Share

2. Lelaki Asing Yang Menarik

"Mademoiselle, do you want to swap seats with me?" tanya lelaki muda bertubuh jangkung itu pada Kiara.

Dari logat bicaranya, Kiara bisa menduga lelaki yang duduk di sampingnya ini orang Prancis.

"I'm sorry, am I disturbing you, Monsieur? "

Kiara malah khawatir sikapnya yang sebentar-sebentar melongok ke arah luar jendela yang berada tepat di samping lelaki itu telah membuat lelaki itu merasa terganggu.

"It's okay, Hanya sepertinya kamu senang memandangi pemandangan di luar kereta. Jadi, sebaiknya kamu saja yang duduk di samping jendela ini," jawab lelaki itu sambil tersenyum.

Matanya yang hijau cerah menatap sopan kepada Kiara.

"Kamu nggak keberatan?" tanya Kiara  memastikan lagi.

"Silakan. Aku cukup sering ke Nice. Aku nggak terlalu antusias ingin memandang keluar jendela sepanjang perjalanan," jawab lelaki itu lagi.

Kiara mengernyit.

"Apa aku terlihat jelas baru pertama kali naik kereta menuju Nice?"

Lelaki itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan Kiara. Ia berdiri dari duduknya, lalu keluar dari deretan dua kursi berdampingan itu, membiarkan Kiara masuk lebih dahulu kemudian duduk di kursi dekat jendela.

Setelah Kiara duduk, barulah lelaki itu menyusul duduk di samping Kiara.

"Karena kamu memandangi keadaan di luar jendela seolah seperti baru pertama kali melihatnya," kata lelaki itu disertai senyum.

"Oh. Iya, itu benar. Ini memang perjalanan pertamaku menuju Nice. Aku suka melihat pemadangan yang dilewati kereta ini," sahut Kiara.

"Nice memang spesial."

"Seberapa sering kamu berkunjung ke Nice?" tanya Kiara mulai menikmati perbincangannya dengan lelaki asing ini.

"Tiap kali ada proyek foto yang harus kukerjakan di Nice sekalian mengunjungi kedua orangtuaku."

"Oh, berarti kamu memang tinggal di Nice?"

"Bertrand."

"Hah?"

"Panggil saja aku Bertrand. Bertrand LaForce nama lengkapku. Kedua orangtuaku warga asli Nice. Tapi aku sendiri nggak pernah menetap lama di satu tempat. Pekerjaanku membuatku harus sering pindah dari satu tempat ke tempat lain. Rasanya aku sudah hampir berkunjung ke separuh dunia."

"Kamu fotografer?" tanya Kiara seraya melirik sebuah tas lumayan besar yang dibawa lelaki itu.

"Fotografer lepas."

"Apa yang biasanya kamu potret? Model majalah wanita, selebritas, alam, atau ...."

"Aku lebih suka memotret pemandangan. Sudut-sudut kota, desa, kampung-kampung, sampai hutan."

"Sudah pernah ke Indonesia?"

Lelaki itu mengeleng.

"Itu di Asia Tenggara, kan? Kamu berasal dari sana? Aku pernah ke Thailand."

"Ya, aku warga negara Indonesia. Nggak jauh dari Thailand. Suatu saat kamu harus datang ke Indonesia. Banyak obyek foto menarik di sana."

"Lebih menarik dari Nice?"

"Hm Indonesia luas sekali. Banyak kekayaan alam yang masih alami dan memukau."

"Akan kupertimbangkan. Dan kamu?"

"Kenapa?" Kiara balik bertanya, tak paham maksud pertanyaan Bertrand.

"Kamu belum menyebutkan namamu." Bertrand menjelaskan maksud pertanyaannya.

"Kiara Almira. Panggil saja Kiara," jawab Kiara.

"Kamu dari Indonesia ke negara ini sendirian?".

"Bersama beberapa orang. Aku sedang melakukan satu pekerjaan di Cannes. Tapi aku bosan dengan rutinitas acaranya. Karena itu diam-diam aku melarikan diri ke Nice untuk menghibur diri," jawab Kiara, entah mengapa dia bisa sejujur ini pada lelaki Prancis yang baru dikenalnya ini.

"Untunglah kamu pergi sendirian," sahut Bertrand.

"Kenapa untung?" Dahi Kiara mengernyit.

"Kamu jadi duduk di sampingku dan kita berkenalan."

Kiara tersenyum lebar. Ia merebahkan kepalanya di sandaran kursi.

"Apakah semua gadis Indonesia seperti kamu?"

Kiara menoleh.

"Seperti aku bagaimana maksudmu?" tanyanya.

"Seperti kamu, cantik. Vous êtes belle."

Ucapan Bertrand membuat Kiara hampir tersedak. Sungguh luar biasa jika ia dinilai cantik oleh lelaki Prancis petualang yang ia yakin pasti sudah sering melihat wanita cantik di setiap kota yang disinggahinya. Ataukah Bertrand hanya sekadar iseng memuji dan coba-coba merayunya?

"Cantik itu relatif. Menurutmu cantik, belum tentu menurut orang lain cantik juga. Dan apakah semua lelaki Prancis seperti kamu?" Kiara balik bertanya.

