata Yuike berantakan, saking semua berjalan begitu cepat.

Dengan senyum lebar mengembang di wajah, Raffael merapikan tiap helai rambut Manda sambil berkata, “Aku tidak tahu kau dandan secantik ini. Kita akan makan di restoran yang sudah kupesan.”

Manda berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi dan juga kalimat atasannya barusan, karena ia tidak yakin dengan apa yang ditangkap otaknya.

‘Jadi, sebenarnya ketemu di restoran tadi buat apa?’ batin Manda bertanya-tanya.

“Manda, jangan lupa untuk memanggil dengan nama. Kau sudah berapa kali melanggar perjanjian.”

Manda terdiam memucat. Kini otaknya sibuk menghitung apakah dia malah menderita kerugian karena banyakny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 67. Minggu Sepasang Kekasih

    “Seratus juta!” pekik Manda setelah Raffael melepaskannya. Pria itu terkekeh singkat sambil mencubit pelan hidung Manda. “High maintenance woman.”Untunglah pesanan mereka mulai berdatangan dan Raffael teralihkan. Setidaknya Manda bisa menggunakan waktu itu untuk menenangkan diri. Pikiran Manda berusaha mengingatkan hatinya untuk tidak terbuai dengan manis perlakuan Raffael, tapi memang sudah tak tertolong lagi sedalam apa Manda telah jatuh. Sesekali ia akan melirik bos tampannya itu, menikmati pemandangan yang sejujurnya selalu membuat hati bergetar. Selama ini, getaran itu tertutup dengan tingkah Raffael yang menjengkelkan. ‘Kalau tenang kayak gini, kan ganteng,’ batin Manda puas. ‘Yang penting jangan kumat aja jahilnya dia itu.’“Manda, ayo makan. Kenapa kamu bengong, Hon?”Tubuh Manda bergidik lagi mendengar panggilan itu. Dengan tergesa ia segera mengambil sendok dan garpu, kemudian mulai mencicipi makanan yang ada di hadapannya. Rasa-rasa unik yang belum pernah singgah dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 68. Cinta dan Logika

    “Kenapa, Hon?” tanya Raffael melihat Manda seperti membatu di depan pintu apartemen. “Ayo, masuk!”Manda menatapnya penuh arti. Raffael juga sadar kalau pada akhirnya gadis yang rela dandan cantik demi kencan hari ini, sudah mengetahui berapa banyak apartemen yang ia beli. Belum juga Manda mengutarakan protesnya, Raffael sudah langsung berkata, “Aku juga akan tinggal di sini, jadi sekalian saja kubuat seperti rumah.”‘Ha … duit dia sih. Aku bisa apa?’ keluhnya dalam hati. Ia akhirnya melangkah masuk mengikuti Raffael. Semakin ia dibuat terkejut karena tata letak setiap barang mengingatkannya pada jawaban yang ia berikan saat atasannya itu tiba-tiba menanyai semua hal pribadi yang ia suka.‘Beneran dia buat sesuai mauku,’ batin Manda, berusaha menahan diri untuk tidak terlihat terlalu bahagia.“Kau suka? Ada yang mau kau ubah?” tanya Raffael. Tangannya menepuk pelan punggung Manda, seolah mendukungnya untuk mengutarakan pendapat.“Kau tahu aku nggak mungkin nggak suka semua ini, Ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 69. Waktu yang Tepat

    Manda menatap langit-langit kamarnya. Ia memutuskan untuk pulang menggunakan taksi dari rumah sahabatnya itu.Ucapan Yuike masih terngiang dalam ingatan. Memang terasa membahagiakan ketika pertama kali ia mendengarnya tadi, tetapi ketika ia sampai di rumahnya kenyataan seolah menghantamnya.‘Dia punya segalanya. Nggak mungkin dia menyukai perempuan sepertiku,’ batin Manda pedih. ‘Aku seperti orang bodoh, yang nggak tahu batasan.’Ia menekan matanya yang terasa panas, seolah ingin menghalangi air mata yang akan menggenangi netranya. “Harusnya aku beneran resign kemarin.”Tok! Tok!Manda segera menghapus air matanya ketika ia mendengar pintu kamar diketuk.“Ya?”Kepala Diana melongok ke dalam, kemudian tersenyum. “Manda, Nak! Makan malam sudah siap!”“Oke! Bentar aku balesin pesan Yuike dulu.”“Mama tunggu di meja makan ya.”Manda meraih ponselnya dan pura-pura mengetik. Sebenarnya ia hanya butuh waktu untuk berkaca. Ia tak mau terlihat muram di depan kedua orang tuanya itu.Makan mal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 70. Ibunda dan Anak Gadisnya

