"Kita mampir ke kedai itu!" Sasmaya mengajak Ale memasuki sebuah kedai kopi yang sudah buka.
Sebuah kedai kopi khas Singapura. Mereka duduk di sudut dekat jendela agar bisa menikmati pemandangan jalanan di sekitar kedai yang mulai ramai.Sasmaya memesan Kaya Toast, telur rebus dan teh tarik. Menu sarapan khas warga Singapura."Enak, rotinya tipis dan crispy." Ale berkomentar sambil menatap roti bakar berlapis kaya, selai khas negeri singa yang terbuat dari telur, santan, gula dan daun pandan."Ini sarapan yang penuh gizi," sahut Sasmaya, meraih cangkir teh tariknya."Untukmu! Untukku ini hanya cemilan saja," keluh Ale dengan nada memelas.Sasmaya tertawa dan hampir saja tersedak. Kebutuhan nutrisi mereka berdua memang jauh berbeda. Sebagai seorang atlet, aktivitas Ale jauh lebih bervariasi daripada orang biasa."Nanti kita makan siang di Ann Siang Hill. Di sana lebih banyak pilihannya." Sasmaya tersenyum dan meletakkan k"Kawasan ini mirip dengan Piccadily di Inggris," gumam Ale setelah beberapa saat memandang sekeliling Trengganu street."Oh ya? Aku belum pernah pergi ke sana," sahut Sasmaya penuh rasa ingin tahu.Sasmaya tahu Ale cukup familiar dengan negeri Ratu Elizabeth itu karena dia pernah bermain di salah satu klub ternama negeri itu. Bahkan sepengetahuannya dia menolak tawaran dari klubnya dan memilih untuk bermain di Inggris.Karirnya melesat bak meteor selama bermain di sana yang membuatnya disejajarkan dengan para pemain yang lebih senior darinya."Trotoarnya lebar dan ada banyak toko, restoran hingga teater di sepanjang jalan, surga bagi para wisatawan untuk berjalan kaki seperti di Piccadily." Ale menjelaskan dengan santai.Sasmaya hanya mengangguk mengerti. Mereka berdua berbincang hingga tiba di restauran tujuan. Gadis pelayan menyambut mereka dengan ramahMereka segera masuk dan duduk di salah satu sudut restauran. Sasmaya mengam
"Sinar matahari, berbaring dengan santai ditemani cocktail, dan suasana yang tenang, ini liburan favoritku," gumam wanita cantik yang hanya mengenakan bikini dan tengah duduk santai berjemur di kapal pesiar pribadinya.Alicia Dominguez, wanita cantik bertubuh aduhai, kekasih Alejandro Castillo, menikmati liburannya di kawasan Karibia dengan bahagia tanpa beban bersama sahabatnya, Chloe, model asal negeri Paman Sam."Alicia, kapan kalian akan menikah?" Tiba-tiba Chloe, sahabatnya bertanya.Alicia menoleh menatap model cantik yang tengah menyesap winenya. Mata indahnya mengerjap, tertegun sejenak dan tidak segera menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya."Pertanyaan membosankan dan menjengkelkan," gumam Alicia cukup lirih, tetapi masih terdengar oleh sahabatnya itu.Chloe tertawa mendengar gumaman wanita yang dikenalnya saat mereka sama-sama hadir dalam sebuah acara penghargaan dalam dunia hiburan."Entahlah!" lanjut Alicia hanya
"Alena apa yang kau dapatkan dari kunjunganmu ke Barcelona?" Ale bertanya saat asistennya itu menyambut kepulangannya dari Singapura di bandara."Mereka masih memikirkan penawaran anda, Senor!" Alena menyahut dengan tegas."Begitu? Baiklah, jika mereka meragukanku, ada baiknya aku mendekati Ortis dan Morales." Ale terkekeh."Anda serius, Senor?" Alena menatapnya tidak percaya."Tentu saja, aku sangat serius, Alena Herrera," sahut Ale dengan santai."Mana Leandro? Kenapa dia tidak menjemputku dan justru hanya dirimu?" Ale menatap berkeliling sebelum memasuki mobil."Leandro masih menemani Senora berlibur di Karibia," sahut Alena dengan santai.Wanita itu duduk di sebelah pengemudi mobil. Melirik sang bintang sepakbola dari kaca spion di atas dashboard."Dia masih berlibur sejak dari Singapura kemarin?" Ale mengerutkan keningnya."Benar, Senor. Senora berlibur bersama Chloe Smith dan beberapa teman modeln
"Sepi," gumam Ale pelan, memandang ke sekeliling dapur utama.Ale duduk termenung seorang diri di dapur. Hanya berteman sepi tanpa ada seorangpun yang bisa diajaknya berbincang apalagi bercanda."Kenapa akhir-akhir ini aku merasa rumah ini selalu sepi di saat aku kembali?" gumamnya lagi.Lamunannya teralihkan saat smartphone-nya berkedip. Sepertinya ada pesan atau notifikasi pemberitahuan dari akun-akun media sosialnya."Astaga!" keluhnya saat melihat beberapa foto yang diunggah Alicia dalam akun media sosialnya.Alicia mengunggah beberapa fotonya saat tengah berlibur di sebuah pantai di kawasan Karibia. Dengan hanya berbikini, Alicia memang terlihat begitu seksi dan menggoda."Lama kelamaan aku muak dengan semua ini!" Ale memijit pelipisnya dan menghela napas kasar."Tidak henti-hentinya dia mengundang kontroversi dengan hal-hal konyol seperti ini," keluhnya lagi."Tidak puaskah dia dengan memamerkan segala kem