"Seperti aku bagaimana?" tanya Bertrand bingung.

"Senang merayu wanita yang baru dikenal?" Kiara menegaskan maksudnya.

Bertrand tersenyum.

"Hanya pada gadis-gadis yang menarik dan membuatku nggak tahan untuk memuji. Apakah gadis di negaramu memang nggak suka dipuji?" Bertrand menjawab sekaligus bertanya lagi.

"Bukannya nggak suka. Terima kasih kamu bilang aku cantik. Indonesia itu terdiri dari banyak suku. Dan setiap suku punya pesona keindahan beda-beda."

Bertrand mengangguk-angguk. "I see,"  sahutnya.

"Aku suka warna kulitmu," lanjutnya.

"Ada apa dengan warna kulitku?" tanya Kiara sambil mengusap tangannya yang dipandangi Bertrand.

"Presque parfait."

Kiara hanya tersenyum.

"Jadi, apa yang kamu kerjakan di Cannes?"

Kiara enggan menjawab pertanyaan itu. Rasanya terlalu aneh jika ia bilang ia seorang artis dan datang ke Cannes untuk menghadiri acara pembukaan festival film Cannes.

Saat ini keadaannya sedang biasa-biasa saja. Bertrand pasti akan menertawainya jika ia mengaku pekerjaannya adalah seorang pemain film yang datang ke Cannes sebagai undangan spesial salah satu brand ambassador sebuah produk kecantikan ternama.

"Hal yang berhubungan dengan seni."

Kalimat itu yang akhirnya dia putuskan sebagai jawaban.

Bertrand terbelalak, kemudian mengamati keselurahan penampilan Kiara. Mata Kiara mengernyit menanggapi tatapan mata Bertrand yang seolah menilai penampilannya.

"Oh, kamu seorang seniman? Di bidang apa? Tari? Musik? Drama? Atau seni rupa?"

"Seni akting," jawab Kiara singkat.

"Ooh!" sahut Bertrand lebih singkat lagi.

"Kenapa reaksimu seperti itu?"

"Apa yang salah dengan reaksiku?"

"Seolah-olah seni akting bukan pekerjaan yang menarik."

"Aku nggak bermaksud begitu. Bagiku semua seni memiliki keunikan dan keindahan sendiri-sendiri."

"Kamu memandangiku seolah merasa heran."

Bertrand tertawa kecil.

"Maaf. Aku hanya nggak menyangka kamu seorang seniman. Penampilanmu nggak seperti seorang seniman."

"Memangnya penampilanku seperti apa?"

"Kamu terlalu manis dan rapi."

Kiara tertegun, kemudian memandangi tubuhnya sendiri.

"Memangnya seniman nggak boleh terlihat manis dan rapi?"

Bertrand tertawa.

"Aku hanya berpikir, kamu lebih cocok menjadi seorang model."

Kiara tersenyum dalam hati. Andaikan Bertrand tahu, di negerinya sendiri, Kiara memang biasa menjadi model. Bahkan saat ini ia adalah model produk perawatan kecantikan berlabel La belle.

"Kita sudah sampai."

Pemberitahuan dari Bertrand itu membuat Kiara menoleh ke arahnya, kemudian beralih ke arah luar jendela di sampingnya. Kereta ini telah berhenti di stasiun Kota Nice.

"Ayo kita turun," ucap Bertrand, lalu ia berdiri, bersiap melangkah keluar dari gerbong kereta.

Kiara ikut berdiri, melangkah perlahan mengikuti Bertrand tepat di belakanganya. Saat Bertrand lebih dulu keluar dari gerbong kereta, ia berhenti dan berbalik, menunggu Kiara juga keluar. Ia tersenyum setelah yakin Kiara masih berada di dekatnya.

"Kutunjukkan jalan keluar dari stasiun ini."

Kiara hanya mengangguk, menyetujui ucapan Bertrand itu, lalu ia kembali melangkah, kali ini ia berjalan di sisi Bertrand sampai mereka berhasil keluar dari dalam stasiun kereta yang cukup besar ini.

"Nah, sekarang kamu akan ke mana?" tanya Bertrand seusai menghela napas lega.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan sendirian berkeliling Nice," jawab Kiara.

"Tanpa pemandu? Apa kamu sudah tahu, apa saja yang menarik untuk dikunjungi di kota ini?"

Kiara menggeleng, membuat rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai, bergerak-gerak. Bertrand tak menampik daya tarik gadis yang berdiri di hadapannya ini. Ia mulai berpikir, sayang sekali jika ia melepaskan gadis ini begitu saja. 

NOTE :

Mademoiselle, do you want to swap seats with me? : Nona, apakah kamu mau bertukar tempat duduk denganku?

I'm sorry, am I disturbing you, Monsieur? : maaf, apakah aku mengganggumu?

Vous êtes belle : kamu cantik.

Presque parfait : nyaris sempurna.

Arumi E.

Ketemu lagi dengan lanjutan cerita ini. Langsung yuk baca bab berikutnya ya :) Salam Arumi

| 1

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status