Share

Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius
Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius
Author: Disi77

Bab. 1

Author: Disi77
last update Last Updated: 2024-11-10 09:03:37

“Beraninya wanita cacat itu menghina Grace Shawn. Muncul di tengah pesta dengan tamu undangan dan mengenakan gaun yang sama.”

Seluruh mata mereka yang berada di aula pesta tertuju pada Gia Ashborne, wanita cacat yang tengah jadi pusat perhatian hujatan, bahkan tak ragu menghina. Gaun berbahan satin yang menunjukkan lekuk tubuhnya tak bisa menutupi kekurangan pada kakinya. Kemudian mereka memindai pakaian wanita yang jauh lebih cantik di hadapan Gia, Grace Shawn. 

Bak si kembar yang hadir dengan gaun dan kecantikan sama. Sekilas, tampak sama dan tak ada bedanya. Namun mereka yang mengerti produk mahal, bisa tahu jika yang dikenakan Gia adalah tiruan dan wanita itu tak akan tahu.

Pemandangan yang terasa memalukan saat pesta di tempat mewah, mendapati gaun yang dikenakan sama. Celetukan untuk Gia yang semula sudah reda, kini terdengar kembali. Mereka bahkan menatapnya sinis dan menghina. Yang paling menyakitkan bagi Gia bukanlah hinaan dari mereka semua, melainkan sosok lelaki tampan yang tengah menggandeng Grace.

 “Ray?” ucap Gia pada lelaki tampan itu, Raymond Anderson—suaminya

Ingatan Gia tertuju pada pagi tadi, saat dia menerima sebuah paket yang mengatakan hadiah dari Ray. Seharusnya pagi itu dia curiga, mendapatkan hadiah gaun dan undangan ke pesta. Dia lupa jika dirinya tak pernah menghargai kehadirannya. Bagi Ray, Gia hanyalah wanita cacat yang membuat malu dan tak layak diperkenalkan sebagai istri.

Ternyata itu adalah jebakan untuk mempermalukan dirinya. Tanpa sadar air mata Gia mengalir tanpa bisa ditahan. Entah siapa yang menjebaknya, tetapi Gia hanya bisa menyesali kebodohannya itu. Ingin rasanya ia menjerit dan mencari siapa pelakunya, tetapi tidak mungkin.

 “Maaf, aku sudah membuat keributan,” ucap Gia pelan sekali, menyadari Ray tak menyukai kehadirannya.

Gia lantas begegas memaksakan kakinya pincangnya melangkah keluar dengan perasaan tak karuan. Gaun anggun itu terasa aneh dan hilang keindahannya saat dia memaksa berjalan dengan menyeret paksa ujungnya. Dia merasakan tatapan menghakimi tertuju padanya, mengiringi setiap langkahnya

 “Tunggu, Gia!” Grace berkata seraya menarik lengan Gia dan langsung menghentikan langkahnya. 

Gia semakin tak karuan, tetapi terpaksa menoleh pada wanita di sampingnya. Tatapannya bahkan tak sengaja menangkap wajah tampan Ray yang semakin murka. Grace lantas menarik tubuh Gia secara perlahan agar menghadap dirinya dan juga Ray.

“Maaf, aku tak tahu kalau kamu akan datang ke pesta ulang tahun perusahaannya Ray,” ucap Grace pelan sekali, bahkan wajahnya menunjukkan raut wajah menyesal.

“Apa yang kamu lakukan, Grace?” tanya Ray menahan kesal.

Grace menggelengkan kepala saat lelaki itu menatapnya. Wajahnya menunjukkan ekspresi bersalah. Perlahan tangannya turun dari gandengan Ray. Dia tersenyum tipis, tetapi tatapannya penuh arti.

“Ray, Gia itu istrimu. Seharusnya dia yang kamu gandeng memasuki tempat pesta ... bukan aku,” ucap Grace semakin menunjukkan wajah menyesal.

Suara Grace tak terlalu keras, tetapi mereka yang ada di sana bisa mendengarnya, mengundang ocehan para tamu undangan pesta. Tak ada satupun yang merasa iba pada Gia. Semuanya bahkan lebih berpihak pada Grace dan merutuki wanita pincang itu.

