Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 25.***Tak lama kemudian Mas Riodatang. Ia menatapku dengan tatapan sedih seperti yang lainnya."Ada apa ini? Bayiku di mana?" tanyaku mengulang kalimat yang sama."Kamu harus ikhlas, Han. Buah hati kita tidak ingin ikut tinggal bersama kita, sayang." Mas Rio berkata sembari mengusap sudut mata.Aku masih mencoba mencerna kalimatnya. Walau hatiku telah gundah dan resah."Katakan yang jelas, Mas!""Han, Putra kalian meninggal, Nak. Ikhlaskan," sambung Mama.Aku bergeming. Air mata bercucuran deras di pipi.Dengan sigap Mas Rio memelukku erat. "Sabar, Han. Aku yakin ini adalah yang terbaik.".Waktu berla
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Season 2.Part: 26.***20 tahun kemudian ...."Ingat ya, Nisa! Kamu jangan jadi duri dalam kehidupanku! Tolong sifat Ibumu itu jangan.kamu warisi. CukupMamaku saja yang menderita karena harus berbagi suami dengan Ibumu," ketusku pada Nisa, Adik satu Ayah lain Ibu."Kak Arsi kenapa sih selalu mengungkit masa lalu Ibu? Bukannya Ibu pernah bilang kalau Mama Hana sudah ikhlas, dan bahkan saling menyayangi satu sama lain," sahut Nisa sok bijak."Itu kan cuma cerita Ibumu. Mana mungkin Mamaku seikhlas itu. Pastinya banyak air mata yang Mamaku tumpahkan karena ulah Ibumu. Lagian aku juga mendengar cerita staf kantor di perusahaan Mama. Mereka bilang Ibumu itu jahat, serakah, da
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Season 2.Part: 27.***Ketika di rumah, Nisa mengajak aku bicara di teras lantai atas."Katakan ada apa? Aku tak punya waktu meladeni Anak pelakor sepertimu," ketusku."Cukup, Kak Arsi! Jangan pernah bicara seperti itu lagi padaku, atau Kakak akan menyesal ketika mengetahui kebenarannya!"Kali ini Nisa berani melawanku. Tatapannya tajam seolah menyimpan dendam.Aku tersenyum sinis. "Kau yang akan menyesal!""Terserah Kakak saja. Yang jelas aku hanya ingin bertanya perihal pertemuan Kakak dengan Reyhan tadi di taman samping kampus."Aku bergeming sesaat. Ternyata Nisa tahu. Jangan-jangan Reyhan yang mengatakan semuanya."Oh, itu ... kenapa memangnya?" "Apa tujuan Kak Arsi mengajak Reyhan bertemu berdua?" tanya Nisa menatapku serius."Kenapa kau bisa menyimpulkan aku yang mengajaknya bertemu? Bisa saja Reyhan sendiri yang ingin bertemu denganku.""Aku kenal sekali dengan karakter Reyhan, Kak. Jadi Kakak tidak akan bisa memfitnahnya," ujar
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Season 2.Part: 28.***Suara isak tangisku sepertinya terdengar oleh Reyhan yang kini tengah berada di depan pintu kamarku."Arsi ... buka pintunya! Aku mengerti perasaanmu, Arsi. Aku percaya padamu. Aku juga tahu alasan kenapa kau ingin belajar secara sembunyi-sembunyi denganku. Arsi ... dengarkan aku! Kau tidak bersalah. Semua ini bukan kesalahanmu," ujar Reyhan.Seketika air mataku terhenti. Apa maksud Reyhan?"Apa maumu? Aku tidak ingin bertemu siapa-siapa termasuk kamu, Reyhan! Pergilah!" teriakku dari balik pintu."Tidak, Arsi. Aku akan tetap di sini sampai kau membukakan pintu untukku."Aku akhirnya menyerah. Sosok Reyhan mampu meluluhkan kerasnya hatiku saat ini."Katakan, apa yang harus aku dengar darimu?" tanyaku sembari membuka pintu.Reyhan tersenyum dan tampak menghembuskan napas kasar."Aku memikirkanmu semalaman, Arsi. Aku tidak tahu kenapa," ucapnya setengah berbisik."Omong kosong apa ini, Reyhan? Asal kau tahu, aku hany
