Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 29 : Kacau"Bukannya itu Wenny dan Khairy? Kok mereka ada di sini? Bukannya?" Hari itu, saat Arman berada di Swalayan dirinya memergoki Wenny, Fatur dan Khairy yang sedang jalan-jalan. "Ck, kenapa gagal, sih!" ujarnya, saat melihat mereka bertiga tertawa bersama, seolah tidak ada pertengkaran di antara mereka. Arman marah karena rencananya untuk mengirimkan gambar dan berharap ada pertengkaran di antara mereka gagal. "Lihat saja, Wenny apa yang akan aku lakukan nanti," gumam Arman lirih. Dirinya berpikir untuk menggugat hak asuh Khairy, karena rencananya dengan mengirimkan gambar itu gagal. "Halo, Khairy, Sayang," sapa Arman, saat dirinya berjalan mendekat ke arah Fatur dan juga Wenny berada. Arman memang sengaja menghampiri mereka. "Ayo, ikut Ayah, Sayang," Fatur mengulurkan kedua tangannya, berniat akan menggendong Khairy, putranya. Namun, Khairy malah menangis saat Arman yang notabenenya ayah kandungnya ingin menggendongnya.
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 30 : Sidang PertamaHari ini adalah hari pertama sidang perebutan hak asuh Khairy dilakukan. Arman datang bersama dengan pengacaranya sedangkan Wenny, tadi Arman lihat dia datang dengan Fatur yang merangkulnya. Tak lupa pengacara yang berjalan di belakangnya. "Mas, aku takut," bisik Wenny pada Fatur yang berdiri di sampingnya. Fatur menoleh menatap Wenny dalam."Ssst, kamu harus tenang, semua pasti akan baik-baik saja. Percaya sama aku, ya? Yang terpenting kamu tenang saat ini," balas Fatur. Dirinya mencoba menenangkan Wenny agar tidak panik. Mereka hanya datang berdua, sedangkan Khairy dititipkan pada orang tua Fatur yang tadi memang sudah mengetahui masalah ini. Tadi keduanya juga sangat mendukung jika Khairy harus ikut dengan Wenny. Orang tua Fatur sendiri pun tidak keberatan dengan adanya Khairy di dalam pernikahan Fatur. Mereka justru senang karena sekarang mereka mendapat seorang cucu yang selama ini mereka idam-idamkan.
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, Istriku Part 31 : Pemenangnya Arman semakin brutal, dirinya tidak mendengarkan semua nasihat dan juga saran dari Satrio kemarin. Nasihat untuk membuka lembaran baru dan melupakan masa lalu. Namun, Arman masih terkungkung akan dendam dan rasa irinya pada kebahagiaan Wenny dan juga Fatur. "Huh!" Arman menghela napas panjang, lalu kakinya melangkah menuju kamar mandi, membersihkan diri dan bersiap untuk pergi. Usai membersihkan diri, Arman keluar dengan celana jin berwarna hitam dengan robekan di kedua lututnya. Rambutnya dibiarkan acak-acakan lalu tangannya meraih kunci mobil yang dirinya gantung di atas nakas ruang keluarga. "Mau ke mana lagi kamu, Man?" tanya ibu Arman yang baru saja keluar dari kamarnya dan malah mendapati putranya bersiap untuk pergi dengan baju yang menurutnya sangat berantakan itu. Arman berhenti dan menjawab singkat. "Mau keluar." Setelah mengucapkan kata itu, Arman segera meninggalkan ibunya yang masih ingin be
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 32 : KecelakaanKalian jangan senang dulu. Lihat saja apa yan g akan aku lakukan nantinya," ujar Arman pada Wenny dan juga Fatur saat mereka baru saja keluar dari ruang persidangan. Persidangan telah selesai dan putusan sudah dibuat."Tak perlu seperti itu, Arman. Seharusnya kamu menerima keputusan yang sudah Pak hakim tetapkan," balas Fatur dengan nada tenang.Arman tak menghiraukan ucapan Fatur. Dirinya langsung pergi meninggalkan sepasang suami istri itu tanpa kata.Sementara itu, Wenny yang mendengar kata-kata Arman tadi, merasa khawatir."Bagaimana ini, Mas? Aku gak mau kehilangan Khairy. Dia anakku aku mau dia terus sama aku, Mas," ujar Wenny. Raut ketakutan memenuhi wajah cantiknya. Fatur yang melihat itu, meletakkan jemari tangannya, membingkai wajah Wenny. Menatap Wenny lembut, lalu berucap, "Ssst. Kamu dengerin aku. Kamu gak perlu khawatir kalau Khairy akan ninggalin kamu. Karena kalau itu sampai terjadi, aku akan jad
