Mag-log inPaano kung ang Supremong hinahangaan at iniibig ng lahat ay may itim na lihim na kailan man ay hindi pa nabubunyag? Tapos aksidente mo itong nalaman at natuklasan? Ito ngayon ang nangyari kay Acey Marie Fuentes. Ang babaeng nakatulaklas sa sekreto ni Damon Louis Grando, o kilala bilang “Sumpremo” sa kilalang Unibersidad. Maraming tanong ang pumapasok sa isipan ni Acey ngunit walang sagot— walang sumasagot. Marahil hindi niya alam ang gagawin niya sa araw na madamay ang buong angkan niya. Ngunit, sa alang-alang ng pag-ibig at pagmamahal ay gagawin niya ang lahat na alam niyang tama. Will Acey shout it loud? Or keep it self? Then, what's next? What's the secret? Come and join, and be part of their story titled THE SUPREME DARK SECRET, reveal the hidden truth.
view moreBau obat begitu menyengat di rumah sakit. Mereka dibawa ke sana untuk perawatan secepatnya. Pakaian Zaphira bersimbah darah bukan miliknya, namun dari pria asing tak dikenal sama sekali.
Korban yang sedang terluka parah di kamar operasi ternyata dari keluarga terpandang di negeri ini. Mereka dapat mengenali dari kartu identitas di dalam saku jas. Perawat menyuruh berbaring sejenak mengobati luka kecil di lengan dan bahunya terlebih dahulu. Sungguh tidak sabar menanti kabar dari kamar operasi tentang seorang pria telah menolong hidupnya. Kejadian tabrak lari itu begitu cepat, dan tak mungkin dia dapat melihat nomor mobil penabrak mereka. "Ouch-!" Ringisan kecil keluar dari mulutnya mencoba bangkit dari ranjang rumah sakit. Benturan bahu ke aspal membuat ngilu. Pengobatan diberikan perawat tadi masih terasa perih di kulit lecet dan terkelupas. Itulah mengapa Zaphira tidak sempat melihat mobil penabrak mereka. Pandangannya teralihkan, menaruh sweater di dalam tas. Blus dipakai tak berlengan saat hari panas menyengat. Peluh keringat di sekujur tubuh dan melepas sweater, akhirnya digunakan mengatasi pendarahan di kepala pria asing itu. "Siapa pria asing menyelamatkan nyawaku?" Zaphira sungguh bersalah. Andai dia tak mendorong ke pinggir jalan, mungkin akan bernasib sama. Mereka cuma menunggu detik-detik kematian begitu dekat saat itu. "Oh, aku harus mencari tahu tentang penolongku!" buru-buru keluar ruang gawat darurat membayar biaya pengobatan rumah sakit ke kasir. Namun, tiba-tiba saja, sebuah panggilan menghentikan langkahnya, dan menoleh ke asal suara tersebut "Hey, Nona!" sapa seorang pria tak jauh darinya. "Ya, Tuan, ada perlu apa memanggilku?" Zaphira berdiri tegang memandang heran ke pria yang tampan berjas kerja rapi elegan. Penampilan dan usia nyaris sama seperti korban tabrak lari yang menolong tadi dari kalangan muda kaum eksekutif kelas atas. "Maaf Nona, mengganggu waktumu. Perkenalkan aku, Nizar, sahabat Rashya. Bukankah kau membawanya ke rumah sakit ini?" tanyanya ingin tahu. "Oh, iya! Aku Rara, kami berdua menjadi korban dari tabrak lari seorang pengemudi tak bertanggung jawab. Lalu, bagaimana keadaan sahabatmu sekarang, apa dia sudah sadarkan diri?" Sudah satu jam berlalu dari kedatangan mereka ke rumah sakit, namun belum ada yang memberitahu kabar pria bernama Rashya seperti disebutkan sahabatnya tadi. Nizar menggelengkan kepala, dengan sangat sedih menceritakan kisah awal kejadian sebelum kecelakaan, "Seharusnya tadi aku datang lebih cepat menemuinya untuk makan siang bersama. Namun, naas sahabatku, Rasyha, malah mengalami kecelakaan tragis." Giliran wajah Zaphira menunduk sayu ikut merasakan kepedihan sama. "Sahabatmu melindungiku dari mobil brengsek itu! Sungguh aku pun menyesal, mengapa dia yang harus terluka parah, bukan diriku!" Seandainya waktu dapat diputar kembali, seharusnya peristiwa mencelakakan mereka tidak pernah terjadi jika berlaku hati-hati. Entah kenapa Rashya mau membantu padahal tak mengenal tentang dirinya sama sekali. "Dokter bilang, sahabatku mengalami pendarahan di otak, dan punggungnya terluka parah akibat ditabrak," Nizar menjelaskan kondisi pasien secara singkat. Dia benar-benar menyesal tak sempat menemui tadi, "Entahlah 'Ra! Apakah Rashya dapat bertahan di meja operasi atau tidak, kita harus menunggu berjam-jam sampai operasi selesai nanti." "Oh, Tuhan, tolong selamatkan dia!" Doa yang dirapal Zaphira berulang-ulang dalam hati. Tubuh bergetar hebat seperti ketika memegang kepala Rashya di atas pangkuan. Darah korban belum berhenti mengalir, sweater coklat tebal miliknya tak mampu meredam luka ikut basah berubah merah. "Hey, apa kau baik-baik saja?" Nizar memastikan kondisi gadis menjadi korban tabrak lari bersama Rashya tak mengalami masalah serius. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja!" tukas Zaphira meyakinkan. "Tapi, aku ingin tetap menunggu sampai sahabatmu keluar dari kamar operasi. Semoga kau tak keberatan." Gadis yang cantik-! Nizar berguman pelan.Tanpa sadar menatapnya lekat, meski pakaiannya berantakan dan cukup sederhana, aura kecantikan gadis begitu terlihat jelas di matanya. "Beruntung benar kau, Rashya-!" Dia mengakui, gadis yang menjadi korban kecelakaan bersama sahabatnya memiliki nilai lebih dari gadis lain.