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Season 2.Part: 29.***"Ayah ... aku tidak ingin serumah dengan Kak Arsi lagi. Jadi, Ayah harus memilih! Aku yang pergi, atau Kak Arsi yang pergi," sambung Nisa yang muncul dari belakang.Sontak saja pelukanku dan Ayah terlepas. Kami berdua sama-sama menoleh ke arah Nisa."Apa maksudmu, Nak?" tanya Ayah.Nisa meneteskan air mata. Aku tahu, luka di hati Nisa tentunya sangat dalam."Apa masih kurang jelas, Ayah? Selama ini aku yang selalu mengalah. Namun, sekarang tidak lagi," ucap Nisa dengan suara bergetar.Aku hanya menunduk sedih. Semua memang berawal dari kesalahanku."Nisa, kau dan Arsi sama-sama Putri Ayah, Nak. Bagaimana mungkin Ayah harus memilih?""Tapi, aku sudah tidak mau serumah dengan Kak Arsi. Sepanjang hidupnya hanya ingin menghancurkan aku.""Tidak, Nisa. Itu memang niat burukku dulu, tapi sekarang tidak lagi," sanggahku."Jangan bersandiwara, Kak Arsi! Apa masih kurang Kakak menghinaku selama ini? Padahal kenyataannya aku
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Season 2.Part: 30.***POV Nisa.Reyhan datang menemuiku. Aku sangat senang, karena kupikir ia akan meminta maaf dan menyadari semua kesalahannya.Aku bersemangat menuju taman, tempat yang Reyhan janjikan untuk bertemu.Sampai di sana, lelaki yang menjadi cinta pertamaku itu terlihat duduk santai dengan setelah celana jeans dan baju kemeja lengan panjang."Hay, Reyhan! Sudah lama?" tanyaku sembari mengukir senyum.Reyhan menatapku serius. Wajahnya begitu tegang hingga akhirnya aku tidak lagi berbasa-basi."Nisa ... sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucapnya lembut.Jantungku berdebar-debar. Entah kenapa firasatku menjadi tidak enak."Katakanlah, Reyhan!" sahutku berusaha tenang.Reyhan meraih tanganku. Ia menggenggam erat, tapi terasa dingin dan berbeda."Nisa ... semua tahu kau baik dan cantik. Kesempurnaan terpancar dari fisikmu, sikapmu, dan juga akhlakmu. Aku mengagumi itu semua darimu, Nisa."Kalimat Reyhan terjeda. Ia
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamikuSeason 2.Part: 31.***POV Arsi.Aku dan Reyhan bergegas mencari keberadaan Nisa. Sepanjang jalan kami telusuri.Hatiku cemas, pikiranku gundah. Tak disangka aku menemukan Nisa tergeletak di tengah jalan sunyi yang jarang ditempuh kendaraan."Rey, lihatlah! Nisa pingsan," ucapku panik.Sontak saja Reyhan berlari mendekati Nisa. Aku pun menyusulnya."Ayo kita bawa ke rumah sakit," ujar Reyhan."Iya, Rey."Aku menelepon Ayah, tak lama kemudian sebuah mobil mewah kami datang. Semua tampak khawatir. Nisa pun dimasukan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit..Di dalam mobil, Ayah tak henti-hentinya meracaukan doa untuk Nisa. Mata tuanya terlihat lelah. Sedangkan Bu Raya tak bicara sama sekali.Lima belas menit berjalan, kami sampai di rumah sakit.Nisa mendapat penangan Dokter terbaik."Putri Tuan hanya terlalu stres. Sebaiknya jangan menambah beban pikirannya lagi. Mental dan ketenangannya terganggu," ucap sang Dokter."Baik, Dok. Terim
Persahabatan yang ternoda.Part: 1***"Mas, Layla! Apa yang sedang kalian lakukan?!" teriak Naomi mendapati suami sedang bermesraan dengan sahabatnya sendiri."Naomi," lirih Layla dengan mata yang berkaca-kaca.Dev hanya terdiam. Mata Naomi sudah basah."Kalian berkhianat?" tanya Naomi bergetar."Dengarkan aku dulu, Naomi!" Layla meraih tangan Naomi."Tidak! Pengkhianat!" teriak Naomi lagi menepis tangan Layla.Naomi berlari sambil menangis, hatinya hancur mendapati suami tercinta sedang berpelukan di sebuah tempat.'Kau jahat Lay.'Sepanjang jalan Naomi mengutuk kebodohannya karena terlalu mempercayai sahabat dan suaminya sering ditinggal berdua.Naomi sampai di rumah, seluruh keluarga Dev sangat terkejut melihat keadaan Naomi yang berantakan. Matanya sembab, rambutnya tak tentu arah."Apa yang terjadi Nak?" tanya Lastri, Ibu mertua Naomi itu."Katakan, Naomi! Apa yang sudah terjadi? Di mana Dev dan Layla?" tanya Sulis pula, yang merupakan Oma dari Dev."Mereka ...." Naomi semakin t