"Hei, siap untuk bertanding akhir pekan nanti?" Salah seorang rekan Ale mengulurkan botol air mineral dan duduk di sebelahnya."Harus siap," sahutnya dengan santai sembari membuka tutup botol air mineralnya.Keringat membanjiri tubuhnya dan napasnya terdengar memburu dengan cepat. Panas menyengat membuat siapapun berkeringat lebih dari biasanya."Panas," keluh rekannya sembari mengibaskan bagian dada kaos jerseynya."Iya, padahal belum memasuki musim panas yang sesungguhnya." Ale menanggapinya dengan keluhan yang sama."Cuaca sungguh tidak bersahabat," keluhnya lagi sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi."Semoga tidak ada lagi gelombang panas seperti tahun kemarin," rekannya, Mateo menimpali.Ale mengangguk setuju. Tahun lalu, Spanyol dilanda gelombang panas yang cukup mengerikan."Ale apa rencanamu setelah habis kontrakmu di sini musim mendatang?" Mateo kembali bertanya."Entahlah! Aku belu
"Iya, sesi latihan sudah berakhir," sahutnya seraya bersiap untuk melakukan latihan selanjutnya."Kenapa tidak pulang bersama yang lain?" Sasmaya menghidupkan kompor gas."Tidak apa-apa, aku hanya ingin lebih lama di sini. Kau memasak sesuatu?" Ale memperhatikan gerak-gerik Sasmaya yang tertangkap kamera smartphone-nya."Merebus air untuk membuat secangkir kopi," sahutnya sembari menuangkan air yang baru saja mendidih ke dalam cangkir berisi bubuk kopi.Sasmaya membawa cangkir kopinya ke meja makan bersama beberapa cemilan. Duduk manis sembari memperbaiki letak smartphone-nya. Agar lebih mudah untuk tetap mendapatkan sudut gambar yang bagus dan jelas saat mereka berdua berbincang tanpa meninggalkan aktivitas masing-masing."Kau tidak takut gemuk?" Ale kembali mengerutkan kening.Sangat jarang para wanita mengkonsumsi makanan meski hanya makanan ringan di tengah malam seperti itu."Tidak, aku tidak pernah pusing dengan be
Musim panas 2023"Sardinia, Bali, Karibia, Maldives, yang mana pilihan anda Senor?" Alena menyodorkan laptopnya ke hadapan Ale."Untuk apa?" Ale dengan enggan menyentuh layar laptopnya, beberapa foto destinasi wisata seketika muncul dengan berbagai keindahan dan keistimewaan yang mereka tawarkan."Liburan musim panas. Senora Alicia meminta saya untuk mendapatkan rekomendasi terbaik destinasi wisata pantai yang terbaik," sahut Alena dengan lugas."Entahlah, aku merasa bosan dengan ini semua." Ale mematikan dan menutup laptopnya."Anda sudah pernah mengunjungi beberapa destinasi wisata yang terkenal, Senor. Mungkin karena itu ada merasa jenuh." Alena kembali berucap dengan nada datar."Mungkin, pergilah! Biarkan aku sendiri. Temani Alicia untuk bersiap berlibur, mungkin aku menyusul nanti setelah urusanku di sini selesai!" Ale mengibaskan tangannya meminta Alena untuk meninggalkannya sendirian."Baik Senor!" Alena mengerti dan bergegas pergi meninggalkan ruangan kerjanya.Ale mendesah pe
"Minggir!" Alicia sengaja menyenggol bahu seseorang yang baru saja datang tadi."Hei, hati-hati!" Kembali sebuah suara membuat mereka menatap ke arah pintu.Alicia berhenti dan menatap wanita yang berdiri di dekat pintu ruang kerja. Seorang wanita cantik berdiri di tengah-tengah pintu dan saling bersitatap dengan Alicia."Kau sengaja?" tegurnya dengan nada kesal."Mireya, Alicia, sudahlah." Tegur Nyonya Paquita pada keduanya.Alicia menoleh sebentar, tersenyum menyeringai pada wanita itu kemudian berlalu begitu saja. Nyonya Paquita terduduk di sofa dan menghela napas pelan."Mom!" Ale mendekatinya dan duduk di sebelahnya.Sedangkan Alena berdiri dan memperbaiki pakaian dan rambutnya yang berantakan. Mireya, mendekati mereka dan bersedekap tangan."Sudah berapa kali aku ingatkan agar kalian berdua menjaga sikap!" Mireya menatap Ale dan Alena bergantian.Ale hanya menggaruk-garuk kepalanya sembari melirik Alena. Wanita itu terlihat kesal tetapi juga menahan tawa melihat tingkah konyol Al