いつもあなたのそばにいたい

いつもあなたのそばにいたい

last updateLast Updated : 2025-09-19
By:  心優(mihiro)Updated just now
Language: Japanese
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
3Chapters
32views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

OL2年目の椿ひまり22歳と、4歳年上イケメン先輩サラリーマンの田上 大翔(たがみひろと)26歳とのピュアな大人ラブ🩷 ひまりは、入社して1週間後、配属された先で田上大翔に一目惚れ🩷 しかし、新入社員の間では、田上は人気者で、常に噂が飛びかっていた。 『田上さんには、会社でNo.1の美人彼女が居る』と…… 告げることなく一瞬で、ひまりの恋は終わった。 しかし、田上への思いは消えず、自分の〈推し〉として、密かに思い続けることに。 社会人2年目のある日、田上から仕事を頼まれ、そのお礼にと、食事に誘われたひまり。 最初で最後かもしれない2人だけの食事。 そこで、とんでもない事実を知ることに…… それからの試練を乗り超えられるのか? ピュアラブ🩷を応援してあげてください。

View More

Chapter 1

第1話 私の憧れ

[Suamimu selingkuh. Datanglah ke Fisherman's resto di Mapo Gu Street pukul 10.30]

Ava mengernyit ketika tiba-tiba saja ponselnya berdenting dan muncul sebuah pesan dari nomor asing.

"Nomor telepon yang anda tuju tidak terdaftar, mohon periksa—"

"Aneh!" Alis Ava yang samar saling bertautan dan langsung menutup panggilan tersebut. Dia bukan menelpon suaminya, tetapi menghubungi nomor yang mengirim pesan dan memberitahu Ava bahwa suaminya berselingkuh.

Itu bukan pertama kalinya Ava menerima pesan dari nomor asing. Kalau dipikir-pikir lagi, sejak suaminya menjadi manajer, setiap bulan Ava selalu menerima pesan dari nomor asing yang berbeda-beda.

Lalu, ketika dia mencoba menghubungi nomor tersebut, operator mengatakan kalau nomor tidak terdaftar atau berada di luar jangkauan.

Padahal, jelas-jelas Ava menerima pesan masuk dari nomor tersebut dua menit lalu. Namun, faktanya nomor-nomor yang mengirimi pesan tidak bisa dihubungi. Jadi, Ava berpikir kalau pengirim pesan hanya orang iseng.

Pesan itu mengabarkan kalau Ava disuruh datang ke restoran pukul 10.30. Sekarang waktu menunjukkan pukul 10.05, dan baru dua jam Ava berada di tempatnya bekerja.

Ava agak ragu-ragu untuk memercayai pesan dari pengirim yang tak jelas, tetapi dia tidak sungkan untuk menelpon sang suami dan memastikan pria itu pasti sedang sibuk.

"Hallo, James—"

"Kenapa, Ava?" tukas James dari seberang panggilan, suaranya berupa bisikan kasar dan dingin, diiringi gema suara pria yang tampaknya sedang memimpin rapat di sebuah ruangan. "Aku sedang rapat, ini baru dimulai lima menit lalu. Kamu kalau ada keperluan mendesak, telepon aku dua jam lagi, bosku sedang memimpin rapat."

"Oh, tidak ada hal mendesak," sahut Ava sambil menggosok tengkuk dan menggigit bibir. "Aku hanya rindu mendengar suaramu."

"Sekarang sudah mendengarnya?" timpal James sinis. "Apa kamu mau aku ditegur bos karena menerima panggilan saat rapat sedang berlangsung?"

"Ya, aku sudah mendengar suaramu," kata Ava kakul. "Kamu jangan lupa makan siang. Aku mencintaimu, James."

"Ya. Aku tutup teleponnya sekarang."

Ava mengembuskan napas lega. Seharusnya dia tak perlu menghiraukan pesan misterius itu karena sudah bisa menduga kalau suaminya pasti sibuk sampai tak ada waktu untuk berselingkuh.

Si pengirim pesan memang hanya orang iseng, Ava memutuskan untuk kembali memusatkan perhatiannya pada pekerjaan dan mengetik laporan penjualan obat untuk diserahkan pada Sarah, atasan sekaligus sahabatnya.

Saat waktu menunjukkan detik-detik menjelang pukul 10.30, mendadak Ava tak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan karena memikirkan isi pesan.

Padahal, sudah jelas-jelas James mengatakan dirinya sedang rapat yang akan berlangsung selama dua jam ke depan.

