Beken 101

*Happy Reading*

Aku rasa, Papaku sepertinya sudah gila!

Eits, jan suudzon dulu kalian, ya? Bukan maksud hatiku untuk mengatai papaku sendiri seperti itu. Serius! Aku gak sedurhaka itu, kok. Akan tetapi ... ya ... memang aku rasa dia memang udah gila. Pokoknya aku sendiri udah gak habis pikir lagi sama beliau. Asli! Aku ... rasanya ... ingin ... aarrggghhh!!!

"Pa, tapi itu terlalu cepat. Nur--"

"Niat baik itu harus dipercepat, Nur. Tidak boleh ditunda lagi. Mumpung, besok juga hari jumat. Hari baik untuk seluruh umat islam. Dapet barokahnya double, deh."

Ya, aku juga tahu akan hal itu. Tetapi ... ya nggak secepat ini juga nikahnya, Mal-- ugh! Kalau saja bukan Papa sendiri. Udah aku maki-maki pria paruh baya dihadapanku ini. Beruntung aku masih inget, dosa.

"Tapi Nur belum siap, Pa. Aaron juga--"

"Aaron gak keberatan, kok. Tadi Papa udah ngomong sama dia. Tuh, katanya lagi dijemput pesawat pribadi suaminya Aika. Hebat loh iparmu itu. Semoga kamu ketularan suksesnya, ya?"

Gustiii ... aku