"Apa tidak sebaiknya aku antar kau pulang saja, 'Ra? Maaf blus-mu mengerikan seperti itu!" ujarnya spontan, ketika memandangi noda darah sahabat membekas di sana. Oh-! Zaphira melirik ke bajunya sendiri. Benar-benar dia menakutkan semua orang yang melihatnya dengan kondisi begini. "Ah, iya juga, kau benar, Tuan! Tunggu sebentar lagi, temanku datang membawakan pakaian ganti." "Please, panggil aku nama saja! Kau bukan pegawai di kantor. Ayo 'Ra, duduk di sini menunggu kehadiran keluarga Rashya. Orang tuanya sedang di luar kota, namun tunangannya dalam perjalanan ke sini!" Oh, pria itu telah memiliki kekasih hati-? Zaphira mulai cemas berharap tunangannya Rashya mau menerima keadaan penuh kesabaran. Namun, tidak semudah yang dia duga. Dalam waktu dekat muncul masalah baru menghantui seperti penampilan dirinya. --------------- Siang tadi. Kepanikan melanda Zaphira yang tidak tahu bersikap bagaimana lagi. Peristiwa tabrak lari tadi begitu cepat saat ingin menyeberang jalan tiba-tiba datang sebuah mobil mencoba menabraknya dari belakang. Beruntung, seseorang tiba menyelamatkan sengaja mendorong Zaphira ke pinggir jalan. Tubuhnya seketika oleng jatuh ke tanah, dia hanya mengalami sedikit luka lecet di tangan dan bahu. Tapi, punggung pria asing itu malah ditabrak keras dari depan mobil yang langsung kabur melarikan diri entah kemana. "Oh, Tuhan! Tolong, tolong, selamatkan dia-!" Zaphira menjerit sejadi-jadinya. Giliran tubuh pria asing yang terbaring di aspal belum bergerak sama sekali. Oh, apakah dia-? Degup jantung berdebar kencang bergegas bangun mendekati. Sekejap saja banyak orang di sekitar untuk menolong memanggil ambulan gawat darurat di siang hari yang terik. Hari yang mencekam dalam kehidupan seorang gadis lugu bernama Zaphira Ayu Lutfiah. ------------ "Brengsek kau, Zar-!" Rashya tak sabar saat melihat mobil sahabatnya belum tiba. "Aku sudah berada di seberang jalan menunggu kau datang, ku pikir tiba lebih dulu!" "Sebentar lagi, Shya! Maaf tadi ada rapat mendadak di kantor. Tunggu 20 menit lagi sampai, kau makan saja dulu, aku segera menyusul!" Nizar menenangkan emosi sahabat. Acara makan siang berantakan gara-gara pertemuan klien di kantor sejak pagi tadi. "Kau segera datang, atau aku tinggal kembali ke kantor!" mengancam dengan kesal, lalu menyelipkan gawai ke dalam jas. Saat akan menyeberang jalan melihat dari kejauhan sebuah mobil melaju berkecepatan tinggi. Seorang gadis berdiri, namun matanya sibuk mengambil di dalam tas, dan tak menyadari datangnya bahaya. "Hey kau, minggirlah cepat!" Setengah berlari Rashya menghampiri gadis itu, mendorongnya jauh ke pinggir jalan terhindar dari tabrakan mobil. Namun, malang tak bisa ditolak, untung tak dapat diraih malah dia sendiri yang disambar hantaman kencang mobil tersebut.Seketika itu juga rubuh ke aspal tidak dapat diselamatkan lagi. Semua berubah menghitam gelap. Dia tidak merasakan apapun, makan siang bersama Nizar gagal total. Rashya sedang terbaring kaku tak bisa bergerak sama sekali.