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 33 : Keputusan DadakanIbu Arman masih menunggu anaknya di ruang rawat Arman yang bersebelahan dengan wanita yang bersama Arman tadi. Saat ini Ibu Arman duduk di kursi di samping ranjang pesakitannya, sang putra pun membuka sedikit matanya."Ibu?" panggil Arman. Perlahan Arman membuka matanya dan yang pertama kali Arman lihat adalah sosok ibu yang duduk di depannya. "Ha-us, Bu," ujar Arman lagi. Tenggorokannya kering dan dirinya kehausan. Suara Arman masih parau, karena dirinya baru saja siuman.Ibu Arman yang mendengar ucapan anaknya pun segera berdiri dan mengambilkan segelas air minum yang tersedia di atas nakas. Setelahnya, dia mendekatkan gelas itu pada mulut putranya dan membantunya minum. Arman menjauhkan mulutnya dari gelas saat dirinya merasa sudah baikan setelah meminum air meski hanya beberapa tegukan saja. Ibu Arman meletakkan kembali air minum itu ke nakas, setelahnya kembali duduk lalu menghela napasnya panjang seb
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 34 : SialanSudah beberapa hari Arman dan Serina dirawat di rumah sakit. Sekarang ini keduanya sedang sarapan bersama. Arman sendiri sudah bosan sebenarnya berada di ruangan serba putih dan berbau obat-obatan itu. Jika saja dokter tidak menyarankan dirinya untuk dirawat dan juga dengan paksaan ibunya yang menginginkan dirinya berada di sini, Arman tidak akan sudi berada di tempat terkutuk itu.Keadaan keduanya sudah membaik,dan besok Arman dan Serina sudah diperbolehkan pulang. Ibu Arman sendiri sudah membereskan pakaian-pakaian yang Arman pakai selama di rumah sakit. Dan kini wanita paruh baya itu sedang duduk di sofa yang ada di ruangan Arman dan juga Sherina. Ibu Arman memang sengaja meminta pihak rumah sakit untuk memindahkan Arman dan Serina dalam satu ruangan. Agar hal itu memudahkan dirinya dalam mengurus keduanya. Bagaimana pun ibu Arman harus mengurus keduanya. Meski dengan setengah hati, ibu Arman merawat Serina. Hal itu
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 35 : KlinikTak terasa waktu begitu cepat berlalu, baru kemarin rasanya Wenny melahirkan, menimang dan juga mengurus Khairy, kini putranya itu sudah berusia dua tahun.Wenny tidak menyangka jika dirinya bisa bertahan sampai di titik ini. Kemarin, rasa takut menyelimutinya karena Arman, mantan suaminya yang menginginkan hak asuh putranya. Namun, kini dirinya bisa membersamai dan juga menemani putranya sampai sekarang. Dirinya juga sangat bersyukur akan kehadiran Fatur dalam hidupnya. Fatur begitu mengerti dan juga menyayangi Khairy sebagaimana putranya sendiri. Tak pernah abaikan selalu memperhatikan dirinya dan Khairy. "Mas, ayo bangun dulu!" pekik Wenny tepat di telinga Fatur. Saat ini keduanya sedang berada di kamar dengan Fatur yang masih terlelap. Setelah salat subuh tadi, Fatur memang kembali tidur, Fatur bilang dirinya masih mengantuk. Wenny pun memakluminya karena memang Fatur baru menyelesaikan pekerjaan kantornya pukul du
Wanita yang Diarak Keliling Kampung itu, IstrikuPart 36 : SepiSeorang perempuan muda yang tengah duduk di bangku yang ada di taman itu sedang gelisah. Itu dapat terlihat dari raut wajahnya yang terlihat tidak bersemangat dan juga dirinya yang sepertinya tengah melamun. Sejenak wanita muda itu mengembuskan napas, pikirannya benar-benar buntu. Dan semua pikiran negatif memenuhi kepalanya. Rasa takut dan juga khawatir mendominasi hatinya. Ada ruang yang terasa kosong di hatinya. "Serina!" panggil seorang wanita yang menggunakan celana jin dan juga kemeja hitam kotak-kotak.Sementara itu, wanita yang merasa namanya dipanggil pun menoleh. Wanita berkemeja kotak-kotak itu pun menghampiri temannya yang sedang duduk melamun di bangku taman itu. Ya, wanita yang sedang duduk melamun di bangku taman itu adalah Serina, istri Arman yang dinikahinya hampir dua tahun ini. "Melati?" tanya Serina dengan tidak begitu yakin. Bukan karena apa, tapi Serina takut salah menebak. Karena jika dilihat w