Share

Wanita Malam Presdir Kejam
Wanita Malam Presdir Kejam
Author: Milk Tea

BAB 01.

Author: Milk Tea
last update Last Updated: 2025-07-05 23:13:45

Di dalam sebuah kamar apartemen mewah dan begitu megah dengan fasilitas lengkap, seorang wanita tengah memandang keluar dari jendela menatap butiran air hujan yang membasahi kaca.

Ia termenung sesekali menghela nafas seolah tengah memikirkan sesuatu.

Tok... Tok... Tok....

Lamunannya terhenti kala terdengar suara ketukan pintu. ia bergegas berlari ke arah sumber suara.

Clek...

Dengan gembiranya wanita bernama Sofia Andaresta 27 tahun itu membuka pintu, tampak seorang laki-laki berusia 30 tahunan langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu!"

"Aku merindukan tubuhmu" Bisik pria itu di kuping Sofia, membuatnya sedikit geli.

Sofia mengedus, "Kau bau! Habis minum alkohol ya? Mandi dulu ya sayang!" Bujuknya.

"Tidak! Aku bukan ingin mandi! Tapi aku menginginkanmu malam ini!"

Belum sempat Sofia merespon, tangan laki-laki bernama Bram itu sudah tak bisa terkontrol lagi hingga kemudian terus naik ke leher jenjang Sofia.

"Aku sangat-sangat merindukanmu Sayang!" Ia kembali mengucapkannya.

Bram langsung menciumi bibir Sofia tanpa perlawanan sedikitpun, padahal mereka bukanlah pasangan suami istri yang sah di mata hukum.

Bram terhayut, tubuhnya menginginkan lebih. Begitu pula dengan Sofia.

Bram segera menuntunnya menuju ranjang, ia mendorong tubuh Sofia tepat di tengah-tengah kasur empuk itu sampai tubuh Sofia sedikit terpental.

"Apa kau siap sayang?" Tanya Bram langsung di balas anggukan olehnya sembari tersenyum.

Bram mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya, Sofia ingin melakukan hal yang sama, namun Bram menghentikannya, "eits... Jangan di buka dulu! Biar aku yang melakukannya!" Ucapnya dengan nada menggoda

Sofia begitu penurut, ia hanya bisa terus memandangi Bram yang mulai siap melakukan aksinya.

Lagi-lagi ia tertegun menatap tubuh Bram yang begitu sangat seksi dan sedikit berotot.

Diam-diam Bram tersenyum menyadari kemana pandangan Sofia berada, "Kenapa? Sudah tidak sabar ya?"

Sofia terdiam, ia merona, "aku suka melihat ekspresimu yang seperti itu!" Katanya intens.

"Jangan terus menggodaku! Aku kan jadi malu!" Balasnya.

Tanpa basa basi lagi, Bram merangkak naik ke atas tubuh Sofia yang terlentang, langsung menciumi setiap inci dari tubuh wanitanya itu.

***

Malam hari yang terasa begitu panas padahal AC dalam ruangan itu menyala, keringat dari dua tubuh berbeda kini bercampur. Suara desahan penuh nikmat memenuhi ruangan.

Sesekali terdengar desisan keluar dari mulut Sofia, dia tampak begitu lelah setelah beberapa kali mencapai puncak, bahkan mereka berdua sudah melewati beberapa ronde.

Sayangnya Bram tak kunjung berhenti, dia terus melakukannya tak peduli dengan rintihan Sofia di bawah tubuhnya.

Bahkan tak segan menyakiti tubuh Sofia hingga meninggalkan luka memar di tubuhnya. Bisa di bilang Bram mengidap penyakit hipers*ksualitas.

Tapi apalah daya, Sofia hanya bisa menahan rasa sakitnya, ini bukan pertama kalinya ia menerima serangan brutal dari Bram, tapi sering kali bahkan Bram tak membiarkan Sofia beristirahat.

"Sayang! Aku capek!!!"

Ia tak mendengarkan Keluhan Sofia, Bram hanya terus melakukan aksinya, meskipun keringat sudah bercucuran di wajahnya dan juga Sofia.