 “Gia, tolong jangan salah paham! Aku hanya diminta untuk menemani Ray. Tidak ada alasan lain,” ucap Grace menundukkan wajah sedih, membuat Gia semakin tak berkutik. 

Grace lantas memindai gaun yang dikenakan Gia. “Dan gaun yang kukenakan ini ... pemberian Ray saat mengundangku ke pesta. Aku sungguh tak bermaksud menyamai dan membuatmu malu. Sekali lagi, maafkan aku.”

“Kenapa Grace yang harus meminta maaf? Wanita pincang itu yang tak tahu malu memasuki pesta dengan pakaian tiruan. Siapa yang percaya wanita cacat seperti itu adalah istrinya Ray? Bukankah Ray masih lajang?”

Kata-kata tajam itu menusuk hati Gia seperti ribuan belati. Panik dan cemas menguasai, hingga dadanya sesak, dan kakinya gemetar. Ingin rasanya ia lenyap dari dunia ini. Tatapan penuh penghinaan dan gunjingan semakin membakar tubuhnya yang terasa lemah.

Namun, sebelum Gia sempat menenangkan dirinya, Grace melangkah mundur. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya dengan ekspresi seolah memohon maaf pada Gia.

Tindakan Grace justru membuat semua orang di sekitar mereka semakin mencibir. “Lihat! Bahkan Grace pun merendahkan diri pada wanita itu. Betapa malunya!” 

“Grace, jangan seperti ini! Aku tak tahu apa-apa!” Gia meraih tangan Grace, wajahnya bingung dan panik.

Tiba-tiba Grace menariknya lebih dekat, hingga wajah keduanya nyaris bersentuhan. “Bagaimana rasanya dipermalukan, Gia? Tak ada yang peduli siapa kamu sebenarnya. Wanita cacat sepertimu tidak pantas dihormati.” 

Jantung Gia seperti berhenti berdetak. Mata Gia melebar, napasnya terputus-putus. Suara Grace terdengar berbeda, penuh ejekan yang tajam, jauh dari nada penyesalan sebelumnya.

Belum sempat Gia mencerna ucapan itu, Grace tiba-tiba bergerak mundur cepat. Tubuhnya jatuh dengan keras ke lantai. Sebuah jeritan nyaring terdengar, menghentikan seluruh keramaian di pesta itu.

Ray yang berdiri tidak jauh dari mereka, langsung berlari menghampiri Grace. Wajahnya pucat dan panik saat membantu Grace bangkit. “Kamu baik-baik saja? Ada yang terluka?” tanyanya, penuh perhatian.

 “Gia, aku tahu kamu membenciku, tapi tak perlu mendorongku seperti ini,” ucap Grace memasang wajah kesakitan seraya mengusap lengannya.

“Aku tidak melakukan apa pun, Grace. Kamu terjatuh sendiri,” sahut Gia membela diri.

Tanpa ragu, Ray mendekat dan melayangkan tamparan keras pada Gia, hingga tubuhnya langsung tersungkur jatuh. Para pengunjung pesta histeris, tetapi tatapan mereka berubah puas. Seakan Gia memang pantas menerimanya.

“Tak bisakah kamu diam dan tak membuat ulah! Hidupku menjadi sial karena kehadiranmu!” Ray memekik murka dengan kedua bola mata melotot tajam.

“Pergi dari sini, sebelum aku memanggil petugas keamanan untuk menyeretmu keluar! Kau sudah membuatku malu di pesta perusahaanku?” 

Gia tak menjawab. Percuma memberi penjelasan. Lebih baik dia bangkit dan bergegas menjauh keluar dari ruangan pesta. Gaun anggun itu justru membuatnya kesulitan melangkah.

Tepat di hadapan pintu pesta, Gia tak sengaja menginjak ujung gaunnya sendiri. Gia tersungkur dan jatuh menyedihkan. Tetap saja tak ada yang peduli. Justru tatapan mencibir terus ditujukan padanya.