Biasanya, Ava tidak menggubris dan segera menepikan pikiran buruk tentang James. Namun, kali ini Ava tak tahu mengapa dia tidak bisa mengendalikan pikiran itu.

Terlebih lagi, semalam James menolak untuk berhubungan intim saat perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama.

Memikirkan hal itu membuat Ava didorong rasa penasaran hingga nekat meninggalkan pekerjaan untuk segera pergi ke Mapo Gu Street.

___

Waktu menunjukkan pukul 11.20 ketika Ava baru saja turun dari taksi di depan restoran yang disebutkan si pengirim pesan misterius.

Dia terlebih dahulu mengedarkan pandangan ke sekeliling parkiran mobil— memastikan adanya kemungkinan mobil James terparkir di sana. Bahkan, dia menyempatkan diri untuk berjalan mendekati BMW hitam yang serupa dengan milik James, tetapi ternyata mobil itu bukan milik suaminya.

Nomor plat kendaraan itu berbeda, pikir Ava sambil meninggalkan pelataran parkir dan berjalan menuju restoran.

Ketika Ava akan masuk, di saat bersamaan dari dalam restoran seorang pria berpakaian parlente menarik pintu kaca hingga terbuka. Lalu, kemudian pria itu terdiam sejenak di ambang pintu.

Tubuhnya yang tinggi menjulang agak sedikit menghalangi Ava saat akan berjalan masuk. Mau tak mau Ava mendongak dan mendapati wajah pria bermata gelap menatapnya sepintas lalu.

Pria itu menahan pintu dan memberi jalan bagi Ava, kemudian pergi begitu saja.

Ava berjalan masuk sambil mengedarkan pandangan ke seantero restoran yang lumayan ramai.

Sekarang memang sudah mendekati waktu makan siang. Tak heran jika tempat yang menyajikan berbagai hidangan seafood itu tampak disesaki pengunjung.

Belum jauh mata Ava berkeliling, dia sudah bisa melihat sesosok punggung pria yang tak asing. Dia tak tahu tadi pagi suaminya memakai pakaian apa karena James sudah pergi sebelum dia bangun.

Akan tetapi, pria berambut hitam cepak yang duduk berdampingan dengan seorang perempuan berambut pirang seakan menunjukkan siluet James.

Untuk beberapa saat, jantung Ava terasa berhenti berdegup sewaktu tatapannya tertuju pada pemilik rambut pirang bergelombang di samping pria itu.

Rasa-rasanya dia merasa akrab dengan wanita tersebut, meski belum melihat wajahnya.

Tanpa bisa dicegah, kaki Ava bergerak melangkah mendekati meja mereka, lalu mendengar suara James yang begitu mesra saat berbicara pada perempuan di sampingnya.

"Kamu sudah yakin akan memilih tema pernikahan kita dengan suasana outdoor, Scarlett?"

Ada rasa sakit yang tiba-tiba menghantam ulu hati Ava ketika mendengar bagaimana cara James berbicara yang terkesan sangat memanjakan. Nada bicara yang sudah lama tidak Ava dengar.

Namun, bukan hanya itu saja yang membuat Ava merasa terguncang, tetapi nama perempuan yang disebutkan suaminya seakan langsung menusuk palung hati Ava.

Benarkah wanita itu adalah Scarlett, sahabat kuliah Ava yang bahkan empat bulan lalu mengundang Ava hadir ke acara ulang tahunnya yang ke 24?

"Tentu saja. Sudah kukatakan kalau tema yang kupilih adalah pernikahan impianku, James. Dan ayahku tak akan memedulikan semahal apapun biaya yang diperlukan untuk melangsungkan pesta pernikahan kita."

"Tapi, Scarlett, bagaimana mungkin kita akan menyelenggarakan pesta mewah jika Ava—"

"Ayolah, James," tukas Scarlett serius. "Kita bukan satu atau dua kali membahas ini. Aku adalah Scarlett Lautner, anak dari seorang Erik Lautner. Ayahku hanya cukup menjentikkan jari untuk mengabulkan apa yang menjadi keinginanku. Sudah kubilang kalau pesta pernikahan kita akhir tahun nanti akan digelar di Maldives dan hanya orang-orang tertentu saja yang diundang, juga dilakukan sangat tertutup. Penjagaan pasti berjalan ketat karena aku tak ingin tamu-tamu yang hadir mengambil foto pernikahan kita tanpa izin. Untuk itulah aku ingin ada catatan khusus dalam undangan kita agar para tamu tidak membawa ponselnya. Lagi pula, mereka tidak akan diizinkan masuk jika tidak mengikuti prosedur yang berlaku."