    “Nak, Mama masuk ya.”Manda terkejut. Ia mengepal kedua tangannya seraya menunggu sang ibu membuka pintu. Ketegangan Manda membuat hati Diana merasa semakin tak karuan. Demikian pun, ia melangkah masuk dengan senyum lembut terpatri di wajah. “Kamu mau ngobrol apa sama Mama?” tanya Diana. Ia menurunkan tubuhnya, duduk di pinggiran tempat tidur, di sebelah Manda. “Apa ini masih soal memulai untuk kos?”Manda mengangguk. Ia belum berani mengucap kata. Pikirannya masih sibuk memilah dari mana ia akan mulai bicara.“Nak … apa ada alasan yang kamu sembunyikan sampai kamu harus kos?”Kepalan tangan Manda semakin erat. Ia terlalu angkuh mengira sang ibu tidak akan tahu kalau ada rahasia yang disembunyikan. “Apa mungkin kau hami—”“Aku mecahin vas antik Pak Bos.”Keduanya bicara hampir dalam waktu bersamaan. Dan ketika telinga masing-masing mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya, netra mereka membulat kaget. “Mama kira aku hamil?” tanya Manda tak percaya dengan tebakan ibunya. Dian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 71. Mengejar Restu Ayah Mertua

    Suasana ruang makan sunyi. Kepala keluarga Adinata—Rowan, memanggil Manda setelah ia mendengar cerita dari istrinya. Ia mencoba membuka percakapan, tetapi lagi-lagi yang keluar hanya helaan napas panjang. Berulang kali.“Enam ratus miliar bukan angka main-main.” Rowan akhirnya memecah keheningan. “Papa nggak punya uang segitu. Bahkan kalau harus mencari pinjaman bank, nggak akan turun sebesar itu, Nak.”Manda menunduk. Ia jadi kesal sendiri karena semua ini membuat seolah dirinya yang bersalah. Karena memecahkan vas antik, mereka jadi terjebak permainan sang presdir.Hanya saja, memang tak ada cara lain selain ini. Ia tidak mungkin juga mengatakan semua klaim Raffael yang absurd sejak awal itu.Putri tunggal keluarga Adinata itu angkat bicara. “Makanya lebih mudah kalau Manda turutin mau dia.”Mencari cara agar lebih meyakinkan lagi, ia pun menambahkan, “Manda nggak pakai hati kok. Santai aja sebenarnya. Manda cuma mau kasih tahu soal permintaan Pak Raffael soal pindah ke apartemen.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 72. Ditolak!

    “Kalau aku benar-benar mencintai Manda, apa itu termasuk menyeretnya ke dalam masalah keluargaku?”Rowan tertegun mendengarnya. Mungkin kalau Manda mendengar perkataan atasannya itu, ia bisa mengamuk. Karena tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka sepakati—bahwa orang tuanya tahu hubungan mereka hanya sebatas kontrak.Pria tua itu mendengus geli, seolah ia sudah mendengar lelucon paling tak masuk akal. “Jangan bercanda, Pak Raffael,” tegur Rowan. “Anda punya segalanya. Wanita mana yang tidak akan mengejar Anda. Kenapa harus Manda?”“Karena mereka bukan Manda.” Raffael menjawab singkat. “Saya mau Manda, Papa mertua.”Rowan terlihat tak tenang. ‘Ini nggak seperti cerita Manda. Menurutnya hubungan ini nggak berdasarkan cinta, tapi kenapa orang ini—’“Saya tahu.” Raffael membuka mulut, membuat kereta pikiran Rowan terhenti. “Manda menganggap semua ini hanya diatas kertas. Tapi saya memang sudah jatuh cinta padanya.”Rowan berpikir, ‘Kalau seperti ini, lantas bagaimana dengan Manda? Ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 73. Dalang Rencana Kriminal