Sofia memejamkan mata, menahan sakit, tubuhnya terasa remuk. Ia hanya bisa meremas kuat kain sprei yang menjadi saksi bisu hubungannya dengan Bram.

"JANGAN PEJAMKAN MATAKU!!!" Tiba-tiba Bram membentak Sofia, terpaksa ia harus membuka mata, tertegun sesekali menggigit bibir bawahnya.

Setiap kali mereka melakukannya, Sofia yang harus menderita, dia harus bisa menyeimbangi kekuatan Bram.

"Sayang! Akuu... Ugh!"

Tak kuat menahan lagi, Sofia seketika jatuh pingsan. Bram berdecak kesal melihatnya, ia tiba-tiba merasa tak bergairah lagi.

Bram meninggalkan tubuh Sofia diatas kasur dengan keadaan masih belum sadarkan diri, ia hanya menutupi tubuh sofia dengan selimut lalu berjalan menuju kamar mandi apartemen untuk membersihkan dirinya.

Ia keluar dengan handuk melilit pinggangnya, menatap datar kearah Sofia, dengan langkah pelan ia menghampiri wanitanya.

Cup...

Di kecup pelan dahi Sofia dengan penuh cinta, lalu Mengelus-elus rambutnya.

"Aku tau kamu sudah sadar, Tidurlah sayang! Kamu pasti sangat lelah kan?"

Ketika mendengar suara percikan air pada saat Bram mandi, Sofia memang sudah sadar, ia tak tau jika Bram mengetahui bahwa ia hanya berpura-pura.

Sofia mencoba untuk tidak bergerak sama sekali, jangan sampai dia membuka mata dan membuat Bram melanjutkan aksinya lagi.

***

Cahaya matahari pagi yang cerah masuk di celah-celah jendela kamar apartemen seharga milyaran rupiah beratas namakan Sofia itu, sebagai hadiah yang di berikan oleh Bram.

Sofia sendiri adalah anak yatim piatu, sejak kecil ia di besarkan di sebuah panti asuhan.

Sofia bertemu dengan Bram di usia 22 tahun, saat itu Bram pernah menabrak Sofia di jalan dan membuat Sofia di rawat di sebuah rumah sakit karena mengalami luka di bagian lututnya.

Hingga benih-benih cinta tumbuh di antara mereka berdua sampai sekarang mereka masih berhubungan namun Bram tidak pernah ingin mempublikasikan hubungan mereka didepan orang.

Seolah-olah Sofia hanyalah wanita simpanannya.

Sofia sama sekali tidak mempermasalahkan itu, mungkin dia sudah di butakan oleh cinta dan nafsu.

Darah keperawanannya bahkan di berikan kepada Bram dengan syarat Bram harus sering berdonasi untuk panti asuhan yang pernah di tinggali oleh Sofia.

Bagi Bram yang kaya raya, bahkan dia yang seorang presdir itu hanyalah masalah gampang, yang penting Sofia bisa memu*skannya di atas kasur.

Namun bagi Sofia, itu sangat sulit. Bahkan Sofia di larang keras untuk berkenalan dengan laki-laki lain, tidak boleh berdandan cantik saat keluar, bahkan di sosial media saja Sofia harus seperti orang yang misterius harus memblue wajahnya sebelum mengupload.

Bukan hanya itu, Bram memiliki tempramen yang sulit untuk di prediksi.

"Sayang! Ayo bangun, aku sudah memasak banyak makanan untukmu!" Katanya yang kini duduk dipinggir ranjang sambil mencoba membangunkan Sofia.

Perlahan tapi pasti, dengan usapan lembut di pipinya, Sofia mulai membuka mata, "Aku capek! Ingin di suapin!" Balasnya manja.

"Yakin? Tapi aku tidak suka menyuapi orang kecuali pakai mulut!"

"Kenapa begitu? Aku juga kelelahan karena ulahmu!" Sofia membalas dengan nada merajuk.

Ia mencoba untuk duduk di atas kasur, tapi tubuh bagian bawahnya sangat amat sakit.