Sesak dada Ava mendengar penjabaran yang diucapkan Scarlett dengan penuh antusias. Lebih sesak lagi ketika dia melihat James merangkul bahu Scarlett ke dalam pelukan dan mencium puncak kepalanya.

"Oh, James, aku tak sabar lagi menunggu momen itu tiba," kata Scarlett sambil meletakkan kepala di pundak James, suaranya terdengar begitu manja dibuat-buat.

"Anak kita akan lahir tujuh bulan lagi. Saat dia lahir, aku ingin kita sudah berstatus sebagai suami istri. Dan Maldives adalah pilihan yang tepat untuk menjadi tempat tinggal aku dan anakku saat kamu bersama Ava—"

"Kenapa harus bersembunyi di Maldives?" Ava tak tahan lagi dan segera menghampiri mereka dengan wajah merah padam, sedangkan napasnya memburu dikuasai amarah.

James dan Scarlett seketika berdiri serentak dan menoleh ke arah suara.

Keterkejutan luar biasa tampak jelas tergambar dari wajah James saat berkata dengan kasar, "Ava? Kenapa kamu ada di—"

"Pengkhianat! Manusia busuk!" serang Ava dari balik giginya yang bergemeretak.

Mata Ava berkilat-kilat saat menatap tajam pada suaminya.

Selama hidup berumah tangga dengan James, Ava tak pernah sebegitu marah seperti sekarang. Namun, dia juga tak ingin menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran dan mengganggu kenyamanan mereka.

Tatapan Ava beralih pada Scarlett yang kini menyunggingkan senyum mengejek kepadanya sambil menyilangkan kedua lengan di depan dada.

"Kenapa harus bersembunyi di Maldives, Scarlett?" Ava mengulangi pertanyaannya dengan serius. "Kamu takut padaku karena sudah menjadi wanita simpanan dari suami sahabatmu sendiri?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