Sekuat tenaga, Gia menahan air matanya agar tak tumpah. Ia bahkan menahan rasa sakit pada lutut dan sikutnya yang terbentur lantai. Gia memeriksanya sebelum, memaksa tubuhnya bangkit.

“Hanya lecet kecil,” gumamnya menahan perih.

Percuma saja jika berharap ada yang menolongnya. Bahkan dia melihat di ujung lorong seorang petugas keamanan memperhatikannya. Sayangnya, tatapan itu seolah mengartikan jika dirinya adalah pencuri kecil yang membuat kegaduhan di acara pesta. Gia dianggap wanita gila pembuat onar di pesta.

Suara Ray menggema memberi perintah untuk menutup aula pesta.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diyahlubis
astaga, mengsedihhhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 50 End

    “Ibu, kenapa dia belum bangun juga?” tanya Claire menatap cemas.Wajah Ray terlihat tenang, tampak tertidur pulas. Sudah 4 jam pasca operasi, belum juga menunjukkan tanda akan sadar. Suara monitor tetap stabil, tetapi membuat mereka cemas.“Ah, dia bangun,” seru Charlie menunjuk jari telunjuk Ray yang bergerak perlahan.“Kamu benar.” Claire berseru riang.Napas Gia berembus lega. Serentak mereka menatap wajah Ray yang menunjukkan tanda-tanda tersadar. Kelopak matanya sedikit bergetar dan mulai terbuka perlahan, sementara bibirnya bergerak pelan.“Ray, kamu sudah sadar?” Suara Gia bergetar, disusul air mata haru. “Sebentar, aku panggilkan dokter!” serunya.Gerakan Gia terhenti. Tangan lemas Ray langsung tangannya. Gia urung bergerak dan kembali menatap wajah Ray.“Aku tidak akan pergi. Aku hanya akan memanggil dokter untuk memastikan keadaanmu,” katanya lembut. Gia lantas tersenyum, mengartikan reaksi Ray yang mencemaskan dirinya.Mata Ray mengedip, isyarat persetujuan. Kemudian tangan

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 49

    “Tuan Ray kehilangan banyak darah, tetapi syukurlah ... operasinya berjalan dengan baik. Kami akan memindahkan Tuan Ray ke ruang perawatan dan terus memantau perkembangan.”Penjelasan singkat dari dokter tersebut langsung membuat napas Gia berembus lega. Pintu ruang operasi terbuka lebar, memberi jalan pada ranjang brankar membawa tubuh Ray keluar. Namun, tubuh Gia mematung, tak tubuh Ray yang dibawa menjauh.“Ada apa, Nona Gia?” tanya Adam dengan kening mengkerut.Gia menunduk sejenak, lalu menggeleng. Kemudian dia tersenyum tipis pada pria di hadapannya. “Tidak apa-apa Adam. Aku lega dan bersyukur Ray baik-baik saja,” katanya.“Tolong jaga dan rawat Ray untukku,” sambung Lisa seraya menepuk lengan Adam pelan. “Aku percayakan dia padamu,” tambahnya.“Kenapa Nona ...?” tanya Adam terhenti, tetapi mengurungkan langkah kaki Gia yang hendak memutar.Adam menatapnya lekat. Terlihat jelas garis keraguan pada wajah Gia. Perasaan bersalah yang berat, seolah menahan wanita di hadapannya untuk

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 48

    Asap hitam keabu-abuan mengepul memenuhi seluruh ruangan dan langsung menyesakkan dada. Pandangan mereka yang ada di sana langsung kabur dan tak jelas, tetapi indera pendengaran mereka menangkap jelas suara derap langkah pasukan terlatih mendekat.Brak! Pintu ruangan langsung terbuka. Beberapa petugas berpakaian serba hitam, lengkap dengan rompi anti peluru, senjata laras panjang di tangan dan masker oksigen, serta kaca mata pelindung. Mereka semua adalah pasukan terlatih keamanan perusahaan Wish Group Company.Mereka sigap menyergap musuh sesuai instruksi dalam diam. Tak lama Ray ikut masuk, hanya menggunakan masker oksigen dan kaca mata pelindung. Pria itu sigap langsung menemukan keberadaan Gia. Tangannya cepat melepaskan ikatan yang membelenggu wanita cantik itu, lalu menggendongnya keluar.“Ray?” Suara Gia lirih dan lemas. Gia terlalu banyak menghirup gas dari asap tersebut. Pandangannya yang kabur masih mengenali sosok yang kini menyelamatkannya.Tanpa mereka ketahui, dalam kega

