“Sudah siap?” Tanya Christopher kepada kakak iparnya, ketika mereka hendak memasuki rumah Hanrey.
“Always, lebih cepat lebih baik.” Jawab Axel sudah tidak sabar ingin bertatap muka dengan mertua adiknya.
Kemudian, mereka bertiga masuk dan langsung menuju ruang keluarga yang kebetulan sudah ada Hanrey disana, awalnya, mertua Agatha terkejut melihat kedatangan anak serta menantunya yang tiba-tiba, terlebih, ada pria lain yang ikut bersama keduanya. Di dalam hati, Hanrey merasa penasaran siapa yang tengah ikut bersama mereka?
“Selamat pagi, Pah, apa kabar?” sapa Agatha dengan tersenyum ramah sambil mencium tangan mertuanya.
Senyum terpaksa disematkan Hanrey ketika menantu menyapanya dan hal itu membuat sang kakak, Axel langsung geram, “Jangan merasa sudah berada di atas sampai adikku menyapa dengan sangat sopan, namun respon anda seperti itu!”
“Kak….” Tegur Agatha tidak m
Kali ini, hati Agatha benar-benar lega, lantaran semuanya sudah dijawab dengan sangat jelas juga detail oleh mertuanya, meskipun sempat membuat tersinggung di awal. Namun, dari sini, dirinya bisa menilai, jika mertuanya tidak seburuk yang ada di dalam pikiran kakaknya.“Mengapa kalian tidak bertanya langsung saja kepada Julianna?” Tanya Hanrey dari awal merasa heran.“Andai bisa, sudah saya lakukan sejak awal tanpa perlu susah payah mencari fakta dari berbagai sumber.” Jawab Axel masih sedikit ketus.“Kenapa tidak bisa? Julianna enggan menjelaskan?” tebak Hanrey membuat Agatha juga Axel menggelengkan kepala.“Bukan, Pah, justru, kami tidak bisa mendengar langsung karena mamah sudah meninggal tepatnya dua minggu lalu.” Jawab Agatha berlianng air mata.“Apa? Julianna sudah meninggal?” pekik Hanrey tidak percaya. “Antarkan saya ke peristirahatan terakhirnya.” Pinta Hanrey.
“Awalnya, aku menumpahkan minuman di jas mahalnya, karena tidak mampu mengganti, suamiku menawarkan diri untuk menjadi istri pura-puranya supaya tidak jadi di jodohkan oleh teman mamahnya. Awalnya, memang aku menolak, karena tidak mau mempermainkan sebuah pernikahan, lalu, tiba-tiba mendengar kabar jika penyakit mamah kambuh dan dilarikan ke rumah sakit, dokter meminta untuk segera di pasangkan ring dan tentu saja membutuhkan uang sangat banyak. Suamiku datang menawarkan sejumlah uang sebagai bentuk tanda awal menyetujui pernikahan. Dengan terpaksa, aku menyetujuinya, Kak.” Jawab Agatha dengan suara terisak, air mata tidak berhentinya menetes.Apa yang dikatakan oleh adiknya, tentu saja membuat hati seorang kakak sangat sakit. Mendengar itu, dirinya menjadi sangat bersalah, seharusnya ada di posisi itu, namun karena kesibukan bekerja, membuatnya sampai tidak mengetahui jika adiknya sampai nekat berbuat seperti ini demi kesembuhan ibunya.“Oh, jadi karena uang, sehingga membuatmu mener
Axel yang kehilangan jejak adik sau-satunya, merasa sangat gelisah. Sudah menyusuri jalanan, namun, tidak juga menemui keberadaan adiknya.Ada perasaan bersalah karena gagal menjaga adiknya dan tidak ada di saat seperti ini, keegoisannya membuat semua ini semakin melebar. “Agatha, dimana kamu?” batinnya sangat cemas.Pikirannya yang tengah kalut, ditambah perasaan yang seang tidak baik-baik saja, membuat Axel memilih beristirahat sejenak di sebuah kafe yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Siapa tau, disana nanti dirinya memiliki secercah celah keberadaan adiknya.Sedangkan Christopher, setelah bertengkar hebat dengan ayahnya, memilih segera melajukan mobil mewahnya di sebuah mall. Rasanya sudah tidak sabar untuk menemui istri tercintanya.Perjalanan yang tidak membutuhkan waktu lama, ditambah lagi, jalanan yang sepi, membuatnya bisa segera menancap gas untuk tiba lebih cepat.****&nb