Shhh.... Ahh berkali-kali ia meringis menahan perih.

Pufhh... Bram tertawa kecil.

"Kamu ketawa?" Ucap Sofia dengan ketus.

"Hah... Kamu mau kemana sayang? Sakit banget ya? Butuh bantuan aku tidak?"

"Tidak usah! Aku bisa kok arggh.... " Baru saja ia dengan percaya diri mengatakannya namun dia sama sekali tak kuat lagi untuk bergerak.

"Penawaranku masih berlaku loh!"

Sofia menghela nafas, dia ingin ke kamar mandi. Kantong kemihnya terasa ingin meledak sekarang, tapi dia tak mau menerima bantuan Bram sebab dia tau lelaki itu akan melakukan sesuatu tak terduga di kamar mandi jika ia menyetujuinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 07.

    Bram melakukannya beberapa kali, hingga membuat Sofia kesulitan untuk meninggalkan kasur, bagian bawahnya terasa begitu sakit bahkan saat bergerak. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, itu pastinya Bram yang tengah membersihkan diri. Sofia menangis sesegukan, timbul rasa benci pada dirinya setelah perlakuan Bram, mungkin ini yang di namakan dari cinta menjadi benci. Sofia menggertakkan giginya sambil meremas kuat sprei yang ia tindih. Clek... Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dengan cepat Sofia memejamkan mata berpura-pura tertidur. Bram menatapnya datar kemudian berjalan ke arah lemari pakaian, sepertinya dia bersiap-siap ke suatu tempat. Dengan sangat rapi Bram berpakaian, tak lupa memakai parfume. "Aku pergi dulu! Jangan kemana-mana!" Katanya lalu pergi. Barulah Sofia membuka mata. Ssshh... Ia mendesis saat menc

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 06.

    Bram memekik, "ada apa sayang? Apa ada yang kamu sembunyikan dariku?" Tangan Sofia masih terikat dasi, sehingga dia tak bisa melawan, "tolong lepaskan aku!" Lirihnya. "Ohh lalu kau bisa menemui pria tadi?" Sofia menggeleng kuat, "tidak, aku berjanji tidak akan menemuinya, kalaupun iya aku akan mengabaikannya!" "Janji?" Sekali lagi ia mengangguk. Bram mencoba untuk percaya, dia juga tidak tega melihat wajah Sofia terus di aliri air mata. Bram melepaskan ikatan dasi di tangannya, dia lalu memeluk Sofia, "Aku mencintaimu sayang! Aku Sangat-sangat mencintaimu! Bahkan aku akan melakukan apapun agar membuatmu bahagia! Kau tau kan, aku melakukan ini itu demi kebaikanmu juga!" "Kebaikan dari mana? Aku sekarang mulai sadar, apa ini yang kuharapkan? Aku bahagia? Pertanyaan bodoh macam apa ini?" gerutu Sofia dalam hatinya. Sofia tersenyum dengan terpaksa, "Iya, aku paham! Mulai sekarang aku akan mengh

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 05

    Bram emosi, dia segera memakai setelan jasnya, "Mau kemana pak?" Tanya sekretarinya yang baru saja datang. "Pulang! Aku serahkan pekerjaanku dulu padamu!" "Tapi pak!" Bram hanya melirik sedikit dan membuat sekretarisnya bergidik ngeri. "Baik pak! Saya akan melakukannya pak Bram bisa pulang!" Bram bergegas kearah parkiran mobil, satu tangannya memegang kunci dan tangan yang lainnya sibuk menelfon Sofia. *** Tiba di apartemen, Bram membuka pintu dengan kesal, "Sofia! Sofi... Kamu dimana?" Dengan tidak sabaran ia mencari kesegala ruangan. Dia juga mendobrak pintu kamar sampai pintu yang tak bersalah itu sedikit rusak, kembali ia mencoba menelfon Sofia tapi panggilannya selalu di abaikan. "Kemana dia pergi?" Saat keadaan yang penuh emosi, Bram lupa jika ada aplikasi pelacak yang ia pasang di ponsel Sofia, barulah ia cepat mengeceknya tapi ternyata dari alat pelacak itu Sofia tampaknya sedang dalam perjalanan kembali ke apartemen. Bram geram, dia mengepalkan kedua tangany

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 04.