Comments

No Comments
3 Chapters
第1話 私の憧れ
──2022年春 いつもの電車に揺られて、通勤する。 都内にある会社の最寄り駅、そこから徒歩5分 途中、同じ会社の人たちに会う。 「おはようございます」 「おはよう〜」 「おはようございま〜す」 朝の挨拶から始まる一日 そのひとことのテンションで、 相手の今日の体調が分かるようになった。 欠伸《あくび》をしながら、眠そうにしている人、 物凄く大きな声で、とても元気な人、 何か急いでいるのか、小走りで走りながら挨拶する人。 そして、会社に着くと、 私の推しは、今日も爽やかだ! 「おはようございます」 「おお、おはよう! ひまり」 今日も元気だ! そして、カッコイイ! いつも、なぜか私を下の名前で呼んでくれる。 ──う〜ん、今日もイケメ〜ン 名前呼びは、めちゃくちゃ嬉しい〜 それだけで顔が綻《ほころ》ぶ 嬉しい1日の始まりだ。 椿ひまり もうすぐ22歳 入社して2年目の一般事務員、 去年、一部上場企業の建設工事会社、工事部に配属された。 丸1年経っても未だに推しへの思いは変わらないのだ。 私の推しは、同じ部署で働く4歳年上の今年26歳 田上大翔さん 憧れの先輩だ。 ──はあ〜今日もカッコイイ〜 なんて美しいお顔なの? 毎日拝めるなんて、それだけで十分幸せ 本当は、ずっと眺めていたいけど、そうもいかない。 それに、 決して私から告白することなど、ないだろう。 だって彼には…… 会社No.1の美人彼女さんが居るのだから。 それを知ったのは、入社後1週間の研修期間が過ぎ、この部署に配属された初日だった。 同時に私は、その日、田上さんに一目惚れしたのに、告白もせずに撃沈したのだ。 ─────1年前 2021年4月 同期の女子が話しているのを聞いた。 田上さんは、かなりのイケメン具合で同期の間でも有名だった。 「工事部の田上さんって、会社でNo.1の美人彼女さんが居るんだって」 「!!!」思わず目を見開いた。 ──嘘! 「え? そうなの?」と、興味津々で聞いている同期の女子たち 私は、思わず「終わった……」と呟いた
last updateLast Updated : 2025-09-18
Read more
第2話 ご飯
会社のエレベーターの中で2人きり、私はそれだけでドキドキする。 「悪かったな、仕事してもらった上に待たせて」 「いえ、全然大丈夫ですよ」 思ったより、落ち着いて話せている。 「腹減った〜ひまり! イタメシ大丈夫?」 「はい、大好きです」 ──うわ〜田上さんとイタメシだなんて、最高過ぎるよ。たとえコレが最初で最後だとしても、きっと一生の思い出になるよ。 神様仏様ご先祖様、ありがとうございます。 私のニコニコは、止まらない。 そして、田上さんがタクシーを停めてくれたので、2人で乗り込んでお店へと向かった。 私は、どうしても1つ気になって仕方がなかった。 モヤモヤして、やっぱり聞かずには、居られなかった。 なので、思い切って聞いてみた。 「あのう〜」 「ん?」 ──うわ! 近っ! 田上さんがすぐ左隣りに座ってる〜 あ〜なんだか良い香りがする。 見つめられるとドキドキしてしまう。 長い時間、見つめ合うのは恥ずかしくて耐えられないので、一旦目線を外してから質問をした。 「私なんかと2人で食事に行っても大丈夫なんですか?」 全部言い終わるか否かで、もう一度目を合わせた。 「え? どうして? ダメなのか?」と、 田上さんは、上体を私の方に向けて座り直し、食い入るように大きな目で私を見つめている。 ──あ〜ダメだ〜それは反則だ。 「いえ……」 ──あ〜この先がやっぱり怖くて聞けない。 あの綺麗な彼女さんとのこと。 「あ、ごめん、ひまり彼氏居るのか?」 と、誤解をさせてしまったようだ。 「え? いえいえ、そんなの居ませんよ」と、また私は、両手をぶるぶるさせた。 ──どうして、そうなるの? 「そっか、なら良いよな」 と、なぜか下を向いて笑っている田上さん ──ん? 良いの? あなたの方が彼女に妬かれたりするのでは? え? とても寛大な女性なのかしら? 私ならたとえ部下だと分かっていても女性と2人キリでなんて食事に行って欲しくはないな。 それとも、まさか別れたの? いや、まさかだよね、そんな噂は全く聞かないんだけど…… かといって、今、いきなり『彼女は?』とは聞きにくい。 う〜ん、まだ楽しい食事も始まってもいないのに、 雰囲気を壊
last updateLast Updated : 2025-09-18
Read more
第3話 告白を受けて…
「……」 突然の言葉に気が動転した。 というか、まだこの時点では、どういうことなのか? 私は理解出来ていなかった。 「ん? ダメ?」とちょっと自信なさげに聞いてくれている田上さん 「はい〜〜〜〜?」 私は、頭が混乱して何がなんだか意味が分からず、変な声を出してしまった。 「え? あの〜今、俺、渾身の告白をしたんだけど……」 とテーブルの向こう側で困った顔をしている田上さんが私を大きな目で見つめている。 そして、更に 「ん?」ともう一度優しく聞き直しながら、笑顔で私を見つめている。 ようやく私に言ってるのだと理解して、 「え〜〜〜〜〜〜!」と、 今日一番大きな声を出してしまった。 「あ、ごめんなさい」と思わず自分の口を両手で覆って、周りをキョロキョロ見たが、半個室なので、お隣りの席の方のお顔は見えない。 田上さんは、不思議そうに、 「ん? どういうこと?」と言っている。 「いやいやいやいや、それはこっちのセリフですよ! 田上さん彼女さんと別れたんですか?」と聞くと、 「え? 彼女? 誰の?」と言う。 「え、田上さんの!」と、私は右手の掌を上に向けて、『あなたですよ』と言わんばかりに、田上さんの前に右手を差し出した。 すると、 「なあ〜ひまり! なんだかさっきから、ずっとひまりは、俺に彼女が居る体で話してるみたいだけど、誰のこと? 俺、彼女なんて居ないよ」と言われた。 「え? 嘘! いつから?」 と、驚き過ぎてタメ口をきいてしまった。 「う〜ん、会社入ってからだから、丸3年かなあ?」 「え〜〜〜〜!」 噂は嘘だったんだという驚きで、 また、大きな声を出してしまったので、 慌てて自分の口を覆った。 この1年間は、いったい何だったのだろう。 「なあ、彼女って、一体誰のことを言ってるの?」 と聞かれたので、 「会社No.1美人秘書の……」と言うと、 「もしかして、山本 菜緒美のことか?」と言う田上さん。 確かそんなお名前だったなと思い、 「はい、おそらく」 と答えると…… 「グッ、ハハハハッ」と田上さんは、笑っている。 どうして笑っているのだろう? と不思議な顔で見ていると、 「あ、ごめん。それ、俺の姉貴」と言った。 「え〜〜〜〜っ!」 さすがに3度目ともなると田
last updateLast Updated : 2025-09-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status