“Kakak ipar, tidak perlu khawatir mencari dimana keberadaan adikmu, dia saat ini sangatlah aman dan kami akan menghabiskan waktu berdua di luar kota untuk beberapa saat sembari menenangkan pikiran. Jaga diri baik-baik dan jangan lagi emosian,” isi chat dari Christopher di ponsel Axel.“Sialan! Susah payah aku gelisah mencari keberadaannya, malah mendapat kabar seperti ini! Kenapa harus suaminya yang memberitahu? Menyebalkan!” gerutu Axel lalu menghubungi adik iparnya namun panggilan tidak aktif.Merasa kurang puas jika tidak melihat secara langsung, akhirnya Axel menyusul kemana adiknya berada, meskipun bersama suaminya. Karena dia merasa tidak yakin melepas adiknya begitu saja. Mertua dari adiknya saja sangat sadis seperti itu, bagaimana dengan anaknya? Bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?Sedangkan di satu sisi, Hanrey tengah memerintahkan seseorang, “LACAK DIMANA KEBERADAAN ANAK SAYA BERSAMA ISTRINYA, SETEL
“Apapun itu alasannya, aku tidak peduli! Berulang kali kamu mengecewakan aku! Apa sekarang, aku sudah tidak lagi kamu anggap penting atau bahkan sekarang malah menganggap kakakmu sebagai orang lain?” sindir Axel membuat hati Agatha terasa sesak mendengarnya.“Bukan seperti itu, Kak. Maaf sudah membuat khawatir, aku juga tidak tau, tiba-tiba diajak ke sini.” Jawab Agatha berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.“Kamu sekarang ada dimana?” Tanya Axel memastikan.“Di Bali, Kak, sekarang lagi di hotel,” jawab Agatha.“Share loc dimana hotel kalian menginap, perasaanku tidak enak. Aku ingin mematahkan pikiran buruk ini,” ucap Axel lalu Agatha segera mengakhiri panggilan dan mengirimkan lokasi dimana dirinya beserta sang suami menginap.“Aku juga merasakan hal yang sama, Kak, mengapa bisa sama?” batinnya gelisah. Christopher kembali mendapati guratan wajah gelisah pada istrinya, “Kenapa lagi?”“Kak Axel mau menyusul ke sini, tadi aku sudah membagikan lokasi hotel dimana kita menginap
Sedangkan di lain sisi, obat bius yang berada di tubuhnya kini telah habis, sehingga ketika tersadar, posisinya sudah berubah di sebuah pesawat namun penumpangnya hanya dirinya dan tiga pria berbadan kekar tadi yang sempat menanyakannya.“Kalian siapa? Mau apa?” Tanya Agatha dengan penuh ketakutan.“Mau membawamu ke suatu tempat yang tidak kalah indahnya dengan hotel tempatmu menginap, wanita cantik.” Jawab Edo tersenyum smirk, apalagi tatapannya sangat membuat Agatha takut.“Bebaskan aku, tolong! Aku tidak pernah berbuat jahat terhadap siapapun.” Rengek Agatha dimana kedua tangannya di borgol.“Nanti akan ada waktunya,” jawab Edo lalu mengirimkan pesan kepada seseorang, ingin sekali Agatha melihatnya namun ketahuan, hal itu membuat orang suruhan Hanrey menjadi marah dan langsung memukul tengkuk Agatha sangat keras dan tidak berselang lama, pingsan. “Tinggal diam saja apa susahnya, pakai ingin tau sega