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 47

    “Kamu bilang lokasi ini tak akan terdeteksi? Apa ini? Mereka menemukan keberadaan kita.”Suara David menggema penuh amarah, memenuhi salah satu ruang gedung terbengkalai. Dinding di sekelilingnya sudah berjamur dan sebagian plafon mengelupas. Satu kaca jendela sudah terganti dengan triplek.Bau lumut basah dan lantai berdebu menyeruak hidung. Tangan David mengudara, bersiap melayangkan tamparan pada dua pria berpakaian serba hitam di hadapannya. Namun, suara tawa kecil penuh ejekan menghentikannya.Tawa dari Gia yang kini terikat pada kursi kayu. Wanita itu sama sekali tak merasa terintimidasi, apalagi cemas. Tentu saja wajah David semakin murka saat menatap wajahnya.“Percuma saja kamu menyandera aku, David,” ucap Gia semakin mengejek. Kemudian dia melirik pada Grace yang sama murka seperti David, lalu tersenyum miring. “Kalian hanya membuang waktu saja.”Dalam hati, Gia cemas, bingung dan penuh tanya. Dia yakin, Ray tak bergerak sendiri atau menemukan lokasinya saat ini. Mereka bisa

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 46

    “Tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi!” pinta Ray seraya mengatur posisi duduk di tengah pesatnya laju mobil yang membawanya.Kedua anak kecil itu langsung menoleh. Wajah Ray terlihat cemas dan bingung. Claire lantas menangguk, setelah keduanya saling bertukar pandang, isyarat pemikiran mereka sama.“Anda bawa laptop?” tanya Charlie tiba-tiba.Sontak saja kening Ray mengkerut, tak mengerti dengan pertanyaan pria kecil tersebut. Tatapannya lantas berpindah pada Claire yang duduk tepat di sampingnya, menjadi penghubung Ray dan Charlie. “Aku yang akan menjelaskannya, tetapi biarkan Charlie bekerja agar tak membuang waktu,” papar Claire menyadari tatapan tanyanya Ray.Sementara Doni, sopirnya, sangat terlatih. Baginya, jalan raya yang ramai dan padat, bak sirkuit balap. Apalagi mobil milik Ray memiliki semua fasilitas mewah yang tak perlu diragukan. Sekalipun mobil terseok saat mendahului beberapa kendaraan di hadapannya, para penumpangnya tak terlalu terguncang.Menyadari lampu lalu

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 45

    Claire mendesis kesal. Mereka tersudut dan terkepung. Suara derap langkah sepatu pantofel semakin mendekat dari segala arah.Charlie langsung menolak panggilan dan mengaktifkan mode senyap. Napas keduanya terputus-putus, tapi akal dan pikiran bekerja lebih cepat, mencari cara untuk meloloskan diri di antara mobil-mobil yang berdekatan. Hingga akhirnya tatapan Claire tertuju pada kerikil kecil di dekat kakinya.“Charlie, buat kekacauan besar!” seru Claire memberi perintah tanpa suara.Pikiran keduanya seolah sudah terhubung. Tanpa memberi penjelasan, Charlie mengangguk mengerti. Dengan gerakan cepat, keduanya meraih beberapa batu kelikir, lalu bersamaan melemparnya ke arah mobil-mobil di sekitar mereka.Seketika alarm kendaraan di sana berbunyi saling bersahutan. Cukup untuk mengecoh fokus para pria yang mengejar keduanya. Detik berikutnya napas kedua bocah kecil itu tertahan. Tatapan mata mereka tertuju pada ujung sepatu pantofel yang mengintip di kedua sisi mobil tempat mereka bersem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status