Share

BAB 62

last update Last Updated: 2025-08-14 10:01:00

Akhir pekan yang bertepatan pula dengan akhir bulan, Indra mengajak Aini dan Arjun keluar jalan-jalan. Sudah lama mereka tidak main keluar karena Indra sibuk membantu Benu. Arjun tampak sangat senang. Anak lelaki itu terus bersenandung riang sejak bangun tidur sampai sekarang mereka sudah dalam perjalanan.

“Puas-puasin dulu Arjun main di funworld, habis itu makan siangnya kita keluar saja ya, Bang? Aku pengen sate.” Aini tertawa melihat Arjun yang berseru-seru mendengar kata funworld terucap dari bibirnya. Setiap keluar, mereka memang memprioritaskan tempat wisata untuk anak agar Arjun merasa senang dan nyaman.

“Atur saja, buat istriku apa sih yang nggak?” Indra tertawa melihat Aini yang tersipu. Dia mengambil tangan Aini dan menggenggamnya sebentar sebelum fokus mengemudi lagi. Lelaki itu menghela napas lega. Sejak malam itu, hubungannya dengan Aini kembali hangat lagi. Bahkan, rasanya jauh lebih hangat dari sebelumnya.

Seperti yang Aini minta agar dia menunjukkan rasa cinta, Indra b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
rizkY channel
kl sampe tamat indra bahagia2 aja...bner nyesel baca crtanya..ga adil hanya cwek yg dikasih derita.please bkin mari indra biar adil aini ga dpt naura jg ga kan jd adil.
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
mantab fatih
goodnovel comment avatar
Min Yesi
mampus kau indra
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 62

    Akhir pekan yang bertepatan pula dengan akhir bulan, Indra mengajak Aini dan Arjun keluar jalan-jalan. Sudah lama mereka tidak main keluar karena Indra sibuk membantu Benu. Arjun tampak sangat senang. Anak lelaki itu terus bersenandung riang sejak bangun tidur sampai sekarang mereka sudah dalam perjalanan.“Puas-puasin dulu Arjun main di funworld, habis itu makan siangnya kita keluar saja ya, Bang? Aku pengen sate.” Aini tertawa melihat Arjun yang berseru-seru mendengar kata funworld terucap dari bibirnya. Setiap keluar, mereka memang memprioritaskan tempat wisata untuk anak agar Arjun merasa senang dan nyaman.“Atur saja, buat istriku apa sih yang nggak?” Indra tertawa melihat Aini yang tersipu. Dia mengambil tangan Aini dan menggenggamnya sebentar sebelum fokus mengemudi lagi. Lelaki itu menghela napas lega. Sejak malam itu, hubungannya dengan Aini kembali hangat lagi. Bahkan, rasanya jauh lebih hangat dari sebelumnya.Seperti yang Aini minta agar dia menunjukkan rasa cinta, Indra b

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 61

    Tidak, Aini tidak mau menangis lagi di hadapan Indra.“Pijat Abang, Aini.” Indra mengembuskan napas pelan. Sejak tadi pagi, Aini sungguh berbeda. Wanita yang biasa melayaninya dengan baik itu seperti bukan istri yang selama ini dikenalnya. Mana pernah Aini tidur sebelum menawarkan memijat tubuhnya. Jangankan karena mengantuk, saat meriang saja Aini masih bertanya.“Iya, Bang.” Aini bangun dari tidur dan mulai memijat tubuh Indra. Dia tersenyum tipis saat mendengar Indra berkali-kali menghela napas panjang. Wanita itu memilih diam saat Indra justru terlihat sangat gelisah.“Kamu kenapa, Aini?” Indra akhirnya membalikkan badan. Dia meraih tangan istrinya. Lelaki itu memutuskan mengajak bicara karena perubahan sikap Aini sangat terasa. “Hari ini kamu benar-benar berubah. Sikap juga caramu berbicara dengan Abang tidak seperti biasanya. Ada apa?” Indra bertanya lembut. Dia memindai wajah Aini yang terlihat menghindari tatapannya.“Apa yang berubah, Abang? Aini tetap menyiapkan sarapan sepe