Dengan cepat Agatha menggelengkan kepala berulang kali, “Bukan, masalah itu justru saya baru mengetahuinya. Suami saya sendiri yang mengatakan, saya juga kaget ketika mendengarnya.”“Mustahil!! Jika memang baru mengetahui, seharusnya kamu segera meminta anak saya untuk menemui orang tuanya dan meminta maaf. Tapi kenyataannya apa? Kamu justru membuat saya dan Christopher berjarak!” pekik Hanrey menatap menantunya penuh kebencian.“Bagaimana saya bisa menegur jika tiba-tiba anak buah anda menculik saya,” ucap Agatha membela diri.“Alasan saja! Kamu memang sengaja membuat hubungan kami renggang dan mengajak anak saya untuk berlibur ke Bali, cerdik sekali.” Pekik Hanrey.“Anda salah paham,” ucap Agatha berlinang air mata. Dirinya yang tidak tau apa-apa malah justru harus menerima ganjarannya.“Apa yang sudah saya pikirkan, tidak pernah meleset dan salah! Sekarang, waktunya untukmu merasa
Setelah berhasil mengabari orang terdekatnya, saat itu juga dirinya sengaja menonaktifkan ponsel supaya awet jika sewaktu-waktu di butuhkan. Tidak lupa menyimpannya dengan sangat aman di belakang celana jeansnya.Tidak mau berdiam diri, dirinya terus mencari celah untuk keluar dan mencari dimana keberadaan adiknya. Pintu yang dikunci dari luar, jendela yang di trails, ventilasi udara sangat jauh jaraknya dan kemungkinan untuk bisa lolos dari sana sangat kecil, membuatnya hampir menyerah, namun semangatnya kembali membara takala mengingat adiknya yang sama-sama di culik orang yang sama.Untuk mencongkel trails di jendela kamar rasanya sangat susah karena tidak ada perlatan yang tersedia, bahkan, dirinya juga tidak membawa alat apapun selain ponsel juga dompet.Akhirnya, ia mencoba menumpuk beberapa kursi supaya sampai di ventilasi, namun sayang sekali susah. Tingginya ventilasi tidak mampu di gapai dengan postur tingginya.“Sepertinya mereka memang s
Usaha Christopher untuk mencari bukti jika anak yang dilahirkan Agatha adalah anaknya kini menemui jalan buntu karena sejak itu, tidak ada lagi istrinya di Australia. Entah saat ini berada di mana tetapi hal tersebut tidak menyurutkan usahanya untuk terus mencari tahu, “Sampai ke ujung dunia akan aku cari di mana pun kamu sembunyi!”Kini Agatha berada di Eropa bersama Arnold untuk memulai hidup baru dan nantinya tiga bulan lagi akan di susul Axel yang di mana masa kerjanya akan habis dan menolak untuk memperpanjang.Di sana, mereka tinggal di apartemen yang terbilang mewah dan dekat dari pusat kota sembari Arnold mencari pekerjaan. Semenjak kejadian itu, dirinya sengaja resign karena cepat atau lambat pasti akan diketahui jejaknya bahkan rumah hasil jerih payahnya terpaksa di jual melalui bantuan agen property.Kembali menyesuaikan diri di tempat baru membuat Agatha sedikit kesusahan apalagi posisinya membawa baby yang sangat membutuhka
Sudah hampir tiga bulan, Agatha tak juga datang bulan dan hal itu membuatnya merasa cemas akan ketakutan yang akhir-akhir ini menghantui pikirannya. Untuk memastikan, kini ia membeli tespack di sebuah apotek lalu segera mencobanya di kamar mandi.Beberapa menit kemudian, tespack sudah menunjukkan hasilnya yang membuat keringat dingin serta panik karena hasilnya positif. Tidak tau harus bagaimana akhirnya menceritakan masalah ini kepada kakaknya meelalui sambungan telepon.Respon yang diberikan sama halnya dengan dirinya yang juga terkejut bahkan mececar pertanyaan kapan mereka bertemu dan di mana melakukannya, setelah Agatha menjelaskan dengan detail, hanya suara umpatan keras yang didengarnya sebagai ungkapan kekecewaan kakak terhadap adiknya. “Perjanjian tetap perjanjian, kenapa dengan mudahnya terbuai oleh suamimu itu! Sudah bagus sempat melayangkan gugatan cerai, jika seperti ini apa yang ingin kamu lakukan? Menghubungi suamimu lalu kalian bersama lagi? Jika
