Share

34. Anything For You

last update Huling Na-update: 2025-03-19 21:38:33

**

Pagi hari datang dengan damai saat Bella membuka mata dan ia menyadari Giovanni masih berada di sampingnya. Ini hampir tidak pernah terjadi, sebab biasanya Bella selalu terbangun sendirian. Ia bahkan tidak pernah tahu jam berapa Giovanni bangun.

Perempuan itu mendongak, mengamati prianya yang masih memejamkan mata dengan napas berdesir teratur. Ia hampir-hampir tidak bisa berkedip saat menyadari betapa elok paras itu. Saat tidur pun ia terlihat seperti patung Dewa.

“Apakah aku begitu tampan? Kau jelas sekali sedang terpesona.”

Bella terkesiap. Ia mengalihkan pandang dengan wajah yang membara karena malu. Siapa mengira bahwa ternyata Giovanni sudah bangun? Pria itu tenang sekali, tidak ada bedanya dengan tidur.

“Kau boleh memandangiku sebanyak yang kau mau, Bella. Aku kan suamimu.” Pria itu terkikik kecil di akhir kalimatnya. Ia menggusak lembut surai cokelat perempuannya dengan sayang.

“Aku tidak memandangimu. Kebetulan saja mataku sedang mengarah ke sana. Jangan besar kepala dulu.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   61. Bangun, Ibu!

    **“Ibu ….” Bella mendengar suaranya berbisik serak. “Apa ini mimpi? Aku pasti masih tidur dan sekarang ini sedang bermimpi. Ini pasti mimpi, kan?”Sepertinya suara lirih itu terdengar oleh Giovanni. Karena kemudian sang tuan segera menoleh dan mematung selama beberapa detik.“Bella?” katanya, “apa yang kau lakukan di sana? Sejak kapan kau berada di sana?”“Beritahu aku, bahwa apa yang kau katakan tidak sama seperti yang kudengar,” sahut Bella. Ia menggeleng dengan panik.“Kau mendengarnya? Kalau begitu, ya … sepertinya kita harus kembali ke rumah sakit sekarang juga.”Bella tidak sadar ketika dua tetes air mata meluncur menuruni pipinya. Ia membekap mulut dengan tangannya sendiri untuk mencegah suara isak yang mungkin akan menggema keras di ruangan yang hening itu. Hanya hela napas satu-satu yang terdengar.Seperti halnya Bella, Giovanni pun demikian. Ia merasa kebas, tidak tahu harus melakukan apa. Namun sebagai lelaki yang lebih lihai menggunakan logika ketimbang perasaan, pria itu

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   60. Firasat Buruk

    **Apa yang bisa Bella katakan untuk menjawab kata-kata bernada memohon itu?Sanggupkah ia mengucapkan sesuatu yang mungkin akan menyakiti wanita seperti malaikat ini?“Aku akan selalu berada di samping Giovanni, Bu. Jangan khawatir.”Maka, itulah yang akhirnya ia katakan.“Kau akan tetap mencintainya apapun yang terjadi, Sayang?”Oh, bukankah itu berat? Bella menghela napas, tapi ia tersenyum.“Tidak ada alasan untuk tidak melakukan itu. Dan bukankah aku adalah satu-satunya gadis yang bisa disentuh oleh Gio? Itu artinya aku akan menjadi yang terakhir untuknya, Bu. Dan dia akan menjadi yang terakhir untukku pula.”Tasha tersenyum damai. Ia mengulurkan tangan untuk meminta pelukan kepada menantu kesayangannya itu.“Bella, seandainya aku bisa sedikit lebih sehat, ingin sekali rasanya mengajakmu berjalan-jalan berdua melihat pantai. Hanya kita berdua. Mungkin sebelum aku mati.”“Kita akan lakukan itu sepulangnya kau dari rumah sakit nanti, Bu. Itu bisa saja besok, kan? Dan kau tidak akan

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   59. Kau Janji, Kan?

