Tetanggaku Simbiosis Parasitisme

Tetanggaku Simbiosis Parasitisme

last updateHuling Na-update : 2024-04-18
By:  Leni MaryatiOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Mga Ratings. 4 Rebyu
97Mga Kabanata
6.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Niken sebagai tetangga benalu dan biang gosip. Niken ketika datang bertamu jarang mengucapkan salam. Suka nyelonong masuk ambil ini itu, titip ini itu sesuka hati. Tetangga yang suka culamitan. Benar-benar Parasit.

view more

Kabanata 1

Prolog

Tetanggaku Simbiosis Parasitisme

By : Leni Maryati

Prolog

Tok tok tok

Pintu rumahku diketuk. Huff... Aku tahu 99% itu pasti mbak Niken, siapa lagi siang-siang begini bertamu kalau bukan dia. Rasanya malas sekali mau buka pintu.

Datang bertamu jarang mengucapkan salam, suka nyelonong masuk semaunya, ambil ini itu, titip ini itu, benar-benar parasit. Hanya memanfaatkan saja.

Sebagai tetangga harusnya saling tolong menolong dan memberi, jangan maunya hanya diberi dan menyusahkan saja.

"Mbak Alika..." sapa mbak Niken di depan pintu. Aku sengaja membuka pintu dapur karena gerah saat memasak.

Aku menolehnya... Huff... dia lagi-lagi bawa ember.

"Mbak.." Ia masuk ke dapur. Bau apa ini, kok seperti bau ompol.

Ya ampun....!!! Ini bukan baju yang sudah dicuci seperti yang sering dibawa mbak Niken kesini untuk dikeringkan. Tapi yang mbak Niken bawa sekarang itu seprai dan selimut yang masih kotor dan bau ompol lagi.

Aku diam saja. Menunggu apa yang akan dikatakan, Aku ingin mendengar alasan apa yang akan ia berikan saat membawa cucian kotor kesini.

"Maaf mbak, titip nyuci selimut dan seprai ya mbak.. Semalam Dita ngompol. Aku masih agak lemes kalau harus nyuci seprai sama selimut." ucapnya sok memelas.

Aku harus menolak bagaimana, mbak Niken baru sembuh dari sakitnya. Tapi, kalau ga ku tolak nanti malah jadi kebiasaan. Kemarin-kemarin cuma titip ngeringin baju, lha kok sekarang titip nyuci juga. Semakin kesini semakin ngelunjak saja mbak Niken, memperlakukanku semena-mena. Seolah-olah aku ini pembantunya.

"Kalau masih sakit, ya di cuci besok aja mbak!" ujarku datar.

"Aku hanya punya selimut itu mbak, kalau nanti sore belum kucuci pasti nanti mas Basuki yang nyuciin, kasian dia pulang kerja masih harus nyuci. Jadi, titip sini aja ya mbak, lagian mesin yang nyuci. Mbak Alika ga bakal capek." ujarnya bernegosiasi.

"Aku ga capek sih, tapi bayar listriknya yang capek hati. Nyuci butuh listrik buat hidupin mesin sama sanyo biar airnya mengalir, terus ngeringinnya butuh listrik juga sama gas!" jelasku.

"Halah.. sama tetangga jangan hitung-hitungan begitu."

Huh, hitung-hitungan dia bilang? Sesekali sih tak masalah, lha ini malah memanfaatkan situasi dan kondisi.

"Yaudah, nanti potong gaji mas Basuki kalau gitu," ujarku menakuti biar nanti tak numpang lagi.

"Pelit banget sih... ga potong-potongan." mbak Niken lalu membuka mesin cuci dan memasukkan cucian kotor ke dalamnya tanpa menunggu persetujuanku.

Ya ampun.... Dadaku bergemuruh karena gejolak emosi.

"Mbak, kasih sabun ya. aku ga bisa hidupin mesin cucinya. Nanti kalau sudah selesai nyucinya masukan pengering juga ya." titahnya seperti majikan.

Aku masih mematung ditempatku. Mencoba mengontrol emosi yang hampir meledak. Kuucapkan istighfar berkali-kali di dalam hati. Ingin rasanya aku menjambak rambutnya dan menampar mulut bawelnya, lalu menyeretnya keluar dari rumahku. namun itu semua hanya angan-anganku. Tak mungkin kukotori diri ini dengan kelakuan yang ga etis.

"Eh.. mbak cuman masak daun singkong yang beli di bu sayur tadi?" ucapnya saat melihat panci kecil di atas kompor yang tak kutup, perkataan mbak Niken mengembalikanku ke dunia nyata setelah sesaat melamun.

"Iya," jawabku. Padahal aku juga memasak sepanci besar daging sapi di sebelah panci kecil itu, namun aku tutupi. Biarkan saja toh belum aku bumbui, kalau mbak Niken tau juga pasti ga akan ambil.

"Mosok cuman masak daun singkong kayak orang susah aja,"

"Emang orang susah mbak, apa-apa sekarang harus ngirit," ujarku ketus.

"Dah sana pulang!" perintahku. Aku benar-benar mulai jengah dengan tingkah mbak Niken.

"Jangan lupa cuciannya yaa..." ucapnya saat keluar rumahku.

Akhirnya mau tak mau aku memasukkan detergen cair dan menghidupkan mesin cuci, aku berucap dalam. Ini harus yang terakhir kali. Lama-lama mbak Niken menjajah rumahku. Kedepannya aku harus bilang tidak, jika tak mau menjadi babu gratisnya.

Tbc

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Zaid Zaza
KEREN BANGEET! Rugi Kalau nggak BACAA novel di bawah ini! Izin promo ya Thor. Yok mampir di novel, ROH KAISAR LEGENDARIS.
2024-02-20 15:05:20
0
default avatar
ilmupustaka.19
mbak Niken bikin esmosi jiwa thor. lanjuutt yukkzz.... seru2 gemess gtu bacanya.... hehe
2023-03-01 21:55:13
0
user avatar
Nashwa Ramadhani
Di tunggu lanjutannya ... Semangat ...
2023-02-24 19:58:17
0
user avatar
Nashwa Ramadhani
Di tunggu lanjutannya ... Semangat ...
2023-02-24 19:57:27
1
97 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status