Christopher menatap langit beserta bintang yang bersinar terang di balkon kamarnya, ada rasa sedih karena nasib pernikahannya harus seperti ini. Wanita yang menurutnya berbeda dari kebanyakan ternyata sama saja, hanya mengincar harta.Kekcewaannya yang mendalam nyatanya tidak mampu membuatnya mengambil keputusan untuk bercerai karena ada rasa sayang yang sangat besar sudah memenuhi hatinya. “Agatha, apa yang membuatmu tiba-tiba berubah seperti ini?”Ketika sedang meratapi nasib rumah tangganya sembari ditemani secangkir kopi panas, ada panggilan masuk yang langsung dijawabnya tanpa menunggu lama. “Halo, ada kabar apa?”“Saya sudah menemukan lokasi terakhir istri serta kakaknya sebelum akhirnya benar-benar hilang,” ucap seseorang yang merupakan orang suruhan Christopher membuatnya merasa sangat penasaran dan mendesak untuk segera memberitahu sampai akhirnya diketahui jika mereka berada di bandara untuk menuju luar
Berulang kali Christopher menghubungi istrinya tetapi nomor tersebut sudah tidak aktif lagi yang membuatnya frustasi harus mencari tau di mana lagi, semuanya seolah disengaja untuk menutupi.Mencari istrinya ke sembarang arah membuatnya menyetir tanpa tujuan, seperti mencari jarum di tumpukan jerami yang kemungkinannya sangat kecil.Sampai akhirnya memilih untuk rehat sejenak di sebuah kafe untuk menghilangkan stressnya atas semua masalah yang diketahuinya baru-baru ini, ayahnya sendiri sebagai pelaku utama penculikan dari istri serta kakak iparnya dengan motif rasa tidak suka karena Agatha adalah anak kandung Juliana-wanita yang pernah ada di masa lalu ayahnya. Fakta tersebut belum sempat membuatnya reda sudah ada hal baru di mana ayahnya terang-terangan mengatakan jika antara mereka bertiga ada sebuah perjanjian yang di mana mereka sama sekali tidak mau mengatakannya. Belum lagi sikap istrinya tiba-tiba meminta harta yang sama sekali tidak mencerminkan seorang Agatha yang dikenalnya
Hari yang sudah dinantikan pun tiba, Agatha juga Axel sudah tiba di tanah air pagi hari sedangkan persidangan di mulai pukul sepuluh siang. Mereka bisa menenangkan diri sejenak sebelum nantinya menguras tenaga di persidangan karena harus berhadapan dengan Hanrey.Wartawan yang nantinya akan meliput juga sudah berada di persidangan supaya tidak melewatkan momen bersejarah ini. Semua sudah standby, mereka menunggu kedatangan Agatha serta Axel sampai menghubungi beberapa kali. “Kami akan segera ke sana,” jawaban yang diberikan oleh Axel sebelum mengakhiri panggilannya lalu memesan taksi online menuju Pengadilan Negeri.Terlihat jelas wajah pucat pasi dari Agatha karena harus kembali mengingat kejadian menyakitkan waktu penculikan. Kakaknya berusaha menenangkan serta memberikan jaminan jika semua akan baik-baik saja apalagi sekarang mereka sudah berada di luar negeri yang di mana kemungkinan besar akan aman.Di persidangan ternyata ada suaminya yang ikut menghadiri dengan didampingi Ibu m