Teriakan seorang gadis meminta pertolongan, dan tangisan kencang sedang memangku kepala korban yang terluka parah mengalami pendarahan hebat tak terdengar lagi di telinganya. Begitu sunyi tanpa kehidupan-! Rashya Afkar Alfarezel sedang berada dalam ambang kematian, bukan lagi pemuda tampan, seorang CEO perusahaan, atau playboy ditemani wanita cantik. Kini, statusnya berubah sekejap menjadi korban tabrak lari yang sedang tak sadarkan diri. ***CHAPTER 15: FRIENDSHIP OVER?« Acey Point Of View »Naalingpungatan ako dahil sa liwanag na nag mula sa binta ko. Hindi ko pala nahawi ang kurtina sa binta kagabi. Bagot akong tumayo at sumilip-silip, baka kasi nandyan lang sa tabi-tabi si Tin. Oo nga't nagtatampo ako, pero very very lite lang naman, noh. Gusto ko lang e-test si Tin, ano kayang gagawin niya? Bibilhan niya kaya ako ng ice cream? Or itre-treat niya kaya ako ng samgyeopsal? Napailing nalang ako, maloko talaga ako minsan. Tumayo nako at tumungo sa kusina, pero wala roon si Tin, wala rin ang pares ng sapatos niya ng tinignan ko sa lalagyanan ng mga sapatos namin. I looked around at tangin isang sticky note na kulay plink lang ang nadikit sa mesa.Kinuha ko ito at binasa ang nakasulat. “Alam kong wala akong kasalanan sa 'yo, pero if mayro'n man akong nagawang mali, e 'di sorry, peace na po, hehe…” basa ko sa nakasulat, natawa ako dahil ang cute lang, may pa notes pa si madam, eh.Hindi ko nireply-an ang sulat niya kunwari n
CHAPTER 14: HE'S INTO HER TRIGGERED WARNING: this chapter may contains matured theme that not suitable for young audience. Expect vulgar words such as cuss, profanity, and curses. Please, READ AT YOUR OWN RISK. « Tin Point Of View » “Love? What's wrong? Is there something bothering you?” lumingon ako kay Larson nang magtanong ito tungkol sa 'kin. Tipid na ngumiti ako. “Just thinking about something, love. Don't mind me, I'm okay.” tugon ko at ibinaling ang tingin sa unahan. “No. You looks sad, you're not okay.” ani niya at may kung anong pinindot sa kotse niya. Pinakiramdaman ko lang ang susunod niyang gagawin, kowing Larson, alam kong may gagawin at gagawin 'to, and I know Larson is now reading my mind. “Alexa, please, kindly play a song Dati by Sam Conception.” utos ni Larson kay Alexa. Soyal, may pa Alexa mayor niyo. Ilang sigundo ang lumipas at tumugtog na agad ang pina-request ni Larson na kanta kay Alexa. Isinandal ko ang ulo't katawan ko sa katawan ng passenger seat at d
CHAPTER 13.1: Continuation Naalingpungatan ako dahil sa pagsakit ng kalamnan ko, tumayo ako mula sa pagkahiga ko sa kama nang bigla kong naalala si Damon.Ano kayang nangyari sa kaniya? Bakit gano'n nalang ang reaksiyon niya ng makakita siya ng dugo? Si Gabriel? Bakit siya tumakbo at umakto ng gano'n? Pati si Larson at Gustav? Bakit gano'n? Ano ba sila?“Alam kong iniisip mo sila, pero sana huwag kanang mangialam pa. Madadamay lamang pati buong angkan mo.”Napabaling ako sa pinto ng dorm namin at do'n nakita ko si Darwin. Inilipag nito ang dala nitong basket na puno ng mga prutas at ngiting tumingin sa akin. “Benz wants to see you, but something happened kaya ako nalang ang pinapunta niya,” aniya.“Bakit?” alam kong nagtataka siya sa sinabi ko kaya nagpatuloy ako. “Bakit sila umaakto ng gano'n? Anong mayro'n sa dugo at gano'n nalang ang reaksiyon nila?” “Ewan, pero kung ako sa 'yo, hindi nalang ako makikialam pa,” tugon nito at binigay sa akin ang binalatan niyang orange.Tininggap
CHAPTER 13: THE TROUBLE« Acey Point Of View » PRESENT“Hoy!”Napatalon ako sa gulat nang gulatin ako ng nakangising si Gustav.“H-Ha? B-Bakit maykailangan ka?” medyo nauutal kong tanong.Kung ide-describe ko si Gustav ay gwapo siya sa malipitan, lalo na ngayon na ilang dangkal nalang ay magdidikit na kami.“Yes! If you don't mind?”“H-Ha? O-Oo naman, ano ba 'y-yon?”“Actually, we want to help Larson and Tin but how? We don't know how to cut veggies, can you teach us? Nanalo ka sa cooking contest no'ng grade six ka 'di ba? Kaya I'm sure na magaling ka!” mahabang sabi nito.Medyo kinilig naman ako. Bakit niya alam? I didn't tell any of them, lalong-lalo na kay Tin. Gosh nakakahiya!“T-Tungkol do'n, naka-chamba lang ako 'nun, but yeah, I can teach you naman,” ngumiti ako ng bahagya upang mahibsan ang pagkailang. Napatalon naman si Gabriel na nasa gilid at napa-suntok sa hangin.“Yes! Yes! Yes!” sigaw pa nito. Gustav just chuckled.Gwapo't mabait naman palang 'tong si Gustav ah, t






Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.