    **St. Angelic Hospital, rumah sakit terbaik di kota San Diego.Bella berjalan dengan cepat, menyesuaikan dengan ritme langkah Giovanni sepanjang koridor ruangan-ruangan rawat yang lengang malam ini. Bella bersyukur tidak banyak pasien yang berada di sana. Ia yakin suara langkahnya dan Giovanni agak mengganggu.“Ruangan 301, Tuan,” kata Felix yang memimpin jalan. “Ada di lantai tiga. Satu-satunya kamar rawat yang berada di sana. Saya akan menelepon anak-anak untuk berjaga di setiap lantai.” Pria itu menepikan diri untuk memberi jalan kepada tuan dan nyonyanya.“Terima kasih, Felix,” ucap Bella, karena ia tahu Giovanni tidak akan melakukan itu.“Don’t mention it, Maam. Saya ada di bawah jika anda membutuhkan sesuatu.”“Aku akan menghubungimu nanti.”Melewati Felix, Bella kemudian menghela napas sebelum mengikuti sang suami yang sudah lebih dulu membuka pintu dan memasuki satu-satunya ruangan. Seketika indera penciumannya disambut oleh harum room freshener beraroma lemon. Dua orang mai

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   58. Another Mood Swing

    **“Ada apa? Ada apa dengan Ibu?” Bella merangsek mendekat. Ada semacam sinyal buruk ketika Giovanni menyebut kata ibu tadi. Perempuan itu menunggu jawabannya dengan cemas.“Ibu masuk rumah sakit. Salah satu perawatnya baru saja menghubungiku.”“Rumah sakit?” Bella tercengang. “Kita pergi lihat Ibu sekarang, Giovanni!”“Kau masih sakit–”“Aku baik-baik saja! Ayo pergi lihat Ibu sekarang! Atau kau ingin aku saja yang pergi dan kau tinggal di sini? Aku akan melakukannya!”“Apa kau gila?”Maka kemudian Giovanni segera mengayun langkah menuruni tangga rooftop dengan diikuti Bella di belakangnya. Dalam waktu sekejap saja, kedua insan itu melupakan perseteruan yang baru saja keduanya alami demi satu tujuan.“Sebaiknya kita pergi dengan Felix, Gio. Aku khawatir terjadi sesuatu jika kau mengemudi mobil sendirian dalam keadaan panik seperti ini,” saran Bella sementara keduanya melangkah cepat menuju basement.“Kau benar.” Sang tuan mengangguk setuju. Langkahnya otomatis melambat untuk menghubu

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   57. Jangan Berlarut-Larut

    **Bella terkesiap. Ia sudah mengantisipasi hal ini akan terjadi, namun tetap saja sentakan rasa tegang membuatnya tidak bisa bergerak. Dalam posisi agak terlalu dekat dengan Damian, perempuan itu bisa melihat sorot kemarahan yang membara dari sepasang netra serigala Giovanni di puncak tangga menuju rooftop.“Apa yang kau lakukan dengan istriku, bajingan?” Geraman rendah Giovanni terdengar seperti suara binatang buas yang mengancam. Damian jujur saja gentar karenanya, namun pria yang lebih muda lima tahun dari Giovanni itu tetap bersikap santai.“Kebetulan aku melihatnya naik ke sini sendirian. Maka aku berinisiatif menemani. Bukankah niatku sangat baik?”“Jika kau terus membualkan omong kosong seperti itu, aku akan merobek mulutmu, Damian!”“Dan bagaimana dengan kau yang mengaku sebagai suami, tapi kau membiarkan wanitamu sendirian pada malam seperti ini? Jika aku tidak salah lihat, Bella sedang menangis tadi.”Bella sontak melebarkan mata ke arah Damian. Saking kagetnya mendengar k

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   56. Mood Swing

    **“Gio, kau tidak memakai kondom!”Bella meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia menatap ngeri kepada sang Don yang tampaknya tidaklah seterkejut satu yang lain.“Bisa-bisanya kita melupakan hal sepenting ini, Giovanni!”“Apakah sepenting itu untukmu?”“Apa maksudmu sepenting itu untukku? Kau sengaja? Apakah aku terlihat mudah untukmu, ha?”Giovanni sama sekali tidak mengira Bella akan semarah itu hanya karena ia tidak memakai kondom ketika berhubungan.Yah … kalau dipikir-pikir, justru aneh kalau Bella tidak kaget dan marah. Giovanni sudah menumpahkan sebanyak yang ia bisa di dalam perempuan itu. Ini tidak termasuk dalam perjanjian kontrak pernikahan mereka, kan?“Baiklah, maksudku–”“Minggir! Aku mau pergi!”“Bella, hei!”Sungguh, Giovanni tidak mengira akan terjadi hal seperti itu. Wanitanya pergi begitu saja ke dalam kamar mandi sembari meraih pakaiannya yang semula bertebaran di lantai kamar.“Bella! Kau duluan yang tadi memprovokasiku, kan? Kenapa sekarang kau yang marah? Ah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status