    “Gimana, Bu Elena?” tanya Melly, salah satu rekan kerja Manda.Wajah Manda dan juga Ria terlihat mengantisipasi jawaban si kepala sekretaris itu. Ia tidak pernah berpikir ada karyawan kantor yang bermasalah sampai berujung ke penjara. “Apa dia ketahuan korupsi besar-besaran?” tanya Ria lagi. Manda jadi teringat tuduhan Raffael soal korupsi terhadap dirinya dulu. Walau bukan korupsi uang tapi korupsi waktu karena ia pulang lebih cepat saat jam kerja belum selesai. “Bukan. Bukan soal korupsi. Kriminal malah.” Elena mulai bicara. “Saya kaget juga ada yang sampai melakukan itu.”“Korupsi juga kriminal, Bu.” Ria menambahkan. “Iya juga ya. Tapi ini kriminalnya parah. Katanya dia sewa orang buat celakain staf. Bahkan kata orang yang disewa, dia disuruh perkosa staf itu.”Deg!Hati Manda terasa masam. Jantungnya seperti berdetak kencang satu kali pompa. ‘Kenapa kejadiannya kayak yang aku alami. Astaga!”Manda terkesiap ketika menyadari sesuatu. Ia menutup mulutnya, kaget dengan kesadarann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 74. Tudingan Tak Berdasar

    “Mau ngapain?” Elena menahan Manda. “Katanya mau bicara sama keluarga Mbak Ervina, Bu. Sama HRD juga.”Ia sudah tahu keluarga Ervina tidak datang dengan niat meminta maaf. Jadi, ia sedikit menaikkan dinding pertahanan. Elena tidak suka anak buahnya menghadapi hal buruk. Terlebih ia tahu Manda punya hubungan khusus dengan presiden direktur mereka.“Ngapain lagi?!” Suara Elena mulai meninggi. Staf HRD bernama Wandi itu menggeleng. “Saya cuma diminta manggil Mbak Manda, Bu.”“Nggak apa-apa, Bu. Saya nggak mungkin nggak datang kalau dipanggil Bu Diandra.” Manda berdiri, bermaksud mengikuti Wandi.Elena paham. Ia pun memutuskan untuk menyusul. “Saya ikut.”Ria dan Melly juga sangat ingin ikut menemani. Membayangkan Manda yang baru beberapa minggu bekerja di sana dan harus berhadapan dengan direktur wanita yang super cerewet itu membuat mereka panik. Sayang, mereka tidak sebebas Elena yang sudah memiliki jabatan di level manajerial di bawah sekretaris perusahaan.“Semangat, Bu El!” pek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Author's Note (Tamat)

    Hai! Romero Un menyapa!Novel ini akhirnya tamat ya ^_^Terima kasih buat para pembaca yang mendukung novel ini sampai selesai. Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah memberikan komentar dan hadiah. Sampai ketemu di novel selanjutnya ya!Sayonara!

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 260. Kebetulan, Aku Menikah Juga Hari Ini.

    “Bos, sudah keluar hasilnya.”Bintang mengangguk. Ia segera mengecek hasilnya dan menemukan komposisi larutan yang tertulis dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Ia pun langsung memberitahu Dennis. “Segera suruh Luna menemui dokter Gilian. Kuharap belum terlambat memperbaiki pita suaranya.”“Black, tangkap Kanya dan 2 temannya. Bawa mereka ke kapten. Aku sudah malas mengurusi mereka.”“Baik, Bos!”Sepeninggalan Black, Bintang langsung menyandarkan kepala, sambil memijat-mijat dahinya yang mulai pusing. Dengan posisi tak berubah, ia mencoba meraih gagang telepon dan menghubungi Tiara. “Auntie, tolong ke ruanganku.”2 menit setelahnya, Tiara sudah duduk di hadapannya. “Ada apa, Pak Bintang?”“Aku mau keluarkan berita dan juga peraturan baru.”Sang sekretaris senior itu mengangguk.‘Apa ini masalah artis Luna itu? Kurasa memang sudah keterlaluan sekali Kanya itu.’ Tiara membatin, sementara tangannya membuka laptop di pangkuan.Dalam berita internal itu, Bintang menjelaskan perka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 259. Menciptakan Bukti

    “Oh! Lex, aku cari kamu. Ayo, ikut!”Bintang mengambil kesempatan untuk lepas dari Kanya. Ia segera pamit, menggeret adik perempuannya bersama. “Kau dikerjai si Kanya?” tanya Alexa setelah mereka cukup jauh dari target pembicaraan.Bintang menggeleng. “Sepertinya dia nggak suka dengan Lia dan membuat skandal untuk menghancurkan karir Lia sebelum debut.”Alexa mengerutkan dahi. “Kukira sasaran Kanya si Luna. Dia sering banget dipanggil Kanya sebelum latihan mulai. Dan pagi ini Luna kena marah karena suaranya tiba-tiba hilang.”Kali ini dahi Bintang yang berkerut tak mengerti. “Kenapa kau diam saja? Kanya sepertinya bukan perempuan yang baik, Lex. Hati-hati.”Alexa mendengus geli. “Siapa yang berani denganku?!”“Jadi, ini yang kemarin kakak tanyain ke aku? Skandal itu disengaja oleh Kanya?” Alexa kembali bertanya. Kepala Bintang bergerak naik-turun. “Kebetulan aku melihatnya.”Mereka terdiam sesaat, sebelum akhirnya Bintang memutuskan untuk pergi menemui Dennis. “Kau juga hati-hati. A