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 60

    “Ayo, Arjun, mandi yang benar!”Indra menautkan alis saat keluar dari kamar. Dia bergegas menuju kamar mandi yang terletak di samping dapur. Lelaki itu menatap keheranan saat melihat Aini yang sedang memandikan Arjun. Biasanya, dia yang selalu memandikan anak itu di pagi hari.Dia dan Aini berbagi tugas. Aini menyiapkan sarapan dan dia yang mengurus semua keperluan Arjun sampai rapi. Namun, pagi ini ada yang berbeda hingga membuat Indra menoleh ke arah meja makan. Dia menghela napas perlahan saat melihat makanan sudah siap dan terhidang di meja.Aini memang sedang halangan. Jadi, mereka tidak salat subuh berjamaah. Biasanya, Aini akan menungguinya selesai salat dan ikut mendengarkan Indra tadarus. Namun, tadi Aini tidak ada saat Indra selesai salat. Dia pikir, mungkin istrinya di toilet. Rupanya, Aini sengaja keluar dari kamar lebih pagi agar bisa masak dan memandikan Arjun.“Bang, sarapannya sudah siap. Duluan saja ya? Aini mau mengurus Arjun dulu.” Aini menyapa Indra saat keluar dar

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 59

    “Aini ….” Indra kembali berbisik pelan. Dia meraih tangan Aini di bawah meja dan menggenggamnya erat. “Maaf ….” Indra mengucap maaf saat melihat Aini diam-diam menyeka air mata. Sungguh, dia tidak bermaksud ingin menyakiti istrinya. Namun, Indra tak bisa menahan diri jika sudah berhubungan dengan Naura.Malam harinya, Naura duduk di depan televisi seperti biasa setelah video call dengan Clara. Dia menonton serial anak-anak kesukaan anak semata wayang Wahid dan Dewi. Sejak tadi, Wahid dan Dewi sibuk membahas tentang keluarga Aini dan Indra yang makan disana.“Itu keluarga istrinya Indra, Bang.” Naura akhirnya ikut bicara setelah sejak tadi diam saja. “Aku kenal baik hampir semua keluarga Indra. Selama pacaran, belum pernah bertemu dengan mereka. Lagipula, kalau tidak salah ingat, Indra sempat cerita waktu itu kalau setelah menikah ikut membantu mengurus usaha adik mertuanya.”Wahid dan Dewi mengangguk bersamaan. Mereka memang sengaja membahas tentang keluarga tadi di dekat Naura. Kedua

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 58

    “Semoga bisa mengobati kerinduan dengan kampung halaman, Mangcek.” Wahid menyambut pembeli yang datang dengan hangat. Mereka bahkan berp.lukan, seperti saudara lama yang baru bertemu kembali.Namun, senyum Wahid mendadak surut saat melihat anggota keluarga lain yang masuk. Di belakang sana, Indra dan Aini tampak beriringan menuju meja makan yang sudah dipesan. Lelaki memilih berlalu setelah sedikit basa-basi lagi. Dia merasa dunia benar-benar sempit sekali. Siapa yang menyangka kalau yang datang adalah keluarga dari Indra dan Aini?“Saya tinggal dulu ya, Mangcek, Bicek. Semoga masakan disini cocok dengan lidah walau saya yakin tidak ada yang bisa mengalahkan masakan Bicek ini tentunya.” Wahid tertawa saat yang lain langsung mengangkat jempol mereka. Dia pergi setelah melirik Indra dan Aini yang terlihat tenang dan bersikap biasa saja sejak tadi.“Cak mano, Aini? Jadi tidak katanya mau coba urut sama dukun beranak di Penghulu? Kalau mau, nanti Bibi temani. Katanya harus buat janji dulu

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 57

    “Salam kembali buat Tante.” Naura menjawab pelan. Tanpa sengaja, dia memperhatikan Fatih yang fokus mengemudi. Walau sering menggoda, lelaki itu benar-benar sopan. Tidak sekalipun saat mereka berinteraksi, Fatih mencari kesempatan agar bisa bers.tuhan. Lelaki itu selalu menjaga jarak sehingga membuat Naura merasa aman bepergian dengannya.“Walau saya ngebet pengen menikah, tapi tenang saja, Mbak Naura tidak perlu khawatir. Saya bukan orang yang suka memaksa. Kalau Mbak Naura belum nyaman, saya tentu segan. Ya walau sebenarnya, tanpa disadari rasa itu mulai ada di hati Mbak Naura. Entah tidak menyadari atau tidak mengakui sebenarnya.”Naura mencebik. Baru saja dia memuji Fatih dalam hati, lelaki itu sudah mulai lagi. Dia akhirnya kembali memperhatikan jalanan. Seperti biasa, cuaca cerah. Matahari seakan tinggal sejengkal dari kepala saking panasnya.“Terima kasih sudah mengantar, Pak. Besok-besok, misal Bang Wahid minta bantuan lagi untuk mengantar, ditolak saja. Saya bisa sendiri. Tem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status