“Rumah sudah punya apalagi mobil, lalu, mengapa masih membuatmu betah menyendiri? Melihat semua ini, mustahil para wanita tidak silau,” tanya Axel menggoda.“Kamu juga kenapa masih sendiri? Jangan bisanya mengejek temannya saja!” tanya balik Arnold sembari tertawa, lalu mereka tertawa bersama meratapi nasib yang masih juga belum ada pasangan.“Aku sempat dekat dengan wanita tapi sayang sekali tidak berjodoh,” jawab Axel.“Aku justru menunggu seseorang hingga dewasa dan kini orangnya sudah terpampang nyata bahkan semakin cantik. Aku sampai jatuh cinta lagi ketika menatapnya setelah sekian lama,” ucapan Arnold membuat kakak beradik merasa penasaran.“Siapa perempuan beruntung yang sudah mengisi hatimu itu?” tanya Axel penasaran.“Nanti kamu juga akan tau, sebentar lagi.” Arnold lalu mengalihkan obrolan dengan menunjukkan di mana kamar mereka berdua yang masing-masing berada di lantai dua. Berdekatan dengan kamar pemilik rumah-Arnold Danuarta.Sebenarnya Agatha juga merasa penasaran, sia
“Hari ini, aku mengubur semua rasa yang ada di hati dengan harapan esok hari digantikan dengan kebahagiaan serta keberuntungan yang selalu mengiringi langkahku serta Kak Axel. Rasa sakit hati dan sedihku ini, akan aku tinggalkan di kota ini untuk menjadi saksi, jika esok aku kembali, rasa itu masih ada namun aku hanya ingin mengingatnya sejenak setelah itu melupakan. Semoga saja, Christopher menemukan pengganti yang lebih baik dariku dan setara di mata keluarganya, terutama kedua orang tuanya.” Batin Agatha dengan berlinang air mata, tangisan tanpa suara sangatlah menyakitkan.Axel sangat merasakan kesedihan yang tengah dirasakan oleh adiknya, namun, semua ini sudah menjadi sebuah kesepakatan yang harus segera dilakukan. Keselamatan Agatha adalah yang utama baginya, mengingat kedua orang tuanya sudah meninggal, jadi, hanya dia satu-satunya keluarga yang dimiliki. Keselamatan serta kebahagiaan Agatha kini merupakan tanggung jawabnya.
“Katakanlah, aku akan mendengarkan sampai selesai.” Ucap Christopher berusaha siap.“Aku ingin meminta bagian saham perusahaan yang seharusnya menjadi milik kami, kalau bisa sekarang. Kami akan pergi dari sini dan memulai hidup baru di luar kota atau bisa saja luar negeri.” Ucap Agatha berusaha tenang agar suaranya tidak bergetar.“Mengapa semudah itu kamu katakan? Kita sudah menikah resmi, bukan lagi pernikahan kontrak.” Protes Christopher syok.“Maka dari itu, aku berani bilang karena posisinya menjadi istri sahmu. Jadi, tidak hanya saham perusahaan saja tapi aku meminta harta gono gini juga. Hidup harus realistis, jika tidak menguntungkan buat apa bertahan? Aku sudah hampir kehilangan nyawa, tidak mau terjadi kedua kalinya, kecuali memang ajal yang menjemput.” Ucap Agatha begitu menyakiti hati suaminya.“Aku sudah mencintaimu, Agatha. Mengapa tega mengatakan itu?” protes Christopher.&l
“Pah, jujur saja, melihat posisi seperti ini membuat hatiku sedih. Namun aku tidak bisa berbuat banyak, karena Papah memang bersalah dan membahayakan. Maka dari itu, maaf jika kesaksianku tadi memberatkan Papah." Jawab Agatha.“Aku tidak peduli! Tidak lama lagi aku pasti akan bebas! Dan kamu, orang pertama yang akan langsung saya incar!” ancam Hanrey.“Mengapa masih terus membenciku, Pah?” tanya Agatha heran.“Selama kamu masih menjadi istri dari anakku, selama itu juga aku membencimu! Mau tau bagaimana supaya aku bisa memaafkanmu?” tanya balik Hanrey dan Agatha menganggukkan kepala.“Pergi dari kehidupan anak saya selamanya, nanti akan saya berikan sejumlah uang untuk kalian bertahan hidup dan saham perusahaan yang sudah saya sisihkan untuk kalian berdua, nantinya akan saya berikan. Jadi, setiap bulan kalian masih akan tetap memiliki penghasilan. Bagaimana? Ini sebuah perjanjian yang menguntungkan melebihi