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 258. Curiga

    “Aku nggak peduli.” Bintang membalas pertanyaan Adelia dengan pernyataan keras kepala. “Kita bisa menyembunyikan pernikahan ini, untuk sementara.”“Buat apa?” tanya Adelia tak mengerti. “Kalau aku menikah, aku ingin bisa menceritakannya pada semua orang.”Mendengar itu Bintang tak bisa berkelit. Ia tak menyangkal. Mungkin dirinya yang paling sulit untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan sejak awal, dirinya lah yang tak bisa menahan diri untuk mengumbar kedekatannya dengan Adelia. “Tapi kalau tunangan, kurasa aman. Gimana?” usul Adelia yang merasa bersalah setelah pertanyaannya tadi. Bagaimanapun, saat ini, seorang CEO besar melamarnya. Dia, yang hanyalah seorang gadis biasa.Namun, Bintang menolak usulannya. “Aku ingin menikahimu karena aku mau semalam-malamnya kamu pulang, aku ada di rumah.”Wajah Adelia bersemu merah. Sebuah senyum tak sadar terbentuk di sana. “Hanya karena alasan itu?” gumamnya tak percaya.“Itu bukan ‘hanya’, My dear.” Bintang memeluk tubuh sang kekasih er

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 257. Mendadak

    “Bos, Regan mengitrogasiku. Sepertinya Bos Raffael mencari Anda.”Black melapor pada Bintang, tepat di saat ia yakin kalau Adelia sudah masuk ke kamar mandi hotel. Ini adalah hari kedua Bintang dan Adelia berada di hotel. Seharian kemarin mereka menikmati renang dan layanan spa dari hotel itu. Dan pagi ini, seperti yang sudah ia perkirakan akan terjadi. Foto dirinya melangkah keluar dari apartemen para artis RAFTEN sambil merangkul seorang perempuan tak dikenal, menghiasi halaman depan media berita artis ibukota.Tentu saja, Raffael dan Manda akan marah besar, mengira bahwa putranya berselingkuh di belakang Adelia. “Mereka pikir Anda membalas dendam atas skandal Nona Adelia.”“Ah ….” Bintang terkekeh geli dengan tebakan orang tuanya. “Aku mematikan ponselku. Kau saja yang beritahu mereka kalau foto itu adalah fotoku dengan Lia.”Black mengangguk. “Baik, Bos.”“Tapi, jangan kasih tahu kami di hotel ini,” tambah Bintang, mengingatkan. “Aku dan Lia sedang liburan.”“Siap, Bos!”Sege

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 256. Pengalihan Skandal

    Ha! Ha! Ha! “Pertanyaan dari mana itu?” Bintang tergelak mendengar kenyataan bahwa Adelia tak merasakan cintanya.CEO RAFTEN bahkan tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya, karena sudah membuat Adelia bertanya demikian. Cinta yang ia berikan sepertinya tidak nyata. Seperti apa kata sang ibunda. Hambar.“Kau nggak tahu saja, tiap malam aku datang ke sini. Tapi kau nggak pernah ada.”Netra Adelia membulat kaget. “Bohong! Aku nggak pernah ketemu kamu! Nggak pernah ada tanda-tanda kamu mengunjungi apartemenku.”Bintang mengecup bibir sang kekasih, singkat. Kemudian berkata, “Aku malas kalau harus mengakui perbuatanku. Jadi, terserah kamu percaya atau nggak. Aku nggak masalah, Lia.”Melihat Bintang tidak bersikeras membuktikan ucapannya, Adelia memutuskan untuk percaya. “Terus, kenapa kau ke apartemenku nggak bilang-bilang?” tanyanya heran. Bibir Bintang bergerak ke kanan lalu ke kiri, menimbang apa juga yang membuatnya datang ke apartemen Adelia.“Awalnya mau kasih kejutan. Tapi

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status