    Mereka kembali berciuman cukup lama setelah mengunci pintu kamar, Sofia bahkan kesulitan bernafas sampai beberapa kali mencoba mendorong Bram tapi tidak bisa. Bram lalu menggendong Sofia kearah kasur, mereka berdua berbaring bersama, kembali menindih Sofia sambil terus berciuman. Tiba-tiba Bram berhenti, ia menatap nanar ke arah Sofia, dia bingung, "ada apa?" Ia menggeleng, "Tidak apa-apa!" Bram lalu berbaring di samping Sofia, "yakin? Tidak ada masalah kan? Apa da sesuatu di kantormu?" Bram sekali lagi menggeleng, "Lebih baik kita tidur saja sekarang!" Sofia semakin heran, "Tapi kita baru aja selesai makan! Terus ini baru jam berapa sayang! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya! Coba deh kamu cerita sama aku! Siapa tau aku bisa bantu!" "Ck... Kenapa kamu malah terus bertanya? Aku bilang tidak apa-apa! Aku capek, aku mau tidur! Lagian kamu tidak akan bisa membantuku!" Bram Kesal dia memutar tubuhnya membelakangi Sofia, "Kalau begitu kamu tidur saja! Aku akan keluar melanjutka

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 03.

    Bram penasaran apa yang Sofia lakukan di toko baju itu, sebab ini pertama kalinya Sofia mengatakan hal tersebut padanya. Di tempat yang berbeda, Sofia yang begitu kesal dengan penghinaan yang di tuturkan oleh pegawai toko itu segera mengambil beberapa pakaian yang sangat mahal diantara baju yang yang ada di hadapannya. Sofia memegang erat pakaian yang ada di tangannya, "Mbak mau apa? Itu pakaian mahal mbak!""Kamu bilang ini sangat mahal kan? Dan kamu takut aku merusaknya?"Srekkk!! Srekkk!! Dengan sekuat tenaga Sofia menarik baju itu dengan kedua tangannya sampai robek, Mendengar suara sobekan itu para pegawai toko tersebut menatap Sofia dengan tatapan kaget. "Mbak ini apa-apaan sih? Saya kan sudah bilang jangan sampai bajunya rusak! Mbak harus ganti rugi!!" Pegawai itu berteriak pada Sofia. Ia tersenyum smirk, begitu tenang ia menghadapinya, "Kamu tidak tau apa itu attitude ya? umurmu sepertinya masih muda jadi pantas tidak tau artinya, Lain kali sopan sedikit ya dek! Jangan me

  • Wanita Malam Presdir Kejam   BAB 02

    Pufhh hahah.... Bram sekali lagi menertawakan Sofia yang masih berusaha untuk turun dari ranjang. Ia melirik wajah cemberut Sofia, "Sini, biar aku menggendongmu!" Dengan cepat, tubuh telanjang Sofia di gendong oleh Bram, ia merona ketika Bram berhasil menyingkirkan selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya. "Ahh turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!" Bram pura-pura tak mendengarkan, ia mulai berjalan tanpa menatap tubuh polos Sofia, "Diamlah... Kamu tidak mau melihatku marah kan?" Cekamnya. Sofia langsung takut untuk bicara, dia hanya bisa menutupi bagian dadanya dengan kedua tangan. "Tidak perlu melakukan itu, aku sudah sering melihatnya, kenapa baru sekarang kamu malu?" "Bukannya malu! Aku takut kamu.... " "Shut! Aku tidak akan melakukannya, tapi sambil mandi baru melakukannya!" Sofia melotot. Clik!! Ia mendengar Bram baru saja mengunci kamar mandi. Arhhh.... Sofia berteriak di dalam sana, Luka semalam belum sembuh namun Bram kembali memperdalam luka itu. Rasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status